Penegasan Kawasan Ukur Konstruksi Tes 03 Penegasan Kawasan Ukur
Pengantar Salah satu cara yang dapat memudahkan identifikasi tujuan dan kawasan ukur adalah dengan cara menguraikan komponen-komponen atau faktor-faktor yang ada dalam konsep teoritik mengani atribut yang ingin diukur. Komponen atau factor ini biasanya berasal dari dimensi atau aspek yang tercakup dalam definisi atau disebutkan dalam teori mengenai atribut yang bersangkutan.
Penegasan kawasan ukur skala altruisme Altruisme didefinisikan sebagai: “Provides aid to another without the anticipation of rewards from external sources for providing assistance” “memberikan bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan penghargaan dari sumber external atas pemberian bantuan tersebut” (Schroeder, 1995)
Penegasan kawasan ukur skala altruisme Menurut Schoreder (1995), orang dengan altruism memiliki karakterisitik sebagai berikut: 1. Memiliki kecenderungan yang konsisten untuk berespon secara emosional terhadap pengalaman emosional orang lain dan memahami sudut pandang mereka. 2. Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri dan tindakan yang berhubungan dengan kesejahteraan orang lain. 3. Keyakinan untuk mengatasi segala tantangan yang dihadapi dalam hidupnya, mampu membuat perencanaan dan mengimplementasikannya, serta mau menerima konsekuensi dari tingkah lakunya. 4. Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang lain yang ditolong.
Penegasan kawasan ukur skala altruisme Definisi dan pendapat Schoreder (1995) ini kemudian digunakan untuk merumuskan indikator perilaku, sebagai berikut: 1. Mampu menghayati perasaan orang lain 2. Mampu memahami sudut pandang orang lain 3. Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri 4. Merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain 5. Memiliki keyakinan diri mampu mengatasi segala tantangan 6. Mempunyai keyakinan dapat membuat perencanaan dan mengimplemantasikannya 7. Mau menerima konsekuensi dari tingkah lakunya 8. Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang lain yang ditolong
Blue print skala altruisme Dimensi Indikator Perilaku Bobot Memiliki kecenderungan yang konsisten untuk merespon secara emosional terhadap pengalaman emosional orang lain dan memahami sudut pandang mereka Mampu menghayati perasaan orang lain 25% Mampu memahami sudut pandang orang lain Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri dan tindakan yang berhubungan dengan kesejahteraan orang lain Bertanggung jawab atas tindakan diri sendiri Bertanggung jawab atas kesejahteraan orang lain Keyakinan untuk mengatasi segala tantangan yang dihadapi dalam hidupnya, mampu membuat perencanaan dan mengimplementasikannya, serta mau menerima konsekuensi dari tingkah lakunya Memiliki keyakinan diri mampu mengatasi segala tantangan Mempunyai keyakinan dapat membuat perencanaan dan mengimplementasikannya Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang lain yang ditolong Memiliki perasaan kelekatan terhadap orang yang ditolong.
Penegasan kawasan ukur tes perceptual speed Percetual speed didefinisikan sebagai: “speed in comparing figures or symbols, scanning to find figures or symbols, or carrying out other very simple tasks involving visual perception” “kecepatan dalam membandingkan gambar atau symbol, melihat dengan teliti untuk menemukan gambar atau symbol, atau mengerjakan tugas sederhana lainnya yang berkaitan dengan persepsi visual” (French, 1951 dalam Hegarty dan Waller, 2005).
Penegasan kawasan ukur tes perceptual speed Carrol (1993) mengatakan bahwa tugas-tugas yang mengukur perceptual speed biasanya melibatkan aktivitas membandingkan dua stimulus atau mencari target stimulus tertentu. Tugas-tugas tersebut tidak melibatkan transformasi mental dari stimulus dan biasanya lebih mengandalkan pemrosesan visual dibandingkan spasial. Perceptual speed menurut Salthouse (dalam Redick, 2006) dapat diukur dengan melihat kecepatan subjek dalam memberikan respon (biasanya dalam tes-tes paper and pencil) dengan isi yang sangat mudah dimana semua orang akan dapat menjawab dengan sempurna apabila tidak diberikan batasan waktu dalam pengerjaannya.
Penegasan kawasan ukur tes perceptual speed Tugas-tugas perceptual speed biasanya berkaitan dengan perbandingan sederhana, mencari, dan men-substitusi operasi, dengan tes skor berupa jumlah item yang dijawab subjek dengan benar dalam waktu yang diberikan Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka disimpulkan bahwa perceptual speed adalah kemampuan dalam mempersepsi detil visual, membandingkan stimulus-stimulus (gambar-gambar atau simbol-simbol), serta menemukan persamaan dan perbedaan di antara stimulus-stimulus secara cepat dan tepat.
Blue Print tes perceptual speed Dimensi Indikator Perilaku kemampuan dalam mempersepsi detil visual, membandingkan stimulus-stimulus (gambar-gambar atau simbol-simbol), serta menemukan persamaan dan perbedaan di antara stimulus-stimulus secara cepat dan tepat Mampu membandingkan stimulus berupa angka dan huruf Mampu menemukan persamaan dan perbedaan angka dan huruf tertentu secara tepat
Pembobotan Pembobotan dilakukan dengan berdasar pada pendapat bahwa satu dimensi bisa jadi lebih penting dibandingkan dengan dimensi yang lain. Dengan demikian dimensi yang lebih penting diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan dimensi yang lain. Proporsi bobot didasari oleh teori atau hasil analisis factor yang dilakukan sebelumnya. Bila tidak mempunyai dasar mengenai ini, sebaiknya setiap dimensi diberikan bobot yang sama.
Buku Referensi 1. Azwar, Saifuddin. (1996). Tes Prestasi-Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar-Ed2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2. Azwar, Saifuddin. (1999). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar