KORELASI KORELASI menyatakan kuat/lemahnya hubungan searah yang terjadi antara 2 variavel Contoh : Tingkat Kecerdasan yang dipengaruhi oleh asupan gizi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ANALISA BIVARIAT: KORELASI DAN REGRESI
Advertisements

Dosen: Nunung Nurhayati
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL
ANALISIS DATA Dr. Adi Setiawan.
STATISTIKA NON PARAMETRIK
APLIKASI KOMPUTER Dosen: Fenni Supriadi, SE.,MM
KORELASI WAHYU WIDODO.
Statistik Non Parametrik
ANALISIS KORELASI DAN REGRESI LINIER
Korelasi Fungsi : Mempelajari Hubungan 2 (dua) variabel Var. X Var. Y.
Bab 7C Pengujian Hipotesis Parametrik Bab 7C.
STATISTIKA RINI NURAHAJU.
Pengujian Hipotesis Parametrik1
Statistika Nonparametrik
Korelasi Spearman (Rs).
BAB IX Teknik-Taknik Analisis Korelasional Bivariant
ANALISIS KORELASI EKONOMETRIKA, SAYYIDA,S.Si,M.Si 1
Pengantar Statistika Bab 1 DATA BERPERINGKAT
Joko Tri Nugraha, S.Sos, M.Si
ANALISA STATISTIK DAN KUALITATIF
BAB 9 KORELASI.
Analisis Korelasional
ANALISIS KORELASI.
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
Uji Hipotesis.
SELAMAT DATANG. SELAMAT DATANG Kelompok 3 ganti teks sesuai selera TMT- VI A.
Denny Agustiawan JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA STMIK ASIA MALANG
UJI HIPOTESIS.
Analisis Korelasi Bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Korelasi sederhana: jika variabel ada 2 Korelasi berganda: jika variabel.
UJI HIPOTESIS (2).
Analisis Koefisien Korelasi Rank Spearman
Variabel Penelitian.
BAB 10 . ANALISIS KORELASI RANK SPEARMAN
CHI KUADRAT.
POINT BISERIAL, POINT SERIAL DAN PRODUCT MOMEN
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (13) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
KORELASI DAN REGRESI IRFAN.
PERBEDAAN NILAI RATA-RATA UNTUK LEBIH DARI DUA POPULASI
Oleh Moh. Amin FE/AKUNTANSI UNISMA
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
METODE STATISTIK NONPARAMETRIK (2)
Oleh: Nurratri Kurnia Sari
KORELASI.
Pengantar Statistik Irfan
Pertemuan ke-2 KORELASI
BAB 14 PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL KECIL
Uji chi square (kai kuadrat)
ANALISIS KORELASI.
Statistik Non Parametrik
STATISTIKA-Skala Ukur Data dan Korelasi
Statistika Parametrik & Non Parametrik
STATISTIK INFERENSIAL Pertemuan 11
TPD (Teknik Pengolahan Data)
KORELASI DAN REGRESI SEDERHANA
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA.
HIPOTESIS.
UJI KORELASI Choirudin, M.Pd.
Korelasi Korelasi Product Moment digunakan untuk melukiskan hubungan antara 2 buah variabel yg sama-sama berjenis interval atau rasio. Rumus.
KORELASI.
BIOSTATISIK INFERENSIAL
Pengantar Statistika Bab 1 DATA BERPERINGKAT
-ANALISIS KORELASI-.
ANALISIS KORELASI Statistik Sosial KD2515 Oleh: Darwis, M.Si
Pengujian Hipotesis 9/15/2018.
Bab 4 ANALISIS KORELASI.
Korelasi dan Regresi Linier Sederhana & Berganda
PENGUJIAN HIPOTESIS SAMPEL BESAR
BAB VIII REGRESI &KORELASI BERGANDA
Pengujian Sampel Tunggal (1)
Transcript presentasi:

KORELASI KORELASI menyatakan kuat/lemahnya hubungan searah yang terjadi antara 2 variavel Contoh : Tingkat Kecerdasan yang dipengaruhi oleh asupan gizi Prestasi belajar anak pada sekolah berasarama yang dipengaruhi oleh urutan anak di keluarga Korelasi digunakan pertama kali oleh Karl Pearson pada tahun 1900 merupakan istilah statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Koefisien korelasi ( r ) memiliki besaran

Tabel V – 1 Nilai korelalsi dan Interpretasi Nilai Korelasi ( r ) Interpretasi*) Interpretasi**) Tidak berkorelasi Tidak berkorelasi (sangat rendah) 0.01 – 0.20 Sangat rendah 0.21 – 0.40 Rendah 0.41 – 0.60 Agak rendah 0.61 – 0.80 Cukup 0.81 – 0.99 Tinggi 1 Sangat Tinggi *) Prof Dr Husaini Usman., M.Pd., MT **) Prof Drs Sutrisno Hadi., MA

JENIS KORELASI Jenis Korelasi JENIS VARIABEL YANG DIUKUR UJI SIGNIFIKASI Variabel 1 Varibael 2 Korelasi Phi Koefisien Kontigensi Nominal Kai kuadrat Korelasi Spearman Ordinal Spearman Korelasi Point Bi Serial / Korelasi Point Serial Nominal/ Ordinal Interval Student t Korelasi Product Moment Interval/ Rasio Interval / Rasio Product Moment

KORELASI PHI Variabel A Varaibel B B1 B2 A1 a b A2 c d

kebiasaan merokok dengan timbulnya KORELASI PHI Penyakit Kebiasaan Merokok Bukan Perokok Perokok Tidak Hipertensi 48 45 Hipertensi 21 66 ( ) (RENDAH) Kontribusi - = 7.84 % kebiasaan merokok dengan timbulnya penyakit hipertensi sebesar 7.84 %

hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah statistic dengan derajat kebebasan atau (2-1)(2-1) adalah 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TOLAK HIPOTESA NOL hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi

1. Hitung korelasi kasus berikut Penyakit Kebiasaan Merokok Bukan Perokok Perokok Tidak Hipertensi 93 Hipertensi 87 2. Uji Hipotesa untuk kasus diatas apabila r = 0.129 dengan Taraf signifikaksi = 0.10

KOEFISIEN KONTIGENSI Bukan perokok Perokok sedang Perokok Berat Tidak hipertensi 48 26 19 Hipertensi 21 36 30

Kebiasaan Merokok dan Penyakit Hipertensi TIDAK HPERTENSI Bukan Perokok 48 4.278 Perokok sedang 26 1.138 Perokok berat 19 1.578 HIPERTENSI 21 4.573 36 1.217 Perokok Berat 30 1.687 JUMLAH 180 14.471

Dari sampel yang dikumpulkan diperoleh besaran korelasi hubungan postif rendah antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi Kontribusi kebiasaan merokok terhadap munculnya penyakit hipertensi adalah = 7.29 %, sedangkan 92.71 % dipengaruhi oleh beberapa faktor lain.

hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah statistic dengan derajat kebebasan atau (3-1)(2-1) adalah 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TOLAK HIPOTESA NOL hubungan positif RENDAH yang SIGINIFIKAN pada populasi

KORELASI SPEARMAN Koefisien korelasi antara variabel dengan skala ordinal digunakan korelasi Spearman berikut D : selisih rangking/urutan

Waktu Tempuh Pada Babak Penyisihan/ Semi Final Perenang Babak Penyisihan Babak Semi final Waktu Peringkat A 1’15” 1’02” B 1’03” C 59” 1’01” D 1’04” E 1”03”

Waktu & Urutan Pada Babak Penyisihan/ Semi Final Perenang Babak Penyisihan Babak Semi final Waktu Peringkat A 1’15” 5 1’02” 3 atau 4 B 1’03” 2 atau 3 C 59” 1 1’01” 2 D 1’04” 4 E 1”03”

Urutan Babak Penyisihan dan Semifinal Perenang Rangking dalam babak D D2 Penyisihan semifinal A 5 3.5 1.5 2.25 B 2.5 -1.0 1 C 2 -1 4 3 9 E -2.5 6.25 Jumlah 19.5 Dari catatan waktu dan rangking dari sampel 5 perenang pada kedua babak diatas, diperoleh Hubungan positif SANGAT RENDAH antara perolehan peringkat babak penyisihan dengan peringkat babak semi final

UJI HIPOTESA H0 : r = 0 , artinya “Tidak ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 2. H1 : r 0, artinya “Terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dengan penyakit hipertensi” 3. Taraf signifikaksi = 0.10 4. Daerah kritis untuk uji dua arah untuk korelasi spearman 5. Statistik sample dari data adalah 6. Kesimpulan : TERIMA HIPOTESA NOL hubungan positif SANGAT RENDAH yang TIDAKSIGINIFIKAN pada populasi