Peduli pendidikan dari rumah Langkah sederhana menuju pendidikan Indonesia berkualitas
Fenomena kualitas pendidikan di Indonesia Kualitas penguasaan sains dan bahasa pelajar di Indonesia menduduki peringkat 64 dari 65 negara yang disurvey Survey UNESCO: Minat baca Indonesia terendah di ASEAN yaitu 0.001 (satu per sEPULUH ribu). Catatan: Singapura mencatat skor 0.55, Jepang 0.45 http://www.tempo.co/read/news/2012/01/12/079377034/Hanya-1-dari-10-Ribu- Warga-Indonesia-Suka-Membaca Pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang masif Skandal ‘nyontek berjamaah’ di Ujian Nasional, setiap tahun. Terakhir sudah berkembang menjadi ‘beli nilai’ (tidak perlu lagi nyontek)
SALAH KAPRAH TENTANG PENDIDIKAN Keilmuan dianggap tidak penting dan Terbiasa hidup dalam sistem yang tidak logis Budaya masyarakat yang tidak merit-based Sekolah untuk mendapat legalitas bukan mendapat ilmu Wajib sekolah bukan wajib belajar Belajar itu hanya selama usia sekolah Belajar itu menyelesaikan bahan sesuai kurikulum
Reformasi Pembelajaran Kata kunci Penjelasan Konteks Siswa harus memahami konteks, mengapa sesuatu penting dipelajari bukan sekedar mengikuti perintah guru Konten Guru harus mengerti betul konten pengajaran dan tidak hanya mengandalkan buku paket tetapi juga memiliki wawasan yang lebih luas tentang bahan yang dipelajari Karakter Metode belajar harus disesuaikan dengan karakter siswa. Setiap siswa memiliki tipe kecerdasan yang berbeda dan tidak bisa digeneralisasi begitu saja Kompeten Target pembelajaran harus berupa kompetensi dan bukan sekedar menghabiskan bahan Kontinyu Siswa harus menjadi manusia pembelajar seterusnya dan tidak sekedar berhenti selama proses belajar dengan guru saja
MENGAPA PERAN ORANG TUA PENTING DALAM Perbaikan pembelajaran Anak Anak adalah amanah untuk orang tuanya, dan orang tua adalah orang yang paling berkepentingan dengan pendidikan anaknya Orang tua lah yang (seharusnya) paling mengenal anak, terutama sejak usia dini Orang tua adalah tempat anak mengadu dan berlindung jika Anak mengalami masalah di sekolah Dengan pola pendidikan klasikal (apalagi dengan banyak murid) sangat sulit bagi guru untuk menyesuaikan pola aktivitas dengan masing-masing jenis anak Banyak orang tua yang terpelajar sebenarnya memiliki potensi besar untuk mengajar anak
Tantangan pendidikan dasar-menengah Pendidikan dasar-menengah merupakan posisi strategis dalam sistem pendidikan nasional. Karena konsep yang tertanam dalam pendidikan dasar merupakan konsep yang akan digunakan dalam tahap belajar selanjutnya. Kesalahan dalam pendidikan dasar-menengah akan berakibat fatal bagi nasib bangsa di masa yang akan datang
BELAJAR DI RUMAH belajar di rumah dapat sebagai kegiatan utama atau kegiatan sekunder (membantu pembelajaran di sekolah) Sasaran utama adalah menumbuhkan kultur belajar (bukan sekedar mempelajari bahan itu sendiri) Dengan kultur belajar yang kuat, kita tidak perlu terlalu khawatir dengan masa depan anak pada kondisi-kondisi gangguan untuk sekolah Pada dasarnya kita dapat mempelajari hal-hal baru sampai usia yang cukup jauh melewati usia sekolah
Tantangan belajar di rumah mental block (orang tua) Trauma belajar di masa muda saya tidak mungkin belajar lagi materi pelajaran tidak mungkin saya sempat mengajar Mental block (anak) malas tidak disiplin Teknis Sumber materi kurang bagus Lingkungan kurang mendukung Strategi kurang pas
Akselerator dan inhibitor Mentoring koneksi internet Bahasa Inggris televisi gadget dan internet tidak terkendali Penyimpangan moral (pacaran, pornografi, rokok, nge-geng)