MUHAMMAD HAJARUL ASWAD

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEMU XV DIAKHIR KULIAH MAHASISWA MAMPU MELAKUKAN PENGUJIAN HIPOTESIS ASOSIATIF UNTUK DATA DISKRIT DAN KONTINYU.
Advertisements

STATISTIKA NON PARAMETRIK
analisis korelasional RHO SPEARMAN
APLIKASI KOMPUTER Dosen: Fenni Supriadi, SE.,MM
PEMILIHAN TEKNIK ANALISIS / STATISTIK NON PARAMETRIK)
KORELASI Budi Murtiyasa Jur Pend. Matematika
Analisis Korelasi dan Asosiasi
Analisis Data: Memeriksa Perbedaan
Korelasi Fungsi : Mempelajari Hubungan 2 (dua) variabel Var. X Var. Y.
Mugi Wahidin, SKM, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul
MUHAMMAD HAJARUL ASWAD PERTEMUAN ANALISIS KORELASI 2.3. KORELASI PARSIAL 2.4. KORELASI BERGANDA.
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Statistik Inferensial Diskriptif Assalamu’alaikum Parametrik
Pengujian Hipotesis Parametrik1
Statistika Nonparametrik
Uji 2 Sampel Berpasangan Bag 2a (Uji McNemar)
Korelasi Spearman (Rs).
MUHAMMAD HAJARUL ASWAD
ANALISIS KORELASI EKONOMETRIKA, SAYYIDA,S.Si,M.Si 1
Pengantar Statistika Bab 1 DATA BERPERINGKAT
Pengenalan Dasar-dasar Statistika Non Parametrik
BAB 9 KORELASI.
Anas Tamsuri UJI STATISTIK UJI STATISTIK.
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
Uji Hipotesis.
TEORI SEDERHNA PEMILIHAN UJI HIPOTESIS
Analisis Data Kuantitatif
Analisis Korelasi Bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Korelasi sederhana: jika variabel ada 2 Korelasi berganda: jika variabel.
PENGOLAHAN dan analisis DATA
PERTEMUAN 4 Hipotesis Statistik , Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji Hipotesis.
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
NON_PARAMETRIK.
STATISTIK INFERENSIAL
BAB 10 . ANALISIS KORELASI RANK SPEARMAN
ANALISIS KORELASI Jaka Nugraha, M.AB., MBA.
KLASIFIKASI PENGUJIAN
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (13) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
STATISTIK KESEHATAN ok.
( f 0 fe ) ( x ) fe 1 2  MODUL PERKULIAHAN SESI 2
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER
Metode Statistik Non Parametrik
METODE STATISTIK NONPARAMETRIK (2)
STATISTIKA Pertemuan 12: Analisis Nonparametrik Dosen Pengampu MK:
MUHAMMAD HAJARUL ASWAD
Korelasi Linier Diah Indriani Bagian Biostatistika dan Kependudukan
STATISTIK NON PARAMETRIK
PENELITIAN DAN STATISTIK NON PARAMETRIK
REGRESI LOGIT ATAU REGRESI LOGISTIK.
Statistik Non Parametrik
STATISTIKA-Skala Ukur Data dan Korelasi
UJI CHI‐SQUARE Uji Chi-square atau qai-kuadrat digunakan untuk melihat ketergantungan antara variabel bebas dan variabel tergantung berskala nominal atau.
Kuliah ke-8 dan 9 Instrumen Penelitian
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA.
KELOMPOK STATISTIKA Disusun Oleh : MUHAMMAD RAMDHANI AZKA SABILAH.
CHI SQUARE DAN UJI PERSYARATAN ANALISIS
Mata Kuliah Statistik II:
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
UJI SATU SAMPEL (UJI CHI SQUARE) Devi Angeliana K SKM., M.PH
Pengantar Statistika Bab 1 DATA BERPERINGKAT
? 1. Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data
STATISTIK NON PARAMETRIK MINGGU 2
Distribusi dan Uji Chi-Kuadrat
Bab 4 ANALISIS KORELASI.
Korelasi dan Regresi Linier Sederhana & Berganda
TEORI KORELASI RANK SPEARMAN
Uji Asosiasi Korelasi Spearman.
Kai Kuadrat.
Statisti k Non Parame trik UNIVERSITAS ANDALAS PROGRAM MAGISTER JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN 2018 Dosen Pengampu : Disusun Oleh: ASTRI YULIA NIM:
UJI 2 SAMPEL BERPASANGAN UJI McNEMAR
Mugi Wahidin, SKM, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat Univ Esa Unggul
Transcript presentasi:

MUHAMMAD HAJARUL ASWAD Pertemuan 2 MUHAMMAD HAJARUL ASWAD

2.2.2. korelasi Carl spearman 1. Analisis korelasi 2.2.2. korelasi Carl spearman 2.2.3. korelasi kontingensi

2.2.2. Korelasi Carl Spearman (rs) Sumber data ordinal dan boleh tidak berdistribusi normal Data dari kedua variabel tidak harus sama Korelasi ini efektif digunakan untuk jumlah data yang berkisar antara 10 s/d 30 pasangan. Dengan: rs = Koefisien korelasi carl spearman d = selisih skor antara dua kelompok pasangan n = jumlah pasangan pengamatan

Contoh 1. Sebuah perusahaan X merekrut pegawai baru dari perguruan tinggi dan universitas di seluruh Indonesia. Setiap peserta kemudian diberi nilai oleh pihak penyeleksi, yang besarnya antara 0 sampai dengan 15 yang menunjukkan semakin besar nilai yang diperoleh (medekati 15) semakin tinggi potensi / keahlian yang dimiliki peserta. Kemudian, setiap peserta memasuki program pelatihan internal dan kemudian diberikan penilaian di akhir pelatihan. Nilai kampus dan Nilai hasil pelatihan dari ke-12 peserta dapat dilihat pada tabel berikut:

Hasil Perhitungan Lulusan Nilai Kampus (X) Nilai Pelatihan (Y) A 8 4 B 10 C 9 D 3 E 12 6 F 11 G H 7 I J 13 K 5 L Hasil Perhitungan Hitunglah koefisien korelasi tingkatnya. Kemudian jelaskan arti dari nilai korelasi tersebut.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rs = 0,726. Artinya: Terdapat hubungan positif (dari tanda positif 0,726) yang kuat (lihat skala Goilford) antara nilai pihak penyeleksi dan nilai staf pelulusan. Lulusan yang mendapatkan nilai tinggi dari pihak penyeleksi memiliki kecenderungan menjadi salah satu yang mendapatkan nilai tinggi dari staf pelatihan.

2.2.3. Korelasi Kontingensi (C) Sumber data nominal Memiliki kaitan erat dengan chi-square yang digunakn untuk menguji hipotesis uji beda. Dengan: C = Koefisien korelasi kontingensi = selisih skor antara dua kelompok pasangan N = jumlah sampel O = frekuensi observasi E = frekuensi harapan

Contoh 2. Akan dilihat apakah ada hubungan antara jenis profesi dengan jenis olah raga yang digemari. Perhatikan datanya dalam bentuk tabel berikut: Jenis olah raga Jenis Profesi Jumlah Dokter Pengacara Dosen Bisnis Golf Tenis Bulutangkis Sepak Bola 17 23 12 6 14 26 10 18 30 11 80 70 52 58 75 68 81 282

Jenis olah raga DOK PEN DOS BIS Jumlah O E Golf 17 16,45 23 21,28 10 19,29 30 22,98 80,00 Tenis 14 26 Bulutangkis 12 14,40 18,62 18 16,88 20,11 70,00 Sepak Bola 6 10,70 13,83 12,54 11 14,94 52,00 58   75 68 81 282 Hasil perhitungan

Hasil Perhitungan No Jenis Olahraga Profesi O E O - E (O - E)2 (O - E)2/E 1 Golf Dokter 17 16,45 0,55 0,30 0,02 Pengacara 23 21,28 1,72 2,97 0,14 Dosen 10 19,29 -9,29 86,32 4,47 Bisinis 30 22,98 7,02 49,30 2,15 2 Tenis 6,55 42,85 2,60 14 -7,28 52,95 2,49 -2,29 5,25 0,27 26 3,02 9,13 0,40 3 Bulutangkis 12 14,40 -2,40 5,75 18,62 7,38 54,51 2,93 18 16,88 1,12 1,26 0,07 20,11 -6,11 37,29 1,85 4 Sepak bola 6 10,70 -4,70 22,04 2,06 13,83 -1,83 3,35 0,24 12,54 10,46 109,43 8,73 11 14,94 -3,94 15,49 1,04 Jumlah   29,86 Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai C = 0,31. Artinya: Terdapat hubungan positif (dari tanda positif 0,31) tetapi rendah (lihat skala Goilford) antara jenis profesi seseorang dengan jenis olah raga yang digemari.

Next: 2.3. korelasi parsial selesai Next: 2.3. korelasi parsial