TEORI BEHAVIORISTIK KELOMPOK 2 IMA CHOIRUNNISA’ ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI BELAJAR PENGONDISIAN KLASIK DARI IVAN PETROVICH PAVLOV
Advertisements

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET PROGRAM DOKTOR ILMU PENDIDIKAN S U R A K A R T A 2011 Oleh : LUGTYASTYONO BN Tugas.
TEORI BEHAVIOURISTIK DALAM PEMBELAJARAN
Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN _Teori Behavioristik
PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN Dari Behavioristik ke Konstruktivistik
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
Oleh : Laila Nursafitri, M.Pd
Siti Arofah( ) Fransisca Dwi Listiani( )
TEORI BELAJAR.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Teori Behavioristik Thorndike Skinner Ciri Penerapan Aplikasi.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Karisma Sukmayanti, M.A PS.Psikologi-Unud
Sebagai Metode Dasar Psikoterapi
TEORI BEHAVIORISME.
Pembelajaran Konsumen
TEORI BELAJAR.
Mengingat, Belajar dan Berpikir Psikologi Umum dan Sejarah Rika Riany Yoanna Febrianita Ruslim.
Acr TEORI-teori BELAJAR.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Belajar Behaviouristik
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
TEORI BEHAVIORISTIK Oleh Lorinda Savitri.
Teori belajar Behavioristik.
TEORI BEHAVIORISME.
TEORI KEPRIBADIAN PAVLOV dan SKINNER
WINNY PUSPASARI THAMRIN
TEORI BELAJAR & APLIKASINYA
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
PSIKOLOGI BELAJAR.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN EKSPOSITORI
Teori Behaviorisme oleh: Iswadi.
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
LEARNING.
Oleh : Jesica Putri Sagala ( )
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
MEDIA PEMBELAJARAN By: Durinda Puspasari.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Filsafat pendidikan Oleh: Muhamad Ichsanudin ( )
Teori Belajar Ivan Pavlov Classical Conditioning
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Adhyatman Prabowo, M.Psi
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Kepribadian : Ivan Pavlov
BEHAVIORISME Belajar : Perubahan tingkah laku PBM :
FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME
Pendidikan dan Pembelajaran
ASSALAMUALAIKUM. WR. WB.
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Teori Belajar Sosial & Kognitif
Paikologi pendidikan Login.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
KONSEP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN IPA
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)  Teori Classical Conditioning diperkenalkan oleh Ivan Pavlov, ahli fisiolog dari Rusia.  Teori ini tumbuh.
Teori Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki.
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
TUJUAN : SETELAH MENGIKUTI PERKULIAHAN DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PEGERTIAN BELAJAR, CIRI-CIRI BELAJAR,TOERI BELAJAR, FAKTOR-2 YANG MEPENGARUHI,PRINSIP.
Transcript presentasi:

TEORI BEHAVIORISTIK KELOMPOK 2 IMA CHOIRUNNISA’ (15080314010) IKA ROHMA NURJANAH (15080314016) WAHEDA PUTRI (15080314012) MIFTAKHUL JANAH (15080314014)

Menurut paham behavioristime: 1.belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon 2.yang terpenting dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon 3.Faktor yang juga berperan dalam berlajar adalah reinforcement Bila →penguatan ditambah →positive reinforcement Bila→penguatan dikurangi→negatife reinforcement

TEORI BEHAVIORISTIK Adalah sebuah teori tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, yang dicetuskan oleh Gagne dan Berliner

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus an respons Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus an respons. Seorang dianggap belajar sesuatu jika dia menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini , dalam belajar adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respons.

Prinsip-Prinsip Dalam Teori Behavioristik Reinforcement and Punishment Primary and Secondary Reinforcement Schedule of Reinforcement Contingency Management Stimulus Control in Operation Learning The Elimination of Responses

Harley dan Davies mash Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia pendidikan, sbb: Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila pembelajar ikut berpartisipasi secara aktif didalamnya. Materi pelajaran dibentuk dalam bentuk unit-unit kecil diatur berdasarkan urutan yang logis sehingga pembelajar mudah untuk memahaminya. Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung sehingga pembelajar dapat megetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum. Setiap kali pembelajar memberikan respons yang benar,maka ia perlu diberi penguatan. Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penguat negatif.

Kritik terhadap teori behaviorisme,sbb: Hasil belajar yang berupa perubahan tingkah laku yang bisa diamati,juga dianggap terlalu menyederhanakan masalah belajar yang sesungguhnya. Tidak semua hasil bejar dapat diamati dan diukur. Mampu menjelaskan proses belajar yang kompleks

Aplikasi belajar teori behviorisme dalam pembelajaran tergantung beberapa hal,sbb: Tujuan Pembelajaran Sifat materi pembelajaran Karakteristik siswa Media Fasilitas pembelajaran yang tersedia

Pelopor dari teori behavioritik: Pavlov Watson Skinner Thorndike Hull Guthrie

TEORI BELAJAR MENURUT PAKAR

Edward Lee Thorndike Belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respons. (conectionism)

Hukum-hukum sumbangan pemikiran Thorndike (Suprijono,2009:20-21) mengenai perubahan perilaku Hukum kesiapan (Law of Readiness) semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga assosiasi cenderung diperkuat. Hukum Latihan (Law of Exercise) Semakin aatau digunakan, asosiasi tersebut semakin kuat Hukum Hasil (Law of Effect) Hubungan stimulus respons cenderung diperkuat bila akiibatnya menyenangkan dan cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan .

Hukum tambahan Thorndike Hukum Reaksi Bervariasi (Multiple Response) pada individu diawali oleh proses trial and error yang menunjukkan adanya bermacam- macam respons sebelum memperoleh respons yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. b) Hukum Sikap (Set Attitude) perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dan respons saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang juga ada dalam diri individu, baik kognitif,emosi,sosial, maupun psikomotornya. Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Prepotency of Element) Individu dalam proses belajar memberikan respons terhadap stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi (respons selektif) Hukum Response by Analogy individu melakukan respons pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan siuasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsue-unsur yang telah dikenal kesituasi baru. Semakin banyak unsur yang sama, transfer akan semakin mudah. Hukum perpindahan Asosiasi (Associative Shifting) Proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal, dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur yang lama.

Revisi Hukum Belajar Thorndike Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respons, sebaliknya tanpa pengulangan pun hubungan stimulus respons belum tentu diperlemah. Hukum akibat direvisi. Thorndike mengatakan bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respons bukan kedekatan, melaikan adanya saling sesuai antara stimulus dan respons Akibat suatu perbuatan akan menular, baik pada bidang lain maupun pada individu lain.

Kelemahan Teori Thorndike Terlalu memandang manusia sebagai mekanismus dan otomatisme belaka yang disamakan denagan hewan. Meskipun banyak tingkah laku manusia yang otomatis, tidak selalu bahwa tingkah laku manusia dapat dipengaruhi oleh trial and error. Trial and error tidak berlaku mutlak bagi manusia. Memandang belajar hanya merupakan sosiasi antra setimulus dan respons. Dengan demikian, yang penting dalam belajar adalah memperkuat asosiasi tersebut dengan latihan-latihan autau ulangan-ulangan yang terus menerus. Karena proses belajar berlangsung secara mekanistik, “pengertian” tidak dipandang sebagai suatu yang pokok dalam belajar. Mereka mengabaikan “pengertian” sebagai unsur yang pokok dalam belajar.

J.B. Waston (dalam Suprijono,2009: 18) mengemukakan dua prinsip dalam pembelajaran, yaitu prisip kekerapan dan kebaruan. Prinsip kekerapan Semakin kerap individu bertindak balas terhadap suatu rangsangan, akan lebih besar kemungkinan individu memberikan tindak balas terhadap rangsangan itu Prinsip Kebaruan Apa bila individu membuat tindak balas yang baru terhadap rangsangan, apabila kelak uncul lagi rangsangan, besar kemungkinan individu tersebut akan bertindak balas dengan cara yang serupa terhadap rangsangan itu.

Watson mengadakan eksperimen perasaan takut terhadap anak dengan menggunakan tikus dan kelinci. Dari hasil percobaannya, dapat ditarik kesimpulan bahwa perasaan takut pada anak dapat diubah atau dilatih. Watson melakukan percobaan pada anak yang mula-mula tidak takut kepada kelinci dibuat taku kepada kelici. Kemudian, anak tersebut dilatih kembali sehingga anak tersebut tidak takut terhadap kelinci. Teori Watson ini disebut teori classical conditioning yang dipelopori oleh Pavlov, seorang ahli psikologi-refleksogogi dari Rusia (Purwanto,2002:90). Dalam mengawali teori ini pavlov mengadakan percobaan terhadap anjing. Berdasarkan hasil percobaan itu dapat diambil kesimpulan bahwa gerakan –gerakan reflek dapat dipelajari dan dapat berubah, karena mendapat latihan. Kemudia gerakan reflek tersebut dibagi menjadi dua, yaitu: 1). Refleks wajar (unconditioned reflex) 2). Refleks bersyarat/yang dapat dipelajari (conditioned reflex)

Menurut teori classical condition J. B Menurut teori classical condition J.B. Watson Proses perubahan terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (respons).

Kelemahan dari teori classical condition J.B. Watson Teori ini menganggap bahwa belajar itu terjadi secara otomatis Keaktifan dan penentuan pribadi tidak dihiraukan Peranan latihan atau kebiasaan terlalu ditonjolkan Pada manusia, teori ini hanya dapat diterima dalam hal-hal belajar mengenai kecekatan (skill) tertentu.

Crark Hull (dalam Purwanto,2002:97) mengemukakan teorinya , yaitu bahwa suatu kebutuhan atau keadaan terdorong (oleh motif,tujuan,maksud,aspirasi,dan ambisi) harus ada dalam diri seorang yang belajar, sebelum suatu respons dapat diperkuat atas dasar pengurangan kebutuhan.

Dua hal yang terpenting dalam proses belajar Hull Incentive motivatoin (motifasi intensif) Drive stimulus reduction (pengurangan stimulus pendorong)

Penggunaan teori belajar Hull untuk kegiatan didalam kelas,sbb: Teori belajar didasarkan pada drive-reduction atau drive stimulus reduction Instruksional objektif harus dirumuskan secara spesifik dan jelas Ruang kelas harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan proses belajar. Pelajar harus dimulai dari yang sederhana atau mudah menuju kepada yang lebih kompleks atau sulit. Kecemasan harus ditimbulkan untuk mendorong kemauan belajar. Latihan harus didistribusikan dengan hati-hati supaya tidak terjadi inhibisi (kelelahan tidak boleh mengganggu belajar) Urutan mata pelajaran rarus diatur sedemikian rupa sehingga mata pelajaran yang terdahulu tidak menghambat, tetapi justru harus menjadi perangsang yang mendorong belajar pada mata pelajaran berikutnya.

EDWIN GUTHRIE Menurutnya (dalam Purwanto,2002:92) tingkah laku manusia secara keseluruhan dapat dipandang sebagai deretan-deretan tingkah laku yang terdiri dari unit-unit. Unit-unit tingkah laku tersebut merupakan reaksi atau respons dari stimulus sebelumnya, kemudian unit tersebut menjadi stimulus pula yang akhirnya menimbulkan respons untit tingkah laku yang berikutnya.

Dalam buku yang ditulis Suprijono (2009:19), Guthrie menunjukkan 3 metode untuk mengubah kebiasaan terutama kebiasaan buruk, yaitu: Metode Ambang (The Threshold Method) metode mengubah tidak balas dengan menurunkan atau meningkatkan rangsangan secara berangsut. Metode Meletihkan (The Fatigue Method) Menghilangkan tindak balas yang tidak diinginkan dengan menggalakkan individu mengulangi tindak balas itu sampai akhirnya ia letih. Metode Ambang Rangsangan tak Serasi (The Incompatible Response Method) dengan memasangakan ransangan yang menimbulkan tindak balas yang diinginkan.

Didalam buku Purwanto (2002:94-95), ada beberapa metode yang digunakan Guthrie dalam mengubah tingkah laku atau mengubah tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan pada hewan ataupun manusia yang dirumuskan,sbb:

Metode Reaksi Berlawanan (Incorapatible Response Method) Manusia adalah suatu organisme yang selalu mereaksi kepada perangsang-perangsangan tertentu. Jika suatu reaksi kepada perangsang-perangsangan telah menjadi suatu kebiasaan cara untuk mengubahnya adalah dengan jalan menghubungkan perangsangan (stimulus) dengan reaksi (respons) yang berlawanan dengan reaksi buruk yang akan dihilangkannya

Metode membosankan (Exchaustion Method) pada metode ini hungan antara asosiasi,perangsang,dan reaksi pada tingkah laku yang buruk dibiarkan saja sampai lama mengalami keburukan itu sehingga menjadi bosan. Metode mengubah lingkungan (Change of Environtment) suatu metode yang dilakukan dengan jalan memutuskan atau memisahkan hubungan antara perangsang dan reaksi yang buruk akan dihilangkan.

B.F.Skinner Skinner menganggap reinforcement merupakan faktor penting dalam belajar. Reinforcement atau penguatan diartikan sebagai konsekuensi perilaku yang memperkuat perilaku tertentu. Ada dua macam peneguhan,yaitu: Positif → rangsangan yang semakin memperkuat atau mendorong suatu tindak balas. Negatif→peneguhan yang mendorong individu untuk menghindari suatu tindak balas tertentu yang tidak memuaskan.

Skinner membuat perincian dengan membedakan respons menjadi dua bagian (dalam Purwanto,2002:95-96), yaitu sbb: Respondent Response (Reflexive Response) respon ini ditimbulkan oleh perasaan-perasaan tertentu,misalnya keluar air liur setelah melihat makanan tertentu. Pada umumnya perangsang-perangsang yang demikian itu mendahului respons yang ditimbulkannya. Jenis respons ini sangat terbatas pada manusia saja. Operate Response (Instrumental Response) respon ini adalah respon yang timbul dan berkembang yang diikuti perangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimulus atau reinforce karena perangsang itu memperkuat respons yang telah ditimbulkan oleh organisme.

Prinsip Skinner Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa. Jika salah, dibetulkan: jika benar diberi penguat. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar. Materi pelajaran menggunakan sistem Modul. Dalam proses pembelajaran, tidak menggunakan hukuman. Untuk itu, lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya hukuman. Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktivitas sendiri. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaliknya hadiah diberikan dengan digunakan jadwal Variabel Rasio Reinforce. Proses pembelajaran menggunakan proses shapping.

Robert Gagne Seorang psikolog pendidikan berkebangsaan America yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne adalah pelopor dalam intruksi pembelajaran yang dipraktikannya dalam pelatihan pilot AU America. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori intruksionalnya untuk mendesain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multimedia. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendesain software intruksional.

Albert Bandura Psikologi terkenal dengan teori belajar sosial secara eikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif orang dewasa disekitarnya. faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah sbb: Perhatian: mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat. Penyampaian atau proses mengingat: mencakup kode pengodean simbolik. Reproduksi motorik: mencakup kemampuan fisik,kemampuan meniru, dan keakuratan umpan balik. Motivasi: mencakup dorongan diri luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan Tingkat tinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan seja awal dan mengurangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunnya mempunyai nilai

Ivan Petrovich pavlov Eksperimen –eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli sangat terpengaruh pandangan Behavioristik,yaitu gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat

Kelebihan dan Kekurangan Teori Behavioristik

Kelebihan Teori Behavioristik Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar Guru tidak banyak memberikan ceramah sehingga murit dibiasakan belajar mandiri. Jika menemukan kesulitan, baru ditnayakan kepada guru yang bersangkutan. Mampuh membentuk suatu perilaku yang diinginkan mendapatkan penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif yang didasari pada perilaku yang tampak. Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika anak sudah mahir dalam suatu bidang tertentu, akan lebih dapat diperkuatkan lagi dengan pembiasaan dan pengulangan yang berkesinambungan tersebut lebih optimal. Bahan pelajaran yang disusun secara hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagin kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu keterampilan tertentu mampu menghasilkan suatu perilaku yang konsisten terhadap bidang tertentu. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya dan seterusnya samapai respons yang diinginkan muncul. Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktik dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan. Teori behavioristik cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung

Kekurangan Teori Behavioristik Sebuah konsekuensi agi guru untuk menyusun bahan pelajaran alam bentuk yang sudah siap. Tidak setiap mata pelajaran cocok menggunakan metode ini. Murit berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar,dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang telah didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif sehingga inisiatif siswa terhadap suatu permasalahan yang muncul secara temporer tidak bisa diselsaikan oleh siswa. Cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier,konvergen, tidak kreatif, tidak produktif,dan mendudukan siswa sebagai individu yang pasif. Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teacher centered learning) bersifat mekanistik dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Peranan metode yang salah dalam pembelajaran mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai centre, komunikasi berlangsung satu arah,guru melatih,dan menentukan apa yang harus dipelajari oleh murid.

Aplikasi Teori Behavoristik dalam Pembelajaran

Menurut Suprijono (2009:21),implikasi prinsip-prinsip behaviorisme pada kegiatan pembelajaran adalah,sbb: Kegiatan belajar adalah kegiatan figuratif. Belajar menekankan perolehan informasi dan penambahan informasi. Belajar merupakan proses dialog imperatif,bukan dialog interaktif. Belajar bukan proses organik dan konstruktif, melainkan proses mekanik. Aktivitas belajar didominasi oleh kegiatan hafalan dan latihan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori Behavioristik Mementingkan perilaku lingkungan. Mementingkan bagian-bagian. Mementingkan peranan reaksi. Menguatkan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respons. Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya. Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latiha dan pengulngan. Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Terimakasih semoga bermanfaat