PENGENTASAN KEMISKINAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Advertisements

MAPEL : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Masalah dan Isyu Sentral dalam Pembangunan
TANTANGAN MASYARAKAT PERTANIAN
KEMISKINAN Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan: Ekonomi, Sosial, Pendidikan, Kesehatan. Menurut Andre Bayo (1981) Kemiskinan bersifat.
AHMAD JUWAINI Direktur Eksekutif Dompet Dhuafa
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
KEBIJAKAN DAN REVITALISASI PERTANIAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
PERTUMBUHAN, KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Masalah Ekonomi
POKOK BAHASAN INDIKATOR EKONOMI MAKRO
Pertemuan 6 Kemiskinan dan kesenjangan
Pembangunan Komparatif: Perbedaan dan Persamaan di Antara Negara Berkembang Ekonomi Pembangunan.
Asisten Pemerintahan dan Kesra
PEMBANGUNAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
KEMISKINAN, Ketimpangan, DISTRIBUSI PENDAPATAN dan Pembangunan
Ketidakmerataan Distribusi
PERTEMUAN 9 KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Kota Bandung
Peranan Usaha Mikro, Usaha Kecil Dan Menengah (UMKM)
DOSEN : H. R MARWAN INDRA SAPUTRA,SE. Msi/ Aris T,SE.MM.
PENGANTAR EVALUASI RPJMD KABUPATEN BANDUNG TAHUN
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI
PERANAN EKONOMI MIKRO DAN PERMASALAHANNYA DI INDONESIA
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
MATERI : PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
PEREKONOMIAN INDONESIA EMAN SULAIMAN, ST, MM STIE CIREBON 2016
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN KEMISKINAN`
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN`
PEREKONOMIAN INDONESIA
Pengantar Ekonomi 2 Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
KEMISKINAN AMALUDIN, S.IP, MM.
Ella Ekaristy,S.Pd.
KONDISI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DI INDONESIA
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
Latihan soal Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Materi Kuliah EKONOMI PEMBANGUNAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
PEREKONOMIAN INDONESIA
EKONOMI PEMBANGUNAN 1. Apakah sesungguhnya arti pembangunan itu ? 2. Apakah sumber-sumber pertumbuhan ekonomi nasional dan internasional ? 3. Manakah teori.
KEMISKINAN.
ILMU ALAMIAH DASAR MANAJEMEN
KEMISKINAN Anis Fitrah Abadi [4] Fawaidul Amaliyah Putri [19]
KETENAGAKERJAAN Penduduk dan Kesempatan Kerja
KERJASAMA BILATERAL INDONESIA DAN AMERIKA DI BIDANG EKONOMI
STRATEGI PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN (TEORI DAN PENGUKURAN)
PERTUMUHAN EKONOMI DAN PENENGGULANGAN KEMISKINAN
PENDUDUK & SUMBERDAYA MANUSIA
BAB II PEMBANGUNAN EKONOMI.
PERSPEKTIF KUALITAS PELUANG DAN TANTANGAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
KEMISKINAN DI INDONESIA Kelompok : Putri Ella Agustina Fitri Handayani
PEMBANGUNAN AGROPOLITAN BERBASIS AGRIBISNIS PETERNAKAN: SUATU KONSEP
Isu-Isu Terkini Kependudukan
Kebijakan Pemerintah Dalam Bidang Ekonomi
PERTEMUAN 4.
Aniesa Samira Bafadhal, SAB, MAB
Ketidakmerataan Distribusi
ASPEK-ASPEK SOSIAL BUDAYA DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
PERSPEKTIF KUALITAS PELUANG DAN TANTANGAN
Diambil dari Buku “Panggilan Keberpihakan”
FORUM KONSULTASI PUBLIK
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
Transcript presentasi:

PENGENTASAN KEMISKINAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PEREKONOMIAN INDONESIA

PENDAHULUAN Adanya korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi Semakin tinggi pertumbuhan PDB, semakin besar perbedaan si kaya dan si miskin PDB adalah barang dan jasa yang diproduksi di Indonesia tanpa memedulikan siapa yang membuat dan siapa yang memilikinya. PDB yang terbentuk bisa dimiliki oleh orang atau perusahaan asing atau segelintir orang Indonesia saja, tanpa rakyat banyak menikmatinya.

Indikator kesenjangan Pendekatan : axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam literatur adalah dari kelompok pendekatan axiomatic dengan tiga alat ukur, yaitu the generalized entropy (GE), ukuran atkinson koefisien gini

Koefisien Gini - Nilai koefisien gini berada pada selang 0 sampai dengan 1. Bila 0 : kemerataan sempurna (setiap orang mendapat porsi yang sama dari pendapatan) dan Bila 1 : ketidakmerataan yang sempurna dalam pembagian pendapatan. - Ketimpangan dikatakan sangat tinggi apabilai nilai koefisien gini berkisar antara 0,71-1,0. Ketimpangan tinggi dengan nilai koefisien gini 0,5-0,7. Ketimpangan sedang dengan nilai gini antara 0,36-0,49, dan ketimpangan dikatakan rendah dengan koefisien gini antara 0,2-0,35.

Indikator kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Terdapat beberapa indikator kemiskinan yang biasa digunakan, yaitu indikator: 1. Kemiskinan relatif 2. Kemiskinan absolut 3. Kemiskinan kultural 4. Kemiskinan struktural

Kemiskinan Relatif Seseorang dikatakan berada dalam kelompok kemiskinan relatif, jika pendapatannya berada di bawah pendapatan di sekitarnya, atau dalam kelompok masyarakat tersebut, ia berada di lapisan paling bawah. Bisa jadi meskipun pendapatannya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok, namun karena dibanding masyarakat di sekitarnya, pendapatannya dinilai rendah, ia termasuk miskin. Amerika Serikat menggunakan indikator kemiskinan semacam ini.

Kemiskinan Absolut Dilihat dari kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, pemukiman, pendidikan dan kesehatan). Jika pendapatan seseorang di bawah pendapatan minimal untuk memenuhi kebutuhan pokok, maka ia disebut miskin. Indonesia menggunakan indikator kemiskinan jenis ini

Kemiskinan Kultural & Struktural Dikaitkan dengan budaya masyarakat yang “menerima” kemiskinan yang terjadi pada dirinya, bahkan tidak merespons usaha-usaha pihak lain yang membantunya keluar dari kemiskinan tersebut Kemiskinan struktural Kemiskinan yang disebabkan struktur dan sistem ekonomi yang timpang dan tidak berpihak pada si miskin, sehingga memunculkan masalah- masalah struktural ekonomi yang makin meminggirkan peranan orang miskin.

Garis Kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) mengukur garis kemiskinan dengan pendekatan konsumsi sejalan dengan pendekatan Bank Dunia. Garis kemiskinan tersebut diukur dari kemampuan membeli bahan makanan ekuivalen dengan 2100 kalori per kapita per hari dan biaya untuk memperoleh kebutuhan minimal akan barang/jasa, pakaian, perumahan, kesehatan, transportasi, dan pendidikan.

Garis Kemiskinan VV Bhanoji Rao menghitung garis kemiskinan dengan memperhitungkan kebutuhan kalori per hari minimum yang diperlukan seseorang untuk hidup layak sebagai dasar, kemudian diambah lagi dengan keperluan untuk kehidupan dasar yang sifatnya sosial, misalnya untuk pemeliharaan kesehatan, sekolah, dsb. Prof Sayoga membedakan antara daerah perkotaan dan pedesaan. - Garis kemiskinan untuk pedesaan setara dengan 240 kg beras per kapita per tahun, sedangkan untuk perkotaan setara dengan 360 kg beras per kapita per tahun. - Garis kemiskinan ditetapkan setelah survei di seluruh Indonesia pada 1973. Bhanoji Rao : peneliti dr Singapore Sayoga : rektor IPB (bapak sosiologi & ekonomi)

SEBAB STRUKTURAL KEMISKINAN DI INDONESIA Ketidakmampuan mengelola sumber daya alam secara maksimal; Kebijakan ekonomi yang tidak berkomitmen terhadap penanggulangan kemiskinan dan semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi Kesalahan mendasar dalam asumsi perekonomian Indonesia adalah pengangguran dan kemiskinan hanya mungkin diatasi jika ekonomi tumbuh minimal (misalnya) 6,5 %. Asumsi demikian salah, karena: - Yang dapat mengatasi pengangguran dan kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi yang melibatkan kegiatan ekonomi rakyat yang pelakunya adalah masyarakat miskin. - Pengangguran dan kemiskinan adalah dua hal berbeda. Orang yang menganggur belum tentu miskin. - Ilustrasi: 1 % pertumbuhan diasumsikan mampu menampung 200.000-400.000 tenaga kerja baru, maka pertumbuhan 6.5 % hanya mampu mempekerjakan 1,3 juta-2,6 juta tenaga kerja dan tidak ada jaminan bagi penduduk miskin yang mencapai puluhan juta jiwa.

Kelemahan dalam program penanggulangan kemiskinan Masih berorientasi pada pertumbuhan ekonomi makro daripada pemerataan; Sentralisasi kebijakan daripada desentralisasi; Lebih bersifat karitatif daripada transformatif; Memposisikan masyarakat sebagai objek dan bukan subjek; Cara pandang tentang penanggulangan kemiskinan masih berorientasi pada ‘charity’ daripada ‘productivity’; Asusmsi permasalahan dan solusi kemiskinan sering dipandang sama daripada pluralistis.

Kebijakan pemerintah menanggulangi kemiskinan Orde baru : KUD, Wajar 9 tahun, Pengembangan puskesmas Repelita : IDT, Pembangunan sarana prasarana Jaring Pengaman sosial (JPS)

Pemberantasan kemiskinan Penerbitan undang-undang pemberantasan kemiskinan sehingga program pengurangan kemiskinan lebih diprioritaskan oleh pemerintah dan masyarakat Program pemberantasan harus bersifat multi-sektor Perencanaan dan pelaksanaan dilakukan bersama antara masyarakat dan pemerintah sehingga program sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan potensi aktual masyarakat dapat lebih tergali. Masyarakat dijadikan subjek dan bukan sekedar objek program Pertanggungjawaban program tidak saja pada pemerintah tetapi juga pada masyarakat Program yang berkesinambungan Ukuran keberhasilan ditentukan berdasarkan kemampuan masyarakat keluar dari belenggu kemiskinan.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Pemberdayan merupakan suatu penumbuhan kemandirian melalui pemberian kekuatan atau daya untuk mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan handal dengan ciri mandiri , profesional, berjiwa wirausaha, mempunyai dedekasi, etos kerja, disiplin dan moral yang tinggi serta berwawasan global, Sehingga mampu membangun usaha yang berdaya saing tinggi menghadapi globalisasi dan liberalisasi perekonomian dunia. (Suprapto, 2010)