Prolog Sang Sekretaris Bagi saya, Bung Hatta bukan saja sebagai guru, tetapi sebagai bapak yang membimbing hidup saya. Setelah Indonesia Merdeka dan Bung Hatta menjadi wakil presiden, saya sangat beruntung diangkat sebagai sekretaris Wakil Presiden, mendamping beliau dalam suka dan duka dari Jakarta ke Yokyakarta dan kemudian kembali ke Jakarta. Setelah Hatta meletakkan jabatan wakil presiden, saya dan Saudara W.I Hutabarat terus mendampingi beliau sebagai sekretaris pribadi sampai beliau wafat. Meskipun telah menduduki jabatan tinggi sebagai wakil presiden, Bung Hatta tetap mengadakan hubungan akrab dengan kawan-kawan di masa perjuangan zaman penjajahan, tindak-tanduknya sama sekali tidak berubah, sehingga beliau ingin dimakamkan di perkuburan rakyat. Hidup Bung Hatta tetap sederhana, kekuasaannya tidak pernah digunakan untuk memperkaya diri dan ucapannya sesuai dengan apa yang dilakukannya. Bung Hatta mendidik disiplin kader-kader dalam perjuangan masa lampau, tetapi beliau pun dapat mendisiplinkan dirinya sendiri dalam hidup pribadinya dan dalam perjuangan. Dalam hidup pribadinya ada beberapa sifat yang menojol, antara lain, ketaatan pada agama, menghargai waktu dan cinta beliau pada buku. I. Wangsa Widjaja, Pribadi Manusia Hatta, Seri 3, Yayasan Hatta, Juli 2002