BK BELAJAR Dosen Pengampu : Isti Yuni P. , M. Pd

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ni Wayan Primanovenda, S.Psi
Advertisements

Perkembangan sosial pada anak-anak tengah
MY DAD MY BEST EVER BY: MF to CQ.
GANGGUAN PERILAKU PADA ANAK
HOSPITALISASI PADA ANAK
ASKEP WAHAM.
Materi Pertemuan 12 Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
PERBEDAAN KESEHATAN EMOSI
DELINQUENT (KENAKALAN)
ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA
PHOBIA SEKOLAH Winanti S. Respati winsr-rev2008.
Pengantar Intervensi Berasal dari intervening  coming between (yang datang diantara; campur tangan) Berasal dari intervening  coming between (yang.
PERKEMBANGAN EMOSI-SOSIAL
Manusia dan Penderitaan
Menghilangkan Rasa Takut pada Anak
CAREER DEVELOPMENT CENTER UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TEKNIK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU
Perguruan Tinggi Asia SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI Kampus Pusat : Jl
TITA MAELA MARGAWATI, MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN KONSELING BEHAVIOUR DENGAN TEKNIK PENGKONDISIAN OPERAN PADA SISWA KELAS VIII.
Materi Pertemuan 8 Peran Pendidik dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi.
VIENA RUSMIATI HASANAH
KOMUNIKASI ASERTIF.
By. Dr. Dewi Retno Suminar, M.Si, psikolog
Perkembangan psikososial masa kanak-kanak madya
KEHILANGAN DAN BERDUKA
PENGGUNAAN OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI
Intervensi dan Implementasi Asuhan Keperawatan Keluarga
KONSEP DIRI By Slametiningsih, M.Kep, Sp. Kep. J
DIMENSI RESPON DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK Mariyono Sedyowinarso
KESUKARAN BELAJAR PART III
Psikologi Anak Berbakat Olivia Tjandra W., M. Si., Psi
KELOMPOK 1 NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT
PERTEMUAN KEEMPAT PERILAKU KOMUNIKASI : ASERTIF DAN MENGATASI MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
Perkembangan Sosioemosional masa kanak-kanak akhir (Usia Sekolah)
PEMECAHAN MASALAH SISWA
Modul Praktik Klinik Psikiatri FKUI
Pertemuan 12 Psikologi Pendidikan Keluarga
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
SCHOOL BULLYING.
KENDALA DAN KARAKTERISTIK PENYIMAK
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
DELINQUENT (KENAKALAN) NOVENDAWATI WAHYU SITASARI
KONSEP DIRI PELAJARAN BK KELAS X.
Ns. I Gede Yudiana Putra, S.Kep, M.Kes
KENDALA MENYIMAK.
Ratna Dyah Suryaratri, MSi. Psikologi Pendidikan FIP-UNJ
Pemahaman Individu Teknik Non-Tes
Yeny Duriana Wijaya, M.Psi., Psi
Cara Mengatasi Anak Malas Belajar
SELAMAT DATANG DI SMK NEGERI PAKU
Oleh: Bambang Dibyo Wiyono, M.Pd.
HOSPITALISASI.
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
Kelompok Dua Teori Pembelajaran Sosial Julian Rotter
KOMUNIKASI PADA ANAK DAN KELUARGA
Hak-hak Orang Tua Kami percaya bahwa orang tua memiliki hak dan kepedulian mereka adalah beralasan dan penting.
Pengasuhan Anak Usia Sekolah Dasar PERTEMUAN 8
NAMA : NAVILA CAMALIA NIM : KELAS : 4 b
SISWA SEBAGAI PEMBELAJAR
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
Perkembangan Anak Usia Sekolah (Bag 2) Perkembangan Psikososial
Blindness (Gangguan Penglihatan)
POLA 17 (+) BK Ber Keluarga Keber -Agamaan Tampilan Kepustakaan
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
POLA ASUH ANAK. PERKEMBANGAN ANAK Faktor bawaan Anak Dewasa Pengaruh lingkungan (pola asuh keluarga)
KEHILANGAN DAN BERDUKA Eri Riana Pertiwi. Kehilangan (loss) adalah suatu situasi aktual maupun potensial yang dapat dialami individu ketika terpisah dengan.
Sexual Behaviour Bayi dan Anak. Perkembangan seksualitas bukan hanya perilaku pemuasan seks semata, tapi juga mencakup pembentukan nilai, sikap, perasaan,
Oleh : Rani Kusmirani. PENDAHULUAN Pelayanan kebidanan merupakan pelayanan yang diberikan oleh bidan sesuai kewenangan yang diberikan dengan maksud meningkatkan.
PERTEMUAN 7: PERMASALAHAN SISWA DAN PENDEKATAN UMUM BK
BULLYING PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING KELAS X. NAMA KELOMPOK 5 FIVE FANTASTIC ANISA LAILATUL KHUSNA ( 05 ) ( ANGGOTA ) RIZKA DWI ASFIA ( 30 ) ( PENYAJI.
Transcript presentasi:

BK BELAJAR Dosen Pengampu : Isti Yuni P. , M. Pd Anggota : Dian Anggraeni 09104241005 Wiendi Dwi N. 09104241021 Teguh Pangesti R. 09104241030 Handiko Damar H. 09104241036 Intan Imannawati 09104241038 Bimbingan dan Konseling Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas negeri Yogyakarta 2011

FOBIA SEKOLAH ( SCHOOL PHOBIAS) Many children at some time in their school career are challenged by anxiety and fear about attending school.

"Aku nggak mau sekolah. pokoknya enggaaaaak "Aku nggak mau sekolah...pokoknya enggaaaaak!!! Hari ini aku mau ikut Mama ke kantor aja!“ "Perutku sakit, Maaaa...aku nggak enak badan...jadi hari ini aku boleh nggak usah masuk sekolah, yaaaa...!“ "Adek mau main di rumah saja, Ma...please...Adek takut sama Bu Guru...soalnya Bu Guru galak sekali, Adek takut dimarahi sama Bu Guru...boleh ya Ma...boleh ya...“ "Pokoknya aku nggak mau ke sekolah...aku nggak suka sekolah...aku mau di rumah ajaaaa!!"

PENGERTIAN FOBIA SEKOLAH As we known phobia as Scolionophobia, fear of school, separation anxiety. Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Fobia sekolah adalah bentuk kecemasan yang tinggi terhadap sekolah

Adiyanti (2005) menjelaskan bahwa fobia sekolah adalah kecemasan yang luar biasa dan terus menerus serta tidak realistis pada seorang anak, sebagai respon terhadap eksternal tertentu. School phobia is a symptom of a neurotic disturbance. It may take many guises

Tingkatan dan Jenis penolakan Terhadap Sekolah Menurut Rini (2006), Tingkatan dan Jenis penolakan Terhadap Sekolah yaitu : Initial school refusal behavior, adalah sikap menolak sekolah yang berlangsung dalam waktu singkat Substansial school refusal behavior, berlangsung selama 2 minggu Acute school refusal behavior, berlangsung hingga 1 tahun Chroic school refusal behavior, berlangsung lebih dari 1 tahun

Menurut Arjana (2006) penolakan sekolah dapat dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu : tipe ringan (tak masuk sekolah dalam kurun waktu beberapa hari), tipe sedang (tak masuk sekolah dalam waktu satu minggu), dan tipe berat (hampir setiap hari tak sekolah dalam kurun waktu tiga minggu).

GEJALA – GEJALA Menurut Sumarti (dalam Soekresno, 2006) ada beberapa gejala yang dapat dijadikan kriteria anak yang mengalami fobia sekolah. Antara lain : Menolak untuk berangkat ke sekolah, Mau datang ke sekolah, tetapi tidak lama kemudian minta pulang, Pergi ke sekolah dengan menangis,

selalu menggandeng tangan orangtuanya atau pengasuhnya, menunjukkan sikap yang berlebihan seperti menjerit-jerit di kelas, agresif terhadap anak lainnya (memukul, mencubit, menggigit, dan sebagainya) menunjukkan sikap-sikap melawan atau menentang gurunya, Menunjukkan ekspresi atau raut wajah sedemikian rupa untuk meminta belas kasih guru agar diijinkan pulang.

Menurut Ahmad (dalam Hawadi, 2001) ada empat gejala anak mengalami fobia sekolah yaitu : Ketakutan atau kebimbangan yang tidak rasional, Perilaku mengelak dari objek atau situasi yang membuatnya takut, Tidak menerima penjelasan apapun yang bertujuan mengurangi kadar rasa takutnya, Perubahan emosi yang signifikan seperti menjadi emosi dan gelisah.

PENYEBAB Menurut Hurlock (1996) ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya fobia sekolah yaitu faktor internal dan eksternal. 1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri anak yang mempengaruhi terjadinya fobia sekolah. Faktor tersebut adalah Intelegensi, Jenis Kelamin, Kondisi Fisik, Urutan Kelahiran, Kepribadian

2. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat diluar diri anak yang mempengaruhi fobia sekolah. Faktor tersebut adalah Status Ekonomi Sosial, Hubungan Sosial, Lingkungan, Pola Asuh Orangtua Separation Anxiety, Pengalaman Negatif di Sekolah atau Lingkungan, Problem Dalam Keluarga

PENANGANAN Temukan penyebab kenapa anak takut ke sekolah., sempatkan waktu berdiskusi pada anak untuk menemukan penyebab ketakutan pada sekolah Tetap menekankan pentingnya bersekolah , the best theraphy for school phobia is to be in school everyday

Konsultasikan masalah kesehatan anak ini pada dokter atau psikologi jika masalah terjadi berlarut-larut Bekerjasama dengan guru Lepaskan anak secara bertahap dan jangan lupa, berikan penghargaan pada anak bila mereka mulai berubah. Penghargaan ini bisa dari kata-kata pujian sampai dengan memberi hadiah-hadiah kecil

Menurut Setyorini (2006) Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua dalam menangani masalah fobia sekolah, yaitu : Menekankan pentingnya bersekolah, Berusaha untuk tidak menuruti keinginan anak untuk tidak sekolah, Konsultasikan masalah kesehatan anak pada dokter, Bekerjasama dengan guru kelas atau asisten lain di sekolah, Luangkan waktu untuk berdiskusi atau berbicara dengan anak , Lepaskan anak secara bertahap, Konsultasi pada psikolog atau konselor jika masalah terjadi

Selai ituuu . . ., Anak diajak berkunjung dan mengenal sekolah barunya. Dorong anak untuk mandiri dan percaya diri. Beri kesempatan anak-anak untuk sesekali jauh dari orangtua Buat simulasi belajar di sekolah Latih kemampuan dasar anak dalam membaca, menulis dan berhitung