Apakah Filsafat Itu ? Etimologis: Filsafat = philosophia, philos + sophia (cinta kebijaksanaan/pengetahuan) Filsafat merupakan aktivitas yang mengusahakan pemahaman dan refleksi mendalam untuk mendapatkan pengetahuan yang mendasar mengenai realitas. Filsafat merupakan pengenalan, pengetahuan, pemahaman, refleksi tentang segala sesuatu. Filsafat merupakan usaha sadar, terarah dan bertujuan, terukur, ilmiah, rasional, metodis, sistematis serta analitis.
Asal-Usul Filsafat Realitas yang dihadapi oleh manusia adalah realitas yang multi dimensi. Sifat Realitas = mysterium, fascinosum, tremendum. 4 hal yang melahirkan filsafat Ketakjuban: keberadaan subjek dan objek, manusia adalah makhluk yang punya akal dan rasa Ketidakpuasan:secara intelektual, keterbatasan manusia mendorong pada ketidakpuasan intelektual. Masih ada banyak rahasia yang tersimpan. Hasrat bertanya: ketakjuban dan ketidakpuasan menerbitkan banyak pertanyaan Keraguan: kejelasan dan pertanyaan yang tak berujung.
Sifat Dasar Filsafat Berpikir Radikal Memahami realitas bukan didasarkan dari impresi dan fenomena dangkal tapi masuk pada akar masalah. Mencari Asas Memahami realitas bukan dari satu segi atau dimensi tapi memahami realitas dari berbagai macam sudut pandang. Memburu Kebenaran Kebenaran yang dicari adalah kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. Mencari Kejelasan Memahami realitas dengan mengeliminasi keraguan yang masih terkandung dalam setiap realitas Berpikir Rasional
Manfaat Filsafat Mendobrak, membebaskan dan membimbing Ilmu Pengetahuan rasional. Lebih mendalami realitas sampai titik pertanyaan yang tidak lagi dipertanyakan secara rasional dalam ilmu pengetahuan. Memperluas cakrawala pemahaman manusia terhadap realitas yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Lebih kritis untuk mendapatkan kebenaran yang hakiki.
Tahapan dalam Filsafat Era Yunani – Romawi Proses rasionalitas dalam memahami realitas Mitos dan Logos Kosmosentrisme Era Abad Pertengahan Proses kebekuan institusional dan teologis dalam seluruh proses filsafat Theosentrisme Era Modernitas Posisi rasio dikembalikan Antroposentrisme Era Pasca Modernitas Posisi wacana rasional partikular: Gender, multikulturalisme, media massa, budaya populer Logosentrisme
Filsafat India [Mulai 2000SM] Filsafat India berpangkal pada keyakinan bahwa ada kesatuan fundamental antara manusia dan alam, harmoni antara individu dan kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan, sebagai penjara.
Seorang anak di India harus belajar bahwa ia karib dengan semua benda, dengan dunia sekelilingnya, bahwa ia harus menyambut air yang mengalir dalam sungai, tanah subur yang memberi makanan, dan matahari yang terbit. Orang India tidak belajar untuk menguasai dunia, melainkan untuk berteman dengan dunia.
Filsafat Cina [mulai abad 600SM] Ada tiga tema pokok sepanjang sejarah filsafat cina, yakni harmoni, toleransi dan perikemanusiaan. Selalu dicarikan keseimbangan, harmoni, suatu jalan tengah antara dua ekstrem: antara manusia dan sesama, antara manusia dan alam, antara manusia dan surga.
Toleransi kelihatan dalam keterbukaan untuk pendapat-pendapat yang sama sekali berbeda dari pendapat-pendapat pribadi, suatu sikap perdamaian yang memungkinkan pluralitas yang luar biasa, juga dalam bidang agama. Kemudian, perikemanusiaan.
Filsafat Islam [mulai abad 8M] Ada 3 ciri teologi rasional dalam Islam: 1. Kedudukan akal tinggi di dalamnya, sehingga tidak tunduk kepada arti harfiah dari teks wahyu yang tidak sejalan dengan pemikiran filosofis dan ilmiah. 2. Akal menunjukkan kekuatan manusia. Karena itu aliran ini menganut faham qadariah, yang di Barat dikenal dengan istilah free-will and free-act, yang membawa kepada konsep manusia yang penuh dinamika, baik dalam perbuatan maupun pemikiran.
3. Pemikiran filosofis mereka membawa kepada penekanan konsep Tuhan Yang Maha Adil. Maka keadilan Tuhanlah yang menjadi titik tolak pemikiran teologi mereka. Keadilan Tuhan membawa mereka selanjutnya kepada keyakinan adanya hukum alam ciptaan Tuhan, dalam al-Qur'an disebut Sunnatullah, yang mengatur perjalanan apa yang ada di alam ini.
Metodologi dalam filsafat Reductio ad absurdum. Metode meraih kebenaran, dengan membuktikan kesalahan premis-premis lawan. Metode ini dikembangkan oleh Zeno. Maieutik Dialektis. Metode ini dikembangkan oleh Socrates. Metode ini bertujuan melahirkan kebenaran melalui percakapan. Deduktif Spekulatif. Dikembangkan oleh Plato, melalui ajaran idea. Ajaran ide Plato ini melihat bahwa idea adalah realitas yang sejati
Siogisme deduktif. Metode ini dikembangkan oleh Aristoteles Siogisme deduktif. Metode ini dikembangkan oleh Aristoteles. Metode deduktif, menarik kesimpulan yang bersifat umum dari hal yang khusus. Intuitif-kontemplatif Mistis, yakni metode yang dikembangkan oleh Plotinos dengan cara mencari kebenaran melalui konsep emanasi [pancaran]. Metode Skolastik. Filsafat Skolastik menemukan puncak kejayaannya waktu Thomas Aquinas menjadi filsuf pokoknya. Filsafat skolastik adalah filsafat integral dalam ajaran kristiani.
Metode kritis transendental. dikembangkan oleh Immanuel Kant Metode kritis transendental. dikembangkan oleh Immanuel Kant. Filsafat Kant menekankan pengertian dan penilaian manusia, bukan dalam aspek psikologis melainkan sebagai analisa kritis. metode idealisme-dialektis. Metode dialektis dikembangkan oleh George Wilhelm Friedrich Hegel. Dialektika diungkapkan sebagai tiga langkah, yaitu tesis, anti tesis dan sintesis. Seluruh karya Hegel memperlihatkan gerakan tiga langkah tersebut.