Tugas Manajemen Farmasi Kelompok : Rofiqo (1041111133) Annisa Nur Azizah (1041311023) Intan Pertiwi (1041311077) Mafidatul Khoiriyahh (1o41311090) Valentina Indriyanti (1041311155) Dian Yustika Rini (1041411054) Esa Meila Dewi (1041311059
Pengertian Break Even Poin (Titik Impas) Break Even Point (BEP) dapat diartikan sebagai suatu titik atau keadaan dimana perusahaan didalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita kerugian. Dengan kata lain, pada keadaan itu keuntungan atau kerugian sama dengan nol. Hal tersebut dapat terjadi bila perusahaan dalam operasinya menggunakan biaya tetap, dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Dan sebaliknya akan memperoleh memperoleh keuntungan, bila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus di keluarkan.
Tujuan Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba atau keuntungan sesuai dengan pertumbuhan perusahaan. Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu : Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kunatitas. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki. Meningkatkan volume kegitan semaksimal mungkin. Dari ketiga langkah-langkah tersebut diatas tidak dapat dilakukan secara terpisah-pisah karena tiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat dan saling berkaitan. Pengaruh salah satu faktor akan membawa akibat terhadap seluruh kegiatan operasi. Oleh karena itu struktur laba dari sebuah perusahaan sering dilukiskan dalam break even point, sehingga mudah untuk memahami hubungan antara biaya, volume kegiatan dan laba.
Manfaat Menurut Matz, Usry dan Hammer (1991) beberapa manfaat analisa break even untuk manajemen, yaitu : a. Membantu pengendalian melalui anggaran. b. Meningkatkan dan menyeimbangkan penjualan. c. Menganalisa dampak perubahan volume. d. Menganalisa harga jual dan dampak perubahan biaya. e. Merundingkan upah. f. Manganalisa bauran produk. g. Manerima keputusan kapitalisasi dan ekspansi lanjutan. h. Menganalisa margin of safety. Sedangkan menurut Sigit (1993) analisa Break Even Point mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah : a. Sebagai dasar merencanakan kegiatan operasional dalam usaha mencapai laba tertentu. b. Sebagai dasar atau landasan untuk mengendalikan aktivitas yang sedang berjalan. c. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual. d. Sebagai bahan atau dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan
Analisis Break Even Point berguna apabila beberapa asumsi dasar dipenuhui. Asumsi - asumsi tersebut adalah : Biaya - biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variable dan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara total berubah - ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah - ubah karena adanya perubahan volume kegiatan. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing - masing jenis produk dianggap konstan (tetap). Analisa break even point juga dapat digunakan oleh pihak menejemen perusahaan dalam berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai : Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Jenis Biaya Berdasarkan Break Even (Titik Impas) Biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut : Variabel Cost (biaya Variabel) Merupakan jenis biaya yang selalu berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, dimana perubahannya tercermin dalam biaya variabel total. Dalam pengertian ini biaya variabel dapat dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan, atau variabel cost per unit dikalikan dengan penjualan dalam unit. Fixed Cost (biaya tetap) Merupakan jenis biaya yang selalu tetap dan tidak terpengaruh oleh volume penjualan melainkan dihubungkan dengan waktu(function of time) sehingga jenis biaya ini akan konstan selama periode tertentu. Contoh biaya sewa, depresiasi, bunga. Berproduksi atau tidaknya perusahaan biaya ini tetap dikeluarkan. Semi Varibel (Cost Semi) Merupakan jenis biaya yang sebagian variabel dan sebagian tetap, yang kadang-kadang disebut dengan semi fixed cost. Biaya yang tergolong jenis ini misalnya:Sales expense atau komisi bagi salesman dimana komisi bagi Laboratorium Pengembangan Akuntansi salesman ini tetap unutk range atau volume tertentu, dan naik pada level yang lebih tinggi.
Rumus BEP
Contoh 1. Rencana penjualan tahun 2000 meliputi kedua jenis produk adalah sebagai berikut : Biaya Tetap keseluruhan Rp 5.000.000 setahun. Tentukan : 1. BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah 2. BEP produk A dalam unit 3. BEP produk B dalam unit Nama Produk Jumlah Unit Harga /unit Total Produk A 15.000 Rp 1.000,- Rp 15.000.000 Produk B 10.000 Rp 750,- Rp 7.500.000 Biaya Variabel Produk A Rp 500 Biaya variabel Produk B Rp 300 Rp 3.000.000
Jawaban 1. BEP perusahaan secara keseluruhan dalam Rupiah BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total penjualan) BEP = 5.000.000 / (1- (7.500.000 + 3.000.000) / (15.000.000 +7 .500.000) BEP = 5.000.000 / (1 - 0.47) BEP = 5.000.000 / 0.53 BEP = Rp 9.433.962,26 ~ Rp 9.433.962,- 2. BEP produk A dalam unit BEP (unit) Produk A = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit). BEP = 5.000.000 / (1.000 – 500) BEP = 10.000 unit 3. BEP produk B dalam unit BEP (unit) Produk B BEP = 5.000.000 / (750 – 300) BEP = 11.111,11 unit ~ 11.111 unit
Contoh 2. Sebuah perusahaan menjual 100.000 buah hasil produksinya dengan harga Rp 20, /buah. Biaya variabel per buah barang adalah Rp 14,- (yang Rp 11,- adalah biaya produksinya dan sisanya adalah biaya pemasaran). Biaya tetap, terjadinya secara merata jumlahnya Rp 792.000 (yang Rp 500.000,- biaya produksi dan lainnya adalah biaya pemasaran. Tabel : Note : Menurut Wikipedia biaya tetap adalah pengaluran yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang sama. Dan biaya Variabel adalah biaya berkaitan dengan volume (dan dibayar per barang/jasa yang diproduksi). Dalam contoh diatas B. Adsministrasi dan pemasaran ada yang dimasukkan ke unsur variabel dan sebagian masuk ke biaya tetap. Penggolongan itu berdasarkan timbul dan besarnya pada masing-masing unsur. Pertanyaan : 1. Tentukan BEP / rupiah dan unit 2. Menghitung berapa buah barang yang harus dijual agar perusahaan untung Rp 90.000,- Total Unit Harga Jual / unit Biaya Variabel/unit B.adm & pemsran 100.000 Rp 20 Rp 11 Rp 3/unit Biaya Tetap Rp 500.000 Rp 292.000
1. Tentukan BEP dalam unit Jawaban : 1. Tentukan BEP dalam unit Rumus : BEP (unit) = Total Biaya Tetap / (Harga jual/unit – Biaya Variabel/unit). BEP = 792.000 / (20 – 14) BEP = 792.000 / 6 BEP = 132.000 unit Tentukan BEP dalam rupiah BEP (Rp) = Total Biaya Tetap / (1- (Total biaya variabel / total hasil penjualan) BEP = 792.000 / (1 – (1.400.000/2.000.000) BEP = 792.000 / 0.3 BEP = Rp 2.640.000,-
2. Menghitung berapa harga jual yang harus dicapai agar perusahaan untung Rp 90.000,-. LABA = HARGA JUAL – TOTAL BIAYA 90.000 = X – (b. Variabel + biaya tetap) 90.000 = x – (1.400.000 + 792.000) 90.000 = x – 2.192.000 X = 2.192.000 + 90.000 X = Rp 2.282.000,- Jadi harga jualnya Rp 2.282.000,-.