LKS Pegadaian (Rahn) Pengertian Rahn Dasar Hukum Rahn Rukun dan Syarat Rahn Pengambilan manfaat
Definisi Rahn Al-Rahn (Tetap dan Lestari) ni`matun rohinah (Karunia yang tetap dan lestari) Bahasa Al-Hasabu (Penahanan) al-tsubut (Penetapan) Pasal 1 angka 26 al-habs (Penahanan) Agunan Jaminan
Dasar Hukum Rahn Hukum hukum gadai dan dampaknya 1. Hukum gadai yang shahih 2. Hukum gadai yang ghair shahih Dampak gadai (rahn) : A. Adanya Hubungan Antara Utang dengan Borg B. Hak untuk menahan borg C. Menjaga borg D. Pembiayaan atas borg
Rukun dan syarat rahn Rukun dan syarat rahn 1) Rahn (orang yang menggadaikan) 2) Murtahin (orang yang menerima gadai) 3) Marhun/rahn (objek/barang gadai) 4) Marhun bih (hutang) 5) Sighat (ijab kabul)
Syarat-syarat rahn 1. Para pihak dalam pembiayaan rahn(rahin dan murtahin)para pihak yang melakukan akad rahn harus cakap bertindak menurut hukum(ahliyyah). 2. Adanya kesepakatan(sighat)atau ijab Kabul 3. Marhun bih(utang),utang(marhun bih)wajib dibayar kembali oleh debitur(rahin)kepada kreditur(murtahin).utang boleh di lunasi dengan agunan,dan hutang harus jelas serta tertentu(dapat di kuantifikasikan atau di hitung jumlahnya). 4. Marhun(barang)
manfaatan barang gadai Ulama Hanafiyah membolehkannya,sebab membolehkannya adalah apabila orang yang berhutang tidak mampu melunasi hutangnya,barulah ia boleh menjual barang itu untuk melunasi piutngnya,dan apabila ada kelebihan dalam penjualan maka wajib di kembalikan pada pemilik. Sedangkan ulama Hambali,Maliki,dan Syafi`i tidak membolehkanny sebab,apabila barang jaminan itu di manfaatkan pemegang agunan,maka hal tersebut masuk dalam kategori riba` yang dilarang oleh syara
berakhirnya akad rahn Barang telah diserahkan kembali pada pemiliknya Rahin(penggadai)membayar hutangnya Dijual secara pakasa Pembatalan hutang dengan cara apapun sekalipun dengan pemindahan oleh murtahin Pembatalan oleh murtahin,meskipun tidak ada persetujuan dari pihak rahin. Rusaknya barang gadaian oleh tindakan/penggunaan murtahin. Memanfatkan barang gadai dengan penyewaan,hibah,atau sedekah,baik dari pihak rahin atau murtahin Meningglnya rahin (menurut Malikiyah) atau murtahin (menurut Hanafiyah). sedangkan syafi`iyah dan Hambali,menganggap kematian para pihak tidak mengakhiri akad rahn
Thank You Kingsoft Office Make Presentation much more fun