FARMAKOTERAPI 2 “BIPOLAR” OLEH : Kinanthi Sekartanjung P. 1041411085 Kurniawati Purnama A. 1041411087 Luqman Ardi S. 1041411090 Lutfatul Amalia 1041411091 M Ramanda S. 1041411092 Mardiana Nur A. 1041411093 Maria Imelda A. 1041411094 S1 FARMASI KELAS B
Pendahuluan Gangguan bipolar atau penyakit manik depresif merupakan penyakit mental yang paling umum, parah dan persisten. Ditandai dengan masa-masa depresi berat, berkepanjangan dan mendalam, yang bergantian dengan periode yang senang berlebihan disebut mania. Disaat tertekan dan gembira yang ekstrim, pasien mungkin mengalami periode fungsionalitas yang lebih tinggi dan bisa menjalani kehidupan yang produktif.
Epidemiologi Gangguan bipolar I mempengaruhi 0,8 % populasi dewasa konsisten diseluruh beragam budaya dan kelompok etnis perbandingan terjadinya laki-laki dan perempuan sama banyak. Gangguan bipolar II mempengaruhi 0,5% dari populasi lebih banyak terjadi pada perempuan.
Onset terjadinya bipolar merata dari masa kanak-kanak hingga usia 50 tahun kebanyakan kasus terjadi pada usia 15-19 tahun. Onset mania usia diatas 50 th gangguan medis atau neurologis cerebrovaskular.
Etiologi Faktor genetik Faktor biokimia genetik psikodinamik Faktor faktor elemen lingkungan
Faktor genetika Kemungkinan terjadinya gangguan bipolar I pada orang dengan kerabat dekat bipolar terjadi 7 kali lebih mungkin dari pada populasi umum. 4 study asosiasi genome gangguan bipolar yang telah dipublikasi mengimplikasikan adanya 2 gen yang mengkode protein yang mengatur atau merupakan sub unit kanal ion ANK3 dan CACNA1C –> gangguan bipolar mungkin penyakit kanal ion.
Faktor biokimia Adanya peranan glutamat kadar glutamat meningkat. NE dan epinefrin penurunan depresi. NE dan Epinefrin meningkat mania Ketidak seimbangan hormonal dn gangguan dari sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal dalam homeostasis dan respon stres juga pemicu gangguan bipolar
Faktor lingkungan Kehamilan stress tertentu untuk wanita riwayat manik depresi psikosis postpartum.
Prognosis Gangguan bipolar bisa parah dan berjangka panjang, atau bisa ringan dengan episode yang jarang. Pasien dengan penyakit ini bisa memiliki gejala yang berbeda-beda, rata-rata 8-10 episode manik atau depresi sepanjang hidup.
Kriteria Diagnostik untuk episode manik Adanya saat dimana terjadi peningkatan suasana hati secara terus menerus secara tidak normal, ekspansif atau mudah tersinggung yang berlangsung minumal 1 minggu Selama gangguan mood, ada 3 atau lebih gejala berikut ini bertahan : Gejala tidak memenuhi kriteria untuk episode campuran Gangguan mood cukup parah gangguan fungsi kerja, atau memiliki gejala psikotik Gejala tidak disebabkan oleh efek fisiologi langsung dari suatu zat atau kondisi medis (hipertiroid)
Selama gangguan mood, ada 3 atau lebih gejala berikut ini bertahan : Meningkatnya kepercayaan diri/ congkak Berkurangnya tidur 3 jam/hari Lebih banyak bicara daripada biasanya Pikiran yang melompat-lompat Pikiran yang mudah beralih pada hal-hal yang tidak penting Peningkatan dalam berbagai aktivitas Keterlibatan yang berlebihan dalam kegiatan menyenangkan namun beresiko merugikan berfoya-foya
Tatalaksana terapi Tujuan terapi Menghilangkan gejala depresi, hipomania, atau mania dan menjaga agar tidak terjadi kekambuhan mengembalikan fungsi-fungsi kehidupan menjadi normal. Sasaran terapi Perubahan biologis / efek berupa perubahan mood pasien menjadi normal.
KASUS Nn. M mengalami insomnia sejak berusia 24 tahun. Perilaku insomnia ini dialaminya paska pertengkaran hebat didalam keluarganya. Satu bulan setelah kejadian itu mengalami ledakan emosi yang tinggi. Ia sering menyendiri, dengan begitu ia merasa lebih rileks, dapat berpikir dan mencari tahu hal – hal yang ia senangi. Dia juga mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran di sekolahnya. Kebanyakan idenya berisi tentang hal-hal yang dianggap tabu seperti tentang dorongan sexual dan tingkat spirualitas. Aktivitas ini semakin menjadi saat ia merasakan gairah luar biasa untuk melakukan sesuatu. pikirannya mudah di kacaukan. Dipuncak depresinya ia sempat melakukan percobaan bunuh diri beruntung kejadian ini di ketahui ibunya sehingga Nn. M masih bisa di selamatkan.
KASUS SOAP A. SUBJECTIVE Nama : Nn. M Usia : 24 th Jenis kelamin : Perempuan Keluhan :insomnia, ledakan emosi yang tinggi suka menyendiri, merasa tertekan ,semangat yang menurun, percobaan bunuh diri B. Objective Tekanan darah : 110/80 mmHg BB : 50 kg Nadi : 90 x/menit RR : 20 x/menit Suhu tubuh : 36,50C Kesimpulan : normal
DIAGNOSIS Gejala-gejala menunjukkan bagian dari gangguan Bipolar I terjadi episode mania atau episode campuran serta diikuti episode depresi mayor.
1. TERAPI Farmakologi Pasien tidak melakukan rawat inap hanya rawat jalan dan diberikan resep oleh dokter berupa : R/ Litium 3 x 300 mg Fluoxetine 1 x 20 mg
2. Non Farmakologi Psikoterapi (misalnya: individu, kelompok, dan keluarga), terapi interpersonal Terapi Tingkah Laku Kognitif atau Cognitif Behaviour Treatment (CBT) Teknik untuk mengurangi stres, terapi relaksasi, pijat, yoga. Family – Focus Psychoeducational Treatment
ASSESMENT
PLAN