ANTIKONVULSAN Asrawati sofyan
Antikejang = Antiepilepsi Antikonvulsi Antikejang = Antiepilepsi Mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan bangkitan non-epilepsi
Antikonvulsi Epilepsi PERMENKES RI NOMOR 5 TAHUN 2014 keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang, berselang lebih dari 24 jam,yang timbul tanpa provokasi, Bangkitan epilepsi = manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron.
Etiologi epilepsi: IDIOPATIK tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologis = usia KRIPTOGENIK Penyebab blm diketahui Simptomatik syndrome west, syndrome Lennox-Gastatut dan epilepsi mioklonik. SIMPTOMATIK kelainan/lesi struktural pada otak cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol, obat), metabolik, kelainan neurodegeneratif
Klasifikasi Epilepsi ILAE 1981 untuk tipe bangkitan epilepsi Bangkitan parsial/fokal 1.Bangkitan parsial sederhana a.gejala motorik b.gejala somatosensorik c.gejala otonom d. gejala psikis 2. Bangkitan parsial komplek 3. Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder Bangkitan umum Lena (absence) 1.Tipikal lena 2.Atipikal Lena Mioklonik Klonik Tonik Tonik-Klonik Atonik/astatik Bangkitan tak tergolongkan
Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Golongan suksinimid: etosuksimid, metsuksimid, fensuksimid Gol benzodiazepin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Karbamazepin Asam valproat Obat antiepilepsi lainnya:penghambat anhidrase, vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, topiramat, tiagabin, zonisamid, levetirasetam
semua bentuk epilepsi kecuali petit mal Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin semua bentuk epilepsi kecuali petit mal Farmakokinetik : fenitoin per oral, absorbsinya berlangsung lambat, sesekali tidak lengkap. Biotransferasi terutama berlangsung dengan hidroksilasi oleh enzim mikrosom hati dengan hasil metabolit utama derivat parahidroksifenil. Sebagian besar dari metabolit diekskresi bersama empedu, yang setelah reabsorpsi dan biotransferasi lanjutan di ekskresi melalui ginjal
Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Farmakodinamik Kerja pada SSP, fenitoin berkhasiat antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum. Dosis toksik menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigiditas deserebrasi. Sifat antikonvulsinya didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus kebagian lain di otak. Mekanisme memulihkan eksitabilitas yang meningkat secara abnormal menjadi normal kembali; merangsang otak kecil yang berperan sebagai sistem inhibitor pasca-sinaps dikorteks otak; menstabilkan membran neuron;
Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Indikasi grand mal dan serangan fortal kortikal; epilepsi psikomotor; neurallgia-tri-geminal, dan aritmia jantung; digunakan pada terapi renjatan listrik, kelainan ekstrapiramidal iatrogenik Kontra indikasi gejala hepatotoksisitas (ikterus/hepatitis), timbulnya anemia megaloblastik/ kelainan darah lainnya. Fenitoin bersifat teratogonik, kemungkinan melahirkan dengan cacat kongenital meningkat 3 kali bila ibu ( trimester pertama kehamilan), pada kehamilan lanjut menyebabkan abnormalitas tulang bayi lahir
Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Fenobarbital Mekanisme Membatasi penjalaran aktivitas serangan; menaikkan ambang rangsang Indikasi grand mal/berbagai serangan kortikal lainnya, juga terhadap status epileptikus serta konvulsi febril. terapi awal serangan absence, spasme mioklonik, dan epilepsi akinetik Efek samping efek sedatif
Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Metarbital Definisi senyawa jenis barbiturat dengan masa kerja paling lama. Indikasi dalam kombinasi/obat tunggal berguna terhadap grand mal yang sudah refrakter terhadap pengobatan lazim, juga terhadap epilepsi mioklonik dan petit mal. Efek samping kantuk, pusing, gelisah, gangguan lambung, dan ruam kulit.
Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Antikonvulsi Primidon Definisi 2-deoksifenobarbital potensi antikonvulsi lebih lemah Mekanisme : Oksidasi menjadi fenobarbital dan Dekarboksilasi oksidatif menjadi feniletil malonamid (FEMA) yang tetap aktif Indikasi semua bentuk epilepsi, kecuali serangan petit mal. Khasiat baik untuk grand mal, dan lebih efektif lagi dalam konbinasi dengan fenitoin.
Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Primidon Kontra indikasi? leukopenia dan anemia. Penderita dapat bersifat hiperaktif sehingga penggunaannya dimulai dengan dosis rendah Efek samping? berupa gangguan SSP (kantuk, ataksia,pusing, sakit kepala, mual), kulit (ruam morbiliform, pitting edema), anoreksia, impotensi, aktivasi psikotik.
Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Farmakokinetik pra oral mudah diabsorpsi oleh saluran cerna dan di distribusi ke dalam berbagai cairan tubuh. Biotransformasi terutama di hati melalui demetilasi yang menghasilkan didion. Ekskresi didion berlangsung lambat sehingga cenderung terjadi penumpukan metabolit.
Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Farmakodinamik Memperkuat depresi pasca-transmisi sehingga transmisi impuls berurutan dihambat; transmisi impuls satu persatu tidak terganggu; memulihkan pola EEG abnormal pada bangkitan lena Mekanisme bekerja sebagai anti-fasilitator pada sinaps. Trimetadion meningkatkan depresi pasca-aktivitas pada sinaps sentral sehingga perlu masa pemulihan lebih lama
Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Indikasi paling utama terhadap petit mal murni, dapat dicoba terhadap grand mal dan serangan psikomotor, juga EEG yang sensitif terhadap hiperventilasi Kontra indikasi :anemia, leuopenia, penyakit hati, ginjal dan kelainan n. opticus Efek samping Ringan : sedasi dan hemaralopia. Berat : Gejala pada kulit (ruam morbiliform, kelainanakneform, dermatitis eksfoliatif, eritemamultiformis); Gejala pada darah (netropenia, anemiaaplastik); Gangguan ginjal (sindroma nefrotik); Gangguan hati (hepatitis
Golongan suksinimid: etosuksimid, metsuksimid, fensuksimid Antikonvulsi Etosuksimid Farmakokinetik diabsorpsi lengkap melalui saluran cerna. Setelah dosis tunggal oral Cmax dalam 1-7 jam. Distribusi merata ke segala jaringan.. Ekskresi renal, selain sebagai metabolit juga mengandung 10-20% obat yang tidak berubah. Indikasi?= obat terpilih untuk pentit mal, efektif pada spasme mioklonik dan epilepsi akinetik Kontra indikasi = etosuksimid tidak efektif untuk epilepsi lobus temporalis dan kejang tonik-klonik umum atau menderita dengan kerusakan organik otak yang berat Efek samping Mual, sakit kepala, kantuk, ruam kulit, agranulositosis, pansitopenia
Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Antikonvulsi PHARMACOKINETIC PROPERTIES Benzodiazepines are well absorbed orally, and peak plasma concentrations are usually reached within 1–4 hours. After intravenous administration, they redistribute in a manner typical of highly lipid-soluble agents. CNS effects develop rapidly but wane quickly as the drugs move to other tissues. Diazepam redistributes rapidly (t1/2 of redistribution, ∼1 hour). The extent of binding of benzodiazepines to plasma proteins correlates with lipid solubility, ranging from 99% for diazepam to ∼85% for clonazepam.
Antikonvulsi Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Klonazepam Benzodiazepin dengan masa kerja panjang Indikasi penggunaannya tersendiri/sebagai tambahan bersama antiepilepsi lain adalah terhadap spasme mioklonik, epilepsi akinetik, spasme infantil Efek samping kantuk, ataksia, gangguan kepribadian
Antikonvulsi Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Diazepam Terapi konvulsi rekuren - status epileptikus Usually with benzodiazepins given iv: Diazepam iv, 10-20 mg over 3-6 min.
Antikonvulsi Karbamazepin Trigeminal neuralgia efektif bangkitan parsial kompleks & tonik klonik Efek analgesik (tdk nyeri ringan) Efek samping = jangka lama (pusing, vertigo, ataksia, diplopia, & penglihatan kabur) Gej. Intoksikasi = stupor/ koma, pasien iritabel, kejang & depresiringan. ef. Samping luas (pemeriksaan ulangan dlm pengobatan)
Antikonvulsi Obat antiepilepsi lainnya: valporat, penghambat anhidrase, karbamozepin, kartikotropin dan kartikosteroid, amfetamin, salisilat, bromida, kinakrin
Antikonvulsi Farmakokinetik Asam valporat dipropilasetat atau 2-propilpentanoat Farmakokinetik per oral cepat diabsorpsi dan kadar maksimal dalam serum tercapai antara 1-3 jam, dengan masa-paruh 8-10 jam.Ekskresi melalui urin dalam 24 jam. Farmakodinamik Terapi epilepsi umum (efektif) & epilepsi fokal (kurang efektif) Menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk kalium
Antikonvulsi Asam valporat dipropilasetat atau 2-propilpentanoat Mekanisme Didasarkan pada meningkatnya kadar GABA di dalam otak Indikasi efektif terhadap epilepsi umum, penit mal, grand mal, epilepsi psikomotor. terapi pencegahan kovulsi-febris Kontra indikasi Penyakit hati aktif, pankreatitis, porfiria. Efek samping Gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, muntah); gangguan SSP (kantuk, ataksia, tremor); gangguan hati (peningkatan aktivitas enzim hati, nekrosis hati); ruam kulit; alopesia
Penghambat karbonik anhidrase Antikonvulsi Penghambat karbonik anhidrase Asetazolamid Definisi penghambat karbonik anhidrase diuretik yang akan menyebabkan asidosis ringan dengan kehilangan kalium dan natrium Mekanisme tidak tergantung pada efek diuresis/asidosis metabolik yang dapat ditimbulkan oleh asetazolmid. Dapat menstabilkan influks natrium yang patologis Indikasi digunakan terhadap penit mal, dan grand mal
Epilepsi penanganan awal pasien harus dirujuk ke dokter spesialis saraf. OAE diberikan bila: Diagnosis epilepsi sudah dipastikan Pastikan faktor pencetus dapat dihindari (alkohol, stress, kurang tidur, dan lain-lain) Terdapat minimum 2 bangkitan dalam setahun Penyandang dan atau keluarganya sudah menerima penjelasan terhadap tujuan pengobatan Penyandang dan/atau keluarganya telah diberitahu tentang kemungkinan efek samping yang timbul dari OAE Video seizure
Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai dengan jenis bangkitan Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Kadar obat dalam darah ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif. Setelah pengobatan dosis regimen OAE dilihat interaksi antar OAE atau obat lain. Pemeriksaan interaksi obat ini dilakukan rutin setiap tahun pada penggunaan phenitoin
Bila pada penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol bangkitan, maka dapat dirujuk kembali untuk mendapatkan penambahan OAE kedua. Bila OAE kedua telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama diturunkan bertahap (tapering off) perlahan-lahan.
Penambahan OAE ketiga baru dilakukan di layanan sekunder atau tersier setelah terbukti tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua OAE pertama. Efek samping perlu diperhatikan, demikian pula halnya dengan interaksi farmakokinetik antar OAE.
Strategi untuk mencegah efek samping: . 1. Mulai pengobatan dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian pemberian terapi 2. Pilih OAE yang paling cocok untuk karakteristik penyandang 3. Gunakan titrasi dengan dosis terkecil dan rumatan terkecil mengacu pada sindrom epilepsi dan karaktersitik penyandang epilepsi
OAE dapat dihentikan pada keadaan Setelah minimal 2 tahun bebas bangkitan. Gambaran EEG normal. Harus dilakukan secara bertahap, pada umumnya 25% dari dosis semula setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan. Bila digunakan lebih dari 1 OAE, maka penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan utama. Keputusan untuk menghentikan OAE dilakukan pada tingkat pelayanan sekunder/tersier.
Terimakasih