MENDESAIN PELATIHAN DAN IMPLEMENTASI PELATIHAN
DESAIN PELATIHAN MODEL DISKREPANSI (Hickerson dan Middleton, 1975) Tahap 1 : Diskrepansi/Kesenj angan Kinerja Kegiatan Lainnya Tahap 2 : Keputusan untuk Pelatihan Tahap 3 : Penetapan Tujuan Pelatihan dan Prosedur Evaluasi Formatif Tahap 4 : Desain Pelatihan Tahap 5 : Implementasi Tahap 6 : Tindak Lanjut dan Evaluasi Sumatif Analisis Jabatan/Pekerjaan
Lima Prinsip Belajar-Mengajar Tujuan belajar yang dihayati (perceive purpose). Artinya, pembelajar harus memahami mengapa dia harus mempelajari sesuatu. Urutan yang bertahap (Graduated Sequence). Artinya, pembelajar belajar melalui tahap demi tahap, mulai dari tahapan termudah hingga yang tersulit. Menghargai perbedaan individual (Individual Differentiation). Artinya, setiap pembelajar harus diberi kesempatan belajar menurut cara yang paling baik baginya. Latihan yang sesuai (Appropriate Practice). Artinya, seluruh pembelajar harus melakukan praktik atau latihan sesuai dengan uraian tujuan instruksional. Hasil diketahui segera (Knowledge of Results). Artinya, memberitahu peserta setiap saat, apakah ia melakukan sesuatu dengan benar atau salah.
METODE MELATIH LEBIH EFEKTIF + LIMA PRINSIP BELAJAR- MENGAJAR Bermain Peran Bermain Peran lebih efektif Demonstrasi Demonstrasi lebih efektif Kunjungan Lapang Kunjungan Lapang lebih efektif
SUASANA PELATIHAN YANG BAIK (Hickerson dan Middleton, 1975) Sifat Pelatih : Mudah Akrab, dekat dengan pembelajar Peduli pada pembelajar Terbuka dan mau berbagi Kewenangan dan tanggung jawab Penuh semangat Memuaskan Bekerjasama Saling Menolong Saling Memiliki Saling Percaya Suasana / Iklim : Bebas Terbuka Sifat Pembelajar : Ramah Bebas berekspresi Terbuka
SUASANA PELATIHAN YANG TIDAK BAIK (Hickerson dan Middleton, 1975) Sifat Pelatih : Tidak ramah Selalu mencela Sombong/angkuh Persuasif/suka mendesak Pasif Frustasi Konflik Saling Menjauh Curiga Suasana / Iklim : Mencemaskan Defensif Sifat Pembelajar : Menolak Memaksakan kehendak Meremehkan Defensif/bertahan Pemarah
TEKNIK EVALUASI FORMATIF (Hickerson dan Middleton, 1975) Proses Alami Evaluasi Penggunaan Utama Data Pada saat jalannya sesi pelatihan : untuk memodifikasi jalannya sesi pelatihan Pada akhir : Untuk memodifikasi setelah pelaksanaan sesi pelatihan Formal : Fokus pada pencapaian tujuan Tes pencapaian tujuan (criterion check) Evaluasi akhir Informal : Fokus pada aktifitas dan proses yang mengarah ke tujuan Pertemuan-pertemuan umpan balik Pengumpulan pendapat Catatan harian pelatih
MODEL RANCANGBANGUN PELATIHAN Interaksi Sosial Persiapan Penentuan Tujuan Evaluasi Formasi Kelompok Perencanaan Kegiatan Model Rancangbangun Horace Reed ( Subagio Atmodiwiryo, 2002)
Variabel Bebas Variabel Terikat Variabel Antara Peserta Memperbaiki perilaku Peserta Variabel Antara Pendidikan Dan Latihan Organisasi Organisasi yang lebih efektif Model Rancangbangun Udai Pareek dan Roy Lynton ( Subagio Atmodiwiryo, 2002)
Menentukan organisasi Spesifikasi pelaksanaan tugas Melaksanakan Diklat Menentukan organisasi Menentukan kebutuhan belajar peserta Sumber Pelajaran Evaluasi Dan Balikan Menentukan tujuan Memilih Strategi Pembelajaran Menentukan Kurikulum Model Rancangbangun Critical Events ( Subagio Atmodiwiryo, 2002)
Model Rancangbangun Desain Diklat (Subagio Atmodiwiryo, 2002) Penilaian Kebutuhan Sumber dan Keluaran Menentukan tujuan Pengembangan penilaian peserta Pengembangan teknik penilaian Pengembangan dan Urutan Strategi dan Bahan Staf Diklat Penilaian Peserta Pelakasanaan Program Penilaian Peserta Penilaian Program Model Rancangbangun Desain Diklat (Subagio Atmodiwiryo, 2002)