مَعِيَّةُ اللهِ مَ Kesertaan Allah.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Jurusan Tarbiyah PAI 08.T Yanti Mulyanti.
Advertisements

BAB 8 IMAN KEPADA QADHA DAN QADAR
Fiqih Kelas VIII Semester 2
Sifat-sifat Terpuji By : Uswatun Hasanah.
KESERIUSAN HAMBA KEPADA ALLAH (bentuk keikhlasan hamba)
Materi kls 5.
SEBAB BERTAMBAHNYA IMAN
BERIMAN KEPADA RASUL - RASUL ALLAH SWT
Beriman Kepada Malaikat, Kitab, dan Rasul Bagaimana Mengimaninya dan Hikmah Mengimaninya Oleh: Tia Restu Rahmawati Febri Antoro
Mu’tazilah, Syi’ah, Ahli Sunnah wal Jama’ah
Etimologi  Kata takwa ( التَّقْوَى ) berasal dari kata kerja ( وَقَى ) artinya menutupi, menjaga, berhati-hati dan berlindung.
Hk Acara Perdata Peradilan Agama Dr. Gemala Dewi,SH.,LL.M
Macam-Macam Wanita Di Dalam Al Qur’an
JUJUR, SANTUN, MALU AKHLAK TERPUJI.
PENGERTIAN ISLAM DAN AJARANNYA
IMAN KEPADA RASUL.
BAB II IMAN DAN TAQWA.
HADITS KEDUAPULUH SATU
Perkara yang akan dipelajari:
Larangan Pergaulan Bebas dan Perzinaan
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
SUNNAH (AL-HADITS) SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM
KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2011
MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Qodho’ dan Qodar Pengertian Dalil Jenis Kisah Hikmah.
وَمَا يَعْلَمُ جُنُودَ رَبِّكَ إِلَّا هُوَ
Oleh: Rohmansyah, S.Th,I., M.Hum
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
INFORMASI TENTANG JUJUR, AMANAH, DAN ISTIQAMAH
Shifatul Insan.
AKHLAQ KEPADA ALLAH SWT
Materi I AQIDAH Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
Dipresentasikan oleh Ahmad Rifai
AGAMA ISLAM.
فَضَائِلُ الدَّعْوَةِ
Etika Islam Dalam Penerapan Ilmu
مَرَاحِلُ التَّفَاعُلِ بِالشَّهَادَتَيْنِ
BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
DOA HARIAN RAMADHAN.
Kedahsyatan Dua Kalimah Syahadat
SEPUTAR MAULID NABI  MUHAMMAD IDRUS RAMLI.
BERBISNIS SECARA SYAR’I…
اَلطَّرِيْقُ إِلَى مَعْرِفَةِ اللهِ
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
Al-Fath (Lari Dari Perang)
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Kandungan Kalimat Syahadat (Madlulusy syahadah)
PERILAKU TERPUJI ADIL, RIDHA DAN AMAL SHALEH
2.Akmalda Wisnu Satriaji
WELCOME TO KEPUTRIAN 4 April 2014
KEBIJAKAN NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER 2011
Kesempurnaan Islam.
By : 1. Rizal hartono 2.Muhammad fajar
Pendidikan Agama Islam Semester 1, 2 SKS
UQDATUL KUBRO Dari mana saya? Mau apa saya? Mau kemana saya?
HIDUP TERASA LEBIH INDAH JIKA KITA BERSYUKUR
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
نوا قض الايمان Yang Membatalkan Keimanan
Masilul khamsah.
BAB 5: AKHLAK MUSLIM TERHADAP KEHIDUPAN DI AKHIRAT
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
O. Solihin Blog: Akidah Islamiyyah Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang.
Materi III IMAN Oleh: Ahmad Arif Rifan, SHI., MSI.
BAB 2: MENJAGA AKHLAK TERHADAP ALLAH
Firman Allah SWT: Surah Luqman [31:17] “Wahai anak kesayanganku, dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) berbuat kebaikan serta laranglah (manusia) daripada.
AQIDAH UNIT 6 Kelas Bimbingan Dewasa.
  Nikmat Allah  “Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua buah bibir?” (Q.s. 90: 8-9)  Sarana.
AQIDAH ISLAM Kelas VII Semester I. A. PENGERTIAN AKIDAH ISLAM 1.Pengertian Akidah Islam Menurut Bahasa Akidah adalah kata sifat dalam bahasa Arab yang.
IMAN KEPADA KITAB ALLAH SWT. DENGAN MEMBACA Y  N  Y  QW  Y  W  N  WQ  Y  TPV  Y  TN Y 
Transcript presentasi:

مَعِيَّةُ اللهِ مَ Kesertaan Allah

Muwashafat yang ingin dicapai Mengikhlaskan amal untuk Allah swt Mensyukuri nikmat Allah swt saat mendapatkan nikmat Menjauhi dosa besar Menahan anggota tubuh dari segala yang haram Tidak takabbur Tidak Imma'ah (asal ikut, tidak punya prinsip) Melaksanakan hak kedua orang tua

I. TUJUAN UMUM Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqli dan aqli, menanamkannya dalam jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurafat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF Memahami pentingnya Ma’iyyatullah. Menunjukkan dalil baik Qur’an atau Hadits tentang urgensi dan manfaat ma’iyyatullah

III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK Termotivasi untuk senantiasa dalam kondisi ma’iyyatullah setiap saat. Menyadari nilai kasih sayang, pahala dan pertolongan Allah yang dituju oleh setiap muslim dalam berjihad karena ma’iyyatullah.

IV. KEGIATAN PEMBELAJARAN Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah: 1. Kegiatan Pembuka Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Ma’iyyatullah Menginventarisir tentang fenomena yang berhubungan dengan tema kajian 2. Kegiatan Inti: Kajian tentang Ma’iyyatullah Berdiskusi dan tanya jawab tema kajian (lihat tujuan kognitif, afektif dan psikomotor) Penekanan dari Murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam materi Ma’iyyatullah 3. Kegiatan Penutup: Tugas mandiri (Lihat Pilihan Kegiatan) Evaluasi

V. PILIHAN KEGIATAN Mengumpulkan ayat-ayat Al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur Mengumpulkan ayat-ayat tentang pentingnya berbuat Ihsan Mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas Menulis makalah tentang pentingnya berbuat Ihsan Mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif tentang pentingnya berbuat Ihsan Tafakur Alam

VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH Tes akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialog menggunakan metode pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan Tes kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai

VIII. MUHTAWA

مَعِيَّةُ اللهِ مَعِيَّةُ اللهِ اَلْفَلاَحُ تَأْيِيْدُ اللهِ اَلإِيْمَانُ مُرَاقَبَةُ اللهِ اَلْخَاصَّةُ اَلْمُؤْمِنُ طَاعَةُ اللهِ اَلْمُقَيَّدَةُ اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ إِحْسَانُ اللهِ اَلْعَامَّةُ مَعِيَّةُ اللهِ تَأْيِيْدُ اللهِ اَلْمُطْلَقَةُ كُفْرُ النِّعْمَةِ اَلْفَلاَحُ اَلْكَافِرُ مَعْصِيَّةُ اللهِ اَلْغَفْلَةُ

مَعِيَّةُ اللهِ Kesertaan Allah Inti keimanan adalah iman kepada yang ghaib Ketika menyebut ciri-ciri orang yang bertakwa (2:1-5), ciri pertama dan terakhir berkaitan erat dengan masalah ghaib Keseluruhan rukun iman yang 6 pun intinya adalah beriman kepada yang ghaib

Rukun Iman Beriman kepada Allah adalah perkara ghaib, karena indra kita tak dapat menjangkauNya Malaikat pun makhluk ghaib Rasul sekarang sudah tidak ada, jadi ghaib; bahkan ketika ada pun itu perkara ghaib karena percaya bahwa Allah menunjuknya sebagai utusanNya Kitab Al-Qur’an memang dapat kita pegang, tapi keyakinan bahwa itu adalah firman Allah adalah masalah ghaib Begitu pula akhirat dan takdir, keduanya adalah masalah ghaib Termasuk dalam masalah ghaib juga adalah keyakinan bahwa Allah menyertai seluruh makhlukNya, khususnya manusia RASM

مَعِيَّةُ اللهِ 1 اَلْعَامَّةُ umum

Kesertaan Allah secara Umum (اَلْعَامَّةُ) Atau disebut juga kesertaan Allah secara mutlak: mu’min ataupun kafir, semuanya ada dalam pantauan Allah SWT 57:4 وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ (dan Dia bersama kalian di mana kalian berada) 58:7 merinci kesertaan Allah: Bertiga, Allah yang keempat Berlima, Allah yang keenam Jumlah lebih kecil atau lebih besar: إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا (kecuali Dia bersama mereka di mana mereka berada) Bahkan sesungguhnya, Allah lebih dekat dengan kita dari pada urat leher kita sendiri (50:16)

Respon yang Berbeda Meskipun kesertaan Allah seperti itu bersifat mutlak, ada tanpa terbantahkan, tetapi orang mu’min dan orang kafir memiliki respon yang berbeda Contoh: kalau di suatu ruang kerja dipasang CCTV, maka akan berbeda orang yang menyadari ada CCTV dengan yang tidak menyadarinya Yang menyadarinya akan lebih berhati-hati dalam bertindak Yang tidak sadar, akan seenaknya sendiri Jadi masalahnya adalah kesadaran; CCTV tetap ada, tapi ada orang yang tidak menyadari keberadaannya yang akan mengawasi tindak-tanduknya RASM

اَلْمُؤْمِنُ 1 مُرَاقَبَةُ اللهِ Pengawasan Allah

مُرَاقَبَةُ اللهِ Pengawasan Allah Orang mu’min menyadari akan PENGAWASAN ALLAH (muraqabatullah) Yang nyata ataupun yang tersembunyi Lahir ataupun batin Lintasan hati pun, kedipan mata yang menyeleweng (40:19) Semuanya diketahui oleh Allah Sistem pengawasan Allah yang canggih (50:16-18) Allah yang menciptakan manusia Allah mengetahui bisikan hati Allah lebih dekat dari pada urat leher Allah menempatkan dua malaikat di kanan dan kiri manusia, mencatat segala amalnya

Tidak ada yang Luput Tidak ada sama sekali yang dapat luput dari pengawasan Allah 3:29 "Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui." 20:7 Allah mengetahui yang rahasia dan yang lebih tersembunyi Ayat-ayat seperti ini jumlahnya sangat banyak

Ayat yang Berat Ketika turun surat 2:284 bahwa Allah akan menghisab baik yang dinyatakan maupun yang disembunyikan, para sahabat merasa berat sekali Mereka datang menghadap Rasulullah SAW dan bersideku di atas lutut mereka seraya berkata, “Wahai Rasulullah, kami telah dibebani amal-amal yang memberatkan kami, yaitu shalat, puasa, jihad, dan sedekah (zakat), sedangkan telah diturunkan kepadamu ayat ini dan kami tidak kuat menyanggahnya.” Maka Rasulullah SAW bersabda, أَتُرِيدُونَ أَنْ تَقُولُوا كَمَا قَالَ أَهْلُ الْكِتَابَيْنِ مِنْ قَبْلِكُمْ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا بَلْ قُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

Pujian dan Penghapusan Apakah kalian ingin mengatakan seperti apa yang dikatakan dua ahli kitab sebelum kalian, ‘Kami dengar, kami menyalahinya.” Akan tetapi katakanlah, "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Mereka mengatakan, "Kami dengar dan kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali". Ucapan mereka ini kemudian diabadikan oleh Allah dalam ayat yang selanjutnya (2:285) sebagai pujian dari Allah dan hukum ayat 284 dihapus oleh ayat 286

Tak Perlu Banyak Polisi Kalau umat Islam benar-benar menyadari pengawasan Allah yang sangat ketat ini, tentu tidak diperlukan banyak polisi Masing-masing sudah mengawasi diri mereka sendiri Menurut acuan PBB rasio ideal polisi dan penduduk 1:300-400 Di Indonesia periode 2000-2005 rasionya 1:700, Jepang 1:520 Bukankah banyaknya polisi karena makin banyak kejahatan? Berarti, masyarakat tambah rusak?

Tanda-tanda Kiamat بَادِرُوا بِالْمَوْتِ سِتًّا إِمْرَةَ السُّفَهَاءِ وَكَثْرَةَ الشَّرْطِ وَبَيْعَ الْحُكْمِ وَاسْتِخْفَافًا بِالدَّمِ وَقَطِيعَةَ الرَّحِمِ وَنَشْئًا يَتَّخِذُونَ الْقُرْآنَ مَزَامِيرَ يُقَدِّمُونَهُ يُغَنِّيهِمْ وَإِنْ كَانَ أَقَلَّ مِنْهُمْ فِقْهًا “Bersegeralah kamu melakukan amal shalih sebelum datang 6 perkara : pemerintahan orang orang jahil, banyaknya polisi, penjual belian HUKUM atau JABATAN, memandang remeh terhadap darah, pemutusan silaturrahim, adanya manusia yang menjadikan al Qur’an sebagai seruling dimana mereka menunjuk seorang imam untuk sholat jamaah agar ia dapat menyaksikan keindahannya dalam membaca Al QUr'an meskipun ia paling sedikit ke-Faqihannya." (Musnad Ahmad, At Thabrani, Ash Shaihhah AlBani 979) RASM

اَلْمُؤْمِنُ 2 إِحْسَانُ اللهِ Kebaikan Allah

إِحْسَانُ اللهِ Kebaikan Allah Seorang mu’min juga menyadari akan kebaikan Allah SWT kepada setiap makhlukNya dengan memberikan berbagai ni’mat yang tak terhitung jumlahnya (14:34, 16:18, 108:1) Ni’mat itu berupa ni’mat lahir ataupun batin (31:20) Wajar kalau kita pun membalasNya dengan berbuat baik pula (28:77)

لاَ بِأيَِّهَا يَا رَبِّ 31 Kali Sebanyak 31 kali Allah bertanya kepada kita dalam surat Ar-Rahman (55): فَبِأَيِّ آلاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Maka kalangan jin menjawab: اللهُمَّ، وَلاَ بِشَيْءٍ مِنْ آلاَئِكَ رَبَّنَا نُكَذِّبُ، فَلَكَ الْحَمْدُ Ya Allah, tidak ada sesuatu pun dari ni’matMu, wahai Tuhan Kami, yang kami dustakan; bagiMu segala puji Ibnu Abbas menjawab: لاَ بِأيَِّهَا يَا رَبِّ Tidak ada sesuatu pun, ya Rabb RASM

اَلْكَافِرُ 1 كُفْرُ النِّعْمَةِ Mengingkari ni’mat

كُفْرُ النِّعْمَةِMengingkari ni’mat Bagaimana sikap orang kafir? Mereka mengingkari ni’mat yang telah Allah berikan kepada mereka Merasa bahwa apa yang dimiliki itu didapatkan atas jerih payah mereka sendiri, murni karena ilmu yang mereka miliki (39:49, 28:78), tidak ada andil Allah; padahal ilmu mereka pun dari Allah 16:83 mereka mengetahui ni’mat Allah tapi mengingkarinya 16:112 contoh umat yang ingkar terhadap ni’mat Allah kemudian diganti dengan pakaian kelaparan dan ketakutan RASM

اَلْكَافِرُ 2 اَلْغَفْلَةُ lalai

اَلْغَفْلَةُ lalAI Orang kafir juga lalai terhadap peringatan Allah Makin diberi ni’mat bukan tambah ingat, tapi tambah lalai, tambah jauh dari Allah 6:44 lalai malah dibuka berbagai pintu kesenangan, tapi akan disiksa dengan tiba-tiba 7:179 hati, mata, dan telinganya tidak berfungsi seperti binatang ternak bahkan lebih buruk lagi Mereka baru menyadarinya setelah mati, seperti yang dikatakan oleh Amir Mu’minin Ali bin Abi Thalib ra: اَلنَّاسُ نِيَامٌ فَإِذَا مَاتُوا انْتَبَهُوْا (manusia itu tertidur, ketika mati baru tersadar)

مَعْصِيَّةُ اللهِ Kedua sikap orang-orang kafir itu (ingkar terhadap ni’mat dan lalai) inilah yang menyebabkan mereka berma’siyat kepada Allah SWT (مَعْصِيَّةُ اللهِ) Kita tidak boleh terpesona dengan gaya hidup mereka yang serba bebas (3:196-197) karena semua itu hanya bersifat sementara Tidak terpesona dengan harta mereka yang berlimpah (28:79) karena pahala Allah lebih baik bagi orang-orang sholeh (28:80) Tidak terpesona dengan kedudukan mereka yang mapan saat ini, karena Allah akan menghancurkannya dan menggantinya dengan umat yang lebih baik (6:6) RASM

طَاعَةُ اللهِ 3 اَلإِيْمَانُ IMAN

طَاعَةُ اللهِ فَصَلِّ amal sholeh لِرَبِّكَ iman وَانْحَرْ amal sholeh Orang beriman menyadari akan pengawasan Allah dan kebaikan Allah, sehingga mereka taat kepada Allah Ketaatan itu diwujudkan dengan cara Meningkatkan keimanannya kepada Allah Beramal sholeh 108:1 ni’mat yang banyak (al-kautsar) 108:2 فَصَلِّ amal sholeh لِرَبِّكَ iman وَانْحَرْ amal sholeh

اَلإِيْمَانُ IMAN Al-Qur’an (8:2-3, 4:65) dan As-Sunnah menyebutkan ciri-ciri KESEMPURNAAN IMAN apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya) kepada Tuhan-lah mereka bertawakal, orang-orang yang mendirikan salat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya

Dalam As-Sunnah Mencintai saudaranya seperti mencinta dirinya (لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ) Mencintai Rasul lebih dari mencintai orang tua dan anaknya (لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ) Menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang telah diturunkan kepada Rasul (لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَوَاهُ تَبَعًا لِمَا جِئْتُ بِهِ) RASM

اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ طَاعَةُ اللهِ 4 اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ AMAL SHOLEH

اَلْعَمَلُ الصَّالِحُ AMAL SHOLEH Amal sholeh adalah semua amal yang diridhoi oleh Allah, baik berupa perkataan maupun perbuatan Perkataan yang baik dan perbuatan yang sholeh akan naik kepada Allah (35:10) Rasulullah SAW menyuruh kita agar bertakwa kepada Allah meskipun dengan separo biji korma atau dengan perkataan yang baik (اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، وَلَوْ بِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ)

Iqamatud-Dien Termasuk amal sholeh adalah menegakkan agama (إِقَامَةُ الدِّيْنِ) Ini yang sudah banyak dilupakan oleh umat Islam Padahal ini diwasiatkan oleh Allah kepada kelima Rasul yang mendapatkan gelar ULUL AZMI (42:13) شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ Dia telah mensyariatkan kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. RASM

مَعِيَّةُ اللهِ 2 اَلْخَاصَّةُ KHUSUS

مَعِيَّةُ اللهِ اَلْخَاصَّة Kalau kita sudah menunaikan keimanan dan amal sholeh, berarti kita memenuhi syarat untuk mendapatkan KESERTAAN ALLAH SECARA KHUSUS atau BERSYARAT (اَلْمُقَيَّدَةُ) Ibarat pengawal, kita mendapatkan pengawalan khusus Contoh: Paspampres (pasukan pengamanan Presiden) Bodyguard Centeng Backing 16:128 Allah BESERTA orang yang bertakwa dan berbuat kebaikan

Pengamanan Khusus Nabi Musa AS Ketika Fir’aun sudah kehilangan cara untuk menaklukkan Nabi Musa AS, maka jalan terakhir adalah menghancurkan Nabi Musa AS dan umatnya Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Musa AS agar bersiap-siap dan berangkat menuju Laut Merah Karena kuda-kuda yang dikendarai oleh Nabi Musa AS dan umat bukan kuda yang hebat, akhirnya hampir disusul oleh Fir’aun dan tentaranya Umat Nabi Musa AS panik dan berkata, "Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul". (26:61) Tapi Nabi Musa menyangkal dengan penuh keyakinan (26:62), قَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ

لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا Di Gua Tsur Begitu pula ketika Rasulullah SAW di dalam gua Tsur Hampir saja orang-orang kafir Quraisy yang mengejar beliau melihat beliau dan Abu Bakar di dalam gua Allah menghalang-halangi penglihatan mereka dan menjadikan burung dan sarangnya berada di mulut gua serta sarang laba-laba yang menutupi mulut gua Ketika Abu Bakar khawatir, maka beliau bersabda, لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا RASM

Dukungan Allah (تَأْيِيْدُ اللهِ) Kesertaan Allah terrealisasi dalam bentuk DUKUNGAN ALLAH SWT 8:9 dukungan Allah kepada Pasukan Badar dengan mengirimkan 1000 malaikat yang datang secara berduyun-duyun Ini menandakan bahwa kaum Muslimin saat itu memenuhi syarat mendapatkan kesertaan Allah secara khusus 3:123-125 dukungan Allah dengan 3000-5000 malaikat 9:40, 33:9 dengan tentara yang tidak kelihatan 33:9 dengan angin yang memporakporandakan kemah orang kafir

Payung Rabbani (مِظَلَّةٌ رَبَّانِيَّةٌ) Dengan kata lain, kita mendapatkan perlindungan Allah atau payung Rabbani 33:10 serangan musuh dari berbagai arah (atas bawah) sehingga membuat sesak dada, tapi tentara Allah siap mem-back up kita Perang Ahzab termasuk perang terdahsyat, tapi setelah orang-orang kocar-kacir oleh angin topan, dan pulang dengan tangan hampa, mereka tidak lagi punya daya lagi Rasul SAW bersabda, “Sekarang kita yang menyerang mereka dan mereka tidak akan menyerang kita”

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي (58:21) Pasti Menang Allah sudah menetapkan bahwa tentara Allah pasti menang كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي (58:21) وَإِنَّ جُنْدَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ (37:173) إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (58:22) فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ (5:56)

Tentara Muslim Zaman Abu Bakar "Aku datang membawa berita kepadamu tentang suatu kaum yang lembut. Mereka mengendarai kuda yang telah tua dan lemah, pada malam hari mereka laksana rahib-rahib ahli ibadah dan di siang hari mereka adalah penunggang kuda yang tangguh. Mereka sibuk memperbaiki anak panah dan meruncingkan tombak. Jika engkau mengajak teman dudukmu untuk berbicara maka ia tidak akan paham apa yang engkau katakan disebabkan riuh-rendahnya suara mereka membaca al-Qur'an dan berdzikir.“ Setelah itu sang pendeta berkata kepada para sahabatnya, "Telah datang kepada kalian suatu kaum yang tak mungkin dapat kalian kalahkan."

Rahasia Kekalahan Musuh Ketika berada di Anthakiyah, Herakiius bertanya kepada para pasukan Romawi yang kalah perang, "Celakalah kalian, beritahukan kepadaku tentang musuh yang kalian perangi. Bukankah mereka manusia seperti kalian juga?" Mereka menjawab, "Ya!" Herakiius kembali bertanya, "Apakah jumlah kalian lebih banyak daripada jumlah mereka atau sebaliknya?" Mereka menjawab, "Jumlah kami lebih banyak berlipat ganda dari jumlah mereka di setiap tempat." Herakiius bertanya lagi, "Jadi kenapa kalian kalah?" Maka salah seorang yang dituakan dari mereka menjawab, "Kami kalah disebabkan mereka shalat di malam hari, berpuasa di siang hari, mereka menepati janji, mengajak kepada perbuatan ma'ruf mencegah dari perbuatan mungkar dan saling jujur sesama mereka. Sementara kita gemar meminum khamr, berzina, mengerjakan segala yang haram, menyalahi janji, menjarah harta, berbuat kezhaliman, menyuruh kepada kemungkaran, melarang dari apa-apa yang diridhai Allah dan kita selalu berbuat kerusakan di bumi. Mendengar jawaban itu Herakiius berkata, "Engkau telah berkata benar."