Mahesa Wahyu Sari (2501413109) Indi Putri Amalia (3201413128) Nira Anggraeni (2201414150)
TEORI-TEORI PEMBELAJARAN A. Pembelajaran menurut Aliran Behavioristik B. Pembelajaran menurut Aliran Kognitif C. Pembelajaran menurut Aliran Humanistik D. Pembelajaran menurut Teori Kontemporer
Pembelajaran Menurut Aliran Behavioristik Pembelajaran Menurut aliran Behavioristik adalah upaya membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan lingkungan dengan tingkah laku si belajar, karena itu di sebut juga pembelajaran perilaku. Dalam proses pembelajaran tentunya ada yang menyenangkan adapula yang tidak menyenangkan dan itu dapat memperlemah perilaku. untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan 1. Dapat diberikan penguatan (reinforcement) untuk meningkatkan motivasi belajar. 2. Pemberian penguatan dapat berupa penguat sosial, penguat aktifitas, dan penguat simbolik 3. Pemberian Hukuman 4. kesegeraan konsekuensi (immediacy) 5. Pembentukan (shaping)
Langkah-langkah penerapan prinsip belajar secara umum 1. Menentukan tujuan instruksional 2. Menganalisis lingkungan kelas termasul identifikasi entry behavior peserta didik 3. Menentukan materi pelajaran 4. Memecahkan materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil 5. Menyajikan materi pelajaran 6. Memberikan stimulus yang munkin berupa, pertanyaan, latihan, tugas-tugas 7. Mengamati dan mengkaji respon peserta didik 8. Memberikan penguatan (munkin positif atau negatif) 9. Memberikan stimulus baru.
Pembelajaran menurut Aliran Kognitif Tiga tokoh penting dalam pengembangan pembelajaran yaitu, Jean piaget Brunner David Ausubel
Tiga prinsip utama pembelajaran yaitu : Jean Piaget Tiga prinsip utama pembelajaran yaitu : 1. Belajar aktif yang merupakan proses aktif 2. Belajar lewat interaksi sosial 3. Belajar lewat pengalaman sendiri
Bruner Dalam pengajaran di sekolah Brunner mengajukan bahwa dalam pembelajaran hendaknya mencakup : a. Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajar. b. Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal. struktur pengetahuan mempunyai 3 ciri yaitu penyajian,ekonomi dan kuasa atau kekuatan penyajian di bagi menjadi 3 yaitu penyajian enaktif, penyajian ikonik, penyajian simbolik. c. Perincian urutan penyajian materi pelajaran. d. Cara pemberian penguatan.
David Ausubel David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dengan syarat materi yang di pelajari bermakna secara potensial, anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna Berdasarkan pandangannya David Ausubel mengajukan 4 prinsip pembelajaran yaitu, a. kerangka cantolan (Advance Organizer) b. Diferensiasi progresif c. Belajar superordinat d. Penyesuian integratif
Pembelajaran menurut Aliran Humanistik Aliran Humanistik tidak mempunyai teori belajar khusus, tetapi hanya bersifat ekletik dalam arti mengambil teori yang sesuai (kognitif) asal tujuan pembelajaran tercapai. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembelajaran adalah pembelajaran humistik cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif, karena mementingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.
1. Fungsi Pendidik Peran pendidik dalam pendekatan Humanistik adalah sebagai fasilitator belajar. pendidik adalah individu yang memiliki tugas memimbing belajar, sebagai model pemecahan masalah, sebagai katalisator dalam memprakarsai proses belajar, sebagai pembantu dalam proses belajar, sebagai teman peserta didik dalam mengkaji dan memecahkan masalah. Ada 5 peran yang harus dilakukan oleh pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Humanistik yaitu, menciptakan iklim belajar, memenuhi kebutuhan belajar peserta didik, membantu mengungkapkan emosi peserta didik dan membantu belajar peserta didik.
a. Menciptakan Iklim Belajar Ada 4 faktor utama yang perlu di perhatikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi kegiatan belajar peserta didik yaitu : a. Persiapan sarana dan kegiatan belajar b. Pengaturan Lingkungan c. Pembukaan belajar d. Membangun suasana kebersamaan
b. Memenuhi Kebutuhan Belajar Kebutuhan pendidikan adalah segala sesuatu yang harus dipelajari oleh peserta didik untuk kebaikannya sendiri atau untuk kebaikan masyarakat. Dari bagan di bawah ini tampak bahwa kebutuhan pendidikan merupakan kesenjangan antara apa yang diinginkan oleh peserta didik atau masyarakat dengan apa yang mereka miliki. Fasilotator dalam proses belajar adalah berfungsi memenuhi kebutuhan peserta didik. Kompetensi yang diinginkan Kesenjangan Kebutuhan Pendidikan kompetensi yang dimiliki
C. Membantu mengungkapkan Emosi Sebagai seorang fasilitator hendaknya membantu peserta didik mengungkapkan emosinya dan perlu menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh psikiater atau psikolog klinis. karena pendidik yang mampu memahami kondisi emosional peserta didik akan berhasil dalam melaksanakan pembelajaran. Demikian pula peserta didik yang memahami kondisi emosional teman-temannya dan pendidiknya dia akan mudah beradaptasi dan pada giliranya akan berhasil dalam belajar.
d. Membantu Belajar Menjadi pendidik humanistik adalah tidak semudah dan seemak yang dilihat akan tetapi tidak sesukar yang dirasakan karena untuk menjadi pendidik humanistik, seseorang harus mampu dan mau mendengarkan, mengelola gagasan, mengemas sumbang saran yang mengarah pada pencapaian tujuan yang telah menjadi kebutuhan belajar peserta didik.
2. Bentuk Pembelajaran Program pembelajaran yang di terapkan dalam pendekatan humanistik umumnya menggunakan kegiatan terbuka dimana peserta didik harus menemukan informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah, dan membuat produk sendiri. kelas terbuka dalam pendidikan humanistik memiliki beberapa karekteristik sebagai berikut, 1. peserta didik memiliki kebebasan memilih kegiatan belajar 2. fleksibilitas pengguan ruang belajar 3. Kelas memiliki berbagai macam bahan ajar 4. menggunakan kurikulum terpadu 5. menekankan pembelajaran individual dan kelompok kecil 6. pendidik bertindak sebagai fasilitator belajar 7. peserta didik belajar mengambil tanggung jawab belajarnya sendiri 8. pendidik dan peserta didik saling menghormati 9. menerapkan evaluasi diagnostik untuk memperbaiki belajar peserta didik 10.kelompok peserta didik terdiri atas beberapa anggota yang beragam usianya 11. Team Teaching
Pembelajaran menurut Teori Kontemporer Pembelajaran teori kontemporer yang di maksudkan disini adalah pembelajran berdasarkan teori belajar konstruktivisme. Dalam pembelajarannya nampak ada pergeseran fungsi pendidik dan buku sumber sebagai sumber informasi. Pendidik lebih berfungsi membekali kemampuan peserta didik dalam menyeleksi informasi yang di butuhkan. Model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan teori konstruktivisme yang cukup terkenal sekarang ialah pembelajaran kuantum.Quantum Teaching mencakup dan dapat dipahami melalui 3 hal yaitu, Quantum, pemercepatan belajar, dan Fasilitasi.
Quantum berarti interaksi yang berarti mengubah energi menjadi cahaya. Teaching berarti pengajaran. Quantum Teaching adalah pembelajaran yang mengorkestrasikan berbagai interaksi yang berada didalam dan disekitar momen belajar, sehingga kemampuan dan bakat alamiah peserta didik berubah menjadi cahaya.
Pemercepatan Belajar Berarti menyingkirkan hambatan yang menghalangi proses belajar alamiah dengan secara sengaja menggunakan musik, mewarnai lingkungan sekeliling, menyusun bahan pengajaran yang sesuai, cara efektif penyajian, dan keterlibatan aktif.
Fasilitasi artinya memudahkan segala hal dalam konteks ini merujuk kepada implementasi strategi yang menyingkirkan hambatan belajar, mengembalikan proses belajar keadaanya yang mudah dan alami.
Pembelajran Quantum dirancang berdasarkan 3 hal yaitu Asas Utama berkaitan dengan konsep yang digunakan untuk pembelajaran quantum yaitu: bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Prinsip-prinsip a. Segalanya berbicara b. segalanya bertujuan c. pengalaman sebelum pemberian nama d. akui setiap usaha e. jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan Model Hampir sama dengan simponi yang membagi 2 kategori yaitu konteks dan isi. konteks adalah kondisi yang disiapkan bagi penyelenggara pembelajaran yang berkualitas berdasarkan kuantum. Penyiapan kondisi dimaksud meliputi orkestrasi : suasana yang menggairahkan menyangkut hubungan antara pendidik peserta didik, jalinan rasa simpati dan pengertian, keriangan dan ketakjupan, rasa saling memiliki, dan keteladanan.