ANTIKONVULSAN Asrawati sofyan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Darwis Dosen Jurusan Gizi
Advertisements

Pendahuluan Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa.
Interaksi obat Buku teks yang dapat dipelajari : 1. Hansten, P.D, J.R. Horn, Drug Interactions Monograph Ivan Stockley, Drug Interaction, 5th.
OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH
SINDROM NEFROTIK IGNATIUS WARSINO.
HIPNOTIK SEDATIF REYMON, S.Si., Apt.
Gagal Ginjal Oleh Nugroho.
Migrain.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
OBAT ANTIEPILEPSI/KONVULSI
Oleh : FERRYANSYAH ILHAM SYAH MELISSA MANDATASARI.
PERANAN DAN PENGEMBANGAN OBAT
FARMAKOTERAPI PADA SISTEM SARAF (NYERI, PARKINSON, EPILEPSI, STROKE)
EPILEPSI.
Asrina rahman
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
Hipertensi.
Epilepsi.
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
DIURETIKA FARMAKOLOGI PKH UB 2012.
Gizi pada ibu hamil & komplikasinya
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
MUTIA RACHMI TUGAS JURNAL.
EPILEPSI & Status EPILEPtikus
EPILEPSI FARMAKOTERAPI II
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Antijamur SRIDANA, S.Farm.,Apt.
ABSORBSI DAN ELIMINASI
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
HIPNOTIK SEDATIF.
PENYAKIT HIPOKALEMIA.
Sindrom Guillain–Barré
E P I L E P S I.
Dr.Abdul Ghofir,SpS(K) Department of Neurology Gadjah Mada University
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
EPILEPSI.
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
ASSALAMMU’ALAIKUM WR. WB
OBAT PADA PENYAKIT GINJAL
DIABETES MELITUS GESTATIONAL
Muhammad Mirza Muhammad Zulfikri
Baiq Reski Setiagarini
Silahkan untuk Mengumpulkan tugasnya
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
ANALGETIK ANTIPIRETIK INFLAMASI
ENDANG SULISTYARINI GULTOM OBAT ANTIEPILEPSI DAN KUALITAS HIDUP PENDERITA EPILEPSI : STUDI DI RUMAH SAKIT RAWATAN TERSIER.
EPILEPSI PUSKESMAS KALIBAWANG JULI pengertian epilepsi : - gangguan SSP yang ditandai dg terjadinya bangkitan (seizure, fit, attack, spell) yang.
KELOMPOK 1 Yunika Kasyaningrum indriana Rahma Meimuna Siti m Prisma
ABSORBSI DAN ELIMINASI
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
II. MEKANISME KERJA OBAT A. FASE/NASIB OBAT DALAM TUBUH 1
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
KERACUNAN STRYCHNIN KELOMPOK 2. Isep Ramdan Ayuni Stevia Nurul Febriana Safitri Ni Putu Devi W
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
TEKANAN DARAH TINGGI OLEH : MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA TAHUN 2016.
Migrain Without Aura; A New Definition
Trauma Kepala Nikmatullah Ridha. Definisi Cedera kepala merupakan cedera kepala yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak (Morton, 2012).
Apa itu TEKANAN DARAH TINGGI? Meningkatnya tekanan darah dalam jangka waktu lama dengan Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg. Meningkatnya tekanan darah.
ALAT KONTRASEPSI IMPLAN
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Transcript presentasi:

ANTIKONVULSAN Asrawati sofyan

Antikejang = Antiepilepsi Antikonvulsi Antikejang = Antiepilepsi Mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi (epileptic seizure) dan bangkitan non-epilepsi

Antikonvulsi Epilepsi PERMENKES RI NOMOR 5 TAHUN 2014 keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang, berselang lebih dari 24 jam,yang timbul tanpa provokasi, Bangkitan epilepsi = manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron.

Etiologi epilepsi: IDIOPATIK tidak terdapat lesi struktural di otak atau defisit neurologis = usia KRIPTOGENIK Penyebab blm diketahui Simptomatik syndrome west, syndrome Lennox-Gastatut dan epilepsi mioklonik. SIMPTOMATIK kelainan/lesi struktural pada otak cedera kepala, infeksi SSP, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan peredaran darah otak, toksik (alkohol, obat), metabolik, kelainan neurodegeneratif

Klasifikasi Epilepsi ILAE 1981 untuk tipe bangkitan epilepsi Bangkitan parsial/fokal 1.Bangkitan parsial sederhana a.gejala motorik b.gejala somatosensorik c.gejala otonom d. gejala psikis 2. Bangkitan parsial komplek 3. Bangkitan parsial yang menjadi umum sekunder Bangkitan umum Lena (absence) 1.Tipikal lena 2.Atipikal Lena Mioklonik Klonik Tonik Tonik-Klonik Atonik/astatik Bangkitan tak tergolongkan

Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Golongan suksinimid: etosuksimid, metsuksimid, fensuksimid Gol benzodiazepin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Karbamazepin Asam valproat Obat antiepilepsi lainnya:penghambat anhidrase, vigabatrin, lamotrigin, gabapentin, topiramat, tiagabin, zonisamid, levetirasetam

semua bentuk epilepsi kecuali petit mal Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin semua bentuk epilepsi kecuali petit mal Farmakokinetik : fenitoin per oral, absorbsinya berlangsung lambat, sesekali tidak lengkap. Biotransferasi terutama berlangsung dengan hidroksilasi oleh enzim mikrosom hati dengan hasil metabolit utama derivat parahidroksifenil. Sebagian besar dari metabolit diekskresi bersama empedu, yang setelah reabsorpsi dan biotransferasi lanjutan di ekskresi melalui ginjal

Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Farmakodinamik Kerja pada SSP, fenitoin berkhasiat antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum. Dosis toksik menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigiditas deserebrasi. Sifat antikonvulsinya didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus kebagian lain di otak. Mekanisme memulihkan eksitabilitas yang meningkat secara abnormal menjadi normal kembali; merangsang otak kecil yang berperan sebagai sistem inhibitor pasca-sinaps dikorteks otak; menstabilkan membran neuron;

Antikonvulsi Golongan hidantoin: fenitoin, mefenitoin, etotoin Indikasi grand mal dan serangan fortal kortikal; epilepsi psikomotor; neurallgia-tri-geminal, dan aritmia jantung; digunakan pada terapi renjatan listrik, kelainan ekstrapiramidal iatrogenik Kontra indikasi gejala hepatotoksisitas (ikterus/hepatitis), timbulnya anemia megaloblastik/ kelainan darah lainnya. Fenitoin bersifat teratogonik, kemungkinan melahirkan dengan cacat kongenital meningkat 3 kali bila ibu ( trimester pertama kehamilan), pada kehamilan lanjut menyebabkan abnormalitas tulang bayi lahir

Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Fenobarbital Mekanisme Membatasi penjalaran aktivitas serangan; menaikkan ambang rangsang Indikasi grand mal/berbagai serangan kortikal lainnya, juga terhadap status epileptikus serta konvulsi febril. terapi awal serangan absence, spasme mioklonik, dan epilepsi akinetik Efek samping efek sedatif

Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Metarbital Definisi senyawa jenis barbiturat dengan masa kerja paling lama. Indikasi dalam kombinasi/obat tunggal berguna terhadap grand mal yang sudah refrakter terhadap pengobatan lazim, juga terhadap epilepsi mioklonik dan petit mal. Efek samping kantuk, pusing, gelisah, gangguan lambung, dan ruam kulit.

Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Antikonvulsi Primidon Definisi 2-deoksifenobarbital potensi antikonvulsi lebih lemah Mekanisme : Oksidasi menjadi fenobarbital dan Dekarboksilasi oksidatif menjadi feniletil malonamid (FEMA) yang tetap aktif Indikasi semua bentuk epilepsi, kecuali serangan petit mal. Khasiat baik untuk grand mal, dan lebih efektif lagi dalam konbinasi dengan fenitoin.

Antikonvulsi Golongan barbiturat: fenobarbital, mefobarbital, metarbital, primidon Primidon Kontra indikasi? leukopenia dan anemia. Penderita dapat bersifat hiperaktif sehingga penggunaannya dimulai dengan dosis rendah Efek samping? berupa gangguan SSP (kantuk, ataksia,pusing, sakit kepala, mual), kulit (ruam morbiliform, pitting edema), anoreksia, impotensi, aktivasi psikotik.

Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Farmakokinetik pra oral mudah diabsorpsi oleh saluran cerna dan di distribusi ke dalam berbagai cairan tubuh. Biotransformasi terutama di hati melalui demetilasi yang menghasilkan didion. Ekskresi didion berlangsung lambat sehingga cenderung terjadi penumpukan metabolit.

Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Farmakodinamik Memperkuat depresi pasca-transmisi sehingga transmisi impuls berurutan dihambat; transmisi impuls satu persatu tidak terganggu; memulihkan pola EEG abnormal pada bangkitan lena Mekanisme bekerja sebagai anti-fasilitator pada sinaps. Trimetadion meningkatkan depresi pasca-aktivitas pada sinaps sentral sehingga perlu masa pemulihan lebih lama

Antikonvulsi Oksazolidindion: trimetadion, parametadion Indikasi paling utama terhadap petit mal murni, dapat dicoba terhadap grand mal dan serangan psikomotor, juga EEG yang sensitif terhadap hiperventilasi Kontra indikasi :anemia, leuopenia, penyakit hati, ginjal dan kelainan n. opticus Efek samping Ringan : sedasi dan hemaralopia. Berat : Gejala pada kulit (ruam morbiliform, kelainanakneform, dermatitis eksfoliatif, eritemamultiformis); Gejala pada darah (netropenia, anemiaaplastik); Gangguan ginjal (sindroma nefrotik); Gangguan hati (hepatitis

Golongan suksinimid: etosuksimid, metsuksimid, fensuksimid Antikonvulsi Etosuksimid Farmakokinetik diabsorpsi lengkap melalui saluran cerna. Setelah dosis tunggal oral Cmax dalam 1-7 jam. Distribusi merata ke segala jaringan.. Ekskresi renal, selain sebagai metabolit juga mengandung 10-20% obat yang tidak berubah. Indikasi?= obat terpilih untuk pentit mal, efektif pada spasme mioklonik dan epilepsi akinetik Kontra indikasi = etosuksimid tidak efektif untuk epilepsi lobus temporalis dan kejang tonik-klonik umum atau menderita dengan kerusakan organik otak yang berat Efek samping Mual, sakit kepala, kantuk, ruam kulit, agranulositosis, pansitopenia

Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Antikonvulsi PHARMACOKINETIC PROPERTIES Benzodiazepines are well absorbed orally, and peak plasma concentrations are usually reached within 1–4 hours. After intravenous administration, they redistribute in a manner typical of highly lipid-soluble agents. CNS effects develop rapidly but wane quickly as the drugs move to other tissues. Diazepam redistributes rapidly (t1/2 of redistribution, ∼1 hour). The extent of binding of benzodiazepines to plasma proteins correlates with lipid solubility, ranging from 99% for diazepam to ∼85% for clonazepam.

Antikonvulsi Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Klonazepam Benzodiazepin dengan masa kerja panjang Indikasi penggunaannya tersendiri/sebagai tambahan bersama antiepilepsi lain adalah terhadap spasme mioklonik, epilepsi akinetik, spasme infantil Efek samping kantuk, ataksia, gangguan kepribadian

Antikonvulsi Gol benzodiazeptin: diazepam, klonazepam, nitrazepam, oksazepam Diazepam Terapi konvulsi rekuren - status epileptikus Usually with benzodiazepins given iv: Diazepam iv, 10-20 mg over 3-6 min.

Antikonvulsi Karbamazepin Trigeminal neuralgia  efektif bangkitan parsial kompleks & tonik klonik Efek analgesik (tdk  nyeri ringan) Efek samping = jangka lama (pusing, vertigo, ataksia, diplopia, & penglihatan kabur) Gej. Intoksikasi = stupor/ koma, pasien iritabel, kejang & depresiringan.  ef. Samping luas (pemeriksaan ulangan dlm pengobatan)

Antikonvulsi Obat antiepilepsi lainnya: valporat, penghambat anhidrase, karbamozepin, kartikotropin dan kartikosteroid, amfetamin, salisilat, bromida, kinakrin

Antikonvulsi Farmakokinetik Asam valporat dipropilasetat atau 2-propilpentanoat Farmakokinetik per oral cepat diabsorpsi dan kadar maksimal dalam serum tercapai antara 1-3 jam, dengan masa-paruh 8-10 jam.Ekskresi melalui urin dalam 24 jam. Farmakodinamik Terapi epilepsi umum (efektif) & epilepsi fokal (kurang efektif) Menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran untuk kalium

Antikonvulsi Asam valporat dipropilasetat atau 2-propilpentanoat Mekanisme Didasarkan pada meningkatnya kadar GABA di dalam otak Indikasi efektif terhadap epilepsi umum, penit mal, grand mal, epilepsi psikomotor.  terapi pencegahan kovulsi-febris Kontra indikasi Penyakit hati aktif, pankreatitis, porfiria. Efek samping Gangguan saluran cerna (anoreksia, mual, muntah); gangguan SSP (kantuk, ataksia, tremor); gangguan hati (peningkatan aktivitas enzim hati, nekrosis hati); ruam kulit; alopesia

Penghambat karbonik anhidrase Antikonvulsi Penghambat karbonik anhidrase Asetazolamid Definisi penghambat karbonik anhidrase  diuretik yang akan menyebabkan asidosis ringan dengan kehilangan kalium dan natrium Mekanisme tidak tergantung pada efek diuresis/asidosis metabolik yang dapat ditimbulkan oleh asetazolmid. Dapat menstabilkan influks natrium yang patologis Indikasi digunakan terhadap penit mal, dan grand mal

Epilepsi penanganan awal pasien harus dirujuk ke dokter spesialis saraf. OAE diberikan bila: Diagnosis epilepsi sudah dipastikan Pastikan faktor pencetus dapat dihindari (alkohol, stress, kurang tidur, dan lain-lain) Terdapat minimum 2 bangkitan dalam setahun Penyandang dan atau keluarganya sudah menerima penjelasan terhadap tujuan pengobatan Penyandang dan/atau keluarganya telah diberitahu tentang kemungkinan efek samping yang timbul dari OAE Video seizure

Terapi dimulai dengan monoterapi menggunakan OAE pilihan sesuai dengan jenis bangkitan Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai dosis efektif tercapai atau timbul efek samping. Kadar obat dalam darah ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif. Setelah pengobatan dosis regimen OAE  dilihat interaksi antar OAE atau obat lain. Pemeriksaan interaksi obat ini dilakukan rutin setiap tahun pada penggunaan phenitoin

Bila pada penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol bangkitan, maka dapat dirujuk kembali untuk mendapatkan penambahan OAE kedua. Bila OAE kedua telah mencapai kadar terapi, maka OAE pertama diturunkan bertahap (tapering off) perlahan-lahan.

Penambahan OAE ketiga baru dilakukan di layanan sekunder atau tersier setelah terbukti tidak dapat diatasi dengan penggunaan dosis maksimal kedua OAE pertama. Efek samping perlu diperhatikan, demikian pula halnya dengan interaksi farmakokinetik antar OAE.

Strategi untuk mencegah efek samping: . 1. Mulai pengobatan dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian pemberian terapi 2. Pilih OAE yang paling cocok untuk karakteristik penyandang 3. Gunakan titrasi dengan dosis terkecil dan rumatan terkecil mengacu pada sindrom epilepsi dan karaktersitik penyandang epilepsi

OAE dapat dihentikan pada keadaan Setelah minimal 2 tahun bebas bangkitan. Gambaran EEG normal. Harus dilakukan secara bertahap, pada umumnya 25% dari dosis semula setiap bulan dalam jangka waktu 3-6 bulan. Bila digunakan lebih dari 1 OAE, maka penghentian dimulai dari 1 OAE yang bukan utama. Keputusan untuk menghentikan OAE dilakukan pada tingkat pelayanan sekunder/tersier.

Terimakasih