Tahapan pada budidaya ikan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Kegiatan Akuakultur (Pembenihan, Pendederan dan Pembesaran)
Advertisements

DASAR2 TEKNOLOGI MANAJEMEN
FOOD HABITS AND FEEDING HABITS
FOOD HABITS KEBIASAAN MAKANAN ( FOOD HABITS ) :
1. MAKANAN JANIN DLM KANDUNGAN MAKANAN BAYI PD HARI PERTAMA LAHIR
PEMBENIHAN : SEGALA KEGIATAN YANG DILAKUKAN DALAM PEMATANGAN GONAD, PEMIJAHAN BUATAN DAN PEMBESARAN LARVA HASIL PENETASAN SEHINGGA MENGHASILAKAN BENIH.
TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA
Reproduksi Hewan By : Yusliadi, S.Pd.
Kelompok rabu : Andrean Dwi audini Mariana Meyske Pala
NEMATHELMINTHES Guru pembimbing : Arina Ernawati, S.pd Kelas : X-5
Seksualitas Ikan Ima Yudha Perwira.
PERTUMBUHAN & PENENTUAN UMUR IKAN Oleh: DR. Windarti, MSc.
TITIK KRITIS MANAJEMEN BUDIDAYA PETERNAKAN SAPI POTONG
EUTOKIA DAN DISTOKIA PADA GAJAH
Masih ingatkah kalian, apakah ciri hidup yang ditunjukkan pada gambar ini? Bagaimana cara manusia bereproduksi dan mengapa mahluk hidup melakukan reproduksi.
Tingkah Laku Anak-Induk
PEMBENIHAN IKAN LELE.
OLEH: SUHENDAR  Perilaku adalah suatu aktivitas yang merupakan reaksi satu sel atau lebih, lebih dari satu organ, bahkan.
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Tahapan pada budidaya ikan 2
BIOLOGI PERAIRAN Gilang Nurhadiansah Elisah Fiyanih Cyntia Kurniawati Hana Junita S M. Yogi Andhika
TEKNOLOGI BUDIDAYA TERAK AYAM DRH. ROSMAWATY SAOENI,MP
MANAJEMEN TERNAK BABI.
HOLOTHUROIDEA & CRONIDAE
EFEKTIVITAS EKSTRAK BUAH MENGKUDU Morinda cirtifolia L
Pembenihan Ikan Lele (Clarias gariepenus)
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF / KAWIN / SEXUAL PADA TUMBUHAN
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
PAKAN KENARI Kenari besifat omnivora dengan pakan berupa bijian, serangga, daun muda, buah masak. Bijian yang dimakan berupa biji-jenis kecil, biji rumput,
PEMBENIHAN IKAN LELE DUMBO
بســم الله الرحـمن الرحـيم
Pertumbuhan pada ikan Ima Yudha Perwira.
Filum Nemathelminthes
PENETASAN TELUR.
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
2, Solusi yang Ditawarkan
Teknologi Reproduksi.
Teknologi Reproduksi dan Bioteknologi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
PEMIJAHAN (SPAWNING).
Tugas Matrikulasi Genetika dan pemuliaan Ikan
BIOLOGI PERIKANAN ORGAN REPRODUKSI IKAN.
RUAYA Forcep Rio Indaryanto
Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic)
F E K U N D I T A S Forcep Rio Indaryanto
Soal Kuis Teknologi Produksi Benih
بســم الله الرحـمن الرحـيم
FEKUNDITAS DIPELAJARI DARI ASPEK NATURAL HISTORY & DINAMIKA POPULASI, SIFAT RASIAL, PRODUKSI & STOK – REKRUITMEN SECARA TIDAK LANGSUNG DAPAT: (1) MENAKSIR.
PEMELIHARAAN TERNAK SAPI
Phylum Nemathelminthes
KELOMPOK 6 Anisa Riska Andi Saputri Dony Cheristian Venesia Indah Susilowati Gusti Sayu Putu Widya Sasti.
Ryski wahyuni agung Dian utari
Ahdatu Uli Khikamil Maulidiya
ARTHROPODA.
SHRIMP BRUST STOCK AND CARE IN HATCHERY
BUDIDAYA IKAN NILEM DI KOLAM
LAPORAN KERJA PRAKTEK Juni 2016.
BIOTEKNOLOGI PERTEMUAN 13 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Teknik Pembenihan Ikan Patin
PEMBENIHAN IKAN NILA DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE 2009 Disampaikan pada.
FEKUNDITAS DIPELAJARI DARI ASPEK NATURAL HISTORY & DINAMIKA POPULASI, SIFAT RASIAL, PRODUKSI & STOK – REKRUITMEN SECARA TIDAK LANGSUNG DAPAT: (1) MENAKSIR.
Pengantar Praktikum Biologi Perikanan
PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN
Phylum Nemathelminthes
PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN PENETASAN TELUR IKAN HIAS MAS KOKI.
BUDIDAYA IKAN CUPANG DISUSUN OLEH : SMA NEGERI 1 NANGA PINOH TAHUN PELAJARAN 2018 / 2019 DERY SURYANTO KELAS XI MIPA 3.
Peningkatan fertilitas dan daya tetas pada pembibitan ayam hubungan kualitas telur dan performans DOC sri sudaryati.
Nama kelompok : Delta nugroho6 Dina ridha illahi8 Laila dwi anggraini17 Satria aprildo a.p25.
 Ciri Kelamin Primer Contoh : Testes dan Ovari.  Ciri Kelamin Sekunder 1. Dikromatisme 2. Dimorfisme  Tujuan : 1. Memudahkan Pengenalan Jenis Kelamin.
Transcript presentasi:

Tahapan pada budidaya ikan Ima Yudha Perwira Tahapan pada budidaya ikan

Pemeliharaan Induk Kegiatan pemeliharaan induk dilakukan dengan tujuan untuk menjaga kondisi induk maupun calon induk agar selalu dalam kondisi prima pada saat pemijahan sehingga mampu menghasilkan anakan/benih ikan yang berkualitas dan jumlah yang banyak. Induk ikan yang berkualitas dapat ditentukan melalui ciri fisik dan faktor genetik. Induk yang bagus memiliki struktur organ yang lengkap dan proporsional sesuai dengan umur ikan. Sedangkan untuk ciri genetik dapat ditunjukkan dengan adanya sertifikat induk unggul dari unit produksi induk yang sudah melalui tahap uji. Induk ikan lele yang unggul akan memiliki keturunan dengan Feed Convertion Ratio (FCR) rendah sehingga akan meningkatkan penghasilan pendapatan bagi pembudidaya.

Selain itu, induk yang berkualitas bukan merupakan hasil keturunan pertama dari induk dasar, dan bukan berasal dari perkawinan selingkung (inbreeding). Ciri Induk Betina Perut Membesar dan Lembek Gerakan lambat dan jinak Alat kelamin bulat dan kemerahan tampak membesar Bila perut diurut ke arah kelamin akan keluar cairan telur

Ciri Induk Jantan Tubuh gemuk ramping Gerakan lincah dan lebih gesit daripada induk betina Alat kelamin runcing dan mencapai anus

Sebelum dilakukan pemijahan maka seleksi induk dan penentuan TKG sangat diperlukan untuk mempertahankan Survival Rate (SR) dari benih. TKG ikan lele ada IV tingkatan dan pada TKG III induk ikan lele sudah dapat dipijahkan. Namun sebaiknya induk ikan lele dipijahkan pada TKG IV karena dengan TKG rendah maka akan mengakibatkan larva dan benih ikan lele lemah dan mengalami pertumbuhan lambat. Untuk mengetahui TKG induk ikan lele maka dapat dilakukan dengan mengambil sel telur pada kantung telur menggunakan selang kanulasi/kateter. Telur yang sudah matang akan terpisah satu dengan yang lain jika diraba dan sudah terdapat polar/inti pada salah satu sisi sel telur. Selama masa pemijahan dan masa perawatan, induk ikan lele diberi makanan yang berkadar protein tinggi.

Pemijahan Pemijahan merupakan bagian dari reproduksi ikan yang menjadi mata rantai daur hidup kelangsungan hidup spesies. Penambahan populasi ikan bergantung kepada berhasilnya pemijahan ini dan juga bergantung kepada kondisi dimana telur dan larva ikan diletakkan untuk tumbuh (lingkungan). Oleh karena itu sesungguhnya pemijahan menuntut suatu kepastian untuk keamanan kelangsungan hidup keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan. Dalam keadaan normal ikan melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu daur hidupnya seperti yang terdapat pada ikan salmon dan sidat. Sesudah melakukan pemijahan, induk ikan tersebut mati karena kehabisan tenaga (Anonim, 2008).

Prabu (1956) menyatakan bahwa terdapat beberapa macam pola periodisitas pemijahan ikan di daerah tropis (khususnya di India). Tipe A. Pemijahan hanya berlangsung satu kali dalam satu tahun dalam waktu yang pendek. Kelompok telur yang matang dalam ovari dapat dibedakan dengan kelompok telur stok. Tipe B. Pemijahan berlangsung satu kali satu tahun tetapi dalam waktu yang lama, lebih lama dari tipe pemijahan A. Kadang-kadang ada dua kelompok telur yang sama tahap kematangannya. Tipe C. Pemijahan berlangsung dua kali setahun. Disamping kelompok telur yang sudah matang didapatkan kelompok kedua dengan pembentukan kuning telurnya telah jelas yang menunjukkan sedang menjadi matang. Tipe D. Pemijahan sepanjang tahun, tetapi terputus-putus. Telur matang didapatkan lebih dari satu kelompok yang mungkin berbeda satu dengan kelompok lainnya tapi memperlihatkan proses berkesinambungan.

Pemijahan (pada kegiatan akuakultur) pada dasarnya terdiri atas dua macam, yaitu pemijahan alami dan pemijahan buatan. Pemijahan alami dilakukan dengan tanpa adanya campur tangan manusia dalam proses perkawinannya. Sedangkan pemijahan buatan dilakukan dengan bantuan manusia, khususnya pada beberapa jenis ikan yang belum terdomestikasi secara sempurna. Pemijahan alami merupakan cara yang paling sederhana, karena tidak memerlukan banyak pekerjaan dan keahlian khusus. Namun tingkat keberhasilannya sangat rendah, karena sangat tergantung pada alam. Namun begitu, pemijahan alami memiliki beberapa kelebihan. Pertama, tidak memerlukan keahlian khusus, seperti pada pemijahan buatan, atau tidak banyak pekerjaan. Kedua, tidak membutuhkan biaya yang besar, terutama untuk pembelian bahan dan alat, seperti hormon (ovaprim), hapa, sodium chlorida dan bahan-bahan lainnya. Ketiga, induk jantan tidak dibunuh, sehingga tidak mengurangi stok induk yang dimiliki.

Pemijahan buatan sangat rumit, karena harus melalui beberapa tahapan kerja, yaitu menyuntik induk betina, mengambil sperma, membuat larutan sperma, mengurut telur dan mencampurkan telur dengan sperma. Tetapi tingkat keberhasilannya sangat tinggi. Telur yang tidak keluar pada pemijahan alami dan semi alami dipaksa untuk keluar, melalui proses pemaksaan (diurut). Target produksi dapat dicapai. Meski memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi, tetapi pemijahan buatan memiliki beberapa kelemahan, yaitu memerlukan keahlian khusus. Keahlian itu tidak gampang diperoleh.  Kelemahan lain, diantaranya memerlukan biaya yang tidak sedikit, terutama untuk menyediakan bahan-bahan dan peralatan. Ditambah dengan satu kerugian, yaitu induk jantan harus dibunuh, untuk diambil spermanya.

Penyuntikan Hormon Happa