dr. Arif Dharmawan, SpB, FINACS SMF Bedah RSUD Blambangan TRAUMA ABDOMEN dr. Arif Dharmawan, SpB, FINACS SMF Bedah RSUD Blambangan
PENDAHULUAN Di USA dan negara industri lainnya, trauma abdomen merupakan penyebab kematian terbanyak disebabkan karena trauma. Abdomen merupakan organ ketiga yang paling sering terkena trauma, setelah kepala dan toraks. Penyebab trauma abdomen : Kecelakaan lalu lintas (65-75%), jatuh dari ketinggian, trauma karena olah raga, penganiyaan dan lainnya. Trauma abdomen sering terjadi pada usia muda dan produktif di masyarakat. Angka kejadian trauma abdomen pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita yaitu 2-4 dibanding 1.
ANATOMI
Jenis Trauma Abdomen Trauma tumpul Kompresi (pukulan langsung), misalnya kena pinggir bawah stir mobil pada tabrakan kendaraan bermotor. Cedera crush (tekanan) pada isi abdomen. Kekuatan ini akan merusak bentuk organ padat atau berongga dan akibatnya akan menyebabkan ruptur dari organ tersebut. Shearing injuries, dimana pada keadaan ini trauma terjadi karena adanya suatu alat penahan seperti seat belt (sabuk pengaman) yang dipakai secara salah. Pasien yang cedera dalam tabrakan kendaraan bermotor juga dapat menderita cedera decelerasi/accelerasi karena gerakan yang berbeda dari bagian badan yang bergerak dan yang tidak bergerak. Organ yang terlibat : lien (40 – 55%), hepar (35 – 45%), usus halus (5 – 10%).
Jenis Trauma Abdomen Trauma tajam Luka tembak, dibedakan 2 jenis : Kecepatan rendah :< 1000 feet/detik, umumnya karena senjata sipil / polisi. Akan menyebabkan kerusakan jaringan karena laserasi atau terpotong Kecepatan tinggi : > 3000 feet/detik, umumnya senjata standar militer. Akan terjadi pengalihan energi yang lebih banyak ke organ abdomen dengan akibat adanya perlubangan tambahan sementara dan peluru mungkin akan pecah, sehingga cedera organ akan lebih banyak yang terkena. Organ yang terlibat : usus halus (50%), kolon (40%), hepar (30%), pembuluh darah abdomen (25%)
Jenis Trauma Abdomen Trauma tajam Luka tusuk, bisa dibedakan oleh karena pisau, golok, obeng, pisau lipat, kaca atau benda – benda tajam lainnya. Kerusakan yang terjadi berupa laserasi dan kerusakan organ lebih sedikit dibandingkan dengan luka tembak kecepatan tinggi Organ yang terlibat : Hepar (40%), usus halus (30%), diafragma (20%), kolon (15%)
Alur Penanganan Airway Breath-ing Circu-lation Dissa-bility Expo-sure Berpedoman pada ATLS (Advanced Trauma Life Support) : 1. Primary survey 2. Secondary survey Airway Breath-ing Circu-lation Dissa-bility Expo-sure
PRIMARY SURVEY Pastikan ada tidaknya sumbatan di jalan nafas : hidung, mulut, faring, trakea Ex : darah, korpus alienum, deformitas tulang, lidah jatuh Tindakan : Bersihkan jalan nafas, k/p manuver jaw thurst, pasang oropharyngeal tube, krikotiroidotomi, trakeostomi Pastikan oksigenasi Sekaligus C-spine control Airway
Airway Breathing PRIMARY SURVEY Berkenaan kondisi pada kavum toraks Ex : tension pneumothorax, open pneumothorax, flail chest, hematothorax Tindakan : Atasi gangguan yang mengancam berdasarkan kausa k/p pasang chest tube dengan sistem water seal drainage Breathing Airway
Circulation PRIMARY SURVEY Pastikan ada tidaknya perdarahan eksternal dan atau internal Tempat internal yang sering : kavum abdomen, kavum toraks, femur Tindakan : Pasang infus 2 jalur untuk resusitasi, hentikan perdarahan dengan manuver sesuai kausa, ukur produk urin dengan pasang kateter DC. k/p pasang kateter gaster (NGT) Circulation
Dissability PRIMARY SURVEY Penilaian fungsi kesadaran Proses patologis di otak Standar GCS (Glasgow Coma Scale) meliputi Eye, Verbal, Movement
Exposure PRIMARY SURVEY Bertujuan melindungi tubuh dari kondisi hipotermia, segala sesuatu yang menjerat, sumber trauma yang lain Exposure
SECONDARY SURVEY Pemeriksaan setalah terjadi kestabilan pada primary survey Pemeriksaan secara menyeluruh dari head to toe Dilakukan secara lengkap dan sistematis
Alur Penanganan Trauma abdomen stabil - Observasi ketat - Bila klinis tak membaik diperlukan pembedahan Trauma abdomen tak stabil - Pembedahan emergensi