INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENGELOLAAN LAHAN PEMBEKALAN KKP FAPERTA DAN FEM INSTITUT PERTANIAN BOGOR (23 MEI 2008)
KOMPONEN LAHAN LAHAN TERDIRI DARI: TANAH AIR UDARA VEGETASI BINATANG MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LAHAN, TANAH MERUPAKAN KOMPONEN LAHAN YANG SANGAT PENTING UNTUK MENDAPAT PERHATIAN.
DALAM BIDANG PERTANIAN TANAH BERFUNGSI: MENGAPA DEMIKIAN? KARENA SIFAT-SIFAT TANAH SECARA INTEGRAL MEMPENGARUHI SIFAT-SIFAT/KONDISI KOMPONEN LAHAN YANG LAIN OLEH SEBAB ITU, PEMBAHASAN PENGELOLAAN LAHAN SELANJUTNYA LEBIH DIFOKUSKAN PADA PENGELOLAAN TANAH FUNGSI TANAH DALAM BIDANG PERTANIAN TANAH BERFUNGSI: TEMPAT BERJANGKARNYA AKAR TANAMAN SUMBER UNSUR HARA TEMPAT MENAMBAHKAN DAN TERSIMPANNYA UNSUR HARA SERTA AIR PENETRALISIR UNSUR ATAU SENYAWA TOKSIK
KOMPONEN KEGIATAN PENGELOLAAN TANAH: SEGALA BENTUK TINDAKAN YANG DIBERIKAN PADA TANAH UNTUK MENJAGA ATAU BAHKAN MENINGKATKAN FUNGSI–FUNGSI TANAH AGAR TETAP BAIK ATAU BAHKAN MENINGKAT. KOMPONEN KEGIATAN PENGELOLAAN TANAH: MEMILIH BENTUK PENGGUNAAN TANAH ATAU KOMODITAS YANG SESUAI. MEMBERI PERLAKUAN TERHADAP TANAH SESUAI DENGAN YANG DIPERLUKAN, SEHINGGA FUNGSI TANAH TETAP BAIK DALAM JANGKA WAKTU TAK TERBATAS ATAU BAHKAN MENINGKAT.
MEMILIH BENTUK PENGGUNAAN TANAH/ KOMODITAS YANG SESUAI SESUNGGUHNYA TERDAPAT METODE EVALUASI KESESUAIAN TANAH/LAHAN YANG HASILNYA DAPAT DIPERTANGUNGJAWABKAN. UNTUK KEBUTUHAN PRAKTIS DALAM RANGKA KKP, EVALUASI KESESUAIAN TANAH/ LAHAN DAPAT DILAKUKAN DENGAN MENGAMATI BENTUK PENGGUNAAN ATAU KOMODITAS YANG SEDANG DIUSAHAKAN. HAL-HAL YANG PERLU DIAMATI: PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BERBAGAI KOMODITAS YANG DIUSAHAKAN, SERTA KEBERHASILAN USAHA YANG DILAKUKAN. PENGAMATAN DAPAT DILAKUKAN SECARA LANGSUNG DI LAPANG ATAU DENGAN WAWANCARA. BENTUK PENGGUNAAN/KOMODITAS YANG SESUAI AKAN MENUNJUKKAN KEBERHASILAN USAHA TANI DENGAN PENGGUNAAN LAHAN TERSEBUT DAN ATAU PERTUMBUHAN SERTA HASIL KOMODITAS YANG BAIK.
BAGAIMANA SIFAT TANAH YANG BAIK BAGI TANAMAN? MEMBERI PERLAKUAN AGAR SIFAT-SIFAT TANAH TETAP BAIK ATAU BAHKAN MENINGKAT BAGAIMANA SIFAT TANAH YANG BAIK BAGI TANAMAN? AGAR TANAH BAIK SEBAGAI TEMPAT BERJANGKAR: TEBAL/DALAM. MUDAH DITEMBUS AKAR/GEMBUR. AGAR TANAH BAIK SEBAGAI SUMBER HARA: PELEPASAN HARA DARI PADATAN TANAH (MINERAL DAN BAHAN ORGANIK) BERLANGSUNG DENGAN BAIK. AGAR TANAH BAIK SEBAGAI TEMPAT MENYIMPAN HARA DAN AIR: PERLU MEMILIKI KAPASITAS SIMPAN DAN KEMAMPUAN MENYEDIAKAN HARA DAN AIR YANG TINGGI. DISAMPING SIFAT-SIFAT TERSEBUT, TANAH JUGA HARUS BAIK DALAM MENYEDIAKAN UDARA BAGI AKAR TANAMAN.
DENGAN DEMIKIAN, PENGELOLAAN TANAH YANG BAIK ADALAH UPAYA YANG DAPAT MENJAGA AGAR TANAH: TETAP TEBAL. GEMBUR. MENYIMPAN DAN MENYEDIAKAN HARA DAN AIR DALAM JUMLAH CUKUP. MENYEDIAKAN UDARA BAGI AKAR TANAMAN DALAM JUMLAH CUKUP KEGIATAN PRAKTIS YANG DAPAT DITEMPUH ADALAH: MENCEGAH EROSI MENGOLAH TANAH MENGELOLA BAHAN ORGANIK MEMUPUK DAM MEMBERI BAHAN AMELIORAN
MENCEGAH EROSI MENGAPA EROSI PERLU DICEGAH? EROSI PERLU DICEGAH, KARENA MENGAKIBATKAN: SOLUM TANAH MENJADI DANGKAL BAGIAN TANAH YANG SUBUR HILANG KEMAMPUAN MENYIMPAN AIR DAN HARA BERKURANG TANAH YANG TERTINGGAL LEBIH PADAT DLL. DISAMPING MERUGIKAN PADA DAERAH YANG TEREROSI, DI DAERAH HILIR JUGA TIMBUL DAMPAK NEGATIF YI: BANJIR DIMUSIM HUJAN KEKERINGAN DI MUSIM KEMARAU PENDANGKALAN WADUK DAN SALURAN IRIGASI DLL
CONTOH TANAH TEREROSI MENJADI DANGKAL, MISKIN HARA, KEMAMPUAN MENAHAN DAN MENYEDIAKAN AIR RENDAH
CONTOH TANAH YANG TEREROSI SANGAT BERAT MENJADI SAMA SEKALI TIDAK PRODUKTIF
EROSI YANG PALING DOMINAN DI INDONESIA ADALAH EROSI AIR. UNTUK MENGENDALIKAN EROSI AIR, PRINSIP DASAR YANG HARUS DITERAPKAN ADALAH: MELINDUNGI PERMUKAAN TANAH DARI DAYA RUSAK/ TETESAN AIR HUJAN MENINGKATKAN DAYA TAHAN TANAH TERHADAP GAYA PERUSAK TETESAN AIR HUJAN/ALIRAN PERMUKAAN MENGURANGI JUMLAH ALIRAN PERMUKAAN SEBAGAI MEDIA PENGANGKUT MENGURANGI KECEPATAN/DAYA ANGKUT DAN DAYA GERUS ALIRAN PERMUKAAN
CONTOH-CONTOH TINDAKAN PENGELOLAAN TANAH UNTUK MENGENDALIKAN EROSI MENUTUP LAHAN DENGAN VEGETASI PERMANEN
AGRFORESTRY
AGRFORESTRY
PENGGUNAAN TANAMAN PENUTUP DAN PENANAMAN MENGIKUTI KONTUR
PENGGUNAAN MULSA
PENGGUNAAN MULSA PADA BUDUDAYA SAYURAN
PENGGUNAAN MULSA
PENGOLAHAN TANAH DAN BEDENGAN MENURUT KONTUR
Bedengan mengikuti kontur
BEDENGAN DAN MULSA VERTIKAL MENGIKUTI KONTUR
TERJADI PENAMBAHAN BIDANG RESAPAN PADA PENERAPAN MULSA VERTIKAL
Guludan dan saluran peresapan mengikuti kontur
Guludan dari batu
CONTOH-CONTOH TINDAKAN DI ATAS AKAN MENEKAN EROSI MELALUI BEBERAPA MEKANISME YI: MELINDUNGI TANAH DARI TETESAN AIR HUJAN (CONTOH: PADA PENANAMAN DENGAN VEGETASI PERMANEN) MENGURANGI JUMLAH ALIRAN ALIRAN PERMUKAAN (CONTOH PADA PENERAPAN MULSA VERTIKAL MENINGKATKAN PROPORSI AIR YANG MERESAP) MENGURANGI KECEPATAN ALIRAN PERMUKAAN (CONTOH PADA PENERAPAN GULUDAN DARI BATU, AKAN MENGHAMBAT ALIRAN PERMUKAAN)
MENGOLAH TANAH MENGOLAH TANAH BERTUJUAN UNTUK: MENGGEMBURKAN TANAH AGAR MUDAH DITEMBUS OLEH AKAR TANAMAN. MEMBERANTAS GULMA AKAN TETAPI MENGOLAH TANAH MENGAKIBATKAN TANAH MENJADI TERBUKA DAN AGREGAT TANAH HANCUR/TANAH TERDISPERSI SEHINGGA: TANAH LEBIH MUDAH TEREROSI SETELAH LAMA MENJADI LEBIH PADAT SETELAH LAMA DAYA SERAP TERHADAP AIR BERKURANG OLEH SEBAB ITU PENGOLAHAN TANAH SEBAIKNYA DILAKUKAN SEMINIMUM MUNGKIN, DAN SEBAIKNYA MENGIKUTI KONTUR. GAMBAR BERIKUT CONTOH PENGOLAHAN TANAH YANG TERLALU INTENSIF.
PENGOLAHAN TANAH INTENSIF
MENGELOLA BAHAN ORGANIK BAHAN ORGANIK MERUPAKAN BAGIAN PADATAN TANAH YANG PALING MUDAH BERUBAH (HILANG). BAHAN ORGANIK SANGAT PENTING DALAM MENENTUKAN KESUBURAN TANAH KARENA: SEBAGAI SUMBER HARA (JIKA TERDEKOMPOSISI MENGHASILKAN UNSUR HARA) MENINGKATKAN KEMAMPUAN TANAH DALAM MENYIMPAN HARA DAN AIR. MENINGKATKAN STABILITAS AGREGAT SUMBER ENERGI BIOTA TANAH DLL. MEMPERTAHANKAN JUMLAH BAHAN ORGANIK TANAH TETAP TINGGI MERUPAKAN KEHARUSAN DALAM MENGELOLA TANAH UNTUK PERTANIAN.
TEKNIK PENGELOLAAN BAHAN ORGANIK YANG DAPAT DILAKUKAN ANTARA LAIN: PEMANFAATAN SISA-SISA TANAMAN SEBAGAI MULSA PEMBERIAN PUPUK HIJAU PENANAMAN TANAMAN PENUTUP TANAH PEMBERIAN KOMPOS PEMBERIAN PUPUK KANDANG DLL. PRINSIP UTAMA PENGELOLAAN BAHAN ORGANIK YANG HARUS DILAKUKAN ADALAH MENINGKATKAN SUMBER BAHAN ORGANIK YAITU TANAMAN, MEMANFAATKAN BAHAN ORGANIK YANG ADA SEMAKSIMAL MUNGKIN YAITU DENGAN TIDAK MEMBUANG PERCUMA ATAU MEMBAKARNYA, DAN MENEKAN KEHILANGAN MELALUI EROSI, DAN ALIRAN PERMUKAAN.
MEMUPUK DAM MEMBERI BAHAN AMELIORAN KETERSEDIAAN HARA DI DALAM TANAH DAPAT DIKETAHUI DENGAN CARA MENGANALISIS CONTOH TANAH DI LABORATORIUM. AKAN TETAPI KEGIATAN TERSEBUT MEMERLUKAN BIAYA DAN WAKTU YANG TIDAK SEDIKIT. CARA LAIN DAN YANG COCOK UNTUK KEPERLUAN DI LAPANG ADALAH DENGAN MENGAMATI GEJALA DEFISIENSI YANG TERJADI PADA TANAMAN. BERIKUT GEJALA DEFISIENSI BEBERAPA UNSUR HARA YANG TERJADI PADA TANAMAN.
Gejala pada tanaman serealia (muncul pada daun tua) Defisiensi Gejala pada tanaman serealia (muncul pada daun tua) N Ujung daun klorosis dan nekrosis; daun berwarna kuning dan menjalar ke dasar daun melalui tulang daun, berbentuk V P Daun dan atau batang berwarna ungu/kemerahan yang didahului dengan warna hijau gelap (tua), kemudian coklat. K Tepi-tepi daun nekrosis; mulai dengan warna kuning atau kecoklatan pada tepi daun dari ujung dan merambat ke dalam dan membentuk huruf V terbalik; daun-daun menggantung. Mg Klorosis garis; garis kuning di antara tulang daunGejala pada tanaman serealia (muncul pertama pada daun muda) Ca Daun-daun berwarna kekuningan, daun seperti tersobek atau seperti digergaji tepi daunnya, ujung daun salah bentuk dan titik tumbuh sering mati S Helai berwarna kuning dengan tulang daun berwarna kuning cerah
Keracunan Penyakit Air Mg N K P Sehat
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PEMUPUKAN TANAMAN YANG DIPUPUK TANAH YANG DIPUPUK PUPUK YANG DIGUNAKAN WAKTU PEMUPUKAN CARA PEMUPUKAN IKLIM
TANAMAN YANG DIPUPUK SIFAT TANAMAN YANG PERLU DIPERHATIKAN: PEMAKAIAN HARA OLEH TANAMAN SIFAT PERAKARAN JUMLAH HARA YANG DIPERLUKAN OLEH TANAMAN BERBEDA ANTARA TANAMAN YANG SATU DENGAN YANG LAIN (JAGUNG BERBEDA DENGAN PADI, TEBU, KACANG TANAH, DAN YANG LAIN) SEMAKIN TINGGI PRODUKSI, SEMAKIN BANYAK PUPUK YANG HARUS DIBERIKAN. KEBUTUHAN PUPUK JUGA BERBEDA OLEH ADANYA PERBEDAAN JENIS BAGIAN TANAMAN YANG DIPANEN
TANAMAN YANG DIPANEN DAUNNYA (SEPERTI SAYUR-SAYURAN DAN TEH PERLU PUPUK N LEBIH BANYAK, AGAR DAUN BERKEMBANG LEBIH BAIK. TANAMAN YANG MENGHASILKAN PATI ATAU GULA SEPERTI UBI KAYU, UBI JALAR, WORTEL, TEBU DSB, MEMERLUKAN PUPUK K LEBIH BANYAK. TANAMAN YANG DIAMBIL BUNGA, BUAH ATAU BIJINYA LEBIH BANYAK MEMERLUKAN PUPUK P. SIFAT PERAKARAN MENENTUKAN CARA PENEMPATAN PUPUK BILA DARI BENIH KELUAR AKAR TUNGGANG TERLEBIH DAHULU, SEBAIKNYA PUPUK DIBERIKAN DI BAWAH BENIH. BILA DARI BENIH TUMBUH AKAR LATERAL, PENEMPATAN PUPUK SEBAIKNYA PADA SEKITAR AKAR.
TANAH YANG DIPUPUK KANDUNGAN HARA TANAH YANG AKAN DIPUPUK BERBEDA-BEDA. TANAH YANG MISKIN MEMBUTUHKAN PUPUK YANG LEBIH BANYAK. KONDISI TANAH YANG BERBEDA MEMBUTUHKAN JUMLAH PUPUK TERTENTU YANG BERBEDA PULA. PADA UMUMNYA: TANAH DI INDONESIA YANG TERLETAK DI DAERAH KERING, BERWARNA ABU-ABU, KEKURANGAN: N, P, Cu, Fe, Zn, DAN Mn. TANAH DIDAERAH CURAH HUJAN TINGGI, BERWARNA KEMERAHAN, KEKURANGAN N,P,K,Ca, DAN Mg. PADA TANAH YANG BERCURAH HUJAN TINGGI PADA UMUMNYA BEREAKSI MASAM. TANAH DEMIKIAN BANYAK MENGANDUNG Al, Mn, DAN Fe YANG DAPAT MERACUNI TANAMAN. DISAMPING ITU P AKAN TERFIKSASI. PADA TANAH DEMIKIAN PERLU PENGAPURAN DAN PEMBERIAN BAHAN ORGANIK.
PUPUK YANG DIGUNAKAN TIAP-TIAP PUPUK MEMPUNYAI UNSUR HARA, REAKSI FISIOLOGIS, KELARUTAN, KECEPATAN BEKERJA, DAN SALT INDEX YANG BERBEDA-BEDA. JUMLAH PUPUK YANG DIBERIKAN, TERGANTUNG PADA: KEBUTUHAN TANAMAN KANDUNGAN UNSUR DALAM TANAH KADAR UNSUR YANG TERKANDUNG DALAM PUPUK
WAKTU PEMUPUKAN PUPUK YANG BEKERJA CEPAT (CONTOH UREA, DAN ZA). SEBAIKNYA DIBERIKAN SETELAH TANAM DAN DIBERIKAN SEDIKIT DEMI SEDIKIT (2 – 3 KALI PEMUPUKAN) PUPUK YANG BEKERJA LAMBAT (DSP, TSP, FOSFAT ALAM). SEBAIKNYA DIBERIKAN SEBELUM TANAM DAN SEKALIGUS. UNTUK TANAMAN TAHUNAN YANG TELAH LAMA TUMBUH SEBAIKNYA DIBERIKAN PADA SAAT KEGIATAN PERTUMBUHAN MAKSIMUM. PUPUK YANG BEKERJANYA SEDANG (CONTOH RUSTICA YELLOW) SEBAIKNYA DIBERIKAN SESUDAH ATAU SEBELUM TANAM ASAL TIDAK TERLALU JAUH DARI SAAT MULAINYA AKTIVITAS TANAMAN.
CARA PEMUPUKAN PEMUPUKAN PERLU DILAKUKAN DENGAN CARA YANG BAIK AGAR: PUPUK DAPAT DIAMBIL AKAR TANAMAN DENGAN EFISIEN PUPUK TIDAK MERUSAK BENIH ATAU AKAR TANAMAN. MUDAH DILAKUKAN SEHINGGA EFISIEN TENAGA KERJA DAN BIAYA APLIKASI MURAH. CONTOH-CONTOH CARA PEMUPUKAN: DISEBAR (BROADCAST) DI SAMPING TANAMAN (SIDE BAND) DALAM LARIKAN TANAMAN (IN THE ROW) DIMASUKKAN BERSAMA BENIH (POP UP) CARA INI COCOK UNTUK PUPUK YANG MEMPUNYAI SALT INDEX RENDAH (CONTOH TSP)
IKLIM PEMUPUKAN SEBAIKNYA DILAKUKAN PADA MUSIM HUJAN. PEMUPUKAN LEWAT DAUN (FOLIAR APLICATION) PEMUPUKAN DILAKUKAN DENGAN MELARUTKAN PUPUK DALAM AIR DAN DISEMPROTKAN PADA DAUN. PEMUPUKAN METODE INI COCOK UNTUK HARA MIKRO, KARENA KEBUTUHANNYA SEDIKIT. PEMUPUKAN LEWAT AIR IRIGASI (FERTIGATION) CARA PEMUPUKAN INI SESUAI UNTUK PUPUK YANG MUDAH LARUT (CONTOH UREA) DAN UNTUK PERTANIAN YANG MENGGUNAKAN SISTEN IRIGASI SPRINKLER (SEMPROT)ATAU DRIP (TETES). IKLIM PEMUPUKAN SEBAIKNYA DILAKUKAN PADA MUSIM HUJAN. PEMUPUKAN DAPAT DILAKUKAN PADA MUSIM KEMARAU, ASALKAN TANAH YANG AKAN DIPUPUK DALAM KEADAAN BASAH OLEH AIR IRIGASI. PEMUPUKAN YANG DILAKUKAN PADA KEADAAN KERING/MUSIM KEMARAU, AKAN MENGAKIBATKAN PLASMOLISIS.
CONTOH-CONTOH PUPUK CONTOH PUPUK N UREA BERBENTUK KRISTAL, BERUPA BUTIR-BUTIR BERWARNA PUTIH. RUMUS KIMIA : CO(NH2)2 KADAR N : 45 – 46 % REAKSI FISIOLOGIS : AGAK MASAM MUDAH LARUT DALAN AIR DAN BEKERJA CEPAT.
AMONIUM SULFAT (ZA) BERBENTUK KRISTAL BERWARNA PUTIH, ABU-ABU, KEBRU-BIRUAN DAN KUNING WARNA KRISTAL TERGANTUNG PEMBUATANNYA KEBANYAKAN BERWARNA PUTIH SEPERTI GULA PASIR KADAR N: 20.5 – 21 % REAKSI FISIOLOGIS MASAM MUDAH LARUT DALAM AIR DAN BEKERJA CEPAT
PUPUK P CONTOH PUPUK P: DOUBLE SUPERPHOSPHATE (DSP) RUMUS KIMIA : Ca(H2PO4)2 KADAR P2O5 : 36 – 38 % BERBENTUK BUBUK KASAR ATAU BUTIR-BUTIR KECIL, BERWARNA PUTIH KOTOR ATAU ABU-ABU, ATAU COKLAT MUDA. LARUT DALAM AIR BEKERJA PERLAHAN-LAHAN. TRIPLE SUPERPHOSPHATE (TSP) RUMUS KIMIA: Ca(H2PO4)2 BENTUK: BUTIR-BUTIR BERWARNA ABU-ABU
PUPUK KALIUM KALIUM SULFAT (ZK) RUMUS KIMIA KIMIA K2SO4 KADAR K2O = 50 – 53 %, DAN S = 17 % KADAR Cl TIDAK BOLEH LEBIH DARI 3 % BERUPA TEPUNG PUTIH YANG LARUT DALAM AIR REAKSI FISIOLOGIS: MASAM LEMAH BEKERJA SEDANG, DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PEMUPUKAN AWAL ATAU SESUDAH TANAM KALIUM KLORIDA (KCl) RUMUS KIMIA KCl KADAR K2O 52 – 60 % REAKSI FISIOLOGIS MASAM LEMAH
PUPUK MAJEMUK KANDUNGAN UNSUR HARA DALAM PUPUK MAJEMUK DINYATAKAN DALAM TIGA ANGKA BERTURUT-TURUT,MENUNJUKKAN KADAR N, P2O5, DAN K2O. SEBAGAI CONTOH PUPUK MAJEMUK 15-25-10 MENUNJUKKAN BAHWA SETIAP 100 KG PUPUK, MENGANDUNG 15 KG N, 25 KG P2O5, DAN 10 KG K2O. CONTOH PUPUK MAJEMUK RUSTIKA YELLOW MENGANDUNG 15 % N, 15 % P2O5, DAN 15 5 K20, DISAMPING ITU JUGA MENGANDUNG MG O.5 %, DAN UNSUR MIKRO SEPERTI B, Cu, DAN ZN. BERUPA BUTIR-BUTIR HALUS BERWARNA KUNING BEKERJA SEDANG REAKSI SEDANG SAMPAI AGAK MASAM
PHONSKA PUPUK MAJEMUK YANG DIPRODUKSI OLEH PT PETROKIMIA GRESIK KANDUNGAN UNSUR HARA N = 15 5, P2O5 = 15 %, DAN K2O = 15 % MENGANDUNG UNSUR S