Achmad Yusuf, dr.Sp.KK 18 Desember 2008 TEACHING OSCE DM Achmad Yusuf, dr.Sp.KK 18 Desember 2008
VARISELA Etiologi : Virus Varisela Zoster Penularan : droplet, kontak langsung Klinis : - inkubasi 10-20 hari - prodromal (malaise, nyeri kepala, demam) - Khas vesikel tersebar sentripetal (dari badan ke anggota tubuh) - Riwayat kontak dengan penderita varisela atau herpes zoster Laboratorium : Tzanck smear multinucleated giant epithelial cell
Diagnosis banding : Herpes zoster, Herpes simpleks, eksantema karena virus, impetigo kontagiosa Penyulit : infeksi sekunder, ensefalitis, pneumoni, glomerulonefritis Terapi : - Bed rest - Antipiretik (Paracetamol 4 x 50 mg) - Antibiotik (bila ada infeksi sekunder) - Antivirus (asiklovir 5 x 800 mg atau pada anak 4 x 20 mg/kgBB) Pencegahan : vaksin virus varisela (Oka strain)
SKABIES Etiologi : Sarcoptes scabiei Penularan : - Kontak langsung - Kontak seksual - Alas tidur, pakaian (tak langsung) Klinis : -Gatal malam hari -Khas terowongan kecil, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabuan papul, vesikel, pustul, ekskoriasi - Keluarga atau teman dekat ada yang menderita sakit seperti ini
Predileksi : sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan sebelah dalam, siku, ketiak, mammae, pusar, perut bawah, genetalia eksterna, pantat. Pada anak dan bayi bisa di telapak kaki, sela jari kaki, muka (pipi) Laboratorium : (+) Sarcoptes scabiei atau telur terowongan dibuka fiksasi gliserin / minyak immersi obyektif 10x atau 40x Diagnosis banding : Pioderma, pedikulosis korporis, prurigo, dermatitis Penyulit : infeksi sekunder, folikulitis, furunkel, infiltrat, urtikaria
Terapi : - Salep 2-4 (asam salisilat 2%-sulfur Terapi : - Salep 2-4 (asam salisilat 2%-sulfur presipitatum 4%) pagi-malam selama 3-4 hari diulangi 1 minggu - Salep benzoas benzilcus 25% malam 3 hari diulangi 1 minggu - Gamma benzen hexachlorida atau scabicide (malam) 1 kali diulangi 1 minggu - Permethrin 5% atau scabimite (malam) 1 kali diulangi 1 minggu - Malathion 0,5% dioleskan dalam 24 jam
Terapi : - antihistamin (bila gatal) - antibiotik (bila ada infeksi sekunder) Edukasi : - baju dan alat tidur dicuci air panas - mandi dengan sabun - anggota keluarga atau orang yang kontak juga diobati
STEVEN JOHNSON SYNDROME Etiologi : infeksi (HSV), obat (sulfa, tetrasiklin, penisilin, allopurinol, anti konvulsi) Klinis : - Kulit (makula eritema morbiliformis, lesi target, nicklosky sign +) -Mata (konjungtivitis,uveitis) - Mukosa (mulut, genetalia) - Prodromal riwayat minum obat (+) Diagnosis banding : generalized bullous fixed drug eruption, TEN, 4S, paparan bahan iritan poten
Penyulit : sepsis, pneumoni, gagal ginjal Terapi : - Perawatan di tempat khusus luka - Identifikasi dan penghentian obat yang dicurigai - Perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit - Glukokortikoid (dexamethasone injeksi 0,15-0,2 mg/kgBB/hari) - Antibiotik (gentamisin 2 x 80 mg i.v) - Diet TKTP - Perawatan dan pengobatan kelainan mata
URTIKARIA Etiologi : makanan, obat, inhalan, infeksi, genetik, fisik, kontaktan, psikis, gigitan serangga Klinis : - urtika (bentol-bentol atau oedem berwarna merah pucat) - Akut mendadak, hilang cepat Kronis berulang-ulang atau menetap > 6 minggu meski telah diobati - Bentuk khas : angioedem (urtikaria besar-besar disertai edema palpebra, genitalia, bibir), kolinergik (urtikaria kecil-kecil dan sangat gatal), fisik (tes dermografisme +)
Diagnosis banding : SLE, Henoch Schoenlein purpura, eritema nodusum Penyulit : syok anafilaktik, edema laring Terapi : - menghindari penyebab - antihistamin H1 (difenhidramin, CTM, hidroksisin, siproheptadin, loratadin, cetirizine) - Kombinasi AH1 (hidoksisin HCL 3x25 mg atau 3 x 0,5 mg/kgBB/dosis) dan AH2 (simetidin 200-400 mg sehari 2-4 kali atau 800 mg sehari sekali waktu mau tidur malam) urtikaria kronis, dermografik, dingin
Terapi : - Kortikosteroid urtikaria akut dan berat - Adrenalin atau ephedrin urtikaia akut, sangat berat, dan luas Catatan : Tes dermografisme : dilakukan tekanan / garukan / goresan akan menimbulkan bercak putih yang linier
PITIRIASIS ROSEA Klinis : - Prodromal ringan malaise, demam -Lesi pertama herald patch / mother plaque / initial plaque (makula 3-10 cm) - Makula bulat lonjong, sumbu searah pelipatan kulit (cemara terbalik), skuama diatas dasar kekuningan- melekat di tepi - Biasanya gatal ringan / tidak gatal - Anamnesis memakai baju baru belum dicuci atau baju lama yang disimpan lama atau sering berenang - Khas pada lokasi tetutup pakaian
Diagnosis banding : psoriasis vulgaris, dermatitis seboroik, tinea korporis, MH Terapi : - tidak ada obat spesifik - antihistamin, talk acydum salicylicum 2%, kortikosteroid topikal - Kortikosteroid oral menghilangkan gatal, menahan sementara perjalanan penyakit, menghilangkan lesi penyakit ≥ 1 bulan Saran : -penyakit akan sembuh sendiri - tidak ada bekas - tidak menular - jarang sekali kumat
FURUNKEL / KARBUNKEL Etiologi : Staphylococcus aureus Predisposisi : diabetes mellitus, malnutrisi, keadaan imunosupresi, dermatitis atopik, dermatitis seboroik Klinis : 1. Furunkel nodul eritematous pada folikel rambut, pus +, nekrosis dan meninggalkan skar, nyeri +, gejala prodromal (demam, malaise) 2. Karbunkel benjolan merah, bentuk kubah,uk 3-10 cm, pus +, banyak fistel, sangat nyeri Predileksi : muka, leher, pergelangan&jari tangan, pantat, anogenital
Diagnosis banding : 1.Furunkel impetigo Bock-hart, herpes simpleks, akne stadium pustul, hidradenitis 2.Karbunkel anthraks Penyulit : sepsis, thrombosis sinus kavernosum (furunkel di bibir atas dan pipi) Terapi : - MRS (furunkel di bibir atas dan pipi serta pada orang tua) - Topikal kompres NaCl 0,9% (lesi basah/kotor), salep Natrium fusidat (lesi bersih) - Pengobatan penyakit dasar misal DM
- Antibiotik sistemik 1. Amoksisilin (4x250-500 mg atau 7,5-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) 2. Kloksasilin (4x250-500 mg atau 10-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) 3. Eritromisin (4x250-500 mg atau 12,5-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) - Tindakan : insisi
AKNE VULGARIS Predisposisi : genetik, stres dan emosi, musim , diet, kosmetik, menstruasi, obat (ACTH, steroid oral/topikal, yodida, bromida, fenobarbital, INH) Klinis : - komedo, papul, pustul, nodul, kista - Lokasi muka, dada, punggung - Klasifikasi (Plewig&Kligman) komedonal, papulopustuler, konglobata Diagnosi banding : folikulitis, furunkel, akne rosasea, erupsi akneiformis Penyulit : skar dan keloid
Terapi : -. Topikal keratolitik (asam retinoat Terapi : - Topikal keratolitik (asam retinoat 0,05% krim atau gel, benzoil peroksida 2,5-5% gel, asam salisilat 0,5-2% dlm larutan hidroalkoholik,chemical peeling), antibiotik (klindamisin 1% atau eritromisin 2% gel) - Sistemik tetrasiklin atau eritromisin 2x500mg, doksisiklin 2x50-100 mg, klindamisin 2x150-300 mg - Injeksi kortikosteroid, estrogen, cyproterone asetat, ethynil estradiol - Dermabrasi dan khemabrasi skar
URETRITIS GO Etiologi : Neisseria gonorrhoeae Klinis : - Inkubasi 2-5 hari (1-14 hari) - Disuri, edem dan eritema pada OUE, sekret purulen - Keputihan (pada servisitis GO) Laboratorium : gram (Diplococcus gram negatif, intra&ekstra seluler), tes Thomson, kultur (media Thayer Martin), tes definitif (oksidasi, fermentasi, beta laktamase) Komplikasi : - Pria cowperitis, prostatitis, epididimitis, orkho-epididimitis, tysonitis, litritis, sistitis, seminal vesikulitis
Komplikasi : - Wanita bartholinitis, PID - Ekstra genital orofaringitis, proktitis, gonoblenore, meningitis, endokarditis,arthritis,tenosynovitis, dermatitis Terapi : 1. Tanpa komplikasi siprofloksasin 500 mg p.o, ofloksasin 400 mg p.o, sefiksim 400 mg p.o, seftriakson 250 mg i.m dosis tunggal 2. Dengan komplikasi 3. Pada bayi dan anak 4.Wanita hamil sefiksim, seftriakson, amoksisilin 3g+probenesid 1g
URETRITIS NON GONORE Etiologi : Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Trichomonas vaginalis, Herpes simplex virus, Yeast Klinis : - Inkubasi 1-5 minggu - Disuri, polakisuri, gatal, sekret jernih sampai keruh atau lendir atau bercak di celana dalam - OUE edem dan eritema atau tidak ada kelainan Laboratorium : gram (tdk ada diplococcus gram negatif, lekosit > 5/pria, lekosit > 30/wanita), basah (tidak ada Trichomonas vaginalis)
Terapi : - Doksisiklin 2 x 100 mg ( 7 hari ) - Eritromisin 4 x 500 mg ( 7 hari ) - Tetrasiklin 4 x 500 mg ( 7 hari ) - Azitromisin 1 g dosis tunggal Kontrol : minimal 3 kali, interval 7 hari
MORBUS HANSEN Etiologi : Mycobacterium leprae Klinis : 1. Kelainan saraf tepi aurikularis magnus, tibialis posterior, peroneus lateralis, ulnaris 2. Kelainan kulit gangguan sensibilitas suhu (tes panas dingin), raba (kapas), nyeri (jarum pentul), gangguan otonom (tes Gunawan) Bakteriologis : pewarnaan Ziehl Nielsen kedua cupiing telinga dan lesi kulit batang tahan asam, BI/MI
Serologis : lepromin, MLPA, PCR Diagnosis WHO : 1. Lesi kulit hipopigmentasi atau eritematosa dengan anestesi yang jelas 2. Penebalan saraf tepi dengan anestesi 3. BTA positif 4. Dijumpai satu tanda utama tersebut diatas Penentuan tipe : 1. PB asimetris, lesi 1-5, batas tegas, kering, anestesi, hipopigmentasi, penebalan saraf tepi dini dan asimetris, BTA negatif tipe TT, BT
2. MB simetris, lesi > 5, tidak tegas, halus berkilat, anestesi tidak jelas, eritematous, penebalan saraf tepi lanjut dan simetris, BTA positif tipe BB, BL, LL Penyulit : infeksi sekunder, reaksi, kecacatan Terapi : 1. PB Rifampisin 600 mg/bulan, DDS 100 mg/hari selama 6 bulan dan maksimal 9 bulan 2. MB Rifampisin 600 mg/bulan, lamprene 300 mg/bulan ditambah lamprene 50 mg/hari, DDS 100mg/hari selama 12 bulan dan maksimal 18 bulan 3. Terapi tambahan (aneurin 2x1, livron B plek 3x1, pelembab, pencegahan kecacatan)
DERMATITIS ATOPIK Faktor pencetus : faktor imunologik, genetik, gangguan biokimia Klinis : 1. Bayi (2bln-2thn) skalp, muka, leher, badan atas makula eritema, papul, vesikel, eksudat, krusta 2. Anak (2-10 thn) fossa kubiti, fossa poplitea, pergelangan tangan, muka, leher makula eritema, papul, ekskoriasi, likenifikasi 3. Dewasa fossa kubiti, fossa poplitea, leher, pergelangan tangan papul, vesikel, likenifikasi
Diagnosis : Hanifin Rajka 3 mayor dan 3 minor Mayor pruritus, kronik residif, morfologi dan lokasi khas, riwayat atopi Minor xerosis, iktiosis, kenaikan kadar IgE, kheilitis, konjungtivitis rekuren, keratokonus Diagnosis banding : dermatitis seboroik, dermatitis kontak, dermatitis numularis, penyakit Darier Penyulit : infeksi sekunder Terapi : sistemik (antihistamin, kortikosteroid, antibiotik infeksi sekunder) topikal (kompres, pelembab dan salep kortikosteroid)