STRUKTUR DAN FUNGSI ORGAN INTEGUMEN ATAU KULIT DAN EKSOSKELETON SISTEM OTOT SISTEM ORGAN RESPIRASI ATAU PERTUKARAN GAS SISTEM PENCERNAAN SISTEM TRANSPORTASI INTERNAL SISTEM SARAF SISTEM ALAT INDRA SISTEM ORGAN REPRODUKSI.
INTEGUMEN DAN EKSOSKELETON Secara umum integumen Crustacea tersusun dari lima lapisan, mulai dari lapisan terluar kemudian ke dalam adalah sebagai berikut: Epikutikula Eksokutikula Endokutikula Epidermis Jaringan ikat
GAMBARAN SKEMATIS STRUKTUR INTEGUMEN CRUSTACEA Esk: eksokutikula, Enk: endokutikula, Epd: epidermis, Epi; lapisan epithelium; Pen: jaringan ikat, PEE: lapisan pertemuan antara eksokutikula dan endokutikula, Lam: lamina, Sap: saluran pori. (digambar ulang dengan penyederhanaan tanpa skala berdasar Dall, dkk., 1990).
Kromatofor Kromatofor adalah sel-sel yang mengandung pigmen di dalamnya. LOKASI: pada jaringan pengikat di bawah epidermis. FUNSGI: menentukan warna Crustacea. Fungsi warna bermacam-macam tetapi biasanya berhubungan dengan termoregulasi dan penyamaran. t.
STRUKTUR KROMATOFOR Kromatofor biasanya berkelompok sehingga sering disebut sebagai organ kromatofor. Memiliki lanjutan ke segala arah (radial). Sel-selnya dapat tetap bebas satu sama lain dalam arti tidak memiliki sinsitia (tunggal: sinsitium), ada pula yang memiliki sinsitium sehingga menyatu. Pigmen dapat bermigrasi dalam sitoplasma untuk menyatu atau menyebar. Pada beberapa udang satu kromatofor dapat mengandung lebih dari satu jenis pigmen yang berbeda, tetapi pada umumnya kromatofor bersifat monokromatik yaitu hanya mengandung satu jenis pigmen
WARNA CRUSTACEA Pigmen merah, kuning, dan biru adalah derivat karoten yang berasal dari makanannya. Pigmen coklat dan hitam adalah melanin. Pigmen merah: karotenoid yang disebut astaxantin Astaxantin tidak tampak ketika hidup sebab bergabung dengan protein sehingga tampak biru.
PERUBAHAN STRUKTUR INTEGUMEN Crustacea menjalani pertambahan ukuran tubuh tidak secara kontinyu. Tubuh akan tumbuh secara cepat segera setelah pergantian kulit (ecdysis). Pada tahun 1939, Drach telah mengidentifikasi lima stadium proses pergantian pada kepiting yaitu (Dall, dkk., 1980): Stadium A ketika eksoskeleton masih lunak Stadium B ketika eksoskeleton masih lunak tetapi sudah cukup kuat untuk mendukung hewannya Stadium C ketika eksoskeleton sudah terbentuk lengkap, Stadium D ketika terjadi persiapan pergantian kulit Stadium E ketika kulit dilepas. Setiap stadium memiliki struktur integumen yang berbeda satu sama lain.
Tahap perubahan struktur integumen dalam daur pergantian kulit Crustacea.
SYSTEMA MUSCULARE Gambar 5.4. Sistem otot abdomen udang peneid (Penaeus japonica); 1. m. oculomotorius 2. m. dorsolateralis anterior; 3. m. adductor mandibularis; 4. m. rotator mandibularis; 5. m. extensor abdomis; 6. m. flexor abdominis; 7. m. extensor obliquus; 8. m. flexor obliquus; 9. m. extensor dorsalis; 10. m. flexor caudalis; 11 m. thoracicoabdominis (Ikeda dkk. 1971).
SISTEM PERTUKARAN GAS Tidak semua Crustacea memiliki organ pertukaran gas yang khusus. Pada beberapa jenis Crustacea lapisan kutikulanya permeable dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Pada Crustacea besar, perbandingan luas permukaan dan volume tubuh menjadi jauh lebih kecil, sehingga diperlukan organ khusus untuk tempat pertukaran gas. Organ ini merupakan perluasan permukaan tubuh ke arah luar atau evaginasi dan disebut insang (branchia). Insang selalu berkaitan dengan appendages tetapi lokasinya bervariasi demikian pula strukturnya. Pada Brachyura insang akan tampak di sebelah dorsal bila karapaks dibuka, sedang pada udang tampak di sebelah lateral. Pada umumnya insang terlindung dalam suatu ruang, yaitu ruang insang (gill chamber, branchial chamber). Ruang insang ini terbentuk di antara karapaks dan dinding tubuh dan diventilasi oleh gerakan berbagai macam appendages.
LOKASI INSANG
TIGA TIPE INSANG PADA MALACOSTRACA.
SISTEM PENCERNAAN Dalam garis besarnya saluran pencernaan setelah rongga mulut terdiri atas esophagus, proventrikulus (ventrikel) usus tengah, dan rectum atau usus belakang. Pada Decapoda mulut terletak di bagian ventral kepala dan dilengkapi dengan berbagai bagian mulut. Bagian anterior dan posterior rongga mulut dibatasi oleh suatu evaginasi atau tonjolan dari dinding tubuh, mulut disebut labrum dan di bagian posterior disebut paragnatha . Enam pasang appendages yang bergabung dengan mulut yaitu mandibula, maksila I dan II, serta maksiliped I, II, dan III. Dari keenam pasang appendages tersebut yang terbesar dan dengan mudah tampak dari luar adalah maksiliped III. Bagian setelah mulut adalah esophagus, bagian ini pada umumnya sangat pendek. Esofagus bermuara di lambung atau proventrikulus yang ukurannya cukup besar.
MODEL SALURAN PENCERNAAN PADA DECAPODA
SISTEM TRANSPORTASI INTERNAL Sistem transportasi internal atau sistem hemolimfa pada Decapoda terdiri atas darah yang disebut hemolimfa, jantung, sistem arteria, kapiler, dan sinus venosus. Darah pada Crustacea mengandung hemosit, pigmen respirasi yang disebut hemosianin, dan plasma sebagai larutannya. Dari jantung darah disalurkan ke bagian-bagian tubuh melalui tujuh arteria utama yaitu: Satu aorta anterior Sepasang arteria latero-anterior Sepasang arteria hepatica (arteria lateralis) Satu aorta posterior (arteria dorso-abdominal) Satu arteria sternal
SYSTEMA NERVOSUM Crustacea memiliki pusat saraf berupa otak yang terdiri atas protocerebrum, deuterocerebrum, dan triterocerebrum. Pada Crustacea ada kecenderungan mengalami proses sefalisasi dengan berfusinya beberapa ganglia. Berbagai macam tingkat sefalisasi dapat dijumpai pada taksa anggota Crustacea. Pada beberapa anggota Crustacea ada yang ganglia segmentalnya masih independen, sedang pada taksa lain bergabung membentuk ganglion subesofagial. Ganglion rasaksa (besar) ditemukan di CNS (central nervous system) pada beberapa kelompok Crustacea.
ORGANA SENSORIA Organ sensor atau indra pada Crustacea meliputi mata, statosist (statocyst), seta sensor, dan proprioreseptor (proprioreceptor). Hampir semua Crustacea memiliki mata, hanya saja ada yang berupa ocellus, kumpulan ocelli, atau sudah berupa mata majenuk. Ocelli biasanya ada pada stadium pertama larva yaitu nauplius, atau sebagai mata median. Sekelompok ocelli yang terdapat di median kemudian disebut sebagai mata naupliar.
SISTEMA EXCRETORIA
STATOSIST Statosist adalah reseptor keseimbangan, berjumlah sepasang dan terletak pada antenna, abdomen, uropoda, atau ada juga yang di telson. Statosist berupa suatu ruang, di dalamnya terdapat benda kecil yang disebut statolith. Statolith terletak di suatu hamparan setae mekanoreseptor, dengan demikian perubahan letak statolith dapat terdeteksi. Statolith dapat merupakan hasil sekresi, tetapi pada umumnya adalah segumpal butiran pasir yang menggumpal. Hampir semua Decapoda memiliki statosist pada masing-masing sendi pangkal antenna I. Staosist Decapoda merupakan suatu rongga yang penuh berisi air. Statolit tersusun dari butiran-butiran pasir yang disatukan oleh semen hasil sekresi epithelium pada statosist. Statolith ini cukup berat dan terletak pada hamparan seta, tidak statis sehingga dapat bergerak atau berubah posisinya. Statolit menekan seta karena gaya gravitasi.
SISTEM REPRODUKSI Pada umumnya Crustacea bersifat gonokoristik (gonochoristic), tetapi ada juga yang bersifat hermafrodit. Fertilisasi pada umumnya internal, dan pada kebanyakan jenis juga terjadi kopulasi. Pada beberapa jenis ada spermatofor dan fertilisasi tidak terjadi secara langsung. Biasanya terdapat penis untuk mentransfer sperma. Kebanyakan penis merupakan modifikasi dari suatu appendages, disebut gonopod, dan digunakan untuk memasukkan sperma ke tubuh betina. Dalam perkawinan beberapa jenis Crustacea jantan menggunakan antena atau appendages thorax anterior untuk memegang hewan betina. Beberapa jenis Crustacea, hewan jantan menunggu hewan betina melakukan pergantian kulit sebelum melakukan kopulasi.
KEANEKARAGAMAN CRUSTACEA