PRODUKTIVITAS KARKAS KELINCI HYLA, HYCOLE DAN NEW ZEALAND WHITE

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ilmu produksi aneka ternak Kelompok 2
Advertisements

Nama : M.Syamsul Huda Kelas : E NIM :
MANAJEMEN BABI II.
KEBUTUHAN NUTRISI ITIK
PROGRAM STRATEGIS KEMTAN
AGRIBISNIS ANEKA TERNAK “POTENSI BUDIDAYA TERNAK KELINCI DI INDONESIA”
EVALUASI BIOLOGIS PAKAN
Kiston Simanihuruk dan Juniar Sirait
Sinurat AP, Hidayat C, Haryati T, Wardhani T, Sartika T
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
Analisis Pertumbuhan Entog Putih Lokal Berdasarkan Model Gompertz
KAJIAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT
Dr. Ir. Atien Priyanti SP, M.Sc
Arifah Rizqiani (D /2006) (Ketua)
SELEKSI MASSA (MASS SELECTION)
Analisis Location Quotion dan Indeks Daya Dukung Ternak untuk Menentukan Sentra-sentra Pengembangan Domba di Jawa Barat Oleh : Firman A, Paturochman M,
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner (Semnas TPV)
“PERAN UNGGAS LOKAL DALAM MENDUKUNG INDUSTRI PERUNGGASAN NASIONAL”
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
KESMAVET DAN KESRAWAN SERTA PENCEGAHAN PEMOTONGAN BETINA PRODUKTIF
PENYEDIAAN DAGING NASIONAL
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SUPLEMENTASI NUTRIEN DEFISIEN PADA RANSUM DOMBA GARUT YANG DIBERI MAKAN DAUN RAMI (Boehmeria nivea, L. GAUD) Oleh Despal.
PENGGEMUKAN SAPI BALI DENGAN SUBSTITUSI JERAMI FERMENTASI DAN KONSENTRAT TEPUNG KEPALA UDANG DI KAB. PINRANG SULAWESI SELATAN Andi Ella, dkk B0gor 8 –
PEMBUATAN TEPUNG DARAH
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner
MENGGERAKKAN PRODUKSI TERNAK KAMBING DOMBA BERORIENTASI EKSPOR
Wisri Puastuti dan Dwi Yulistiani
Indikator produksi dalam pemeliharaan ternak UNGGAS
Oleh Panca Dewi Manu Hara Karti Luki Abdullah
DINAMIKA PRODUKSI DAGING SAPI DI PULAU JAWA MELALUI
Tatap muka ke 6 SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
Bangsa-Bangsa Sapi dan Kerbau.
USAHA TERNAK AYAM POTONG (broiler)
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Teori Pertumbuhan Pertumbuhan dimulai pada saat terjadinya pembuahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses hiperplasia (peningkatan jumlah sel jaringan)
Penelitian pendukung :
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
AGRIBISNIS ANEKA TERNAK “PROSPEK BUDIDAYA TERNAK KELINCI DI INDONESIA”
Perlakuan kapsul pd Domba
Sistem Produksi Kelinci (Kelinci Potong)
TUMBUH KEMBANG TUBUH TERNAK
PT. BURAS DJAYA KELOMPOK E 1
Menyusun program pemuliaan
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
RUANG LINGKUP ILMU DAN TEKNOLOGI DAGING
TUMBUH KEMBANG TUBUH TERNAK
Kelayakan Usaha Perbibitan Sapi Potong Pada Kegiatan Pendampingan Pengembangan Kawasan Peternakan Di Kabupaten Sigi Asnidar, Mardiana Dewi, Moh. Takdir,
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
TEKNOLOGI PETERNAKAN DAN VETERINER
SELEKSI Alam Buatan ?.
ANALISA USAHA DAN KEWIRAUSAHAAN.
EVALUASI BIOLOGIS PAKAN
? ? SELEKSI Disingkirkan/diculling dipelihara Alam Buatan
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
LABORATORIUM ANEKA TERNAK Fak. Peternakan – Universitas Brawijaya
Membangun Peternakan Kambing dan Domba untuk Mendukung Program Swasembada Daging dan Susu Disampaikan pada : Workshop dan Silaturahmi Nasional (SILATNAS)
Menyusun program pemuliaan
PENINGKATAN NILAI TAMBAH
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan. Probiotik dan Manfaatnya Pada Pencernaan Ternak.
PEMBERIAN RANSUM BERKADAR ENERGI TINGGI PADA PROGRAM “FLUSHING” UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH KELAHIRAN PADA DOMBA LOKAL Wahyu Ismoyo D Fanny K. Tondok D
SELAMAT DATANG.
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Itik Cihateup Karkas dan bagian-bagian karkas itik Cihateup yang diberi berbagai antioksidan dalam pakan Peubah yang diamati Perlakuan Pakan K KB KBC.
Rancangan percobaan Penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan pakan ; 1. Pakan komersial tanpa antioksidan (kontrol = R0); 2.
Tabel 5. Kandungan Phorbolester dan Antinutrisi Bungkil Biji Jarak Tanpa Pengolahan (Kontrol) dan yang Diolah Komponen Perlakuan Kontrol 30 ‘ 45’ 60’
KORELASI ANTARA KOMPONEN HASIL DENGAN HASIL PADA POPULASI F6 TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.)
Transcript presentasi:

PRODUKTIVITAS KARKAS KELINCI HYLA, HYCOLE DAN NEW ZEALAND WHITE BRAM BRAHMANTIYO, HENNY NURAINI DAN DANA RAHMADIANSYAH Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, 8-9 Agustus, BPT CIAWI, BOGOR

Pendahuluan Perkembangan kelinci meningkat pesat, penyebaran semakin meluas  Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Papua. Balitnak 2012 menyebarkan ke Kerinci, Tondano, Malino, Bedugul, Malang, Yogya, Magelang. Sumber pendapatan baru bagi peternak di perdesaan dan perkotaan dan tumbuhnya simpul-simpul usaha pendukung (pakan, kandang, asesori pet). Berkembangnya pasar daging kelinci (dagingkelinci.com; imraindonesia.co.id; ur_2farm.co.id;hamsterkelinci.blogspot.com) dengan harga Rp. 65.000/kg karkas dan Rp. 70.000-90.000/kg daging akan mendorong permintaan bibit kelinci pedaging berkualitas Sumbangan daging kelinci terjadi peningkatan dari total produksi daging nasional sebesar 2.98 juta ton hanya sebesar 554 ton/0.019% (Ditjen PKH,2015), yang sebelumnya 100 ton/0.0046% dari produksi daging nasional sebesar 2.18 juta ton (Ditjennak, 2011).

Pendahuluan Dikembangkan tahun 1980 BB 2.3-2.5 kg (70-90 hari) – Lebas et al. 1997 Dikembangkan tahun 2013 BB 2.75 kg (90 hari) – Nizza dan Moniello 1994 Dikembangkan tahun 2013 BB 2.5-2.55 kg (70 hari) – Grimaud 2012 NEW ZEALAND WHITE HYLA HYCOLE

Materi dan Metoda Kelinci jantan Hyla (CC), Hycole (PP) dan New Zealand White (NN), masing-masing berjumlah 5 ekor dan berumur 90 hari, pakan standar Balitnak dan air ad libitum. Pemotongan tiga saluran yaitu esophagus, trakhea dan dua pembuluh darah arteri carotis dan vena jugularis. Potongan komersial karkas kelinci, 1-2: foreleg, 2-3: rack, 3-4: loin dan 4- 5: hindleg (Blasco et al. 1993).

Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Rataan bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas kelinci Karakteristik bobot karkas Rumpun CC PP NN Bobot potong (g) 3 014,00±149,54a 3 153,20±150,18a 3 099,00±222,53a Bobot karkas (g) 1 643,30±120,28a 1 723,90±131,69a 1 682,55±117,25a Proporsi karkas (%) 54,99±1,12a 54,92±1,30a 55,28±0,39a Keterangan: Huruf superskrip yang sama pada baris yang sama, tidak berbeda nyata (P>005), CC = Hyla, PP = Hycole, NN = New Zealand White.

Tabel 2. Rataan bobot dan persentase potongan komersial karkas kelinci Rumpun CC PP NN Bobot foreleg (g) 475,01 ± 7,55a 463,93 ± 7,48a 459,38 ± 7,29a Proporsi foreleg (%) 28,08 ± 0,33a 27,61 ± 0,33a 27,27 ± 0,32a Bobot rack (g) 196,45 ± 3,93ab 189,63 ± 3,90a 206,71 ± 3,80b Proporsi rack (%) 11,59 ± 0,22ab 11,29 ± 0,22a 12,26 ± 0,21b Bobot loin (g) 378,24 ± 8,50a 372,41 ± 8,42a 361,74 ± 8,21a Proporsi loin (%) 22,31 ± 0,38a 22,12 ± 0,37a 21,46 ± 0,36a Bobot hindleg (g) 605,63 ± 9,91a 615,72 ± 9,81a 626,19 ± 9,56a Proporsi hindleg (%) 35,79 ± 0,51a 36,65 ± 0,51a 37,16 ± 0,50a Keterangan: Huruf supersskrip yang berbeda pada baris yang sama, berbeda nyata (P<005), CC = Hyla, PP = Hycole, NN = New Zealand White.

Komponen karkas Rumpun CC PP NN Tabel 3. Rataan perdagingan potongan komersial kelinci Komponen karkas Rumpun CC PP NN Bobot daging foreleg (g) 298,38 ± 3,06a 309,92 ± 3,03ab 314,18 ± 2,95b Proporsi daging foreleg (%) 9,66 ± 0,10a 10,03 ± 0,10ab 10,18 ± 0,09b Bobot tulang rack (g) 167,84 ± 2,46a 162,48 ± 2,44a 166,44 ± 2,37a Proporsi tulang rack (%) 5,43 ± 0,08a 5,25 ± 0,08a 5,38 ± 0,08a Bobot daging loin (g) 277,36 ± 5,77a 292,67 ± 5,72ab 303,99 ± 5,57b Proporsi daging loin (%) 8,96 ± 0,19a 9,47 ± 0,19ab 9,87 ± 0,19b Bobot daging hindleg (g) 514,10 ± 11,30a 498,80 ± 11,19a 494,22 ± 10,91a Proporsi daging hindleg (%) 16,63 ± 0,36a 16,15 ± 0,36a 16,03 ± 0,35a Total bobot daging (g) 1.257,68±13,03a 1.263,88±12,91a 1.278,83±12,58a Proporsi total bobot daging (%) 40,68 ± 0,44a 40,91 ± 0,43a 41,46 ± 0,42a Keterangan: Huruf supersskrip yang berbeda pada baris yang sama, berbeda nyata (P<005), CC = Hyla, PP = Hycole, NN = New Zealand White.

Tabel 4. Perlemakan pada kelinci Komponen Lemak Rumpun CC PP NN Bobot lemak subkutan (g) 85,40 ± 3,05a 77,92 ± 3,02a 78,40 ± 2,95a Persentase lemak subkutan (%) 2,76 ± 0,10a 2,52 ± 0,10a 2,54 ± 0,10a Bobot lemak abdomen (g) 9,92 ± 0,67a 8,47 ± 0,67a 7,65 ± 0,65a Persentase lemak abdomen (%) 0,32 ± 0,02a 0,27 ± 0,02a 0,24 ± 0,02a Bobot lemak pelvis (g) 37,22 ± 2,09a 31,85 ± 2,07a 29,99 ± 2,02a Persentase lemak pelvis (%) 1,20 ± 0,07a 1,02 ± 0,06a 0,96 ± 0,06a Bobot lemak intermuskular (g) 42,57 ± 2,73b 32,59 ± 2,70ab 31,17 ± 2,63a Persentase lemak intermuskular (%) 1,37 ± 0,08b 1,04 ± 0,08ab 1,00 ± 0,08a Bobot lemak ginjal (g) 10,69 ± 0,58b 9,42 ± 0,57ab 7,72 ± 0,56a Persentase lemak ginjal (%) 0,34 ± 0,02b 0,30 ± 0,02ab Total bobot lemak (g) 185,80 ± 7,84b 160,25 ± 7,76ab 154,92 ± 7,57a Persentase total lemak (%) 6,01 ± 0,25b 5,16 ± 0,24ab 5,00 ± 0,24a Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama, berbeda nyata (P<005), CC = Hyla, PP = Hycole, NN = New Zealand White.

Komponen non karkas Rumpun CC PP NN Tabel 5. Rataan bobot dan persentase komponen non karkas kelinci Komponen non karkas Rumpun CC PP NN Bobot kepala (g) 269,13 ± 4,03a 272,70 ± 4,00ab 285,26 ± 3,89b Persentase kepala (%) 8,71 ± 0,13a 8,85 ± 0,13ab 9,26 ± 0,13b Bobot kulit-rambut (g) 351,85 ± 4,64a 356,29 ± 4,60ab 369,66 ± 4,48b Persentase kulit-rambut (%) 11,41 ± 0,14a 11,55 ± 0,14ab 11,99 ± 0,14b Bobot saluran pencernaan (g) 445,91 ± 11.10a 454,37 ± 10,99a 434,97 ± 10,71a Persentase saluran pencernaan (%) 14,46 ± 0,38a 14,71 ± 0,38a 14,03 ± 0,37a Keterangan: Huruf superskrip yang berbeda pada baris yang sama, berbeda nyata (P<005), CC = Hyla, PP = Hycole, NN = New Zealand White.

Kesimpulan Potongan komersial rack kelinci CC > NN, Perdagingan foreleg dan loin kelinci NN > CC, PP. Perlemakan kelinci CC>PP>NN. Produktivitas karkas kelinci CC, PP dan NN sangat baik dan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi kelinci pedaging dan/atau melalui tindakan pemuliaan, baik persilangan maupun seleksi menjadi kelinci pedaging yang adaptif iklim tropis.

TERIMA KASIH 11