PENGANTAR KULIAH ILMU PENDIDIKAN ISLAM Oleh; Zainullah, M.Pd.I email: zainul2ah@yahoo.com Perkuliahan Semester II Prodi: Manajemen Pendidikan Islam STAI AL-KHAIRAT PAMEKASAN Tahun Akademik 2015/2016
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN KEGUNAAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM Konsep Pendidikan dalam Islam. Istilah pendidikan dalam konteks Islam telah banyak dikenal dengan menggunakan istilah at-Tarbiyah, at-Ta’lim, dan at-Ta’dib, kata at-Tarbiyah. Bentuk masdar dari fi’il madhi rabba, Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. (Q.S. Al- Isra’: 24)
Dan bentuk mudhari’-ny a Dia (Fir‘aun) menjawab, “Bukankah kami telah mengasuhmu dalam ling-kungan (keluarga) kami, waktu engkau masih kanak-kanak dan engkau tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. (Q.S. Asy- Syu’ara’: 18) At-Tarbiyah mempunyai arti mengasuh, menanggung, memberi makan, memelihara, membuat, membesarkan, dan menjinakkan, hanya saja konteks makna at-tarbiyah dalam surat al-Isra’ lebih luas, mencakup aspek jasmani dan rohani, sedangkan dalam surat Asy- Syu’ara’ ayat 18 hanya menyagkut aspek jasmani.
Didalam surat Ali Imron 79 dan 146 disebutkan istilah rabbaniyyin dan ribbiyyun. Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hik-mah dan kenabian, kemudian dia ber-kata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya (Q.S. Ali Imran; 79)
Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) me-nyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. (Q.S. Ali Iran; 146)
Istilah lainya adalah ta’lim berasal dari kata “allam” yang berarti proses trasmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya batasan dan ketentuan. Pengertian itu, berdasarkan firman Allah SWT. Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, se-raya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Muhammad Naquib Al-attas mengartikan kata ta’lim sebagai proses pengajaran tanpa adanya pengenalan secara mendasar. Menurutnya, jika istilah ta’lim disamakan dengan istilah tarbiyah, ta’lim mempunyai makna pengenalan tempat segala sesuatu sehingga maknanya menjadi universal ketimbang istilah tarbiyah sebab tarbiyah tidak meliputi segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi ekternal
Adapun istilah ta’dib pada masa klasik, orang hanya mengenal kata ta'dib untuk menunjuk kepada arti pendidikan. seperti tersebut dalam hadits Nabi: أدبني ربي فأحسن تأديبي (Allah sendiri yang mendidikku dan memberikan pendidikan yang terbaik bagiku). Pengertian semacam ini terus terpakai sepanjang masa kejayaan Islam. Sehingga semua ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh akal manusia disebut adab, baik yang berhubungan dengan Islam seperti Fiqih, Tafsir, Tauhid maupun yang tidak berhubungan langsung seperti Fisika, Filsafat, Kedokteran, Astronomi, Famiasi, dan Bahasa. Semua buku yang memuat ilmu tersebut dinamai kutubul adab. Dari sana kita mengenal al-Adab al-Kabir dan al- Adab al-Shagir yang ditulis oleh Ibn al-Muqaffa (w. 760 M). Seorang ahli pendidik di masa itu disebut muaddib.
A. PENGERTIAN PENDIDIKAN Ilmu = Pengetahuan yang logis dan mempunyai bukti empiris. = Akumulasi pengetahuan yang dapat berasal dari ide, pengalaman,observasi, intuisi, dan wahyu dalam suatu ajaran agama Pedidikan =Usaha yang bersifat mendidik, membimbing, membina, memengaruhi, dan mengarahkan dengan seperangkat ilmu pengetahuan. =Al-Ghazali mengungkapkan bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia. Sayangnya, saat ini, institusi-institusi banyak yang mengabaikan visi ini, sehingga output yang dicetak lebih banyak berintelek daripada berakhlak. Sederhananya, pendidikan Islam adalah proses Islamisasi karakter anak didik. Islamisasi karakter ini bisa melalui perorangn atau institusi. Islam Nama salah satu agama yang datang dari Allah SWT. yang ajarannya bersumber dari wahyu Al-Qur’an dan As- Sunnah. Dari ketiga konsep diatas, dapat didefinisikan bahwa Ilmu Pendidikan Islam adalah akumulasi pengetahuan yang bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunnah, yang diajarkan, dibinakan, dan dibimbingkan kepada manusia sebagai peserta didik dengan menerapkan metode dan pendekatan yang islami dan bertujuan membentuk peserta didik yang beriman dan bertqwa kepada Allah. SWT.
B. Runag Lingkup Ilmu Pendidikan Islam Memberi teladan Memberi Pembinaan Mengarahkan, dan menuntun ke arah yang dijadikan tujuan dalam pendidikan PESERTA DIDIK Objek para pendidik dalam melakukan tindakan yang bersifat mendidik. METODE PEND. ISLAM Strategi yang relevan dlm penyampaian materi pendidikan islam, berfungsi; mengolah, menyusun dan menyajikan materi pend.islam agar materi tsb dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh peserta didik, metode pend.islam ini disebut thariqah at-tarbiyyah. EVALUASI PEND. Sitem penilaian untuk mengetahui keberhasilan pend. yang dilaksanakan. Evaluasi bergantung pada tujuan pendidikan ALAT-ALAT PEND. Fasilitas yang digunakan untuk mendukung terlaksananya pendidikan LINGKUNGAN PEND Segala sesuatu yang terdapat disekitar lingkungan pendidikan yang mendukung terrealisasinya pendidikan. Suatu institusi dan tempat yang mempengaruhi di mana proses belajar itu berlangsung
C. KEGUNAAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM Kegunaan dalam konteks pendidikan adalah dampak positif yang konkrit terhadap peserta didik dan seluruh civitas akademik, manfaat atau sumbangan positif yang diberikan kepada manusia dan lingkungan pendidikan KEGUNAAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM kegunaan teoritis, yaitu mengembangkan teori pendidikan yang berdasarkan pada sumber ajaran islam mengompromisasikan / menyelaraskan pendekatan pendekatan pendidikan antara Islam dengan Barat dan pendidikan nasional Indonesia mewujudkan peserta didik yang berakhlakul karimah, beriman, dan berbudi luhur atau bertaqwa kepada Allah SWT. serta mengikuti suri tauladan Rasulullah SAW.
D. CORAK DAN PENDEKATAN ILMU PENDIDIKAN ISLAM 1. IPI bercorak normatif-perenialis: yang memfokuskan kajiannya pada penggalian ajaran Alquran dan Hadis yang diyakini sebagai ajaran yang pasti benar dan harus diamalkan karena dianggap paling unggul dari pada konsep pendidikan yang berasal dari sumber agama lain. Ajaran- ajaran tersebut terseleksi dalam sejarah yang amat panjang, sejak Nabi Adam hingga Muhammad SAW. dengan sifatnya yang seperti ini maka ia harus tetap diabadikan selamanya. Misalnya: Abuddin Nata, Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan; Muhammad Qutb, Sistem Pendidikan Islam, dll.
Lanjutan ... 2. IPI bercorak filosofis: yang memfokuskan kajiannya pada pemikiran filsafat Islam yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Dengan sifatnya yang mendalam, radikal, universal, dan sistematis, filsafat pendidikan Islam berupaya menjelaskan konsep-konsep yang mendasar tentang berbagai hal yang berhubungan dengan berbagai aspek pendidikan Islam, yaitu visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan pelajaran, guru, murid, hubungan guru-murid, proses belajar-mengajar, manajemen, dan aspek pendidikan lainnya. Misalnya: Muhammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyyah; Majid Fakhri, Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam, dll.
Lanjutan ... 3. IPI bercorak historis: yang memfokuskan kajiannya pada data-data empiris yang dapat dilacak dalam sejarah, baik berupa karya tulis, peninggalan berupa lembaga pendidikan dsb. Melalui kajian ini umat diajak untuk menyaksikan maju mundurnya pendidikan Islam sepanjang sejarah, untuk direnungkan, dianalisis, dan diambil hikmahnya dalam upaya membangun konsep pendidikan masa kini dan akan datang yang lebih baik. Misalnya: A. Syalabi, Tarikh al-Tarbiyah al-Islamiyyah; Munir Mursi, Al-Tarbiyah al-Islamiyyah: Ushuluha wa Tathawwuruha; Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, dll.
Lanjutan ... 4. IPI bercorak aplikatif: yang memfokuskan kajiannya pada upaya penerapan konsep-konsep pendidikan Islam dalam kegiatan yang lebih konkret dan dapat diukur untuk dilihat hasilnya. Kajian ini mengharuskan adanya uji coba konsep melalui eksperimen di kelas dan lainnya. Upaya ini lebih sedikit dilakukan oleh para sarjana pendidikan Muslim dibanding dengan sarjana Barat. Misalnya: Mahmud Yunus dalam konsepnya tentang metodologi pengajaran Bahasa Arab. Setelah mengamati penerapannya di pesantren-2, ia menemukan bahwa metode yang menekankan pengajaran gramatika secara parsial amat sulit dan melelahkan, tapi hasilnya tidak optimal. Akhirnya ia menemukan “Al-Thariqah al-Mubasyarah”.
E. Prinsip-Prinsip dalam Pendidikan Islam Universal (menyeluruh): pendidikan Islam bertujuan membuka, mengembangkan, dan mendidik segala aspek pribadi manusia dan dayanya. Juga mengembangkan segala segi kehidupan dalam masyarakat, turut serta dalam menyelesaikan masalah sosial dan memelihara sejarah dan kebudayaan. Dengan demikian pendidikan Islam tidak bersifat eksklusif, artinya tidak hanya terbatas pada kehidupan masyarakat muslim saja, tetapi harus juga ikut terlibat dalam menata kehidupan masyarakat pada umumnya dan menyelesaikan masalah- masalah global bersama dengan umat agama lain.
2. Keseimbangan dan Kesederhanaan: prinsip ini bermakna mewujudkan keseimbangan antara aspek-aspek pertumbuhan anak dan kebutuhan-kebutuhan individu, baik masa kini maupun akan datang, secara sederhana yang berafiliasi sesuai dengan semangat dan fitrah yang sehat. Dalam pendidikan Islam prinsip keseimbangan meliputi; a. Keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat b. Keseimbangan antara kebutuhan jasmanai dan rohani c. Keseimbangan antara kepentingan individu dan sosial d. Keseimbangan antara ilmu pengetahuan dan amal
3. Kejelasan: pendidikan Islam diarahkan agar memiliki tujuan yang jelas terhadap pengajaran. Artinya ke mana arah yang ingin dituju dalam mendidik dan memberikan pengajaran kepada peserta didik. Hal itu juga untuk menghilangkan terjadinya perselisihan, persepsi, dan interpretasi. 4. Realisme dan Realisasi: agar pendidikan dapat disesuaikan dengan kesanggupan dan kondisi individu sehingga dapat dilaksanakan pada setiap waktu dan tempat secara ideal. Maka tujuan pendidikan yang baik adalah yang sesuai dengan psikologi anak, tahap kematangan jasmani, akal, emosi, spiritual, dan sosial. Juga sesuai dengan tatanan masyarakat, kebudayaan, dan peradaban.
5. Prinsip dinamis: pendidikan Islam tidak stagnan dalam tujuan, kurikulum, dan metodenya; tetapi harus selalu diperbaharui dan dikembangkan agar mampu merespon segala perkembangan individu, sosial dan masyarakat, bahkan terhadap inovasi-inovasi yang dikembangkan bangsa lain di dunia.
F. SUMBER DAN DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN ISLAM SUMBER ILMU PENDIDIKAN ISLAM Al-Qur’an Sebagai Sumber Utama Sumber utama ilmu Pendidikan Islam adalah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai Sumber dan dasar nilai serta norma dalam Islam. Oleh karenanya, bukan ilmu Pendidkan Islam apabila sumber inspirasnya bukan Al-Qu’an. Al-Quran diturunkan selama ± selama 23 tahun dalam dua fase, yaitu 13 tahun sebelum beliau hijrah ke madinah (Makkiyah), dan 10 tahun sesudah beliau hijrah ke Madinah (Madaniyah). Isi Al-Quran terdiri atas 114 surat, 6.236 ayat, 74.437 kalimat, dan 325.345 huruf. Proporsi masing-masing fase 86 surat untuk ayat-ayat Makkiyah, dan 28 surat untuk ayat-ayat Madaniyah.
Pokok-pokok kandungan dan pesan-pesan Al-Quran 1. Kepercayaan (I’tiqadiyyah) yang berkaitan dengan pendidikan, ke Imanan, seperti percaya kepada Allah, Malaikat, Rasul, Kitab, Hari Kiamat, dan Takdir, yang bertujuan untuk menata kepercayaan individu. 2.Etika (Khuluqiyyah) yang berkaitan dengan pendidikan etika, yang bertujuan untuk membersihkan diri dari sesuatu rendah dan menghiasi dengan perilaku terpuji. 3. Perbuatan dan ucapan (Amaliyah) berkaitan dengan pendidikan tingkah laku sehari-hari Ibadah dan muamalah
As-Sunnah Sebagai Sumber Kedua Sebagai sumber kedua dari ilmu pendidikan Islam, As- Sunnah mengajarkan bebrapa unsur penting dalam dunia pendidikan ; As-Sunnah sebagai sistem komonikasi objektif yang mengalahkan sistem sejarah mana pun dalam komonikasi massa, sebagai sumber berita yang kebenarannya ditunjang oleh riwayat yang dapat dipertanggung jawabkan sebagai berita yang maknanya dapat ditafsirkan dan menafsirkan al-Quran
Lanjutan ... 4. sebagai perwujudan dan eksistensi Nabi Muhammah SAW. dan para sahabat yang menjadi pelaku dan saksi sejarah 5. Sebagai bentuk kehati-hatian yang luar biasa dalam menyampaikan berita 6. sebagai eksistensi perilaku Nabi Muhammad. yang bukan hanya bersejarah, tetapi menetapkan pola perilaku bagi ummat Islam dan 7. sebagai tempat menemukan kejelasan berbagai makna firman Allah SWT. yang tertuang dalam Al-Quran.
c. Ijtihad sebagai sumber ketiga IPI Ijtihad sebagai sumber ilmu pendidikan islam, dapat diartikan bahwa manusia yang bermaksud mengembangkan ilmu pendidikan islam, ia dituntut untuk menggali kandungan ayat-ayat al-quran dan as-sunnah.