DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 TANAH SAWAH.
Advertisements

MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )
Perwakilan Masyarakat Batu Bukit
Makalah Kunci (Keynote Speech)
INTENSIFIKASI, EKSTENSIFIKASI DAN DIVERSIFIKASI
PRODUKSI PANGAN INDONESIA
Diversifikasi pertanian
Kegiatan ekonomi masyarakat
TBT TAHUNAN & SEMUSIM.
Anita Sisilia Silitonga Hilda Oktavia Simbolon Febri Firsandi Putra
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) PADI DAN JAGUNG TAHUN 2013 Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan.
UPAYA-UPAYA KHUSUS PERCEPATAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEDELAI TAHUN 2013
EKONOMI PERTANIAN INDONESIA
BAB 3 SUMBER DAYA ALAM.
EVALUASI DAK BIDANG PERTANIAN 2015 DAN KEGIATAN
KAJIAN SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT
PERENCANAAN ANGGARAN & LINEAR PROGRAMMING s
Ilmu Usaha tani Oleh : ASY SYAUKANI, SP..
Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS
Oleh : Astuti Setyowati
Administrasi, Persoalan Pangan, dan Urbanisasi
Laporan Observasi Sistem Pertanian Terpadu
SISTEM TIGA STRATA (STS)
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
Rumah tangga petani yang pernah mengikuti penyuluhan pertanian
Jenis, sumber, teknik pengumpulan data dan analisis data
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
Gatot Irianto Direktur Jenderal Tanaman Pangan/
PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA
Maria Lusia Hutagalung D1B011024
Teknik Budidaya dan Pola Tanam
Pemanfaatan Sumber Daya ALAM
Pola Indeks Keberlanjutan Usahatani Rawa Lebak Saat Ini dalam Diagram Layang Sungai Ambangah Pasak Piang.
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
Design Vegetasi (Sistem pertanaman) Hijauan Pakan
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
Prof. Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, MSc Indrastuti A. Rumanti, SP
NAMA KELOMPOK : DESI AYU ARUM S. ( 176 ) BAYU ADI SURYONO ( 193 )
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
(MIXED FARMING SYSTEMS)
REVOLUSI HIJAU.
ENERGI BIOMASSA.
PROPOSAL PENELITIAN TANAMAN SIRSAK Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pelajaran Aplikasi Komputer  Dosen Pembimbing : Rahmat Novrianda, ST.
SASARAN INDIKATIF LUAS TANAM, LUAS PANEN, PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
PERCEPATAN DISEMINASI VUB PADI HASIL BALITBANGTAN MENDUKUNG PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI NTB TIM UPBS BPTP NTB.
MONOKULTUR POLA TANAM KELOMPOK 5 : Ananda Setya P
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
Ekologi Pertanian (AGH 320)
DIKLAT AGRIBISNIS JAGUNG BAGI PENYULUH PERTANIAN
SPESIFIKASI PERTANIAN SUBSISTEN VS KOMERSIL
PERTEMUAN II SEJARAH PERKEMBANGAN USAHATANI DI INDONESIA
KERAGAAN LUASAN DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN,PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN DIKAB. BULUNGAN-PROP.KALTARA.
DINAS PERIKANAN & PANGAN PETUNJUK TEKNIS USULAN MUSRENBANGDES
LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENDAMPINGAN MAHASISWA DALAM RANGKA PENCAPAIAN SWASEMBADA PANGAN DI STPP MANOKWARI TAHUN 2016.
PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN METODE SRI
SOSIALISASI DRAFT JUKLAK KEGIATAN PENERAPAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN INDEKS PERTANAMAN Bimbingan Teknis Identifikasi Sumber Daya Air dan Pengembangan.
Valuasi Ekonomi Kawasan Pegunungan Kendeng
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Oleh: Ir. FAUZIAH, MSi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Bengkulu, 1-2 Agustus 2018.
Nama kelompok 1.Albertus Budiman Katu 2.Ishak Kantur 3.Servasius Fandy Syukur 4.Fransiskus Suwandi Syukur 5.Fransiskus Miu 6.Lukman Wardoyo Pengolahan.
SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA.
Kegiatan Pembelajaran 4
CASCADING DINAS PERTANIAN KAB. SAMPANG TAHUN 2017
PERENCANAAN ANGGARAN & LINEAR PROGRAMMING s
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
RENCANA KERJA DAN ARAH KEBIJAKAN TAHUN
DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN UPSUS PAJALE DI PROVINSI BANTEN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN.
BUDIDAYA KEDELAI. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi.
Transcript presentasi:

DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017 PROGRAM 1 (SATU) JUTA TON JAGUNG PER TAHUN DAN INTEGERASI TANAMAN JAGUNG - TERNAK DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017

Kabupaten Sumbawa mempunyai luas lahan 664 Kabupaten Sumbawa mempunyai luas lahan 664.398 Ha yang terdiri dari lahan pertanian seluas 59.498 Ha, lahan pertanian bukan sawah seluas 505.675 Ha dan lahan bukan pertanian 99.225 Ha. Pemanfaatan lahan pertanian oleh petani baik lahan sawah maupun lahan bukan sawah di arahkan untuk peningkatan ketahanan pangan nasional dan mengurangi impor melalui pengembangan komoditi padi dan jagung.

LUAS BAKU LAHAN tahun 2016 Realisasi Dalam Satu Tahun (Ha) No. Penggunaan Lahan Realisasi Dalam Satu Tahun (Ha) Jumlah Ditanami Padi Tidak ditanami padi Satu kali Dua Kali Tiga Kali Ditanami tanaman lainnya Tidak ditanami apapun 1 LAHAN PERTANIAN   1.1 Lahan Sawah a. Irigasi 13.353 26.332 4.652 - 44.337 b. Tadah Hujan 11.993 64 12.057 c. Rawa pasang surut d. Rawa lebak Jumlah Lahan Sawah 25.346 56.394 1.2 Lahan Pertanian Bukan Sawah Tegal / Kebun 58.697 Ladang / Huma 15.912 Perkebunan 22.893 Hutan Rakyat 87.577 e. Padang Pengembalaan / Padang Rumput 3.713 f. Hutan Negara 278.154 g. Sementara Tidak Diusahakan  16.275 h. Lainnya (tambak, kolam, empang, dll) 25.621 Jumlah Lahan Pertanian Bukan Sawah 508.842 2 Lahan Bukan Pertanian (Jalan pemukiman, perkantoran, sungai dll) 99.162 Total (Luas Wilayah Kecamatan) = Jumlah Lahan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Sawah + Jumlah Lahan Bukan Pertanian 664.398

Berbagai program dan kegiatan yang secara masif telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi maupun pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian berhasil meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pangan utama, khususnya jagung secara signifikan. Kabupaten Sumbawa secara terus menerus menyelaraskan strategi dan memanfaatkan seluruh potensi yang dimiliki untuk meningkatkan luas penanaman, produksi dan produktivitas tanaman jagung ini. Dalam 5 (lima) tahun terakhir telah terjadi peningkatan areal tanam yang signifikan dari 35.462 Ha (hektar) pada tahun 2012 menjadi 77.151 Ha pada tahun 2016. Demikan juga dengan produksi per hektar, meningkat dari 192.391 ton pada tahun 2012 menjadi 476.240 ton pada tahun 2016. Sedangkan pada tahun 2017 (periode oktober 2016 – September 2017) Realisasi Tanam Jagung sebesar 93.203 Ha.

REALISASI TANAM JAGUNG TAHUN 2017 (PERIODE OKTOBER 2016 – SEPTEMBER 2017) No. Desa Oktober 2016 - Maret 2017 Total MH Total MK Jumlah Tanam Tahun 2017 Okt Nop Des Jan Peb Maret Target Realisasi   1 Sumbawa - 6 814 670 83 101 5 777 908 44 35 821 943 2 Unter Iwes 20 471 579 147 535 618 1,134 16 47 634 1,181 3 Lab.Badas 498 1,300 182 557 85 765 1,857 45 15 810 1,872 4 Utan 13 379 291 710 742 426 100 56 1,515 1,202 2,408 2,431 3,923 3,633 Rhee 340 730 1,339 788 640 316 2,321 1,834 39 60 2,360 1,894 Alas 14 27 28 62 7 Buer 78 82 165 295 243 381 684 504 927 885 8 Alas Barat 54 57 951 1,260 142 10 210 1,157 1,527 1,030 1,015 2,187 2,542 9 Moyohilir 1,111 321 2,801 713 422 3,912 1,456 1,000 1,252 4,912 2,708 Moyo Utara 720 424 717 112 546 1,437 362 2,215 3,652 11 Moyohulu 21 350 525 978 284 120 1,448 830 170 405 1,618 1,235 12 Ropang 50 110 250 125 360 133 Lantung 32 48 58 90 Lenangguar 118 354 731 252 238 1,087 650 55 705 Lunyuk 9,080 850 8,460 5,545 1,060 9,229 600 3,325 15,624 23,235 1,324 3,400 16,948 26,635 Orong Telu 77 106 271 477 84 17 Lape 1,098 920 1,106 1,461 1,236 2,567 18 Lopok 764 376 2,521 976 3,285 19 Plampang 86 2,543 3,056 5,946 5,579 8,489 8,721 599 8,497 9,320 Maronge 87 355 1,054 534 1,247 889 505 1,394 Labangka 1,022 1,425 6,046 5,321 3,608 3,930 10,676 393 11,069 22 Empang 1,291 3,289 1,956 2,032 900 4,147 2,061 4,520 6,208 9,841 23 Tarano 1,256 3,394 1,981 1,458 1,353 4,590 4,859 697 2,399 5,287 7,258 24 Batu Lanteh 105 296 25 130 304 Jumlah 723 10,345 12,065 33,883 31,874 19,253 17,521 1,443 3,593 61,516 69,240 10,865 23,992 72,381 93,232

Trend positif peningkatan produksi jagung kab Trend positif peningkatan produksi jagung kab.Sumbawa 5 tahun terakhir, diwacanakan menjadi daerah sentra jagung NO TAHUN TANAM (Ha) LUAS PANEN (Ha) PROVITAS (Kw/Ha) PRODUKSI (TON) PENINGKATAN (%) 1. 2012 35.462 35.234 54,60 192.391 - 2. 2013 38.400 38.174 57,23 218.466 13,55 3. 2014 43.186 43.043 66,74 287.258 31,49 4. 2015 49.712 66,36 329.885 14,64 5. 2016 77.151 76.676 60,94 467.240 41,64 Rata-rata 48.782 48.568 61,17 299.048 25,38

CAPAIAN SASARAN PRODUKSI JAGUNG 1 (SATU) JUTA TON PER TAHUN STRATEGI capaian sasaran produksi jagung 1 (satu ) Juta ton per tahun dapat dicapai melalui : Luas Tambah Tanam Luas tanam jagung kabupaten Sumbawa tahun 2017 (periode oktober 2016 – September 2017) s.d Maret 2017 sebesar 93.203 Ha. Musim Hujan seluas 69.240 Ha dan Musim Kemarau I seluas 23.963 Ha. Untuk pencapaian 1 juta ton per tahun diperlukan penambahan luas tanam jagung pada lahan kering atau lahan pertanian bukan sawah (tegalan, kebun, ladang, padang rumput, lahan yang belum termanfaatkan) untuk Musim kemarau II seluas 31.797 Ha (produktivitas 8 ton/Ha) sehingga capaian luas tanam jagung 125.000 Ha. Upaya tersebut dapat tercapai apabila didukung oleh ketersediaan sumber air, seperti pembuatan sumur dangkal/bor, irigasi perpipaan/perpompaan, embung/chekdam, long storage dan cetak sawah baru. Intensifikasi Tanaman Jagung Intensifikasi tanaman jagung dapat dicapai dengan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan hasil dengan menggunakan berbagai sarana seperti pengolahan tanah yang baik, pengairan / irigasi yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman. Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan dengan pemberian bantuan bibit unggul dan pupuk dari pemerintah dan perbaikan sarana penunjang seperti perbaikan jaringan irigasi, embung/chekdam dan jalan usaha tani. Capaian dari usaha tersebut adalah peningkatan produktivitas jagung menjadi 8 – 10 ton / Ha dengan capaian produksi 1 juta ton / ha (luas tanam 125.000 Ha)

Perubahan Pola Tanam dari tanaman padi, kedelai, kacang hijau, bero diganti ke tanaman jagung). Salah satu upaya yang dilakukan guna mencapai target 1 juta ton per tahun yaitu melalui perubahan pola tanam petani pada Musim Hujan, Musim Tanam MK I dan MK II yang semula petani menanam padi, kedelai, kacang hijau dan kacang tanah di ganti ke tanaman jagung dan lahan yang bero di usahakan untuk menanam jagung seluas 140.000 Ha/Tahun. Dengan analisa perubahan sebagai berikut : Musim Hujan : luas tanam jagung minimal 85.240 Ha. Luas Jagung MH 69.240 Ha + 16.000 Ha perubahan pola tanam dari padi gogo 500 Ha , kacang hijau 500 Ha (dari total luas tanam 1.340 Ha) dan lahan kering bukan sawah (tegalan, kebun, ladang) seluas 15.000 Ha (dari total luas lahan kering 95.558 Ha) Musim Kemarau I (April – Juni): luas tanam jagung minimal 28.182 Ha Luas Jagung MK I 23.182 Ha + 5.000 Ha perubahan pola tanam dari kacang hijau 4.000 Ha (dari total luas tanam 6.593 Ha), dan kacang tanah 1.000 Ha (dari total luas tanam 1.942 Ha). Musim Kemarau II (Juli-September): luas tanam jagung minimal 26.578 Ha Luas Jagung MK II 4.040 Ha + 22.538 Ha perubahan pola tanam dari lahan yang tidak ditanami pada lahan-lahan sawah seluas 22.538 Ha. Upaya perubahan pola tanam dapat dilakukan dengan menerapkan bantuan full paket Pengembangan Jagung yang diberikan kepada kelompok tani sehingga petani tertarik untuk melakukan perubahan pola tanam ke tanaman jagung. Khusus untuk lahan yang bero penamanan baru dapat dilakukan apabila disertai dengan sarana penunjang pengembangan sumber air seperti sumur dangkal/bor, mesin pompa air, irigasi perpipaan, dan embung/chekdam. Selain itu juga pola tumpang sari jagung dapat diterapkan antara tanaman jagung dengan tanaman kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.

POLA INTEGRASI TANAMAN JAGUNG DAN TERNAK Pengembangan pertanian secara integrasi dengan mengoptimalkan segala potensi yang dipunyai merupakan suatu sistem yang sangat tepat untuk dikembangkan oleh masyarakat. Pertanian terintegrasi merupakan suatu yang berbeda dengan sistem pertanian campuran. Suatu sistem dikatakan sebagai pertanian campuran adalah ketika minimal 10 % pakan untuk ternak  berasal dari tanaman dan atau sisa- sisa tanaman, atau lebih dari 10% total produksi pertanian berasal dari aktivitas pertanian non ternak. Berdasarkan potensi dan kondisi yang ada, maka teknologi yang akan diintroduksikan diarahkan  pada  penerapan  pola  Usahatani  Integrasi Tanaman- Ternak  antara lain : Penggemukan Sapi potong Penggemukan sapi potong dengan pakan utama tongkol jagung fermentasi kering mempunyai  angka  pertumbuhan  berat mencapai rata-rata 0,7 kg/ekor/hari.

Produksi Kompos Sapi dewasa dapat menghasilkan kotoran basah 4-5 ton/tahun. Kotoran diolah menjadi kompos,  akan  dihasilkan  2-2,5  ton  kompos/ekor sapi/tahun.  Kompos  yang  dihasilkan  dapat digunakan (dikembalikan) ke sawah atau di jual. Satu hektar sawah membutuhkan kompos 1,5 - 2 ton. Apabila  kompos  digunakan  sebagai  pupuk,  maka  akan   memperbaiki sifat  fisik  tanah  dan sekaligus akan mengurangi penggunaan pupuk kimia yang harganya relatif mahal. Perhitungan  secara  parsial  menunjukkan  bahwa  biaya  untuk menghasilkan  kompos adalah Rp 125,00/kg. Harga jual kompos di tingkat petani adalah Rp 250,00–Rp 300,00/kg. Harga dasar kompos pada saat ini bisa mencapai Rp 400,00 s.d. Rp 500,00/kg. Satu hektar sawah dapat menghidupi 2 ekor sapi dewasa. Kompos yang dihasilkan dari 2 ekor sapi adalah 4-5 ton/tahun. Harga jual kompos di tingkat petani dari 2 ekor sapi adalah Rp 1.500.000,00 sd. Rp 2.000.000,00. Kalau ini dapat dilaksanakan dengan baik oleh petani di pedesaan, maka akan terjadi penyerapan tenaga  kerja,   peningkatan   kesuburan   tanah,   peningkatan    produktivitas lahan, penurunan penggunaan  pupuk  anorganik  (buatan)  yang  pada gilirannya  akan  meningkatkan  pendapatan petani.

Apabila  usahatani integrasi tanaman-ternak dapat dilaksanakan maka daya dukung tongkol jagung adalah untuk 150.000-200.000 ekor sapi/tahun. Sementara kompos yang dihasilkan dari 1 ekor sapi pertahun adalah 2 ton. Jadi kompos  yang dihasilkan seluruhnya adalah 300.000 – 400.000 ton dengan penggunaan 2 ton kompos per tahun maka sekitar 150.000-200.000 ha lahan sawah dapat diperbaiki kesuburannya. Tanaman jagung merupakan tanaman yang mempunyai produktivitas jerami sekitar dua kali lipat dari produktivitas jagung jadi seandainya jagung pipilan kering diperoleh 3,5 ton/ha maka bahan kering jerami adalah sekitar 7 ton/ha.

BANGGA MELAYANI PETANI Terima Kasih