KORELASI KORELASI menyatakan kuat/lemahnya hubungan searah yang terjadi antara 2 variavel Contoh : Tingkat Kecerdasan yang dipengaruhi oleh asupan gizi Prestasi belajar anak pada sekolah berasarama yang dipengaruhi oleh urutan anak di keluarga Korelasi digunakan pertama kali oleh Karl Pearson pada tahun 1900 merupakan istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi ( r ) memiliki besaran
Tabel V – 1 Nilai korelalsi dan Interpretasi Nilai Korelasi ( r ) Interpretasi*) Interpretasi**) Tidak berkorelasi Tidak berkorelasi (sangat rendah) 0.01 – 0.20 Sangat rendah 0.21 – 0.40 Rendah 0.41 – 0.60 Agak rendah 0.61 – 0.80 Cukup 0.81 – 0.99 Tinggi 1 Sangat Tinggi *) Prof Dr Husaini Usman., M.Pd., MT **) Prof Drs Sutrisno Hadi., MA
JENIS KORELASI Jenis Korelasi JENIS VARIABEL YANG DIUKUR UJI SIGNIFIKASI Variabel 1 Varibael 2 Korelasi Phi Koefisien Kontigensi Nominal Kai kuadrat Korelasi Spearman Ordinal Spearman Korelasi Point Bi Serial / Korelasi Point Serial Nominal/ Ordinal Interval Student t Korelasi Product Moment Interval/ Rasio Interval / Rasio Product Moment
KORELASI PHI Variabel A Varaibel B B1 B2 A1 a b A2 c d
kebiasaan merokok dengan timbulnya KORELASI PHI Penyakit Kebiasaan Merokok Bukan Perokok Perokok Tidak Hipertensi 48 45 Hipertensi 21 66 ( ) (RENDAH) Kontribusi - = 7.84 % kebiasaan merokok dengan timbulnya penyakit hipertensi sebesar 7.84 %
hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah statistic dengan derajat kebebasan atau (2-1)(2-1) adalah 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TOLAK HIPOTESA NOL hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi
1. Hitung korelasi kasus berikut Penyakit Kebiasaan Merokok Bukan Perokok Perokok Tidak Hipertensi 93 Hipertensi 87 2. Uji Hipotesa untuk kasus diatas apabila r = 0.129 dengan Taraf signifikaksi = 0.10
KOEFISIEN KONTIGENSI Bukan perokok Perokok sedang Perokok Berat Tidak hipertensi 48 26 19 Hipertensi 21 36 30
Kebiasaan Merokok dan Penyakit Hipertensi TIDAK HPERTENSI Bukan Perokok 48 4.278 Perokok sedang 26 1.138 Perokok berat 19 1.578 HIPERTENSI 21 4.573 36 1.217 Perokok Berat 30 1.687 JUMLAH 180 14.471
Dari sampel yang dikumpulkan diperoleh besaran korelasi hubungan postif rendah antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi Kontribusi kebiasaan merokok terhadap munculnya penyakit hipertensi adalah = 7.29 %, sedangkan 92.71 % dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.
hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah statistic dengan derajat kebebasan atau (3-1)(2-1) adalah 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TOLAK HIPOTESA NOL hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi
KORELASI SPEARMAN Koefisien korelasi antara variabel dengan skala ordinal digunakan korelasi Spearman berikut D : selisih rangking/urutan
Waktu Tempuh Pada Babak Penyisihan/ Semi Final Perenang Babak Penyisihan Babak Semi final Waktu Peringkat A 1’15” 1’02” B 1’03” C 59” 1’01” D 1’04” E 1”03”
Waktu & Urutan Pada Babak Penyisihan/ Semi Final Perenang Babak Penyisihan Babak Semi final Waktu Peringkat A 1’15” 5 1’02” 3 atau 4 B 1’03” 2 atau 3 C 59” 1 1’01” 2 D 1’04” 4 E 1”03”
Urutan Babak Penyisihan dan Semifinal Perenang Rangking dalam babak D D2 Penyisihan semifinal A 5 3.5 1.5 2.25 B 2.5 -1.0 1 C 2 -1 4 3 9 E -2.5 6.25 Jumlah 19.5 Dari catatan waktu dan rangking dari sampel 5 perenang pada kedua babak diatas, diperoleh Hubungan positif SANGAT RENDAH antara perolehan peringkat babak penyisihan dengan peringkat babak semi final
UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah untuk korelasi spearman 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TERIMA HIPOTESA NOL hubungan positif SANGAT RENDAH yang TIDAKSIGINIFIKAN pada populasi