AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET LANCAR (Current Asset)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
Advertisements

ASSET LANCAR KAS DAN SETARA KAS.
KAS DAN INVESTASI JANGKA PENDEK
KREDIT PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI PAJAK PIUTANG
Akuntansi Kas dan Bank, dan Akuntansi Persediaan
AKTIVA LANCAR Pokok Bahasan : Kas dan Bank Sekuritas Deposito
AKUNTANSI PAJAK PERSEDIAAN
PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS
AKTIVA TETAP DAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD
BAB III KAS DAN INVESTASI JANGKA PENDEK
(ASSET- Investasi Jk Pendek) PIUTANG
Akuntansi Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
Pph 2 Leasing dalam pajak.
NERACA (LAPORAN POSISI KEUANGAN) (KAS/BANK, PIUTANG DAN PERSEDIAAN)
(ASSET- Investasi Jk Pendek) PIUTANG
ASSET LANCAR PIUTANG.
AKUNTANSI PERSEDIAANAK AKUNTANSI AKUNTANSI PERSEDIAAN
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
KAS DAN SETARA KAS.
PERSEDIAAN INVESTASI JANGKA PANJANG
AKUNTANSI ASET TAKBERWUJUD DAN LIABILITAS
Sesi 9 Akuntansi Pajak - Piutang
DEPARTEMEN KEUANGAN RI 2007
PSAK 14 PERSEDIAAN.
ASSET LANCAR PERSEDIAAN.
Piutang Usaha Piutang Klaim perusahaan atas uang, barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu. Klasifikasi : - Piutang usaha.
BAB 8 AKUNTANSI PIUTANG Rita Tri Yusnita, SE., MM.
PENGHEMATAN PAJAK ATAS TRANSAKSI TERTENTU
PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS
DANA KAS KECIL Sistem Dana Tetap (Imprest System)
Perhitungan Pada kas dan investasi jangka pendek
AKUNTANSI PERPAJAKAN BIAYA & PENGELUARAN MODUL 5,6 Dr.Harnovinsah
Piutang Dagang dan Piutang Wesel
HUBUNGAN AKUNTANSI KOMERSIAL VS AKUNTANSI PAJAK
Bab 11 KAS.
Dipersiapkan Oleh : WAHYUMI EKAWANTI, MSi
AKUNTANSI KOPERASI a JUNAIDI, SE
Akuntansi Perpajakan Suranto, S.Pd, M.Pd.
PIUTANG USAHA.
BIAYA-BIAYA YANG BOLEH DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN BRUTO
Jurusan Akuntansi FE Unnes
Akuntansi Perusahaan Dagang
PERSEDIAAN PSAK
SIKLUS AKUNTANSI BAGIAN 2: PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Piutang.
AKUNTANSI KAS Kas Kecil (Petty Cash).
PERSEDIAAN BARANG DAGANG
Pengendalian Internal dan Kas
Kas dan Bank Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
AKUNTANSI PAJAK ATAS KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN
HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016
Akuntansi Pajak Penghasilan
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN (PSAK 46)
Disusun oleh: herry syafrial, s.pD., M.A.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
AKUNTANSI KAS & BANK.
AKTIVA LANCAR Pokok Bahasan : Kas dan setara kas Piutang Persediaan
PIUTANG TIMBUL DARI TRANSKSI PENJULAN BARANG /JASA SECARA KREDIT
Pertemuan VIII Afni Sirait Khalidah Nursheilla Salomo Ruland
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
KAS DAN SETARA KAS Disusun Oleh : Wahyudi Wiwin Endarwati Yuliana Eka Putri.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA I
AKTIVA LANCAR Pokok Bahasan : Kas dan Bank Sekuritas Deposito
AKUNTANSI 2 Persediaan Oleh : Herlambang Pudjo Santosa.
PEMERIKSAAN KAS DAN SETARA KAS
MEMPROSES DOKUMEN DANA KAS DI BANK
Transcript presentasi:

AKUNTANSI PAJAK ATAS ASET LANCAR (Current Asset) HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2016

KAS DAN BANK Kas dan bank menunjukkan informasi tentang saldo uang kas dan simpanan di bank yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Kas diartikan sebagai alat pertukaran yang dapat diterima untuk pelunasan utang, dapat pula diterimanya sebagai setoran ke bank. Akun bank menunjukkan saldo perusahaan di bank yang dapat digunakan untuk kepentingan perusahaan.

AKUNTANSI KAS/PENGENDALIAN KAS Bentuk-bentuk prosedur pengendalian kas, antara lain: Untuk penerimaan uang Harus ditunjukkan dengan jelas fungsi-fungsi dalam penerimaan kas dan setiap penerimaan kas harus segera dicatat dan disetor ke bank; Diadakan pemisahaan fungsi antara pengurusan kas dengan fungsi pencatatan kas; Diadakan pengawasan yang ketat terhadap fungsi penerimaan dan pencatatan kas; Dibuat laporan kas untuk setiap hari sebagai pertanggungjawaban kas.

Untuk pengeluaran kas Pengeluaran uang harus menggunakan cek, kecuali pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya kecil, yaitu menggunakan kas kecil; Dibentuk kas kecil; Diadakan pemisahan antara pihak yang mengumpulkan bukti pengeluaran, yang menulis cek dan yang menandatangani cek serta yang mencatat pengeluaran kas; Pemeriksaan internal pada jangka waktu yang tidak tentu; Dibuat laporan pengeluaran kas harian sebagai pertanggungjawaban.

Pengelolaan dan sistem pencatatan kas kecil Pengelolaan kas kecil adalah kasir kas kecil yang bertanggungjawab terhadap pembayaran- pembayaran melalui kas kecil. Ada dua metode dalam mengelola kas kecil, yaitu: Metode imprest Metode fluktuasi

Metode imprest yaitu sebesar cek yang diserahkan kepada kasir kecil untuk membentuk dana kas kecil. Pencatatan pengeluaran dilakukan pada saat pengisian kembali. Metode fluktuasi yaitu saldo uang yang dicatat pada akun kas kecil selalu berubah (tidak tetap). Pencatatan dilakukan secara langsung pada saat pengeluaran.

Tanggal 25 Desember 2015 memgisi kembali kas kecil. Contoh: PT Sukses pada tanggal 1 desember 2015 membentuk dana kas kecil sebesar Rp.1.000.000 pengeluaran kas kecil sampai dengan tanggal 20 Desember 2015 sebesar Rp.800.000 dengan rincian berikut: Tanggal 25 Desember 2015 memgisi kembali kas kecil. Tanggal Keterangan Jumlah 5 Des ‘15 Beban BBM motor operasional Rp. 450.000 7 Des ‘15 Beban ATK Rp. 100.000 10 Des ‘15 Beban rekening listrik Rp. 200.000 20 Des ‘15 Beban administrasi kantor Rp. 50.000 Total Rp. 800.000

Metode imprest Tanggal Akun Debit Kredit 1 Kas kecil Bank 1.000.000 25 Beban BBM motor opersional Beban ATK Beban rekening listrik Beban administrasi kantor 450.000 100.000 200.000 50.000 800.000

Metode fluktuasi Tanggal Akun Debit Kredit 1 Kas kecil Bank 1.000.000 5 Beban BBM motor operasional 450.000 7 Beban ATK 100.000 10 Beban rekening listrik 200.000 20 Beban administrasi kantor 50.000 25 800.000

Rekonsiliasi Bank Rekonsiliasi bank sangat bermanfaat untuk mengecek ketelitian pencatatan akun kas dan catatan bank serta untuk mengetahui penerimaan atau pengeluaran yang telah terjadi di bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Yang menimbulkan perbedaan antara saldo menurut catatan kas dengan saldo menurut laporan bank, adalah: Elemen-elemen yang oleh perusahaan sudah dicatat sebagai penerimaan uang tetapi belum dicatat oleh bank Elemen-elemen yang sudah dicatat sebagai penerimaan oleh bank tetapi belum dicatat oleh perusahaan. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh perusahaan sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh bank. Elemen-elemen yang sudah dicatat oleh bank sebagai pengeluaran tetapi belum dicatat oleh perusahaan.

Contoh: Laporan rekonsiliasi saldo akhir berikut disusun berdasarkan data yang diperoleh dari catatan PT Andalas pada tanggal 31 Desember 2014: Laporan bank Jasa giro Rp.10.600.000 Biaya bank Rp.900.000 Saldo akhir Rp.793.900.000 Perhitungan kas Setoran dalam perjalanan Rp.216.000.000 Uang kas yang belum disetor Rp.48.000.000 Cek yang masih beredar: Nomor 0980 Rp.70.000.000 Nomor 0984 Rp.95.000.000 Nomor 0989 Rp.145.000.000 Diketahui: Kesalahan pencatatan penerimaan sebesar Rp.121.400.000 salah dicatat Rp.122.500.000 dan saldo akhir kas sebesar Rp.740.300.000

PT. Andalas Rekonsliasi Laporan Bank Per 31 Desember 2014 Saldo laporan bank Ditambah: Setoran dlm perjalanan Uang kas belum disetor Dikurangi: Cek yang masih beredar: No 0980 No 0984 No 0989 Saldo bank yang benar 216.000 48.000 70.000 95.000 145.000 793.900 264.000 1.057.000 310.000 747.900 Saldo kas Jasa giro Biaya bank Koreksi penerimaan Saldo kas yang benar 1.900 1.100 740.300 10.600 750.900 3.000

Akuntansi Pajak Perlakuan akuntansi kas dan bank ini tidak diatur tersendiri dalam undang-undang pajak, sehingga dalam pengertian kas juga mengikuti ketentuan akuntansi komersial. Yang tidak termasuk kategori kas, yaitu: Deposito Persediaan prangko dan materai Uang muka Cek mundur atau cek kosong

Contoh: Pada tanggal 14 Februari 2014 Tn. Nurdin menerima bunga deposito dari Bank Mandiri sebesar Rp.8.000.000 dengan tarif Pajak Penghasilan yang pemungutnya bersifat final (Pasal 4 ayat 2): PPh atas bunga deposito bersifat final: 20% x Rp.8.000.000 = Rp.1.600.000 Ada 2 metode pencatatan jurnal, yaitu: Metode Bruto Kas dan bank Rp.6.400.000 PPh Pasal 4 (2) Rp.1.600.000 Penghasilan bunga Rp.8.000.000 Metode Neto Penghasilan bunga Rp.6.400.000

PIUTANG Piutang merupakan bagian dari aset lancar. Aset lancar merupakan aset yang diharapkan akan direalisasi dalam siklus aset operasi berjalan. Piutang digolongkan menjadi 2 kategori, yaitu: Piutang usaha Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena adanya penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang lain-lain Piutang lain-lain timbul dari transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan.

Akuntansi atas piutang Perlakuan akuntansi atas piutang tetap mendasarkan pada SAK. Metode penghapusan piutang Metode penghapusan langsung (Direct write- off method) Metode penyisihan/pencadangan (Allowance method) Penyisihan piutang tidak tertagih Atas dasar saldo piutang Atas dasar saldo penjualan Penghapusan piutang Penghapusan piutang didebit pada akun “Penyisihan piutang tidak tertagih”

Akuntansi Pajak Dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h Undang-Undang Pajak Penghasilan telah mengatur pembebanan sebagai biaya atas piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih atau lebih dikenal dengan penghapusan piutang, dengan syarat: Telah dibebankan sebagai biaya pada laporan laba rugi komersial; WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus, atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu.

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK Keputusan Menteri Keuangan Nomor 130/KMK.04/1998 tentang penghapusan piutang tidak tertagih yang boleh dikurangkan sebagai biaya. Piutang tidak tertagih yang dapat dibebankan sebagai biaya dalam menghitung PKP adalah piutang tidak tertagih yang timbul dibidang usaha bank, lembaga pembiayaan, industri, dagang dan jasa lainnya. Piutang tidak tertagih yang dapat dihapuskan adalah piutang usaha sesuai dengan bidang usaha dari WP yang bersangkutan. Terdapat persyaratan dalam mengelompokkan sebagai piutang tidak tertagih seperti yang dimuat dalam Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh.

Pembentukan Cadangan Piutang Tidak Tertagih Usaha Bank Sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 235/KMK.01/1998 Tanggal 14 April 1998 tentang perubahan Keputusan Menteri Keuangan No. 80/KMK.04/1995 tentang besarnya dana cadangan yang boleh dikenakan sebagai biaya yang menyatakan bahwa Bank dapat membentuk dana cadangan piutang tidak tertagih. 5% dari kredit yang digolongkan perhatian khusus 15% dari kredit yang digolongkan kurang lancar 50% dari kredit yang digolongkan diragukan 100% dari kredit yang digolongkan macet

PERSEDIAAN Pengertian persediaan menurut PSAK No. 14 (Revisi 2008) digunakan untuk menyatakan aset yang: Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal Dalam proses produksi dan/atau dalam perjalanan Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

Pengukuran persediaan Dalam pengukuran persediaan bahwa persediaan harus berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan dalam PSAK No. 14 meliputi biaya pembelian, biaya konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan lokasi saat ini.

Pencatatan persediaan Dalam akuntansi terdapat dua sistem pencatatan persediaan, yaitu: Sistem perpetual Persediaan biasanya dapat diketahui secara terus- menerus tanpa melakukan inventarisasi (stock opname). Sistem periodik Persediaan dihitung dengan melakukan inventarisasi pada akhir periode. Contoh: Pada tanggal 2 Januari 2014 Tn. Yahya membeli 4.000 karung semen @Rp.40.000 per karung dari PT Semen Cibinong Pada tanggal 5 Januari 2014 Tn. Yahya menjual 3.000 karung semen @Rp.45.000 kepada PT Maju.

Sistem perpetual Pada saat pembelian Persediaan 160.000.000 Utang dagang 160.000.000 Pada saat penjualan Piutang dagang 135.000.000 Penjualan 135.000.000 HPP 120.000.000 Persediaan 120.000.000 Sistem periodik Pembelian 160.000.000 Piutang dagang 135.000.00

Metode penilaian persediaan Penetapan besarnya nilai persediaan akhir atau HPP dapat menggunakan metode: Berdasarkan Harga Perolehan Metode Identifikasi Khusus Metode FIFO Metode LIFO Metode Rata-rata Berdasarkan Estimasi Metode laba kotor Metode eceran

Akuntansi Pajak Pasal 10 ayat (6) UU PPh menyatakan bahwa persediaan harus dinilai berdasarkan harga perolehan. Pelaporan persediaan, sebagaimana telah diatur dalam PSAK No. 14 Tahun 2008 bahwa persediaan dalam neraca/laporan posisi keuangan dinyatakan sebesar harga pokok atau perolehan: Harga terendah antara harga pokok dan harga pasar; atau Harga jual

Data mutasi barang dagangan PT Maju No Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Unit Harga/Unit 1 2 3 4 5 6 Persediaan Awal Pembelian ke 1 Pembelian ke 2 Penjualan ke 1 Penjualan ke 2 Persediaan Akhir - 4.000 3.000 2.000 10.000 15.000 17.000 20.000 3.500 2.500 25.000

Perhitungan harga pokok barang yang dijual Menggunakan metode LIFO Perhitungan persediaan akhir: Persediaan akhir tahun 2012 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000 Persediaan akhir tahun 2013 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000 1.000 x Rp.17.000 : Rp.17.000.000 : Rp.47.000.000 Persediaan akhir tahun 2014 = 3.000 x Rp.10.000 : Rp.30.000.000 No Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 2 3 4 5 6 Persediaan awal Pembelian ke 1 Pembelian ke 2 Barang tersedia untuk dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Barang dijual - 40.000 60.000 30.000 34.000 47.000 70.000 50.000 100.000 (30.000) 124.000 (47.000) 167.000 77.000 137.000

Menggunakan metode FIFO Perhitungan persediaan akhir: Persediaan akhir tahun 2012 = 3.000 x Rp.15.000 = Rp.45.000.000 Persediaan akhir tahun 2013 = 1.000 x Rp.17.000 = Rp.17.000.000 = 3.000 x Rp.20.000 = Rp.60.000.000 = Rp.77.000.000 Persediaan akhir tahun 2014 = 1.000 x Rp.20.000 = Rp.20.000.000 = 2.000 x Rp.25.000 = Rp.50.000.000 = Rp.70.000.000 NO Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 1 2 3 Persediaan Awal Pembelian - 40.000 60.000 45.000 34.000 77.000 70.000 50.000 4 5 Barang tersedia dijual Persediaan Akhir 100.000 (45.000) 139.000 (77.000) 197.000 (70.000) 6 Harga pokok barang dijual 55.000 62.000 127.000

Laporan keuangan komersial Laporan keuangan fiskal No Keterangan 2012 2013 2014 Total 1 2 3 Harga penjualan Harga pokok barang dijual Laba kotor 150.000 (55.000) 95.000 160.000 (62.000) 98.000 325.000 (127.000) 198.000 635.000 (244.000) 391.000 No Keterangan 2012 2013 2014 Total 1 2 3 Harga penjualan Harga pokok barang dijual Laba kotor 150.000 (70.000) 80.000 160.000 (77.000) 83.000 325.000 (137.000) 188.000 635.000 (284.000) 351.000

TERIMA KASIH