Achmad Yusuf, dr.Sp.KK 18 Desember 2008

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
VIROLOGY. Virus structure : All virus particles contain a virus genome (either DNA or RNA). The genome is surrounded by a large number of proteins (coat.
Advertisements

KUSTA by: dr Rina Gustia,Sp.KK.
URTIKARIA dr. RINA GUSTIA, Sp.KK.
ALAT INDRA KULIT.
Tindakan Awal Mengatasi Demam Tinggi
ZOONOSIS [PENYAKIT PARASIT HEWANI] dr.Wydya,Sp.KK
PRURIGO Dr. Qaira Anum, SpKK.
Eksim: Gejala, Penyebab, Pengobatan dan Pencegahan
Dermatitis Atopi Haryson Tondy Winoto, dr.,Msi.Med.,Sp.A IKA UWKS.
Ilustrasi Kasus.
NEKROLISIS EPIDERMAL TOKSIK (NET)
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
ASKEP URTICARIA Luky dwiantoro.
MORBUS HANSEN Achmad Yusuf.
MACAM-MACAM PENYAKIT SEKSUAL (penyakit kelamin)
LEPTOSPIROSIS I. Defenisi    Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Leptospira berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia.
KUSTA.
Campak / measles / morbillie
Oleh: Alifiani Nurrohmah NIM
VARISELA (chickenpox)
PUSKESMAS, SEBELUM CACAT.
VARICELLA Ilmu Penyakit Menular.
PENYAKIT KULIT DARURAT SINDROMA STEVEN JOHNSON. Definisi.
VARISELA OLEH NUGROHO.
HIV / AIDS Penanganan dan Pencegahan Penularan
DIAGNOSIS BERDASARKAN MORFOLOGI
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)
FARINGITIS Oleh: dr. Irma Susanti.
Erupsi Obat Alergi By : dr Rina Gustia, SpKK.
Dermatitis Atopik Peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan (alergi) Melibatkan limfosit dan sel mast Histamin dari sel mast menyebabkan.
VARIOLA Sinonim : cacar, small pox Definisi - penyakit sangat menular
Jenis, Penyebab, Patofisiologi dan gambaran klinis pada ibu MASTITIS
Kelompok 4 Ilmu Kesehatan Anak 1. Nabila Berlianzi 2. Nadia Opriana 3. Novita Sari 4. Nurul Amalia 5. Poppy Dinata.
DIFTERIa.
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN Riana Aini, Amd.Keb.
Materi Penyakit Kusta Untuk Penyegaran Kader pendopo wonomulyo 04 Sept 2013 mawan sehat.
Asuhan Bayi baru lahir normal
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
Miliaria.
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) LANJUTAN.
Clinical skill Morbus Hansen.
PATOFISIOLOGY SEMESTER IV KE - 9.
PENYULUHAN SCABIES PUSKESMAS CISAAT 2017.
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Pada Dermatitis Seboroik
EKTIMA GIOVANNI W PUTRA
by Dr. Sari Handayani Pusadan, Sp.KK, M.Kes
Dermatitis Numularis Peradangan kulit yang bersifat kronis, ditandai dengan lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong, berbatas tegas, dengan efloresensi.
NEURODERMATITIS SIRKUMSKRIPTA
PENYAKIT KULIT BAKTERI (PIODERMA)
ILUSTRASI KASUS Seorang pasien laki-laki datang ke poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP DR. M. Djamil Padang pada tanggal 23 Desember 2014 dengan: Nama :
Dr.Yuliani M Lubis, SpTHT-KL
REFERAT HERPES ZOSTER Oleh Santi Nurfitriani Pembimbing Dr. Sabrina.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
Eritroderma et Causa Dermatitis Kontak Iritan Jurnal Oleh Suci Ramadhani S.ked Pembimbing dr. Mainiadi Sp.KK.
INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) dr. A.M. Multazam Mustari, M.Kes. BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN 2009.
ZOONOSIS [PENYAKIT PARASIT HEWANI] dr.Wydya,Sp.KK
dr. Sari Handayani Pusadan, Sp.KK, M.Kes
AKNE VULGARIS.
EPIDEMIOLOGI KUSTA by WIDYA HC.
VARICELLA Marina. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa.
VARICELLA Marina. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa. Disebabkan oleh virus varisela-zoster, menyerang kulit dan mukosa.
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Achmad Yusuf, dr.Sp.KK 18 Desember 2008 TEACHING OSCE DM Achmad Yusuf, dr.Sp.KK 18 Desember 2008

VARISELA Etiologi : Virus Varisela Zoster Penularan : droplet, kontak langsung Klinis : - inkubasi 10-20 hari - prodromal (malaise, nyeri kepala, demam) - Khas vesikel tersebar sentripetal (dari badan ke anggota tubuh) - Riwayat kontak dengan penderita varisela atau herpes zoster Laboratorium : Tzanck smear  multinucleated giant epithelial cell

Diagnosis banding : Herpes zoster, Herpes simpleks, eksantema karena virus, impetigo kontagiosa Penyulit : infeksi sekunder, ensefalitis, pneumoni, glomerulonefritis Terapi : - Bed rest - Antipiretik (Paracetamol 4 x 50 mg) - Antibiotik (bila ada infeksi sekunder) - Antivirus (asiklovir 5 x 800 mg atau pada anak 4 x 20 mg/kgBB) Pencegahan : vaksin virus varisela (Oka strain)

SKABIES Etiologi : Sarcoptes scabiei Penularan : - Kontak langsung - Kontak seksual - Alas tidur, pakaian (tak langsung) Klinis : -Gatal malam hari -Khas terowongan kecil, sedikit meninggi, berkelok-kelok, putih keabuan  papul, vesikel, pustul, ekskoriasi - Keluarga atau teman dekat ada yang menderita sakit seperti ini

Predileksi : sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan sebelah dalam, siku, ketiak, mammae, pusar, perut bawah, genetalia eksterna, pantat. Pada anak dan bayi  bisa di telapak kaki, sela jari kaki, muka (pipi) Laboratorium : (+)  Sarcoptes scabiei atau telur  terowongan dibuka  fiksasi gliserin / minyak immersi  obyektif 10x atau 40x Diagnosis banding : Pioderma, pedikulosis korporis, prurigo, dermatitis Penyulit : infeksi sekunder, folikulitis, furunkel, infiltrat, urtikaria

Terapi : - Salep 2-4 (asam salisilat 2%-sulfur Terapi : - Salep 2-4 (asam salisilat 2%-sulfur presipitatum 4%)  pagi-malam selama 3-4 hari  diulangi 1 minggu - Salep benzoas benzilcus 25%  malam  3 hari  diulangi 1 minggu - Gamma benzen hexachlorida atau scabicide (malam)  1 kali  diulangi 1 minggu - Permethrin 5% atau scabimite (malam)  1 kali  diulangi 1 minggu - Malathion 0,5% dioleskan dalam 24 jam

Terapi : - antihistamin (bila gatal) - antibiotik (bila ada infeksi sekunder) Edukasi : - baju dan alat tidur dicuci air panas - mandi dengan sabun - anggota keluarga atau orang yang kontak juga diobati

STEVEN JOHNSON SYNDROME Etiologi : infeksi (HSV), obat (sulfa, tetrasiklin, penisilin, allopurinol, anti konvulsi) Klinis : - Kulit (makula eritema morbiliformis, lesi target, nicklosky sign +) -Mata (konjungtivitis,uveitis) - Mukosa (mulut, genetalia) - Prodromal  riwayat minum obat (+) Diagnosis banding : generalized bullous fixed drug eruption, TEN, 4S, paparan bahan iritan poten

Penyulit : sepsis, pneumoni, gagal ginjal Terapi : - Perawatan di tempat khusus luka - Identifikasi dan penghentian obat yang dicurigai - Perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit - Glukokortikoid (dexamethasone injeksi 0,15-0,2 mg/kgBB/hari) - Antibiotik (gentamisin 2 x 80 mg i.v) - Diet TKTP - Perawatan dan pengobatan kelainan mata

URTIKARIA Etiologi : makanan, obat, inhalan, infeksi, genetik, fisik, kontaktan, psikis, gigitan serangga Klinis : - urtika (bentol-bentol atau oedem berwarna merah pucat) - Akut  mendadak, hilang cepat Kronis  berulang-ulang atau menetap > 6 minggu meski telah diobati - Bentuk khas : angioedem (urtikaria besar-besar disertai edema palpebra, genitalia, bibir), kolinergik (urtikaria kecil-kecil dan sangat gatal), fisik (tes dermografisme +)

Diagnosis banding : SLE, Henoch Schoenlein purpura, eritema nodusum Penyulit : syok anafilaktik, edema laring Terapi : - menghindari penyebab - antihistamin H1 (difenhidramin, CTM, hidroksisin, siproheptadin, loratadin, cetirizine) - Kombinasi AH1 (hidoksisin HCL 3x25 mg atau 3 x 0,5 mg/kgBB/dosis) dan AH2 (simetidin 200-400 mg sehari 2-4 kali atau 800 mg sehari sekali waktu mau tidur malam)  urtikaria kronis, dermografik, dingin

Terapi : - Kortikosteroid  urtikaria akut dan berat - Adrenalin atau ephedrin  urtikaia akut, sangat berat, dan luas Catatan : Tes dermografisme : dilakukan tekanan / garukan / goresan akan menimbulkan bercak putih yang linier

PITIRIASIS ROSEA Klinis : - Prodromal ringan  malaise, demam -Lesi pertama  herald patch / mother plaque / initial plaque (makula 3-10 cm) - Makula bulat lonjong, sumbu searah pelipatan kulit (cemara terbalik), skuama diatas dasar kekuningan- melekat di tepi - Biasanya gatal ringan / tidak gatal - Anamnesis memakai baju baru belum dicuci atau baju lama yang disimpan lama atau sering berenang - Khas pada lokasi tetutup pakaian

Diagnosis banding : psoriasis vulgaris, dermatitis seboroik, tinea korporis, MH Terapi : - tidak ada obat spesifik - antihistamin, talk acydum salicylicum 2%, kortikosteroid topikal - Kortikosteroid oral  menghilangkan gatal, menahan sementara perjalanan penyakit, menghilangkan lesi  penyakit ≥ 1 bulan Saran : -penyakit akan sembuh sendiri - tidak ada bekas - tidak menular - jarang sekali kumat

FURUNKEL / KARBUNKEL Etiologi : Staphylococcus aureus Predisposisi : diabetes mellitus, malnutrisi, keadaan imunosupresi, dermatitis atopik, dermatitis seboroik Klinis : 1. Furunkel  nodul eritematous pada folikel rambut, pus +, nekrosis dan meninggalkan skar, nyeri +, gejala prodromal (demam, malaise) 2. Karbunkel  benjolan merah, bentuk kubah,uk 3-10 cm, pus +, banyak fistel, sangat nyeri Predileksi : muka, leher, pergelangan&jari tangan, pantat, anogenital

Diagnosis banding : 1.Furunkel  impetigo Bock-hart, herpes simpleks, akne stadium pustul, hidradenitis 2.Karbunkel  anthraks Penyulit : sepsis, thrombosis sinus kavernosum (furunkel di bibir atas dan pipi) Terapi : - MRS (furunkel di bibir atas dan pipi serta pada orang tua) - Topikal  kompres NaCl 0,9% (lesi basah/kotor), salep Natrium fusidat (lesi bersih) - Pengobatan penyakit dasar misal DM

- Antibiotik sistemik 1. Amoksisilin (4x250-500 mg atau 7,5-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) 2. Kloksasilin (4x250-500 mg atau 10-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) 3. Eritromisin (4x250-500 mg atau 12,5-25 mg/kgBB/dosis, sehari 4 kali) - Tindakan : insisi

AKNE VULGARIS Predisposisi : genetik, stres dan emosi, musim , diet, kosmetik, menstruasi, obat (ACTH, steroid oral/topikal, yodida, bromida, fenobarbital, INH) Klinis : - komedo, papul, pustul, nodul, kista - Lokasi  muka, dada, punggung - Klasifikasi (Plewig&Kligman)  komedonal, papulopustuler, konglobata Diagnosi banding : folikulitis, furunkel, akne rosasea, erupsi akneiformis Penyulit : skar dan keloid

Terapi : -. Topikal  keratolitik (asam retinoat Terapi : - Topikal  keratolitik (asam retinoat 0,05% krim atau gel, benzoil peroksida 2,5-5% gel, asam salisilat 0,5-2% dlm larutan hidroalkoholik,chemical peeling), antibiotik (klindamisin 1% atau eritromisin 2% gel) - Sistemik  tetrasiklin atau eritromisin 2x500mg, doksisiklin 2x50-100 mg, klindamisin 2x150-300 mg - Injeksi kortikosteroid, estrogen, cyproterone asetat, ethynil estradiol - Dermabrasi dan khemabrasi  skar

URETRITIS GO Etiologi : Neisseria gonorrhoeae Klinis : - Inkubasi 2-5 hari (1-14 hari) - Disuri, edem dan eritema pada OUE, sekret purulen - Keputihan (pada servisitis GO) Laboratorium : gram (Diplococcus gram negatif, intra&ekstra seluler), tes Thomson, kultur (media Thayer Martin), tes definitif (oksidasi, fermentasi, beta laktamase) Komplikasi : - Pria  cowperitis, prostatitis, epididimitis, orkho-epididimitis, tysonitis, litritis, sistitis, seminal vesikulitis

Komplikasi : - Wanita  bartholinitis, PID - Ekstra genital  orofaringitis, proktitis, gonoblenore, meningitis, endokarditis,arthritis,tenosynovitis, dermatitis Terapi : 1. Tanpa komplikasi  siprofloksasin 500 mg p.o, ofloksasin 400 mg p.o, sefiksim 400 mg p.o, seftriakson 250 mg i.m  dosis tunggal 2. Dengan komplikasi 3. Pada bayi dan anak 4.Wanita hamil  sefiksim, seftriakson, amoksisilin 3g+probenesid 1g

URETRITIS NON GONORE Etiologi : Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Trichomonas vaginalis, Herpes simplex virus, Yeast Klinis : - Inkubasi 1-5 minggu - Disuri, polakisuri, gatal, sekret jernih sampai keruh atau lendir atau bercak di celana dalam - OUE edem dan eritema atau tidak ada kelainan Laboratorium : gram (tdk ada diplococcus gram negatif, lekosit > 5/pria, lekosit > 30/wanita), basah (tidak ada Trichomonas vaginalis)

Terapi : - Doksisiklin 2 x 100 mg ( 7 hari ) - Eritromisin 4 x 500 mg ( 7 hari ) - Tetrasiklin 4 x 500 mg ( 7 hari ) - Azitromisin 1 g dosis tunggal Kontrol : minimal 3 kali, interval 7 hari

MORBUS HANSEN Etiologi : Mycobacterium leprae Klinis : 1. Kelainan saraf tepi  aurikularis magnus, tibialis posterior, peroneus lateralis, ulnaris 2. Kelainan kulit  gangguan sensibilitas suhu (tes panas dingin), raba (kapas), nyeri (jarum pentul), gangguan otonom (tes Gunawan) Bakteriologis : pewarnaan Ziehl Nielsen  kedua cupiing telinga dan lesi kulit  batang tahan asam, BI/MI

Serologis : lepromin, MLPA, PCR Diagnosis WHO : 1. Lesi kulit hipopigmentasi atau eritematosa dengan anestesi yang jelas 2. Penebalan saraf tepi dengan anestesi 3. BTA positif 4. Dijumpai satu tanda utama tersebut diatas Penentuan tipe : 1. PB  asimetris, lesi 1-5, batas tegas, kering, anestesi, hipopigmentasi, penebalan saraf tepi dini dan asimetris, BTA negatif  tipe TT, BT

2. MB  simetris, lesi > 5, tidak tegas, halus berkilat, anestesi tidak jelas, eritematous, penebalan saraf tepi lanjut dan simetris, BTA positif  tipe BB, BL, LL Penyulit : infeksi sekunder, reaksi, kecacatan Terapi : 1. PB  Rifampisin 600 mg/bulan, DDS 100 mg/hari  selama 6 bulan dan maksimal 9 bulan 2. MB  Rifampisin 600 mg/bulan, lamprene 300 mg/bulan ditambah lamprene 50 mg/hari, DDS 100mg/hari  selama 12 bulan dan maksimal 18 bulan 3. Terapi tambahan (aneurin 2x1, livron B plek 3x1, pelembab, pencegahan kecacatan)

DERMATITIS ATOPIK Faktor pencetus : faktor imunologik, genetik, gangguan biokimia Klinis : 1. Bayi (2bln-2thn)  skalp, muka, leher, badan atas  makula eritema, papul, vesikel, eksudat, krusta 2. Anak (2-10 thn)  fossa kubiti, fossa poplitea, pergelangan tangan, muka, leher  makula eritema, papul, ekskoriasi, likenifikasi 3. Dewasa  fossa kubiti, fossa poplitea, leher, pergelangan tangan  papul, vesikel, likenifikasi

Diagnosis : Hanifin Rajka  3 mayor dan 3 minor Mayor  pruritus, kronik residif, morfologi dan lokasi khas, riwayat atopi Minor  xerosis, iktiosis, kenaikan kadar IgE, kheilitis, konjungtivitis rekuren, keratokonus Diagnosis banding : dermatitis seboroik, dermatitis kontak, dermatitis numularis, penyakit Darier Penyulit : infeksi sekunder Terapi : sistemik (antihistamin, kortikosteroid, antibiotik  infeksi sekunder) topikal (kompres, pelembab dan salep kortikosteroid)