KEGANASAN HEMATOPOIETIKA ASUHAN KEPERAWATAN PD LEUKEMIA
Pendahuluan Suatu proliferasi & transformasi sel induk menjadi sel populasi neoplastik. 1847 pertama ditemukan Virchow sbg “ sel darah putih “ Merupakan keganasan yg paling banyak ditemukan pd anak. Di AS 2500 kasus baru per tahun, di Indonesia 50 kasus baru pertahun di RS besar.
Klasifikasi Akut, Kronik ~ Maturasi SDP yg dominan (Immatur Akut, Matur Kronik) Morfologik : Didasarkan jenis sel induk yang berproliferasi ALL, CLL, AML, CML Terdapat berbagai macam klasifikasi leukemia akut tetapi yg paling banyak digunakan menurut : “ French-American-British “ = FAB.
Klasifikasi Leukemia “ FAB “ Leukemia Limfoblastik Akut (LLA/ ALL) L – 1 : Masa kanak-2 populasi sel homogen L – 2 : Masa Dewasa populasi sel heterogen L – 3 : Limfoma Burkit-tipe leukemia: sel besar, populasi sel homogen.
Leukemia Mieloblastik Akut = LMA / AML M – 1 : Differensiasi granulositik tanpa pematangan M – 2 : Differensiasi granulositik disertai pematangan menjadi stadium promielositik. M – 3 : Differensiasi granulositik disertai promielosit hipergranuler yg dikaitkan DIC.
M – 4 : Leukemia mielositik akut : kedua jenis M – 4 : Leukemia mielositik akut : kedua jenis sel granulosit & monosit. M – 5a : Leukemia monositik akut : kurang berdifferensiasi. M – 5b : Leukemia monositik akut : berdifferensiasi baik. M – 6 : Eritroblast predominan disertai disseritropoiesis berat. M – 7 : Leukemia Megakariosit
Etiologi Penyebab pasti belum diketahui Diduga adanya interaksi faktor pemacu kanker (Karsinogen) dlm lingkungan. Faktor lingkungan : kontak dg bahan Radiasi ionisasi. Bahan kimia : Benzen, Arsen, Phenilbutazon, Kloramfenikol & antineoplastik.
A. Leukemia Mielositik Akut = AML Disebut juga Leukemia Granulositik Akut (AGL) 80% leukemia akut pd orang dewasa Mengenai sel stem hemopoietik yg kelak berdiferensiasi menjadi: Monosit, Granulosit (Net, Bas, Eos), Eritrosit & trombosit. Permulaan mendadak dpt juga progresif dlm 1 – 6 bulan.
Manifestasi Kilnik Berkaitan berkurangnya produksi sel darah normal. Leukositopenia: infeksi berat yg berulang, pneumonia, ulkus, septikemia dll. Kelelahan & kelemahan akibat anemia Trombositopenia: Petekie, ekimosis, epistaksis, hematom membran mukosa, perdarahan sal cerna & kemih.
Proliferasi sel leukemia dlm organ mengakibatkan gejala tambahan : Nyeri abdomen akibat hepatosplenomegali. Nyeri tulang akibat proliferasi pesat dlm sumsum tulang. Sakit kepala & muntah akibat lemia meningeal.
Penatalaksanaan Kemoterapi (pilihan utama) : Obat yg digunakan : Daunorubicin hydrochloride (Cerubidine), Cytarabine (Cytosar-U) & Mercaptopurine (Puritenol). Asuhan pendukung : Transfusi darah & penanganan infeksi. Apabila diperoleh jaringan yang cocok dilakukan transplantasi sumsum tulang.
Prognosis Pasien yg mendapat penanganan baik dpt bertahan dlm 1 tahun atau lebih. Kematian tertinggi justru diakibatkan oleh infeksi.
B. Leukemia Mielositik Kronik = CML Adalah keganasan sel induk myeloid yg menyebabkan tdk terkontrolnya proliferasi granulosit. SDP banyak yg matur, shg kurang ganas dg awitan yg lambat & sering ditemukan pd pemeriksaan darah rutin. Kurang ganas/ lebih ringan menyerang usia dewasa 50-70 th > laki-laki.
Tanda & Gejala Mirip AML tetapi lebih ringan, banyak pasien bersifat asimtomatik bertahun-tahun Tanda & gejala berkaitan kondisi hipermetabolik: kelelahan, kehilangan BB, diaporesis meningkat & tdk tahan panas. Spleenomegali 90% menyebabkan perasaan penuh di perut & mudah kenyang Peningkatan leukosit, 85% disertai kelainan kromosom (Kromosom Philadelphia)
Penatalaksanaan & Prognosis Chemoteraupetik: Pilihan utama adalah Busulfan (myleran), Hydroxyurea & Chlorambucyl (Leukeran) dapat sendiri maupun dikombinasi dg Kortikosteroid. Ketahanan hidup 3-5 tahun kematian biasanya akibat infeksi & perdarahan. Cangkok sumsum tulang dpt mrnjadi pilihan dg saudara kandung yg HLA-nya sama, memperpanjang hidup.
C. Acute Lymphocytic Leukemia Adalah keganasan proliferasi dari lymphoblast yg disebabkan oleh kerusakan sel inti lymphoid tunggal. Banyak ditemukan pd anak 2-4 tahun, menurun pd anak > 15 tahun. 20% kasus dpt ditemukan pd orang dewasa
Manifestasi Klnis Dikaitkan dg proliferasi Limfosit imatur dlm sumsum tl & ekstrameduler shg mengganggu perkembangan sel normal, maka infeksi, peradahan & anemia merupakan gejala utama Neurtopenia menyebabkan pasien mudah infeksi. Leukopenia (5000 mm3)menyebabkan mudah terjadi perdarahan
Ekstrameduler : Limphadenopati, hepatospleenomegali & nyeri pada tulang-tulang. Sistem syaraf : Sakit kepala, muntah, kejang, gangguan penglihatan, Diagnosis ditegakkan dg hitung sel darah lengkap, differensiasi, hitung trombosit & pemeriksaan sumsum tulang.
Penatalaksanaan & Prognosis Kemoterapi plihan: Vincristine, Prednison, L-Asparagine, Dunorubicin untuk terapi awal. Dilanjutkan dg Mercaptopurine, MTX, Vincristine & prednison untuk pemeliharaan. Radiasi Craniospinal & injeksi intretekal obat kemoterapi dpt membantu kesembuhan pd sistem syaraf. 90 – 95% dpt mencapai remisi penuh. 60% dpt mencapai ketahanan hidup ~ 6 th
D. CHRONIC LYMPHOCYTIC LEUKEMIA = CLL Diketemukan pd kelompok umur tua (>60 th) pria 3 x lebih banyak : Wanita Dimanifestasikan oleh proliferasi & akumulasi limphosit matang kecil dlm sumsum tulang, darah perifer, limpa hati dg kadar > 100.000/mm3 > Limposit abnormal adalah limfosit B yg mengakibatkan insufisiensi sintesis Ig.
Tanda & Gejala Kebanyakan asimtomatik sering ditemukan saat pemeriksaan fisik atau pemeriksaan rutin yg lain. Manifestasui umum : Anemia, Infeksi, pembesaran nodus limfatikus & organ abdominal. Leukosit atau trombosit mungkin normal atau turun & terjadi Lympositopenia
Penatalaksanaan & Prognosis Apabila ringan tdk memerlukan penanganan Chemotheraupetik: Chloranbucyl (Leukeran), Fludarabine Monofosfat, Pentostatin.
Pengkajian Gamabaran fisik yang bervariasi dari tiap jenis Leukemia, namun riwayat kesehatan dpt menunjukkan rentang tanda & gejala yg dikeluhkan pasien tampak dlm pemeriksaan fisik. Kelemahan & kelelahan, kecenderungan perdarahan, petekie & ekimosis, nyeri kepala, sakit kepala, muntah, demam dan infeksi
Pemeriksaan Laboratorium: Hb dan jumlah erytrosit menurun Perubahan sel darah putih: Normal, menurun atau meningkat Trombositopenia Hapusan darah : Normokrom normositer, hampir selalu dijumpai blastosit abnormal Sumsum tulang : Hiperseluler, hampir seluruh penuh dg blastosit abnormal, sedang sistem hematopoetik normal terdesak.
Diagnosa Keperawatan Nyeri b.d infiltrasi leukosit jaringan sistemik Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d efek toksis kemoterapetik, nousea, hipermetabolik Berduka b.d perubahan fungsi peran, ancaman kematian Gangguan integritas kulit (Alopesia) b.d efek teraupetik Gangguan Body Image b.d perubahan penampilan dlm fungsi & peran
Masalah Kolaborasi Potensial Komplikasi Infeksi Potensial Komplikasi Perdarahan
Perencanaan Tujuan utama meliputi : Pemeliharaan kenyamanan Pencapaian kecukupan nutrisi Toleransi terhadap aktivitas Kemampuan Menghadapi/ menerima diagnosis, prognosis, terapi, gambaran diri yg (+), mencegah komplikasi (Infeksi,Sepsis)
Fokus Implementasi Pemantauan & Penatalaksanaan Komplikasi Potensial Pencegahan Infeksi : Pemantauan Gejala & Tanda Infeksi : Demam, Hiperemia, Kedinginan, Bercak putih dimulut, pembekakan kelenjar, nyeri mata, telinga kulit, sendi, abdomen, perineal dll. Gejala infeksi sering tertutupi oleh penggunaan kortikosteroid.
Menempatkan klien pd ruang khusus dari penyakit infeksi/ batasi pengunjung Protap cuci tangan bagi setiap aorang yg kontak dg klien Istirahat cukup Diit adekwat (TKTP) Chek biakan darah Kolaborasi pemberian antibiotik Jaga kebersihan diri & lingkungan klien Hindari pengambilan suhu melalui rectal
Pencegahan Perdarahan Pengamatan perdarahan : Peningkatan petekie, hematemesis & melena, hematuri epistaksis harus dilaporkan. Minimalkan tindakan invasive : Injeksi & tindakan. Penggunaan analgetik yg tdk iritatif thd lambung (asetaminophen). Penanganan perdarahan : Tranfusi trombosit, terapi hormonal pd menstruasi, hemostatik
Sikat gigi lunak Lindungi dari jatuh & terluka, alat permainan yg berbahaya pd anak. Hindari pengambilan suhu perectal/ mulut Memberikan tekanan 5-10 menit setiap melakukan vena punctie
Perawatan Nyeri Mengkaji pengalaman nyeri Meningkatkan rasa nyaman dg penjelasan yg jujur Persiapkan pasien untuk tindakan invasive yg menimbulkan nyeri dg distraksi & relaksasi Atur agar orang terdekat dpt mendampingi saat tindakan invasive Berikan analgesik ~ program terapi
Perawatan Paliatif : Menghargai hidup & menganggap kematian adalah proses yg wajar Tidak mempercepat namun juga tidak menunda kematian Mengurangi bila mungkin menghilangkan nyeri serta keluhan yg lain
Mempertahankan keseimbangan psikologik & spiritual Memberikan sistem bantuan agar psien dpt hidup senormal mungkin sampai akhir hayat Membantu mendampingi klien menghadapi/ menerima kematian & meninggal dg tenang Membantu & mendapingi keluarga megatasi masalah yang muncul.