IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TEKNIK PICTORIAL RIDDLE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA oleh imelda wea 292013244 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN guru sekolah dasar FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN UNIVERSITAS kristen satya wacana 2017
Pendahuluan 1. Pembelajaran diharapkan dapat memberi pengalaman langsung kepada siswa 2. Siswa sebagai subjek belajar. 3. Siswa beraktifitas penuh. Latar belakang Masalah ditemukan adalah Metode mengajar guru tidak bervariasi Siswa hanya menerima informasi. Siswa tidak dilibatkan dalam aktivitas misalnya: melakukan pengamatan, diskusi kelompok. persentase, melakukan percobaan atau ekperimen, membuat kesimpulan. Siswa belum mencapai batas ketuntasan (KKM) Guru tidak menggunakan alat peraga atau media saat pembelajaran
IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang mengarahkan siswa ke dalam proses perubahaan perilaku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Dibutuhkan keterlibatan atau partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk menemukan dan memperoleh pengalaman langsung melalui kegiatan-kegiatan IPA yakni pengamatan, diskusi dan penyelidikan sedehana. Akan tetapi untuk mencapai hal tersebut pasti banyak kendala seperti guru kurang bervariasi dalam penyampaian materi., model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Sehingga siswa kurang aktif dan hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran inquiry teknik pictorial riddle yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA dan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran inquiry teknik pictorial riddle pada siswa kelas 4 SD Santo Fransiskus Asisi Boyolali Implementasi model pembelajaran inquiry dengan teknik pictorial riddle adalah salah satu model untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
Langkah-langkah model inquiry Merumuskan kesimpulan. Bahan dan Model Model pembelajaran inquiry Berkaitan dengan aktifitas pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk menciptakan rasa ingin tahu sehingga siswa akan menjadi pemikir kreatif yang mampu memecahkan masalah. Langkah-langkah model inquiry Siswa belajar sendiri, mengembangkan kreatifitas sendiri dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran inquiry siswa sebagai subjek belajar guru sebagai konselor dan konsultan Orientasi Merumuskan masalah Merumuskan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis Merumuskan kesimpulan.
Teknik pictorial riddle adalah bagian dari model inquiry. Pictorial riddle menekankan pada pengembangan kemampuan tanya jawab dan menemukan sendiri pada diri siswa melalui sebuah permasalahan riddle atau gambar teka-teki yang di dalamnya berisi suatu konsep dari materi yang akan diajarkan, dan penyelesaian masalah dilakukan dengan cara berdiskusi melalui kelompok kecil maupun besar. Langkah-langkah pictorial riddle 1, penyajian masalah 2. eksperimen, 3. pengumpulan data, 4. pengamatan berdasarkan riddle 5. Merumuskan masalah 6. melakukan diskusi 7. dan tanya jawab. Teknik untuk mengembangkan kreatifitas, aktivitas, motivasi peserta didik dalam kelompok kecil maupun besar. Gambar, peragaan, atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif peserta didik. Suatu riddle berupa gambar di papan tulis, papan poster atau proyeksi yang kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut.
Proses pembelajaran inquiry teknik pictorial riddle Mengembangkan aktifitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Keaktifan Substansi bagi keberhasilan proses pembelajaran. Kegiatan yang melibatkan fisik, mental serta pikiran. Mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Hal atau keadaan dimana siswa dapat melakukan segala kegiatan yang melibatkan gerak fisik dan mental. Hasil belajar Apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Suatu hasil usaha yang telah dicapai oleh siswa yang mengadakan suatu kegiatan belajar di sekolah dan usaha yang dapat menghasilkan perubahaan pengetahuan, sikap dan tingkah laku.
Penelitian tindakan kelas (PTK) Desain penelitian Kemmis dan Taggart Jenis penelitian Seluruh siswa kelas 4 SD Santo Fransiskus Asisi dengan jumlah siswa 24 orang laki-laki berjumlah 10 orang dan perempuan berjumlah 14 orang. Karakteristik subjek penelitian Teknik pengumpulan data: tes dan non tes. Tes (soal evaluasi 20 butir soal) Non tes ( lembar observasi,dokumentasi) Analisis data kualitatif, kuantitatif dan komparatif. Teknik pengumpulan dan analisis data
Siklus 1 Hasil dan Diskusi Prasiklus Siklus II Untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum penerapan pembelajaran dengan model inquiry teknik pictorial riddle Siklus 1 Proses penerapan model pembelajaran inquiry teknik pictorial riddle pada siklus I mengalami peningkatan keaktifan dan hasil belajar. Siklus II Proses penerapan model inquiry teknik pictorial riddle pada siklus II mengalami peningkatan keaktifan dan hasil belajar dari kegiatan pembelajaran siklus I
Media Gambar
Persentase ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II 37,5% 83% 100%
Persentase keaktifan belajar siswa siklus I dan siklus II Pertemuan 1 2 44% 67% 78% 100%
Rekapitulasi hasil belajar Kategori Nilai Kondisi Awal (Prasiklus) Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Belum Tuntas < 70 15 62,5% 4 17% 0% Tuntas ≥ 70 9 37,5% 20 83% 24 100% Rata-rata Nilai 68 - 76,4 93 Nilai Tertinggi 92 95 100 Nilai Terendah 52 40 70
Tabel persentase keaktifan dan hasil belajar siswa
Simpulan Langkah-langkah penerapan model pembelajaran inquiry teknik pictorial riddle dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Santo Fransiskus Asisi. Hasil rekap observasi menunjukkan bahwa disetiap pertemuan mengalami peningkatan. Peningkatan dapat dilihat pada pembalajaran siklus I pertemuan pertama 67% pertemuan kedua 87% kemudian dilanjutkan pada sisklus ke II mengalami peningkatan pada pertemuan I mencapai 92% dan pertemuan kedua 100%. Keaktifan belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama mencapai 44% dan pertemuan kedua 67% kemudian dilanjutkan pada sisklus ke II pada pertemuan pertama mencapai 78% dan pertemuan kedua mencapai 100%. Hasil belajar pada prasiklus sebelum melalukan tindakan, hasil belajar mencapai 37%, pada sisklus I meningkat menjadi 83% kemudian mencapai peningkatan lagi pada siklus ke II yaitu 100% dengan 24 siswa telah mencapai KKM.
Terima kasih