KANKER TULANG KELOMPOK 1 IBNU QOMARUL HADI HANNA PRIHATINA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

ASKEP WAHAM.
Askep Keganasan Kulit Melani Kartika Sari.
Biology Presentation Kanker Mulut.
DISUSUN OLEH NURJANAH , RAHAYU P , RATIH S , RENI F , RINAWATI
KANKER PAYUDARA.
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
CA. MAMMAE OLEH : NI WAYAN KASIH
Askep Lansia dengan Gangguan sistem pencernaan
APA ITU KANKER ? Suatu pertumbuhan dari sel-sel tubuh /organ yang tidak memenuhi kaidah-kaidah yang telah ditentukan untuk sel-sel tersebut.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
KANKER PARU-PARU xi ipa 2
Nyeri Abdomen KASUS.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TUMOR TULANG
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Penyakit Paget (baru ada pd wanita)
KANKER PAYUDARA OLIVIA PUTRI GUMANTI III B.
CANCER.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
Awas! Bahaya Diet Ada beberapa cara diet yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti berkurangnya volume darah (hypovolemia). Penyakit ini diketahui dengan.
Kanker payudara,prosedure pemeriksaan,deteksi dini
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Kelompok 8 : 1 B Septi Naralita Surya Julia Annisa
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
RETINOBLASTOMA.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
PERINTANG GANGLION DISUSUN OLEH : KELOMPOK V FANI NOVITA FIRDA ARISNA
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
FIBRIO ADENOMA, KISTA SARCOMA, DAN SARCOMA
FIBRIO ADENOMA KISTA SACROMA FILODES SARCOMA
3 1 2.
PEMERIKSAAN PENUNJANG AREA BEDAH Tintin Sukartini, SKp, M.Kes, Dr. Kep.
Sindrom Guillain–Barré
FIBRO ADENOMA Sisrina nota rita
Pediatric Oncology Social Work
Apsari tri respati ( ) Siti Fatimah ( )
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
Karsinoma Gaster.
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Andika Kardiansyah Indah Siti Nuraisyah Dola Party Nandang Riska
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Anis Sirlida Elin Kinasih Intan Mia Pertiwi Mariana Sumalia
MENGENAL, MENCEGAH & MENGOBATI KANKER PAYUDARA DIAWAL PAGI
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TRAUMA ABDOMEN.
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR “OSTEOPOROSIS”
Leukemia Meiloid Akut (LMA) PROFESI NERS PSIK FK KEDOKTERAN UNHAS.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Kelompok V.  Riwayat Kesehatan masa lalu Secara khusus kita akan bertanya tentang masalah yang terjadi sebelumnya  Anemia, Gangguan perdarahan Melakukan.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
KANKER PROSTAT ( CARCINOMA PROSTAT ) oleh : dr. Febriyon Syuhanda KLINIK SANSANI.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
CHAIRANISA ANWAR, SST., MKM
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

KANKER TULANG KELOMPOK 1 IBNU QOMARUL HADI HANNA PRIHATINA LUTHFI AYU RISKIANI DEWI HERAWATI RATNA SAFITRI M. ARIFIN IDA AYU RATNA HAPSARI

PENGERTIAN Kanker tulang merupakan penyakit yang relatif langka, dimana sel-sel kanker tumbuh pada jaringan tulang. Kanker tulang terjadi ketika sel-sel di dalam tulang membelah atau berkembang dengan tidak teratur. Biasanya sel-sel akan membelah dan berkembang dengan teratur. Jika sel-sel tulang terus membelah tak teratur, sementara sel-sel baru yang tumbuh itu tidak dibutuhkan tubuh, maka akan membentuk massa atau jaringan, yang disebut sebagai tumor. Berbeda dengan tumor jinak yang tidak menyebar, kanker adalah tumor yang ganas dan cepat penyebarannya.

KLASIFIKASI 1.    Kanker tulang sekunder adalah kanker tulang yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari organ lain dan menyebar ke tulang lainnya. Umumnya kanker tulang sekunder terjadi akibat komplikasi dari kanker sebelumnya seperti kanker paru-paru yang menyebar ke tulang kemudian berkembang menjadi kanker tulang. Beberapa jenis penyakit kanker dapat menyebabkan sel-sel kanker menyebar pada tulang-tulang rawan dan rentan terhadap serangan sel kanker dari kanker yang sebelumnya ada pada tubuh, jenis kanker yang paling umum dan menyebarkan sel-sel kankernya pada tulang seperti kanker paru-paru, kanker payudara dan kanker prostat. 2.    Kanker tulang primer adalah kanker yang disebabkan oleh sel-sel kanker yang berasal dari tulang itu sendiri atau tempat dimana tumbuhnya sel kanker pada tulang.

JENIS Osteosarcoma - kanker tulang. Biasanya terjadi di lengan, kaki atau panggul. Osteosarcoma merupakan kanker tulang yang paling umum terjadi.

Chondrosarcoma - kanker tulang rawan Chondrosarcoma - kanker tulang rawan. Jenis kanker kedua dari kanker tulang yang paling umum terjadi.

Ewing Sarcoma - tumor yang biasanya berkembang di rongga kaki dan tulang lengan. Keterangan Gbr Pada Radiograph tampak gambaran “Onion Skin” (Kulit Bawang) pada sarkoma ewing

malignant fibrous histiocytoma Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Kanker pada jaringan lunak (misalnya tendon, ligamen, lemak dan otot) dan berpindah ke tulang-tulang kaki, lengan, hingga tulang rahang. Fibrosarcoma malignant fibrous histiocytoma

Giant cell tumor in the upper tibia Giant cell tumor. Kanker tulang ganas yang paling sering mengenai tulang lengan atau kaki. Persentasenya mencapai 10% dari kasus kanker tulang Giant cell tumor in the upper tibia

Chordoma. Kanker tulang yang biasanya terjadi pada tulang tengkorak atau tulang belakang.

Tes Dan Diagnosis Tes untuk menentukan tingkatan (tahapan) dari kanker tulang. Setelah dokter mendiagnosis kanker tulang Anda, ia akan menentukan tingkatan (tahapan) kanker Anda. Stadium kanker memandu pilihan pengobatan Anda. Tahapan kanker tulang meliputi: Stadium I. Pada tahap ini, kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar ke area lain dari tubuh. Setelah pengujian biopsi, kanker pada tahap ini dianggap kelas rendah dan tidak agresif. Stadium 2. Tahap ini kanker tulang terbatas pada tulang dan belum menyebar ke area lain dari tubuh. Tapi pengujian biopsi mengungkapkan kanker tulang kelas tinggi dan dianggap agresif. Stadium 3. Pada tahap ini, kanker tulang terjadi pada dua atau lebih tempat pada tulang yang sama. Pengujian biopsi menunjukkan kanker tulang ini adalah salah satu kelas rendah atau kelas tinggi. Stadium 4. Tahap ini kanker tulang menunjukkan bahwa telah menyebar di luar tulang ke area lain dari tubuh, seperti otak, hati atau paru-paru

FAKTOR PENYEBAB Hingga kini, penyebab kanker tulang belum diketahui secara pasti. Namun faktor genetik atau keturunan tampaknya memainkan peran besar dalam banyaknya kasus kanker tulang. Kondisi lain yang menyebabkan peningkatan risiko kerusakan dan regenerasi tulang dalam jangka waktu tertentu juga meningkatkan risiko berkembangnya tumor tulang. Hal ini menjadi penjelasan mengapa osteosarcoma sering menimpa anak-anak, ini karena pertumbuhan tulang mereka yang cepat.

FAKTOR RESIKO Faktor risiko adalah sesuatu yang akan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit atau suatu kondisi kesehatan. Faktor-faktor dibawah ini akan meningkatkan risiko seseorang terkena kanker tulang: Penyakit Paget (masalah pada metabolisme tulang - bukan kanker). Paparan radiasi. Cedera tulang. Riwayat keluarga penderita kanker tulang. Selain itu ada pula beberapa faktor risiko yang spesifik untuk beberapa jenis kanker tulang, antara lain: Osteosarcoma. Laki-laki, usia 10-30 tahun, sindrom kanker warisan, retinoblastoma (kanker mata langka), transplantasi sumsum tulang. Chondrosarcoma. Usia diatas 20 tahun, multiple exostoses (kondisi genetik yang menyebabkan benjolan pada tulang). Ewing sarcoma. Usia dibawah 30 tahun. Fibrosarcoma dan malignant fibrous histiocytoma. Umur setengah baya dan lanjut usia. Giant cell tumor. Usia muda hingga setengah baya.

GEJALA Gejala kanker tulang bervariasi, tergantung pada ukuran dan lokasi tumornya. Gejala-gejala kanker tulang meliputi: Rasa sakit pada lokasi terjadi tumor. Nyeri tulang dalam yang parah. Patah tulang (cukup jarang terjadi). Berat badan menurun. Kelelahan. Kesulitan bernapas. Demam atau berkeringat di malam hari. Namun gejala-gejala diatas juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang tidak berbahaya.

MANIFESTASI KLINIK 1. Nyeri tulang Nyeri tulang adalah gejala yang paling sering didapati pada proses metastasis ke tulang dan biasanya merupakan gejala awal yang disadari oleh pasien. Nyeri timbul akibat peregangan periosteum dan stimulasi saraf pada endosteum oleh tumor. Nyeri dapat hilang-timbul dan lebih terasa pada malam hari atau waktu beristirahat. 2. Fraktur Adanya metastasis ke tulang dapat menyebabkan struktur tulang menjadi lebih rapuh dan beresiko untuk mengalami fraktur. Kadang-kadang fraktur timbul sebelum gejala-gejala lainnya. Daerah yang sering mengalami fraktur yaitu tulang-tulang panjang di ekstremitas atas dan bawah serta vertebra. 3. Penekanan medula spinalis Ketika terjadi proses metastasis ke vertebra, maka medulla spinalis menjadi terdesak. Pendesakan medulla spinalis tidak hanya menimbulkan nyeri tetapi juga parese atau mati rasa pada ekstremitas, gangguan miksi, atau mati rasa disekitar abdomen. 4. Peninggian kadar kalsium dalam darah Hal ini disebabkan karena tingginya pelepasan cadangan kalsium dari tulang. Peninggian kalsium dapat menyebabkan kurang nafsu makan, mual, haus, konstipasi, kelelahan, dan bahkan gangguan kesadaran. 5. Gejala lainnya Apabila metastasis sampai ke sum-sum tulang, gejala yang timbul sesuai dengan tipe sel darah yang terkena. Anemia dapat terjadi apabila mengenai sel darah merah. Apabila sel darah putih yang terkena, maka pasien dapt dengan mudah terjangkit infeksi.Sedangkan gangguan pada platelet, dapat menyebabkan perdarahan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. FOTO TULANG KONVENSIONAL Foto tulang konvensional digunakan untuk menentukan karakter metastasis ke tulang. 2. GAMBARAN CT-SCAN CT scan digunakan untuk mengevaluasi abnormalitas pada tulang yang susah atau tidak dapat ditemukan dengan X-Ray dan untuk menentukan luasnya tumor atau keterlibatan jaringan 7. 3. MRI Banyak pendapat yang mengatakan bahwa penggunaan MRI untuk mendeteksi suatu metastasis lebih sensitif daripada penggunaan skintiscanning. Pada pemeriksaan MRI didapatkan modul yang soliter atau lebih (kebanyakan/lebih sering soliter),lesi multipel dengan metastasis ke aksis dari pada rangkaian. 4. SCINTIGRAPHY ( NUCLEAR MEDICINE ) Skintigrafi adalah metode yang efektif sebagai skrining pada seluruh tubuh untuk menilai metastasis ke tulang. 5. PEMERIKSAAN BONE SURVEY (FOTO SELURUH TUBUH) Bone Survey atau pemeriksaan tulang-tulang secara radio-grafik konvensional adalah pemeriksaan semua tulang-tulang yang paling sering dikenai lesi-lesi metastatik yaitu skelet, foto bone survey dapat memberikan gambaran klinik yaitu: a) Lokasi lesi lebih akuran apakah daerah epifisis, metafisis, dan diafisis atau pada organ-organ tertentu b) Apakah tumor bersifat soliter atau multiple c) Jenis tulang yang terkena. d) Dapat memberikan gambaran sifat-sifat tumor

PENATALAKSANAAN Penatalaksanaan medis Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode seefektip mungkin : -       Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi -       Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. -       Bifosfonat -       Kemoterapi dan terapi hormonal 1.      Radioterapi Radioterapi berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol pertumbuhan tumor di area metastasis. 2.      Pembedahan Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur. Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor. Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh metastasis.

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN 1. Manajemen nyeri Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ). 2. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan. 3. Memberikan nutrisi yang adekuat Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter. 4. Pendidikan kesehatan Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah. (Smeltzer. 2001)

Komplikasi a. Akibat langsung: Patah tulang b. Akibat tidak langsung: Penurunan berat badan, anemia, penurunan kekebalan tubuh c. Akibat pengobatan: Gangguan saraf tepi, penurunan kadar sel darah, kebotakan pada kemoterapi.

PENGKAJIAN KEPERAWATAN A. AKTIVITAS /ISTIRAHAT Gejala: 1. kelemahan dan atau keletihan. 2. Perubahan pada pola tidur dan waktu tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti : nyeri, ansietas, dan berkeringat malam. 3. Keterbatasan partisipasi dalam hobi dan latihan. 4. Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen, tingkat stress tinggi. B. SIRKULASI Gejala : 1. palpitasi dan nyeri dada pada aktivitas fisik berlebih. 2. Perubahan pada TD. C. INTEGRITAS EGO 1. Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religious/spiritual). 2. Masalah tentang perubahan dan penampilan, misalny : alopesia, lesi, cacat, pembedahan. 3. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan. Tanda : 1. Kontrol depresi. 2. Menyangkal, menarik diri, dan marah.

D. ELIMINASI Gejala : Perubahan pola defikasi, misalnya : darah pada feses, nyeri saat defikasi. Perubahan eliminasi urinearius misalnya : nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih. Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen. E. MAKANAN/CAIRAN Gejala: 1. Kebiasaan diet buruk (misalnya : rendah serat, tinggi lemak, aditif, dan bahan pengawet). 2. Anoreksia, mual/muntah. 3. Intoleransi makanan. 1. Perubahan berat badan (BB), penurunan BB hebat, kaheksia, berkurangnya massa otot. 2. Perubahan pada kelembapan/turgor kulit, edema. F. NEUROSENSORI Pusing, sinkope. G. NYERI/KENYAMANAN Tidak ada nyeri yang bervariasi, misalnya : kenyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

H. PERNAFASAN Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes. I. KEAMANAN 1. Pemajana pada kimia toksik, karsinogen. 2. pemajanan matahari lama/berlebihan. 3. Demam. Tanda : Ruam kulit, ulserasi. J. SEKSUALITAS 1. Masalah seksual, misalnya dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasaan. 2. Nuligravida lebih besar dariusia 30 tahun. 3. Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, dan herpes genital. K. INTERAKSI SOCIAL 1. Ketidakadekuatan/kelemahan system pendukung. 2. Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.

Observasi dan Pemeriksaan fisik a) Keadaan umum : baik, kurang, atau lemah. b) Tanda – tanda vital ( TD,Suhu,Nadi,Pernafasan ) c) Pemeriksaan fisik 1. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran vena 2. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas 3. Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit · Mungkin hebat atau dangkal · Sering hilang dengan posisi flexi · Anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas, tidak mampu menahan objek berat. 4. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda inflamasi, nodus limfe regional.

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi 2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker. 3. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat 4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran 5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak

INTERVENSI DAN RASIONAL

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL RENCANA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 1 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi Tujuan : klien mengalami pengurangan nyeri KRITERIA HASIL : Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan 1.       Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri ) 1.      Memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang diberikan. 2.       Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan 2.      meningkatkan relaksasi klien. 3.      Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi. 3.      meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien 4.      Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri. 4.      mengurangi nyeri dan spasme otot

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker. Tujuan : Mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat KH:   penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam batas normal ( 3,5 – 5,5 g% ) 1.      Catat asupan makanan setiap hari. 1.      Mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi. 2.      Ukur tinggi, berat badan, ketebalan kulit trisep setiap hari. 2.      Mengengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila berat badan dan pengukuran antropometrik kurang dari norma. 3.      Berikan diet TKTP dan asupan cairan adekuat. 3.      Memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat untuk menghilangkan produk sisa. Kolaborasi : 4. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi. 4.      membantu mengidentifikasi derajat malnutrisi

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 3 Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat Tujuan : Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan KH : -       Pasien tampak rileks -       Melaporkan berkurangnya ansietas -       Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien 1.      Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan. 1.      memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa takut serta kesalahan konsep tentang diagnosis 2.      Berikan lingkungan yang nyaman dimana pasien dan keluarga merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara. 2.      membina hubungan saling percaya dan membantu pasien untuk merasa diterima dengan kondisi apa adanya 3.      Pertahankan kontak sering dengan pasien dan bicara dengan menyentuh pasien 3.      Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak. 4.      Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. 4.      Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat ke-putusan atau pilihan sesuai realita.

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 4 Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran Tujuan : mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang tubuh, perasaan tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu. KH : Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif. 1.      Diskusikan dengan orang terdekat pengaruh diagnosis dan pengobatan terhadap kehidupan pribadi pasien dan keluarga. 1.      Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah. 2.      Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan tentang efek kanker atau pengobatan. 2.      Membantu dalam pemecahan masalah 3.      Pertahankan kontak mata selama interaksi dengan pasien dan keluarga dan bicara dengan menyentuh pasien. 3.      Menunjukkan rasa empati dan menjaga hubungan saling percaya dengan pasien dan keluarga.

TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL 5 Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan anggota gerak. KH : Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak Mengalami peninggkatan mobilitas 1.      Lakukan pendekatan langsung dengan klien. 1.      Meningkatkan rasa percaya dengan klien. 2.      Diskusikan kurangnya alternatif pengobatan. 2.      Memberikan dukungan moril kepada klien untuk menerima pembedahan. 3.      Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin sesuai dengan kemampuan pasien. 3.      Membantu dalam melakukan mobilitas dan meningkatkan kemandirian pasien. 4.      Motivasi dan libatkan pasien dalam aktifitas bermain. 4.      Secara tidak langgsung memberikan latihan mobilisasi

GRACIAS