MATA KULIAH TAUHID AKIDAH AKHLAK Dosen: Sarah Wulan, S.Ag, MPd Pert.12
Bismillahirrahmaanirrahiim Kedudukan Akhlak dalam Islam Hubungan Akhlak dengan Iman dan Ihsan Karakteristik akhlak Islam
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat : Membaca al-Qur’an surat an-Nur(24):30- 31beserta artinya Menjelaskan kedudukan akhlak sebagai tema sentral ajaran Islan Menjelaskan kedudukan akhlak sebagai ukuran keimanan seseorang Menguraikan hubungan antara akhlak, iman dan ihsan Menjelaskan beberapa indikator orang yang mencapai derajat muhsin Menjelaskan maksud karakteristik akhlak Islam
Akhlak sebagai tema sentral islam Akhlak merupakan implementasi dari ajaran Islam Rasulullah saw bersabda: yang artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnkan kemuliaan akhlak”(hadits)
hubungan antara akhlak, iman dan ihsan 1. Dilihat dari segi objek bahasanya,aqidah membahas masalah Tuhan,baik dari sagi Zat,sifat dan perbuatannya.kepercayaan yang mantap kapada Tuhan menjadi landasan untuk mengarahkan amal perbuatan manusia sehingga perbuatan manusia menjadi ikhlas dan keikhlasan ini merupakan bentuk akhlak yang mulia. Allah SWT berfirman:Yang artinya: ”Padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Allah dengan memurnikan kataatan kapada-Nya dalam (menjalankan)agama yang lurus,dan supaya mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Q.S Al-Bayyinah:5)
Dilihat dari fungsinya aqidah menghendaki agar seseorang tidak hanya cukup dengan menghafal rukun iman dan dalil-dalilnya saja, tetapi yang terpenting adalah agar orang bertauhid itu meniru dan mencontoh terhadap subjek yang terdapat dalam rukun iman itu. Jika kita percaya bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang mulia, maka sebaiknya manusia bertauhid meniru sifat-sifat itu. Allah SWT bersifat ar-rahman dan ar-rahim, maka sebaiknya manusia meniru sifat tersebut dengan mengembangkan sifat kasih sayang di muka bumi. Demikian juga jika Allah bersifat dengan asma’ul husnah yang jumlahnya 99, maka asma’ul husnah tersebut harus dipraktekkan dalam kehidupan. Dengan cara demikian beriman kepada Allah akan memberpengeruh terhadap pembentukan akhlak.
Beriman kepada malaikat dimaksudkan agar manusia mencontoh sifat-sifat yang terdapat pada malaikat seperti sifat jujur, amanah, tidak pernah durhaka dan patuh melaksanakan segala yang diperintahkan Tuhan. Percaya kepada malaikat dimaksudkan agar manusia merasa diperhatikan dan diawasi oleh para malaikat, sehingga tidak berani melanggar larangan Allah. Dengan percaya kepada malaikat membawa kepada perbaikan akhlak yang mulia. Allah berfirman : Yang artinya:“Malaikat-malaikat yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.at- tahrim:6 )
Beriman kepada kitab khusus Al-qur’an, maka secara akhlaki harus diikuti denganupaya menjadikan Al-qur’an sebagai wasit, hakim serta imam dalam kehidupan. Dengan cara demikian iman kepada kitab erat kaitannya dengan pembinaan akhlak yang mulia. Demikian juga beriman kepada para rasul khususnya nabi Muhammad Saw, harus disertai dengan mencontoh akhlak rasulullah dan mencintainya. Mengikuti dan mencintai rasulullah dinilai sama dengan mencintai dan menaatinya. Dengan cara demikian beriman kepada rasul akan menimbulkan akhlak yang mulia, hal ini dapat diperkuat lagi dengan cara meniru sifat-sifat yang wajib para rasul yaitu sifat shidiq (jujur), amanah (terpercaya), tablig (menyampaikan ajaran sesuai perintah Allah), dan fathonah (cerdas). Jika semua itu dicontoh oleh manusia yang mengimaninya maka akan dapat menimbulkan akhlak yang mulia, disinilah letaknya hubungan antara akhlak dengan aqidah.
Demikian pula beriman kepada hari akhir, dari sisi akhlak harus disertai dengan upaya menyadari bahwa segala amal perbuatan yang dilakukan selama didunia ini akan dimintakan pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
karakteristik akhlak Islam Rabbaniyah Akhlak rabbaniyah memiliki pengertian bahwasanya wahyu Ilahi merupakan “reference source” (sumber rujukan) ajaran akhlak. Insaniyah Akhlak insaniyah mengandung pengertian bahwa tuntutan fitrah dan eksistensi manusia sebagai makhluk yang bermartabat, sesuai dan ditetapkan oleh ajaran akhlak. Jami’iyah Akhlak jami’iyah mempunyai arti bahwa kebaikan yang terkandung di dalamnya sesuai dengan kemanusiaan yang universal, kebaikannya untuk seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat, mencakup semua aspek kehidupan baik yang berdimensi vertikal maupun yang berdimensi horisontal.
Wasithiyah Akhlak wasithiyah berarti bahwasanya ajaran akhlak itu menitikberatkan keseimbangan (tawassuth) antara dua sisi yang berlawanan, seperti keseimbangan antara rohani dan jasmani, keseimbangan antara dunia dan akhirat, dan seterusnya. Waqi’iyah Akhlak waqi’iyah mengandung pengertian bahwasanya ajaran akhlak memperhatikan kenyataan (realitas) hidup manusia didasari oleh suatu kenyataan, bahwasanya manusia itu di samping memiliki kualitas-kualitas unggul, juga memiliki sejumlah kelemahan.
Alhamdulillah