Seminar dan Konferensi “Membangun Karakter Bangsa dengan Berwawasan Kebangsaan, UKSW, Salatiga, 27 November 2010 Pendidikan Karakter dan Budaya Akademik.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUJUAN PENGEMBANGAN MANUSIA Pengembangan Manusia Melalui Peningkatan Kualitas Peningkatan Pilihan Hidup  Karir  Pengaruh  Penghasilan  Prestise 
Advertisements

PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
5 (LIMA) NILAI BUDAYA KERJA KEMENTERIAN AGAMA RI
& Batas-batas Pendidikan
DADANG SUNDAWA JL. GEGERASIH
KURIKULUM DALAM KONTEKS STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
HAKEKAT PENDIDIKAN JASMANI
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
MASALAH PADA ANAK-ANAK DAN PENYELESAIANNYA
PEMAHAMAN LINTAS BUDAYA
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
PENGEMBANGAN KULTUR SEKOLAH
Seminar, Workshop dan Ziarah Nasional Majelis Nasional Pendidikan Katolik Jogjakarta Mei 2009 DONI KOESOEMA A.
IMPLEMENTASIKURIKULUM 2013
KOMUNIKASI DALAM KELOMPOK
PENGANTAR MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP)
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
SKL, KI, KD, dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Peningkatan Kompetensi Kepala Sekolah
DOSEN DAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (TEORI DAN PRAKTEK)
GURU Guru : pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta.
& Batas-batas Pendidikan
Penguatan Pendidikan Karakter
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
Kurikulum PKN dan Agama
PENERAPAN METODE EDUTAINMENT ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN RESPON SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI Oleh : Muhammad Irham.
Etika Dan Regulasi Maria Christina.
Bimbingan Teknis Penguatan Pendidikan Karakter
KESUKARAN BELAJAR PART III
Memahami Konsep Dasar Pendidikan Karakter
Bab 9 Usaha-usaha Pengembangan Guru Sebagai Tenaga Pendidik
GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER
PEMAHAMAN KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
1. Mengenal karakteristik peserta didik
Penumbuhan Budi Pekerti dalam Mencapai Penampilan, Pelayanan dan Prestasi (3P) di SMA 1.
ETIKA PROFESI.
BIMBINGAN KONSELING Sy LULU ASSAGAF, S.Psi.
STANDAR KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN
IPS untuk SMP/MTS kelas VIII
Peduli pendidikan dari rumah
BIMBINGAN KONSELING.
UNIVERSITAS BUDI LUHUR JAKARTA
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
Pengembangan Kurikulum dalam Penulisan
SISTEM PEMBINAAN PROFESIONAL
BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Peduli pendidikan dari rumah
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
Peranan Teknologi Pendidikan pada Pengembangan Kurikulum 2013
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
KULTUR DAN ETIKA BIROKRASI DI INDONESIA
Nilai-Nilai Pendidikan dan Integritas Kepribadian
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL.
BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PERTEMUAN KE-3 DAN 4 karakter siswa
SILABUS SMK NEGERI I SINGKAWANG
INDIKATOR KOMPETENSI GURU BY. MOH. YANI S.Ag,MM,M.PdI
PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU
KURIKULUM 2013: URGENSI PENDIDIKAN INDONESIA
PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK
GARIS BESAR BAB PENGERTIAN ETIKA PERAN ETIKA ETIK DAN ETIS ETIKET
SI703 Hukum dan Etika Profesi Teknologi Informasi Pertemuan #2
Arti Pendidikan George F Kneller, dalam bukunya: Foundations of Education Arti luas: suatu tindakan atau pengalaman yang mempunyai pengaruh yang berhubungan.
KEPRIBADIAN, KONSEP & CITRA DIRI
Pengembangan Pendidikan agama berbasis wawasan kebangsaan
IMPLEMENTASI PPK DI SEKOLAH
The Power of PowerPoint | thepopp.com 1 SEMINAR, MK LOCAL GOVERNMENT OTODA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN/BUDAYA LOKAL Tri Yudi Siswantoro.
Chapter 8 Mengevaluasi Siswa dengan Perhatian pada Emosional dan Perilaku   Di Susun Oleh: Dewi Mariana Yulia Rahmatika Aziza
Transcript presentasi:

Seminar dan Konferensi “Membangun Karakter Bangsa dengan Berwawasan Kebangsaan, UKSW, Salatiga, 27 November 2010 Pendidikan Karakter dan Budaya Akademik di Sekolah Oleh Doni Koesoema A

Tren Pendidikan Karakter Pendidikan karakter telah menjadi tren dan kata kunci. Setiap orang berkepentingan dengan pendidikan karakter. Semua menjadi latah tentang pendidikan karakter. Wacana/diskusi memperkaya pemahaman Pendidikan Karakter. Namun, juga bisa membuatnya banal.

Berbasis Kelas Debat PK umumnya mengarah pada pendekatan berbasis kelas. Perlu mata pelajaran baru atau tidak? Terintegrasi atau tidak? Siapa yang bertanggungjawab?

Tiga Basis Pengembangan Pendidikan Karakter Pendidikan Karakter berbasis Komunitas Pendidikan Karakter berbasis Kultur Sekolah Pendidikan Karakter berbasis Kelas

Akademik vs Karakter Ada gejala mempertentangkan antara pengembangan akademik dan karakter. Reduksi pemahaman akademik menjadi urusan intelektual. Capaian nilai-nilai dalam UN.

Intelektual Perkembangan kemampuan berpikir, bernalar, dan mempergunakan logika, serta memaksimalkan seluruh potensi otak.

Akademik Berbagai macam cara mengembangkan kemampuan intelektual, moral, emosional, dalam kerangka pembelajaran secara tersistematis. Terintegrasi dalam tujuan lembaga pendidikan. Kurikulum, pengajarandan evaluasi. Dinamika kehidupan akademis lembaga pendidikan.

Karakter Tidak sama dengan tipe kepribadian, perangai, tipologi, sifat-sifat atau temperamen. Entrepeneurship? Beriman?

Karakter Struktur antropologis manusia(konstitutif), Keterbatasan fisik (ruang dan waktu) Kemampuan transenden. Terarah pada kebaikan (nilai moral, religius, estetika, dll). Dalam konteks struktur antropologis ini Pendidikan Karakter diletakkan.

Karakter Manusia, di satu sisi memiliki keterbatasan fisik yang dimilikinya sejak lahir, namun ia senantiasa terbuka pada kemungkinan pengembangan dirinya lebih lanjut menjadi lebih sempurna dan lebih baik, terutama memiliki kemungkinan dan kemampuan untuk membaktikan diri pada nilai adikodrati yang mengatasi keterbatasan fisik.

Kultur Sekolah Kultur sekolah merupakan jalinan relasi dan interaksi antar anggota komunitas sekolah yang melahirkan spontanitas, pembiasaan, perayaan dan tradisi yang membentuk habit perilaku yang stabil bagi tiap anggota dalam lingkungan sekolah.

Kultur Sekolah ”Budaya sekolah adalah suasana kehidupan sekolah tempat peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antaranggota kelompok masyarakat sekolah. Interaksi internal kelompok dan antarkelompok terikat oleh berbagai aturan, norma, moral serta etika bersama yang berlaku di suatu sekolah” (Kemendiknas, 2010: 19-20).

Kultur Sekolah Kultur sekolah terbentuk dari interaksi simbolis antar anggota komunitas. Interaksi dan komunikasi membentuk norma sosial (tertulis/tidak tertulis), kultur. Hasilnya selalu positif. Budaya negatif adalah contradictio in terminis Perbaikan kultur bisa dimulai dari perbaikan struktur (peraturan, norma sosial). Struktur mendefinisikan pola perilaku.

Terpinggirnya Keutamaan Akademis Tujuan utama sekolah Mendidik anak menjadi cerdas, pandai dan pintar. Mendidik anak menjadi pribadi yang baik. Mengembangkan potensi anak didik menjadi pembelajar yang baik (good knower) (River, 2004). Mengembangan keutamaan akademis adalah prioritas utama lembaga pendidikan.

Distorsi Keutamaan Akademis Keutamaan akademis mesti dipahami secara positif dan utuh. Ada kecenderungan anti-intelektual dalam memahami karut marut pendidikan kita. Yaitu, sikap nyinyir terhadap hal yang berbau akademis. Akibatnya, salah diagnosis, bahkan sampai menjurus pada praksis pendidikan yang salah tempat. Apa akibatnya?

Mencontek

Katrol Nilai

Plagiarisme “Pengambilan karangan (pendapat, dsb) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat, dsb) sendiri, misal menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan” (Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring).

Vandalisme

Mengembangkan keutamaan akademis Mencontek seringkali tak berkait langsung dengan alasan kejujuran. Bukan masalah kelemahan pribadi. Tapi ada struktur dan kultur yang abai terhadap integritas akademik. Mencontek karena takut mendapat nilai jelek, ini berkait dengan sistem evaluasi. Tindakan mengecoh guru. Katrol nilai karena khawatir evaluasi publik.

Implementasi Strategis Persoalan mencontek dan budaya katrol tidak dapat diatasi secara individual, berdasarkan niat baik individu, tapi perlu sebuah desain tata peraturan yang membangun kultur yang mengembangkan integritas akademis. Menumbuhkan sikap kritis adalah sebuah keharusan. Desain kembali sistem evaluasi.

Tanya Jawab