CYANTIA CLARIZKA AGUSTIN ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Beberapa Konsep dalam Antropologi Budaya
Advertisements

PARIWISATA NASIONAL (pertemuan I)
Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
UNIVERSITAS ISLAM ASY-SYAFI`IYAH JAKARTA  PENGERTIAN PANCASILA  PENGERTIAN KEBUDAYAAN  HUBUNGAN ANTARA PANCASILA DAN KEBUDAYAAN  PENGERTIAN.
KEBUDAYAAN.
HUKUM WARIS ADAT Perkawinan, selain bertujuan memperoleh keturunan juga untuk dapat bersama-sama hidup pada suatu masyarakat dalam suatu perikatan (keluarga).
MEMILIH METODE PENELITIAN
KESADARAN PENDIDIKAN SUKU ASLI DI KECAMATAN BANTAN (Studi kasus Keterbelakangan Tingkat pendidikan suku asli di Desa Bantan Tengah, Desa Bantan Air dan.
Kebudayaan Dari kata - Buddhayah (Buddhi) – “budi” atau akal
URAIAN MATERI SOSIOLOGI KELAS XII KEAGAMAAN MAN 1 SURAKARTA 2008/2009 By : Rusdi Mustapa, S.Pd.
ERWINDA SEPTIANINGSIH, Eksistensi Tradisi Lomban Sebagai Aset Kepariwisataan Seni Budaya Kabupaten Jepara.
PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI PETANI KELENGKENG DI DESA KLEPU KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Oleh Aan Pambudi ( )
BAB 12 KEBUDAYAAN & MASYARAKAT
AKULTURASI BUDAYA LOKAL,HINDU-BUDDHA DAN ISLAM
PENGANTAR STATISTIKA TATAP MUKA 2.
Pendidikan Agama Islam
FORMAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KEBUDAYAAN ISLAM ..
PEMERINTAH KABUPAEN YAHUKIMO
PENGOLAHAN & ANALISIS DATA
Instrumen Instrumen dapat membantu memperoleh data atas dasar kondisi yang telah diketahui. Instrumen berfungsi membatasi lingkungan atau ruang lingkup.
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Nama : Ratni Tuharea NMP :
MEMILIH METODE PENELITIAN
ILMU BUDAYA DASAR Yanti Trianita S.I.Kom.
DESAIN PENELITIAN (RANCANGAN PENELITIAN)
PENELITIAN KUANTITATIF
Antropologi.
SMP Kelas 3 Semester 1 BAB VI
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
DALAM PERKULIAHAN STATISTIK 1
TUJUAN INSTRUKSIONAL MATERI PERKULIAHAN BUKU REFERENSI QUIZ
TUGAS TEKKOM “SENI TARI SALAH SATU BAGIAN DARI KEBUDAYAAN INDONESIA”
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
Bindo sepuluh II (5) KD: 13.1 Menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman Tujuan.
PERGESERAN MAKNA SENI TARI PRAJURITAN DESA TEGALREJO KECAMATAN ARGOMULYO Dwiyan Novriawan Drs. Tri Widiarto, M.Pd.
Candi Prambanan yang tetap Eksis
Pendidikan Sejarah Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
ISD Sebagai salah satu MKDU (MATA KULIAH DASAR UTAMA)
Disusun oleh: Sefri Bayu Adi
TRADISI SURAN SENDANG SIDUKUN DAN NILAI GOTONG-ROYONG PADA MASYARAKAT DESA TRAJI, KECAMATAN PARAKAN, KABUPATEN TEMANGGUNG (Kajian Antropologi-Sosiologi)
STATISTIK DAN STATISTIKA
Kebudayaan dan Masyarakat
FARIZ KURNIAWAN, Tradisi Mbeleh Wedhus Kendhit Sebuah Kajian Cerita Rakyat Kabupaten Wonosobo.
Proses Perkembangan Sosial Manusia Purba di Indonesia
RUWATAN Kelompok 3.
1. Latar Belakang Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan.
KALIMANTAN BARAT. VISIT KALIMANTAN BARAT Ivan Yulio O( ) tugas aplikom Universitas Mercubuana Yogyakarta 2015.
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
Statistika PENGERTIAN DASAR STATISTIKA TABEL DIAGRAM BATANG
PENELITIAN KUANTITATIF Oleh, Fitria Hidayati Universitas WR Supratman
Manusia Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia.
KELOMPOK 8 Metodelogi Studi Islam “Islam Sebagai Produk Budaya”
TIM MGMP BAHASA INDONESIA SMKN 2 MOJOKERTO.
SISTEM KEKERABATAN Dasar kekerabatan masyarakat Asmat adalah keluarga inti monogami, atau kadang-kadang poligini, yang tinggal bersama- sama dalam rumah.
ANALISIS KONTEKSTUAL 1. Sejarah tari Ngeruai Kenemiak diangkat dari kebiasaan adat suku Dayak Kantu’ Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Ruai yang.
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
Bab.4 KEHIDUPAN AWAL MASYARAKAT INDONESIA Kelompok 4. X-6 Nama Anggota : 1. Firizki Rahayu Maharani 2. Febri Nuryadi 3. Fredrik Ariel.O 4. Erlando 5. Widya.
IDENTITAS NASIONAL Disusun oleh : TL.18.F3 Kelompok 2 1.LYAAYU NOVITA SARI ( ) 2.IRMA SURYANI ( ) 3.JOKO SETIAWAN ( ) 4.NURHASAN.
Pengumpulan DATA.
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
OSA M ISMAIL MAKNA DALAM KESENIAN SISINGAAN DI DESA SUKAJAYA KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (Studi Etnografi Komunikasi Dalam Kesenian.
KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA (pulau sulawesi). Hello! I am Dyandra Putri Atjwa, Arzica Chelsa, Nayla Fazlah, Mazaya Ayu Puspita, Gabriela Cherryl I am here.
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Marsono Kedudukan Hakiki Perempuan dalam Serat Wasita Dyah Utama.
PENELITIAN KUALITATIF
“PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL”
The Power of PowerPoint | thepopp.com 1 SEMINAR, MK LOCAL GOVERNMENT OTODA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN/BUDAYA LOKAL Tri Yudi Siswantoro.
Transcript presentasi:

CYANTIA CLARIZKA AGUSTIN (112080114) NADRAN (SEDEKAH LAUT) NAMA KELOMPOK : CYANTIA CLARIZKA AGUSTIN (112080114) FAJAR PEDRIYANTO (112080116)

Latar belakang Negara yang terdiri dari beragam suku bangsa dan budaya yang berbeda dan mempunyai cirri khas masing-masing yang unik pula, berdasarkan pada kegiatan yang telah terjadi secara turun temurun dan mendarah daging di masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah budaya Nadran (Sedekah Laut) pada masyarakat pesisir pantai di Jawa Barat, merupakan bentuk dari budaya asli masyarakat Indonesia yang telah ada sejak dulu hingga sekarang. Sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang.

Oleh karena itu saya ingin menyoroti sebuah tempat di pesisir pantai kota Cirebon yang masih mempertahankan nilai-nilai budaya lokalnya, khususnya budaya Nadran (Sedekah Laut) yang saat ini hamper dilupakan dan pudar dikarenakan semakinsedikitnya masyarakat yang mengerti dan memahami makna yang terkandung dalam prosesi Nadran yang selama ini hanya dianggap sebagai pesta rakyat tanpa filosofi yang ada didalamnya.

Rumusan Masalah Berikut rumusan masalah dari penelitian ini : 1. Bagaimana sejarah perkembangan Nadran (Sedekah Laut) di daerah ? 2. Mengapa Nadran (Sedekah Laut) sekarang ini semakin pudar ? 3. Bagaimana cara memelihara Nadran dari arus globalisasi ? Keterbatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : Objek yang akan di jadikan penelitian ini adalah Desa Mertasinga. Subyek yang akan di jadikan penelitian ini adalah masyarakat Desa Mertasinga.

Tujuan Dalam penelitian ini bertujuan untuk : Untuk memberikan informasi dan pengetahuan yang penting mengenai kebudayaan lokal Cirebon. Untuk mengetahui informasi sejarah perkembangan Nadran (Sedekah Laut). Untuk mengetahui mengapa Nadran sekarang ini semakin pudar. Untuk mengetahui cara memelihara Nadran dari arus globalisasi.

Manfaat Manfaat teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, sekurang-kurangnya dapat berguna sebagai informasi dan pengetahuan mengenai Nadran (Sedekah Laut) yang ada di Desa Mertasinga. Manfaat praktis : Bagi Penulis Menambah wawasan penulis mengenai kebudayaan lokal yang ada di Cirebon, khususnya Nadran (Sedekah Laut). Bagi warga Desa Mertasinga Sebagai masukan untuk tetap dapat melaksanakan Acara Nadran (Sedekah Laut), khususnya dalam mempererat tali silaturahmi.

Kajian Pustaka Menurut pendapat Koentjaraningrat (2002: 181) kata “kebudayaan” berasal dari kata Sansekerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang bererti “budi” atau “akal”. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan: “hal=hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yang mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budidaya, yang berarti “daya dari budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dari “kebudayaan”. Demikianlah “budaya” adalah “daya dari budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa itu. Dalam istilah “antropologi-budaya” perbedaan itu ditiadakan. Kata “budaya” di sini hanyan dipakai sebagai suatu singkatan saja dari “kebudayaan” dengan arti yang sama.

Sejarah Tradisi Nadran Masyarakat Cirebon Tradisi Nadran Pra Islam Tradisi Nadran Setelah Kedatangan Islam Tradisi Nadran Dewasa Ini

Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Menurut Winarno Surakhmad (2004:139) pengertian metode penelitian deskriptif, yaitu: “Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang”. Karena banyak sekali ragam penelitian demikian, metode deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan, penyelidikan, dengan teknik survey, dengan teknik interview angket, serta observasi.

Populasi dan Sampel Menurut Prof. Dr. Sudjana , M.A., M.Sc. pada bukunya yaitu Metode Statistika bahwa populasi adalah Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Sedangkan sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi tersebut. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala karakteristik populasi hendaknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil.

Populasi target penelitian ini adalah Desa Mertasinga yang berjumlah 6681 orang warga, sedangkan sampel penelitian adalah masyarakat Desa Mertasinga. Penetapan sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n = N/(1 + Ne^2) (Fathir Natsir , official blog arsip catatan harian) Keterangan: n = Number of samples (jumlah sampel) N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi) e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikan; untuk social dan pendidikan lazimnya 0,05) (^2 = pangkat dua)

Teknik Pengumpulan Data Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 194), sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya yang ia ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup karena diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x), (Riduwan, 2009:72).

Teknik Analisis Data Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab masalah atau pertanyaan dari penelitian melalui proses analisis data. Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data setelah tahap pengumpulan data. Sehingga untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini, maka perlu dilakukan penganalisisan data yang sesuai dengan masalah penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif.

Hasil Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dilapangan, dapat dihasilakn beberapa data. Dalam penelitian ini penulis menjadikan masyarakat Desa Mertasinga sebagai objek penelitian. Adapun perhitungan dari hasil pembagian angket yang kami sebar kepada pengunjung warnet, yaitu : n = N/(1 + Ne^2) (Fathir Natsir , official blog arsip catatan harian) Keterangan: n = Number of samples (jumlah sampel) N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi) e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikan; untuk social dan pendidikan lazimnya 0,05) (^2 = pangkat dua) n = 6681 / (1+0,15^2) = 44 (hasil dibulatkan)

Untuk pernyataan 1 Jumlah skor untuk 12 orang yang menjawab SS = 12 x 5 = 60 Jumlah skor untuk 16 orang yang menjawab S = 16 x 4 = 64 Jumlah skor untuk 6 orang yang menjawab R = 6 x 3 = 18 Jumlah skor untuk 9 orang yang menjawab TS = 9 x 2 = 18 Jumlah skor untuk 1 orang yang menjawab STS = 1 x 1 = 1 Untuk pernyataan 2 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab SS = 10 x 5 = 50 Jumlah skor untuk 7 orang yang menjawab R = 7 x 3 = 21 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab TS = 10 x 2 = 20

Untuk pernyataan 3 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab SS = 2 x 5 = 10 Jumlah skor untuk 17 orang yang menjawab S = 17 x 4 = 68 Jumlah skor untuk 4 orang yang menjawab R = 4 x 3 = 12 Jumlah skor untuk 14 orang yang menjawab TS = 14 x 2 = 28 Jumlah skor untuk 7 orang yang menjawab STS = 7 x 1 = 7 Untuk pernyataan 4 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab SS = 10 x 5 = 50 Jumlah skor untuk 11 orang yang menjawab S = 11 x 4 = 44 Jumlah skor untuk 7 orang yang menjawab R = 7 x 3 = 21 Jumlah skor untuk 13 orang yang menjawab TS = 13 x 2 = 26 Jumlah skor untuk 3 orang yang menjawab STS = 3 x 1 = 3

Untuk pernyataan 5 Jumlah skor untuk 15 orang yang menjawab SS = 15 x 5 = 75 Jumlah skor untuk 17 orang yang menjawab S = 17 x 4 = 68 Jumlah skor untuk 5 orang yang menjawab R = 5 x 3 = 15 Jumlah skor untuk 6 orang yang menjawab TS = 6 x 2 = 12 Jumlah skor untuk 1 orang yang menjawab STS = 1 x 1 = 1 Untuk pernyataan 6 Jumlah skor untuk 24 orang yang menjawab SS = 24 x 5 = 120 Jumlah skor untuk 18 orang yang menjawab S = 18 x 4 = 72 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab R = - x 3 = - Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab TS = - x 2 = - Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab STS = 2 x 1 = 2

Untuk pernyataan 7 Jumlah skor untuk 19 orang yang menjawab SS = 19 x 5 = 95 Jumlah skor untuk 20 orang yang menjawab S = 20 x 4 = 80 Jumlah skor untuk 4 orang yang menjawab R = 4 x 3 = 12 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab TS = - x 2 = Jumlah skor untuk 1 orang yang menjawab STS = 1 x 1 = 1 Untuk pernyataan 8 Jumlah skor untuk 14 orang yang menjawab SS = 14 x 5 = 54 Jumlah skor untuk 22 orang yang menjawab S = 22 x 4 = 88 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab TS = 2 x 2 = 4 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab STS = 2 x 1 = 2

Untuk pernyataan 9 Jumlah skor untuk 29 orang yang menjawab SS = 29 x 5 = 145 Jumlah skor untuk 11 orang yang menjawab S = 11 x 4 = 14 Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab R = 2 x 3 = 6 Jumlah skor untuk 0 orang yang menjawab TS = - x 2 = - Jumlah skor untuk 2 orang yang menjawab STS = 2 x 1 = 2 Untuk pernyataan 10 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab SS = 10 x 5 = 50 Jumlah skor untuk 13 orang yang menjawab S = 13 x 4 = 52 Jumlah skor untuk 8 orang yang menjawab R = 8 x 3 = 24 Jumlah skor untuk 7 orang yang menjawab TS = 7 x 2 = 14 Jumlah skor untuk 6 orang yang menjawab STS = 6 x 1 = 6

Pembahasan Nadran merupakan suatu tradisi hasil akulturasi antara budaya Islam dan budaya Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun, oleh nenek moyang, sebagian upacara nadran diselenggarakan di darat dan sebagian lainya di laut. Kata Nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat nelayanCirebon, berasal dari kata Nazar yang mempunyai arti dalam agama Islam yaitu pemenuhan janji pada yang maha kuasa sedangkan Nadzaran-Nadran yang berarti syukuran. Adapun inti dari upacara Nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, dan merupakan ritual tolak bala (keselamatan).

Peserta yang terlibat didalam pelaksanaan tradisi upacara nadran, Semua unsur masyarakat terlibat di dalam acara tradisi upacara nadran (ruwat laut) yang terkait yaitu baik anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan nenek-nenek, kakek-kakek. Anak-anak pun merasa senang dalam mengikuti kegiatan tradisi upacara nadran selain mereka dapat mengikuti kegiatan yang digelar, mereka juga mendapatkan banyak hadiah

Waktu pelaksanaan tradisi upacara nadran, tradisi upacara nadran di laksanakan 2 hari. Hari pertama pada pagi hari setelah matahari terbit, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB. Pagi hari diawali dengan pemotongan kepala kerbau dan membuat makanan dilakukan secara beramai-ramai oleh ibu-ibu, anak perempuan serta bapak- bapak menyiapkan berbagai sesaji makanan yang akan dibagikan keseluruh masyarakat nelayan, siang harinya diadakan acara Istiqosah dan doa bersama yang nantinya akan dipimpin oleh Kiyai-kiyai. Pada malam hari dimulai pukul 20.00 WIB sampai menjelang pagi acara Pagelaran Wayang Kulit dan Wayang Golek. Setelah itu acara dilanjutkan pada pukul 07.00 WIB sampai 11.00 WIB, Pelarungan Meron (replika kapal) ketengah laut. Tempat pelaksanaan upacara nadran, tradisi upacara nadran (ruwat laut) biasanya dilaksanakan di tempat berbeda.

Nadran Seolah-olah Kehilangan Ruhnya Nadran sekarang tidak lagi terlihat sebagai upacara pelestarian tradisi. Namun lebih ke arah sarana hiburan semata bagi masyarakat. Oleh karena itu Nadran seolah telah kehilangan ruhnya. Ini terlihat dari banyaknya masyarakat yagn telah mulai meninggalkan pesan-pesan moral, bahkan hiburan yang menyertai Nadran lebih banyak dalam bentuk campur sari dan dangdutan, yang terkadang malah ada yang mengarah kepada kemaksiatan. Dengan demikian Nadran terkadang hanya sebagai pawai budaya, sehingga perlu kita benahi kembali.

Potensi Nadran dalam Meningkatkan Ekonomi Setiap daerah tentunya sadar bahwa menggairahkan potensi wisata pesisir seperti Nadran akan berdampak pada peningkatan kondisi ekonomi masyarakat pesisir. Saat ini tingkat ekonomi masyarakat pesisir pada umumnya masih rendah, namun masyarakat pada umumnya enggan beralih ke profesi lain karena mereka menganggap profesi nelayan sebagai amanat yang dititipkan secara turun-temurun dari pendahulu mereka. Menjadi tugas pemerintah untuk mengomptimalkan ekonomi masyarakatnya dengan mengembangkan objek wisata di daerah pesisir pantai. Banyak ragam wisata yang dapat ditawarkan oleh kawasan pesisir pantai, mulai dari wisata alam bahari, budaya, sampai wisata kuliner khas pesisir. Nadran adalah salah satu faktor yang menyebabkan menjamurnya objek wisata yang ada di daerah pesisir pantai. Oleh karena itu selain sebagai upacara tradisi, Nadran juga bisa menjadi aset wisata yang berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir.

Simpulan Bedasarkan pada uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan, maka dapat disimpulkan : Tradisi Upacara Budaya Nadran adalah pesta perayaaan masyarakat nelayan (pesta rakyat) di Desa Mertasinga yang berlangsung secara turun-temurun disetiap tahunya, sebagai ucapan rasa syukur dan terima kasih terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rezeki berupa kekayaan laut yang melimpah kepada para nelayan dan dilakukan dengan cara saling bergotong royong serta saling bahu- membahu antar sesama nelayan.

Saran Disarankan agar bentuk asli dari tradisi sedekah laut masih tetap dipertahankan meskipun telah mengalami perkembangan dan perubahan pendukungna serta berfungsi untuk kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Proses pewarisan tradisi sedekah laut kepada generasi penerus diharapkan tidak hanya berbentuk semata tetapi juga makna-makna simbol serta makna-makna tersirat di dalamnya. Bagi pemerintah daerah kabupaten Cirebon dapat memberi kontribusi bagi perkembangan tradisi sedekah laut. Bagi dinas pariwisata diharapkan dapat menjadikan tradisi sedekah laut sebagai agenda tahunan tujuan wisata budaya untuk meningkatkan kunjungan wisata daerah Cirebon.

Thank you for attention guys