UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTU MEDIA GAMBAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 JAMBANGAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Heni Siti Aminah 292013033
Guru menjelaskan materi masih bersifat konvensional. Permasalahan yang terjadi pada siswa kelas 5 SD Negeri 04 Jambangan. Berdasarkan observasi di temukan beberapa permasalahan yang terjadi seperti : Prestasi belajaar yang kurang maksimal dan kurangnya aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran IPA. Guru menjelaskan materi masih bersifat konvensional. Guru kurang berinovasi dalam pembelajaran Siswa kurang aktif dalam pembelajaran SD Negeri 04 Jambangan, pada pembelajaran IPA mengenai penyebab dan pengruh perubahan lingungan fisik untuk kelas 5 masih mengalami hasil yang kurang dari KKM yang telah ditentukan. Data yang telah diperoleh yaitu dari 34 siswa, terdapat 15 siswa yang sudah mencapai KKM, dan 19 siswa yang belum mencapai KKM. Hal ini dapat dikatakan bahwa hampir setengah dari siswa yang belum mencapai KKM.
KAJIAN PUSTAKA Kemendiknas, (2011: 22). Ilmu pengetahuan alam merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta- fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga proses penemuan. Hakikat IPA menurut Trianto (2010: 153) menyatakan bahwa hakikat IPA meliputi empat unsur yaitu: 1) Sikap : timbulnya rasa ingin tahu tentang alam sekitar sehingga menimbulkan permasalahan. 2) Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah, melalui penyusunan hipotesis, perencanaan, eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran dan penarikan kesimpulan. 3) Produk: berupa fakta yang ada di lingkungan, prinsip, teori dan hukum. 4) Aplikasi: menerapkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari . dari penedapat Trianto tersbut apat isimpulkan bahwa hakikat IPA di fokuskan bagaimana mengetahui fakta yang ada di lingkungan kemudian siswa dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW Menurut Soekamto (dalam Hamruni 2012: 5) berpendapat model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini siswa dapat lebih menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit melalui diskusi dan bila dibandingkan dengan pembelajaran individual, pembelajaran kooperatif lebih dapat mencapai kesuksesan akademik, tanggung jawab individu, kelompok, dan sosial siswa, dan dalam pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator dan siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri (Rusman, 2011: 202).
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai materi yang maksimal (Isjoni,2011:54).
Langkah-langkah (tahapan) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Kegiatan Keterangan Pertama Membentuk kelompok jigsaw/kelompok asal yang heterogen Guru membagi siswa dalam kelompok asal yang berjumlah 4-6 orang Kedua Membagikan tugas/materi Guru membagi pelajaran yang akan dibahas kedalam 4-6 bagian Siswa membagi tugas atau materi yang berbeda pada setiap siswa dalam setiap kelompok. Ketiga Membentuk kelompok ahli Siswa dari masing-masing kelompok jigsaw/asal bergabung dengan siswa lain yang memiliki segmen pelajaran yang sama. Keempat Diskusi kelompok ahli Siswa berdiskusi dalam kelompok berdasarkan kesamaan materi masing-masing siswa.
Kelima Diskusi kelompok jigsaw/asal Siswa kembali ke kelompok asalnya masing-masing dan bergiliran mengajarkan materi kepada anggota kelompok yang lain. Keenam Evaluasi tingkat penguasaan siswa terhadap materi Guru melakukan penilaian untuk mengukur hasil belajar siswa secara individu mengenai seluruh pembahasan.
Kelebihan Model Jigsaw Lie dalam Rusman (2011:218) menyatakan kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu : Siswa yang terlibat di dalam pembelajaran model pembelajaraan kooperatif tipe jigsaw ini memperoleh prestasi yang baik. Mempunyai sikap yang lebih baik dan lebih positif terhadap pembelajaran. Siswa saling menghargai perbedaan dan pendapat orang lain.
Kelemahan Model Jigsaw Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw juga memiliki beberapa kelemahan yaitu: Terdapat kelompok yang siswanya kurang berani untuk mengemukakan pendapat atau bertanya sehingga kelompok tersebut dalam diskusi menjadi kurang hidup. Memerlukan waktu yang relatif cukup lama dan persiapan yang matang antara lain dalam pembuatan bahan ajar dan LKS benar-benar memerlukan kecermatan dan ketepatan. Siswa tidak terbiasa dengan model pembelajaran tipe jigsaw Masih ada siswa yang kurang bertanggung jawab, sehingga pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menjadi kurang efektif.
Metode Penelitian Jenis penelitian yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Variabel penelitian yang digunakan ada 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat, variabel bebas penelitian ini adalah model kooperatif tipe jigsaw berbantuan media gambar dan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif, dimana data yang telah diperoleh akan di analisis dan dibandingkan prosentase ketuntasan hasil belajar siswa yang dicapai siswa melalui pra siklus ke siklus I dan siklus II.
PROSES PERENCANAAN TINDAKAN SIKLUS I DAN II Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus, dalam satu siklus dilakukan 2 kali pertemuan Proses perencanaan terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan evaluasi. Instrumen pengumpulan data dengan lembar observasi, tes dan pilihan ganda. Teknik Anaisis Data hasil pembelajaraan IPA siswa dilakukan dengan cara menghitung persentase ketuntasan belajar IPA rata – rata nilai hasil belajar siswa.
Hasil Belajar Prasiklus, Siklus I, Siklus II
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah disampaikan pada BAB 4 dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model kooperatif tipe jigsaw berbantu media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Pada pra siklus, terdapat 15 siswa yang mampu mencapai ketuntasan KKM 70 (44,2%) sedangkan 19 siswa belum mencapai KKM (55,8%). Setelah menggunakan model kooperatif tipe jigsaw berbantu media gambar pada siklus I dan II hasil belajar siswa meningkat, dapat dilihat dari siklus I terdapat 24 siswa yang mencapai KKM (70,5%) dan 10 siswa belum mencapai KKM (29,5%). Peningkatan hasil belajar siswa juga meningkat pada siklus II terdapat 30 siswa mencapai KKM (88,2%) dan 4 siswa belum mencapai KKM (11,8%).
Terimakasih