Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE PENGHITUNGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB)
Advertisements

AGRIBISNIS Agribisnis dalam arti sempit (tradisional) hanya merujuk pada produsen dan pembuat bahan masukan untuk produksi pertanian Agribisnis dalam pengertian.
Team Teaching Manajemen Agribisnis
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI PERTANIAN
Teknik penyusunan tabel I-O
KELOMPOK V / KELAS 2A NAMA: PEMBAHASAN: AYU ROSITA SARI ( )
Pengantar Ilmu Ekonomi Makro Modul ke 2
Workshop Rehabilitasi & Rekonstruksi Usaha Peternakan Sapi
KONDISI KONTAK TANI NELAYAN ANDALAN( KTNA)
BAB 7 PENDAPATAN NASIONAL
Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Sasaran Keluaran Ruang lingkup.
Tugas Individu Tugas di buat masing-masing oleh 2 orang.
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Contoh Dalam mempelajari produksi susu, pemberian makan, dan praktik manajemen dalam peternakan pada tahun , seluruh Negara bagian Haryana dibagi.
ekmakro08-ittelkom-mna
Produk Domestik Regional Bruto
Model Analisis Location Quotient (LQ)
SEKTOR PERTANIAN.
PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Provinsi D.I. Yogyakarta
Diseminasi Hasil Listing SENSUS EKONOMI 2016
Berita Resmi Statistik
Profil Desa dan Kelurahan Provinsi Jawa Timur
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
PERKIRAAN EKONOMI MAKRO
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Produktivitas masih rendah Meningkatkan Produktivitas RL
PENGHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN I TAHUN 2014
TEORI KUTUB PERTUMBUHAN
Analisis Shiftshare (Review Pert VI) dan Model Rasio Pertumbuhan
Perubahan Metode PDRB Dan IPM Dalam Perencanaan Pembangunan
PERTEMUAN 5 dan 6 PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
KINERJA SEKTOR INDUSTRI TRIWULAN II TAHUN 2015
Job Vacancy Kelompok Donny Prasetyo ( )
KULIAH 5: TEKANAN PENDUDUK DAN INDEKS PRODUKTIFITAS RELATIF
PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO
PENDAPATAN NASIONAL Teori Ekonomi Makro Ekonomi Pembangunan.
INDIKATOR PERTANIAN KABUPATEN GUNUNGKIDUL 2010
PELUANG INVESTASI KOTA SINGKAWANG
TEHNIK DAN ANALISIS PROYEKSI
Macam penggunaan hasil produksi (expend)
Kinerja Kebijakan Ekonomi & Perekonomian
Pencari Kerja, Lowongan dan Penempatan Perguruan Tinggi (Fakultas)
Model Analisis Location Quotient (LQ)
TEKNIK PROYEKSI KONDISI UMUM DAERAH
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI
PERANAN PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN
MENJAGA STABILITAS MAKROEKONOMI MENUJU PERTUMBUHAN YANG INKLUSIF
MK. PIE BY: TRIANI RW, S.PD., M.PD.
KERAGAAN LUASAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN,PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DIKAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA.
ANALISIS PDRB KAB.CIREBON SEKTORAL PERTANIAN
Job Vacancy Kelompok Donny Prasetyo ( )
KELOMPOK 3.
DI SAMPAIKAN OLEH KEPALA BAPPEDA
Ekonomi Makro Perekonomian nasional -
BAB 9 PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL
MK :Manajemen Agrobisnis SKS : 2/1 Dosen : Dr. Ir. Rini Widiati, MS
DIKLAT PNBP PKP2A III LAN
Strategi Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung (Studi Kasus Desa Wisata Pangsan, Banjar Sekar Mukti Pundung, Kecamatan Petang ) Program Magister Arsitektur.
PROFIL EKONOMI KABUPATEN SANGGAU TAHUN 2017 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH ( B A P P E D A ) 2018.
TINJAUAN EKONOMI KABUPATEN SAMPANG 2018
Judul : Perkembangan industri di Era globalisasi Terhadap pendapatan nasional indonesia Nama : Agustinus Jono Npm :
SUMBER PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN WILAYAH
EKONOMI MAKRO Pertemuan 3 IVAN AKMAL NUR, M.EP JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS PERADABAN 2016.
ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2020
ANALISIS MRP (MODEL RASIO PERTUMBUHAN) TITOV CHUK’S MAYVANI, SE., ME.,
Transcript presentasi:

Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Model Rasio Pertumbuhan (RMP) adalah membandingkan pertumbuhan suatu kegiatan baik dalam skala yang lebih luas maupun dalam skala yang lebih kecil. rasio pertumbuhan wilayah studi (RPs) dan rasio pertumbuhan wilayah referensi (RPr).

Jika nilai RPR lebih besar dari 1 maka RPR dikatakan (+) dan jika RPR lebih kecil dari 1 dikatakan (-). RPR (+) menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu kegiatan tertentu dalam tinkat kabupaten atau kecamatan lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB kabupaten atau PDRB wilayah kecamatan. Demikian pula sebaliknya jika RPR (-).

RPS membandingkan pertumbuhan kegiatan dalam tingkat wilayah kecamatan dengan pertumbuhan kegiatan yang bersangkutan pada tingkat kabupaten. Bila pertumbuhan suatu kegitan pada tingkat wilayah kecamatan lebih tinggi dibandinkan dengan pertumbuhan kegiatan tersebut pada tingkat kabupaten didefinisikan sebagai (+), Demikian sebaliknya jika RPS (-)

Dari analisis MRP akan diperoleh nilai riil dan nilai nominal kemudian kombinasi dari kedua perbandingan tersebut akan diperoleh deskripsi kegiatan ekonomi yang potensial pada tingkat wilayah kecamatan yang terdiri dari 4 (empat) klasifikasi, yaitu: 1 Klasifikasi 1, yaitu nilai (+) dan (+) berarti kegiatan tersebut pada tingkat kabupaten mempunyai pertumbuhan menonjol dan demikian pula pada tingkat wilayah kecamatan. Kegiatan ini selanjutnya disebut sebagai dominan pertumbuhan. 2 Klasifikasi 2, yaitu nilai (+) dan (-) berarti kegiatan tersebut pada tingkat kabupaten mempunyai pertumbuhan menonjol namun pada tingkat wilayah kecamatan belum menonjol. Dalam analisis lebih rinci dimana pada tingkat wilayah kecamatan mempunyai pertumbuhan yang menonjol, tetapi pada tingkat kecamatan menonjol. 3 Klasifikasi 3, yaitu nilai (-) dan (+) berarti kegiatan tersebut pada tingkat kabupaten pertumbuhannya tidak menonjol, akan tetapi pada tingkat wilayah kecamatan pertumbuhan kegiatan tersebut menonjol. Dari sudut wilayah kecamatan, kegiatan ini diharapkan akan potensial peranannya dalam memberikan kontribusi pertumbuhan kabupaten. Oleh karena itu, kegiatan ini merupakan kegiatan potensial yang dapat dikembangkan di wilayah kecamatan. 4 Kalsifikasi 4, yaitu (-) dan (-) berarti kegiatan tersebut baik pada tingkat kabupaten dan pada tingkat wilayah kecamatan mempunyi pertumbuhan rendah

Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPR)

Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPR) RPR : perbandingan antara laju pertumbuhan kegiatan i wilayah referensi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS)

Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPS) RPS : perbandingan antara laju pertumbuhan kegiatan i wilayah studi dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi

DATA SEKTORAL KECAMATAN TULANGAN Sektor/Sub-sektor 2003 2004 Pertanian 83,200,555 8,481,202 1.1. Tanaman Bahan Makanan 2,319,306 2,365,456 1.2. Tanaman Perkebunan 4,553,825 4,645,661 1.3. Peternakan 1,413,246 1,435,882 1.4. Perikanan 33,678 34,203 Pertambangan & Penggalian 267 270 Industri Pengolahan 47,336,037 48,077,234 Produk Domestik Regional Bruto 79,973,509 81,636,716 DATA SEKTORAL KABUPATEN SIDOARJO Sektor/Sub-sektor 2003 2004 Pertanian 195,678.80 197,804.42 1.1. Tanaman Bahan Makanan 42,303.54 42,425.31 1.2. Tanaman Perkebunan 23,050.70 23,501.07 1.3. Peternakan 26,425.12 26,612.81 1.5. Perikanan 103,899.44 105,265.23 Pertambangan & Penggalian 194.13 196.25 Industri Pengolahan 2,131,435.8 2,189,865.31 Produk Domestik Regional Bruto 4,315,713.88 4,545,460.75 HITUNGLAH LQ, SS, DAN MRP