Revitalisasi Sastra Daerah Banyuasin Irwan P. Ratu Bangsawan, M.Pd. Penulis dan Penyair Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com Welcome! We are very glad to meet you. APE KABAR? Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
DUE BEREDEK NGEBET BERUGE PERTANYAAN UNTUK ANDA! Cek Pengetahuan Cerita Rakyat Banyuasin PERNAHKAH ANDA MENDENGAR ATAU MEMBACA CERITA RAKYAT BANYUASIN BERIKUT? 1 2 3 4 5 LANANG PENYUNGKAN BEREMBAN BESI PUTERI BERENAK UDANG DUE BEREDEK NGEBET BERUGE PUTERI SERAPAH Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
SASTRA TUTUR DAN BAHASA DAERAH Section 01 We are awesome!
Sastra Tutur dan Bahasa Daerah Saat ini sastra tutur seperti “ande-ande panjang” di Banyuasin sudah sangat jarang ditampilkan. Ande-ande panjang adalah seni bercerita di mana sang penutur bercerita dengan menggunakan syair sambil duduk di atas panggung. Cabang seni tradisional khas Banyuasin ini dapat dikatakan sudah hampir punah. Sebagai contoh, di Kota Pangkalanbalai, yang masih bisa mementaskan ande-ande panjang adalah Bpk Affanul Z. Khair. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Sastra Tutur dan Bahasa Daerah Di tahun 1970-an hingga awal 1980-an, penulis biasa berbicara dalam Bahasa Melayu dialek Lalang. Ketika itu, penduduk Desa Lalang Sembawa, Kecamatan Banyuasin III, Banyuasin sebagian menggunakan bahasa lokal Melayu dialek Lalang dan sebagian menggunakan Bahasa Jawa. Bahasa Jawa dipakai oleh masyarakat keturunan Jawa yang memang banyak di sana. Namun, saat ini penulis turut menyaksikan berangsur- angsur punahnya Bahasa Melayu dialek Lalang tersebut. Penyebabnya adalah migrasi penduduk dari berbagai daerah yang menyebabkan perlunya lingua franca (bahasa penghubung) baru. Pilihan lingua franca jatuh pada Bahasa Melayu dialek Palembang. Akibatnya bisa ditebak, Bahasa Melayu dialek Lalang menjadi tersingkir dan bukan mustahil 10-15 mendatang, dialek tersebut akan benar-benar punah. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Sastra Tutur dan Bahasa Daerah Sastra tutur merupakan media yang tepat untuk melestarikan bahasa daerah maupun dialeknya sebab sastra tutur merupakan sastra tradisional yang menggunakan media bahasa daerah. Upaya merevitalisasi sastra tutur juga dapat diartikan sebagai upaya untuk melestarikan penggunaan bahasa daerah ataupun dialeknya dalam masyarakat. Revitalisasi sastra tutur saat ini sudah merupakan keharusan yang tak dapat ditunda- tunda lagi. Pemerintah dan masyarakat harus saling membahu untuk melestarikan sastra tutur dan juga bahasa daerah Bahasa Daerah adalah Bahasa Ibu Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
SASTRA BANYUASIN DAN BAHASA DAERAH Section 02 Brand new ideas no one has ever heard
Sastra Banyuasin dan Bahasa Daerah Sastra yang ditulis dalam Bahasa Melayu Banyuasin hingga saat ini dapat dikatakan belum ada yang dipublikasikan. Akibatnya, kita kesulitan untuk mendokumentasikan perkembangan sastra daerah Banyuasin. Tidak terdeteksinya perkembangan tersebut tentu saja merupakan kerugian tersendiri bagi kita sebab sastra daerah merupakan salah satu bentuk kearifan lokal dari suatu daerah dalam bentuk bahasa. Kemunduran sastra daerah merupakan salah satu bentuk kemunduran bahasa daerah juga. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Sastra Banyuasin dan Bahasa Daerah Rumpun Sastra Melayu Secara genealogis, sastra Banyuasin merupakan rumpun sastra Melayu Islam. Di Banyuasin, sastra daerah yang pernah berkembang adalah teater rakyat Dul Muluk. Dalam Dul Muluk, syiar Islam sangat kental sebab biasanya hanya ditampilkan dalam acara-acara yang sangat sakral semacam acara khitanan. Pantun dan seloka Melayu mengalir deras dalam pentas Dul Muluk. Menurut sejarahnya Dul Muluk merupakan sastra tutur yang dibacakan Ahmad Bakar atau akrab dipanggil Wan Bakar, warga keturunan Arab. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Sastra Banyuasin dan Bahasa Daerah Menegakkan Benang Basah? Walaupun seperti menegakkan benang basah, sastra daerah Banyuasin harus sudah mulai diperhatikan. Sekolah- sekolah sudah harus mengajarkan sastra lokal Banyuasin dan Bahasa Melayu Banyuasin dalam kurikulum muatan lokal mereka. Selain itu, perlu juga diajarkan kembali huruf arab pegon (arab jawi atau arab gundul). Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Sastra Banyuasin dan Bahasa Daerah Produksi Sastra Daerah Penguasaan bahasa daerah yang baik akan sangat membantu dalam produksi sastra daerah. Sebaliknya, perkembangan sastra daerah akan sangat menunjang tetap terpeliharanya bahasa daerah dalam warisan lokal kita. Kita tentu tidak ingin bahasa daerah kita akan punah pada suatu hari nanti Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
KEUNIKAN SASTRA DAERAH Section 03 Important to know the movement
Keunikan Sastra Daerah Upaya untuk melestarikan sastra daerah, yaitu sastra yang berbahasa daerah di Banyuasin masih ibarat ”jauh panggang dari api”. Sastra daerah belum dapat berkembang di rahim ibu kandungnya sendiri. Kalaupun ada, baru berupa cerita-cerita rakyat yang telah ditulis ulang dalam Bahasa Indonesia dan bukan dalam bahasa Melayu Banyuasin. Menurut Mulawati (2009), sastra daerah baik lisan maupun tulisan merupakan kekayaan budaya daerah yang kelestariannya ditentukan oleh pendukung budaya daerah yang bersangkutan. Sastra daerah menyimpan nilai-nilai kedaerahan dan akan memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi perkembangan sastra di daerah dan Indonesia pada umumnya. Masalah yang ada saat ini adalah kurangnya perhatian masyarakat dan pemerintah terhadap sastra daerah. Sastra daerah telah berada di ambang kepunahan karena hanya segelintir orang yang punya kepedulian terhadapnya. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Keunikan Sastra Daerah Pada umumnya masyarakat kita belum menyadari nilai pendidikan yang dapat diperoleh dari sastra daerah. Kenyataan ini adalah pertanda semakin terpinggirkannya sastra daerah yang ada d Banyuasin. Padahal, sastra daerah sangat unik sebab dengan sastra daerah kita dapat mengetahui asal-usul suatu daerah dengan berbagai kearifan yang dicurahkan lewat berbagai mitos, legenda, dongeng, dan riwayat termasuk di dalamnya permainan rakyat dan nyayian sakral. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
REVITALISASI SEKARANG JUGA! Section 04 Fascinating Banyuasin
Revitalisasi Sekarang Juga! Terpuruknya sastra daerah mau tidak mau harus segera mendapat perhatian dari semua pihak, terutama Pemerintah Kabupaten Banyuasin. Sastra daerah harus segera direvitalisasi. Secara leksikon, revitalisasi sastra daerah bermakna menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai kegiatan kesenian sastra daerah. Revitalisasi tidak hanya menyangkut dipentaskannya kembali sastra daerah dalam berbagai festival, tetapi juga harus menyentuh aspek bagaimana mengemas kembali sastra daerah tersebut dalam format yang lebih atraktif sehingga layak untuk bersaing dengan berbagai budaya pop yang saat ini sudah sangat menggurita. Seperti kata pepatah, sastra daerah saat ini ”ibarat kerakap tumbuh di batu, hidup enggan mati tak mau”. Geliat sastra daerah yang semakin menyuram bukan tak mungkin suatu saat ia benar-benar mati dan tinggal cerita indah saja untuk dikenang. Sudah mulai berkurangnya orang yang bisa bersastra daerah juga bisa menjadi lampu kuning bagi kelangsungan hidup sastra lokal ini. Para pelakunya sudah rata-rata sudah berusia di atas 50 tahun dan mereka tidak memiliki kader yang akan menggantikan mereka kelak. Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
Revitalisasi Sekarang Juga! Masyarakat, terutama kaum muda, harus dikenalkan kembali dengan khasanah kesenian tradisional. Dalam berbagai kegiatan pribadi maupun publik, sastra daerah sudah harus kembali ditampilkan, walaupun mungkin untuk tahap awal hanya merupakan selingan. Dengan berbagai modifikasi dan pelatihan yang memadai, sastra daerah masih bisa berharap untuk eksis di tengah masyarakat. Masyarakat sesungguhnya masih memiliki memori tentang masa lalu mereka. Namun, karena kesibukan dan perubahan zaman, masyarakat menjadi abai dengan warisan leluhur yang sesungguhnya memiliki begitu banyak ajaran moral dan tuntunan kehidupan. Dekadensi moral seperti saat ini, salah satunya disebabkan karena masyarakat sudah ”kehilangan” nilai-nilai moral yang harus mereka anut. Sastra daerah Banyuasin yang berbasis budaya Melayu Islam, dapat merupakan penawar dahaga di tengah lautan kehidupan yang semakin gersang seperti saat ini (***) Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com
That’s all. Thank you very much! Mek tulah. Mekaseh benyak, ye! Any Questions? Ade yang nak ditanyeke? Lentera | https://irwanpratubangsawan.wordpress.com