KEGAGALAN REPRODUKSI Kegagalan menunjukkan gejala-gejala berahi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
REGULASI HORMON TERHADAP DAUR OVARIUM DAN DAUR MENSTRUASI
Advertisements

PENGOBATAN HORMONAL PADA KASUS KEMAJIRAN
Siklus reproduksi bagian reproduksi veteriner fkh - unair.
SISTEM REPRODUKSI PADA WANITA
RECORDING FKH - UNAIR.
Pengelolaan Reproduksi
Tingkah Laku Anak-Induk
GANGGUAN BIRAHI OLEH Wurlina Meles DEPARTEMEN REPRODUKSI VETERINER
KARENA FAKTOR HORMONAL
Transfer Embrio.
SIKLUS ESTRUS, OVARI, UTERUS, DAN PSEUDOPREGNANCY
Kemajiran + Makanan 1. KEKURANGAN MAKANAN 2. KELEBIHAN MAKANAN
Tingkah Laku Anak-Induk
PENANGGULANGAN KASUS- KASUS KAWIN BERULANG PADA TERNAK SAPI
SIKLUS ESTRUS, OVARI, UTERUS, DAN PSEUDOPREGNANCY
Materi 5 Endokrinologi selama siklus estrus
siklus reproduksi 3 Plasentasi Fisiologi kebuntingan
SIKLUS MENSTRUASI DAN PENGATURANNYA
Program Studi D.IV Bidan Pendidik dan Klinik Nany Suryani, S.Gz.
Sistem Reproduksi (Menstruasi)
HORMON REPRODUKSI.
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
REPRODUKSI SAPI PERAH A. ESTRUS DAN PUBERTAS
MANAJEMEN TERNAK BABI.
SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI Bogor, 8-9 Agustus 2017.
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
KELAHIRAN DAN KESULITANNYA
Peran hormon dalam fertilisasi
TUGAS BIOLOGI DASAR MANUSIA ELMA SURYANI PANE NIM :151362
R CORNEAWATY CHANIRA I B NIM :
MENSTRUASI : Menstruasi/Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus yang disertai dengan pelepasan endometrium pada saat ovum tidak dibuahi.
DISTOKIA ; sebab-sebab dan penanggulangannya
PERKEMBANGAN HEWAN Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd. Nita Nuraini, M.Pd.
MATERI 12 GANGGUAN REPRODUKSI
Manfaat dari tindakan sinkronisasi berahi
Tata Laksakna Pengawinan
2, Solusi yang Ditawarkan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara
Teknologi Reproduksi.
CARA KERJA HORMONE BY. TIA ELPIKAA.
DISTOKIA ; sebab-sebab dan penanggulangannya
ANATOMI FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
ASKEB 1 Dwi Ayu & Sutini Sistem endokrin Oleh : Sutini 2. Dwi Ayu.
Sistem endokrin RESTI RIANI I A
MATERI 10 Evaluasi keberhasilan IB dan Rekording reproduksi
PERKENALAN Nama : Moh. Nur Ihsan, Tempat/Tgl lahir: Nganjuk, 12 Juni 1953 Pekerjaan : Dosen UB Malang Pangkat/Gol : Guru.
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
SIKLUS ESTRUS.
Manajemen Pemeliharaan Sapi Perah Bunting
PENGARUH CEKAMAN PANAS
PENGARUH CEKAMAN PANAS
PENGARUH CEKAMAN PANAS
Hormon lh, fsh, estrogen DAN progesteron
SIKLUS ESTRUS.
MATERI 2 Manajemen Perkawinan
Peran hormon dalam fertilisasi
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
REGULASI HORMON TERHADAP DAUR OVARIUM DAN DAUR MENSTRUASI
“HORMON REPRODUKSI”.
Gangguan Reproduksi Sapi Potong
PARTURATION, PARTUS, DELIVERY, MISE BAS
Rakor Penanggulangan Gangrep Hotel Four Points Medan, Pebruari 2018
FISIOLOGI ORGAN REPRODUKSI WANITA
Adaptasi Fisiologi Hormon Sistem Endokrin Pada Masa Pubertas Oleh: Mahasiswa NIM Ganjil DIII Keperawatan STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR.
REPRODUKSI 4 oct 2012.
SIKLUS ESTRUS.
GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA
FUNGSI ORGAN REPRODUKSI WANITA
BY ASMAUL HUSNA,S.ST.,M.Kes
Transcript presentasi:

KEGAGALAN REPRODUKSI Kegagalan menunjukkan gejala-gejala berahi. Kegagalan menjadi bunting Kegagalan memelihara proses kebuntingan. Kegagalan memelihara/membesarkan anak

Kegagalan mengenal tanda-tanda berahi, sehingga perkawinan ternak dilakukan pada waktu yang tidak tepat. Terlampau cepat mengawinkan ternak pascaberanak. Kegagalan mengenal pemacek yang kurang subur atau mandul dalam suatu peternakan yang menggunakan lebih dari seekor pejantan. Menukar-nukar pejantan, jika seekor betina tidak langsung menjadi bunting pada perkawinan pertama. Dalam hal ini harus disadari akan bahaya penyakir koital/veneris.

Pemeriksaan kebuntingan tidak dilakukan secara teratur Pemeriksaan kebuntingan tidak dilakukan secara teratur. Sering terjadi bahwa sapi yang dipotong akibat kasus kemajiran ternyata bunting waktu pemotongan (40%). Kurang cepat minta bantuan pertolongan pada petugas kesehatan jika daya reproduksi ternak kurang memuaskan, sehingga keberhasilan penganggualangannya berkurang. Catatan perkawinan kurang lengkap atau bahkan tidak menggunakan catatan perkawinan.

KEGAGALAN MEMPERLIHATKAN GEJALA BERAHI A. Gangguan hormonal : 1. Dengan korpus luteum berfungsi : Korpora lutea persistens akibat adanya patologik uterus, Misalnya pyometra, mummifikasi fetus Sapi bunting Adanya kematian embrio muda. Berahi lemah (subestrus) dan berahi tenang (silent Estrus). Berahi tidak terobservasi/diketahui.

2. Ternak tanpa korpus lutea atau korpus lutea kecil atau tidak berfungsi : Berahi lemah, berahi tenang atau berahi tidak diketahui Emasio, kekurangan pakan, penyakit menahun dan senilitas Kelainan ovarium seperti hipoplasia, hipofungsi dsb.

Anestrus karena musim (seasenal anestrus) Anestrus karena musim (seasenal anestrus). Ovarium menjadi kecil dan keras dan terdapat folikel tanpa korpus luteum, konsentrasi LH, progesteron dan etradiol dalam serum rendah Anestrus karena laktasi (lactational anestrus). Fungsi utama kelenjar hipofise lebih terpusatkan pada pelepasan hormon prolaktin (LTH) untuk pembentukan air susu dan mempertahankan korpus luteum dari fungsi produksi hormon gonadotrophin (FSH dan LH) pada perangsangan kembalinya aktivitas berahi atau akrivitas ovarium

Anestrus karena usia. Penyebab: (1) kegagalan sel-sel folikuler untuk merespons stimulus hormon secara penuh; (2) perubahan kuantitas dan kualiotas hormon yang disekresikan; (3) lembahnya stimulus/rangsangan. Umur tua, akan mengakibatkan terjadinya hambatan fungsi poros hubungan hipotalamus-pituitari-ovarium disebabkan turunnya sekresi gonadotropin atau perubahan respons ovarium pada hormon tersebut.

KEGAGALAN MENJADI BUNTING - Pejantan yang mandul - Adanya kuman (brucellosis, vibriosis, trichomoniasis) - Metritis akibat kuman - Abnormalitas fungsional seperti salpingitis, sista ovari dsb.

KEGAGALAN MEMPERTAHANKAN KEBUNTINGAN Kejadian kematian pada masa kebuntingan sangat ditentukan oleh faktor genetik induk; adanya infeksi uterus sehingga mempengaruhi proses implantasi, plasentasi dan kemampuan hidup embrio. Umumnya akibat yang fatal dari fase ini adalah terjadinya abortus dan adanya kematian embrio akibat adanya kuman

KEGAGALAN MEMELIHARA ANAK Umumnya kegagalam memelihara anak dimulai bila terjadi kesulitan beranak (distocia), kesulitan menghasilkan susu (laktasi) dan adanya penyakit metabolisme (ketosis, pregnancy toxemia, milk fever), pada akhir masa kebuntingan dan selama laktasi. Akibat hal tersebut adalah terjadinya plasenta tidak mau keluar, kegagalan laktasi, prolapsus vagina atau uterus. Kesemuanya ini dapat dikategorikan sebagai gangguan reproduksi akibat kecelakaan. Umumnya pakan yang diberikan saat tiga bulan terakhir masa kebuntingan harus ditingkatkan agar kejadfian tersebut dapat dihindarkan.

PENYEBAB GANGGUAN REPRODUKSI Akibat faktor pengelolaan, termasuk teknik inseminasi, tenaga pelaksana yang kurang trampil, kekurangan pakan, defisiensi mineral dan sebagainya. Faktor ternak. Akibat kecelakaan, misalnya distokia, torsio uteri dan lain-lainnya