TUBERCULOSIS PARU OLEH KELOMPOK III LIZARNI DEVI MARIA IKSIR JAUHARI.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Standar kompetensi & kompetensi dasar
Advertisements

INFEKSI.
TB PADA ANAK KeloAmpok : 4.
TUBERKULOSIS PADA ANAK ???? Oleh: Ikeu Nurhidayah K, S.Kep., Ners
TUBERCULOSIS (TB PARU)
TBC.
“SPUTUM”.
ASUHAN KEBIDANAN PADA ANAK
DIFERENSIAL DIAGNOSIS SESAK NAFAS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
BEBAS TBC dan BEBAS ROKOK.
TUBERKULOSIS Oleh : M. Marvel, S.Farm
Pelatihan Kader Tuberculosis tingkat Kabupaten dan Kecamatan
PNEUMONIA.
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
EPIDEMIOLOGI TUBERCULOSIS
DESA KARANGWUNI PUJIANTA, S.KEP
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
TBC & FILARIASIS KELOMPOK 4.
TUBERCULOSIS.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
ASMA BRONKHIALE Suharno, S.Kep.,Ners.,M.Kes.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Mikrobiologi Udara.
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
TBC pada ibu hamil dan ibu bersalin
Childhood Tuberculosis
Agung Dwi Cahyo Anif Nur A Arina Dwi S Devi Aulia FR Hidayah Nisa Asri Ati MDR TBC FARMAKOLOGI.
Nama Kelompok Ridwan Suratman Agasti Amalia Pertiwi Trijulia Purnamasari Danang Kurniawan Sischa Pravitasari Anggi Devi Hartina Panggabean.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
TUBERKULOSIS (TBC) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
Nama kelompok : 1. Berliana Nugraheni 2. Beatrico Lyo 3
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
Oleh: TIM UPTD PUSKESMAS DTP PANAWANGAN DETEKSI DINI TUBERKULOSIS (TBC)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
TBC (Tuberculosis) Achmad Ramdani Agus Setiawan Bima Nafi N.C Karmelia
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
MAHASISWA/I JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
Tuberkulosis Paru pada Usia Dewasa
Askep klien dengan penyakit TB Paru
Kelompok 3 PARU - PARU.
DEFINISI TUBERKULOSIS
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF MENAHUN
TUGAS PATOLOGI DIFTERI.
Kriteria suspek tb/mdr DAN PEMERIKSAAN DAHAK sps
TBC (Tuberculosis) Disusun oleh : - Henrdrawan wicaksono
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
TUBERKULOSIS.
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
SELAMAT DATANG KEPADA PARA PESERTA PENYULUHAN TB DOTS PAROKI HATI KUDUS YESUS TELUK DALAM, 21 OKTOBER 2014.
Disusun oleh : Enur Nurhasanah S,Kep. PKM SRIAMUR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Pemerintah melalui Program Nasional Pengendalian TB telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi DOTS (Directly Observed.
Tuberkulosa (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri “Mycobacterium Tuberculosis”.  Tuberkulosa (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh.
Gangguan pada sistem pernapasan Ika Rian Sari, S.Pd.
APA ITU TB BAHAYA PENYAKIT TB AKIBAT TB PADA MASYARAKAT GEJALA PENDERITA TB PARU PENULARAN PENYAKIT TB PEMERIKSAAN PENYAKIT TB PENGOBATAN PENYAKIT TB.
“Saatnya INDONESIA BEBAS TBC mulai dari Saya” “PEDULI TBC, INDONESIA SEHAT” Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur.
ISPA Infeksi Saluran Pernafasan Akut. ISPA  ISPA adalah infeksi saluran pernapasan akut yang terjadi secara tiba-tiba, mulai dari hidung sampai gelembung.
Oleh : Yofa Anggriani Utama,S.Kep,Ners,M.Kep
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Materi Dasar Tentang TB
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
TUBERCULOSIS (TBC) UPT PUSKESMAS ANAMBAS. TBC ITU ………………..???  BUKAN  BUKAN PENYAKIT KETURUNAN  BUKAN KARENA GUNA-GUNA  BUKAN  BUKAN JUGA KARENA.
TUBERCULOSIS. . APA ITU TBC ? 1.TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC 2.TBC dapat menyerang siapa saja dari golongan.
Tuberculosis (TBC) Puskesmas Pakem. TUBERKULOSIS (TB) Sebagian besar menyerang paru Sebagian besar menyerang paru Dpt juga menyerang organ tubuh lain.
Transcript presentasi:

TUBERCULOSIS PARU OLEH KELOMPOK III LIZARNI DEVI MARIA IKSIR JAUHARI

DEFENISI TB Paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain (Dep Kes, 2003).  

ETIOLOGI Penyakit TB Paru disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA)

PATOGENESIS Penyebaran TB Paru dari penderita terjadi melalui nuklei droplet infeksius yang keluar bersama batuk, bersin dan bicara dengan memproduksi percikan yang sangat kecil berisi kuman TB. Kuman ini melayang layang di udara yang dihirup oleh penderita lain. Faktor utama dalam perjalanan infeksi adalah kedekatan dan durasi kontak serta derajat infeksius penderita dimana semakin dekat seseorang berada dengan penderita, makin banyak kuman TB yang mungkin akan dihirupnya

Patofisiologis Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TB. Droplet yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat melewati sistem pertahanan mukosillier bronkus, dan terus berjalan sehinga sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TB berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di Paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru, saluran linfe akan membawa kuma TB ke kelenjar linfe disekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah 4 - 6 minggu. Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberculin dari negatif menjadi positif.

Infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh melalui berbagai jalan, yaitu: Percabangan bronkhus Sistem saluran limfe Aliran darah

KLASIFIKASI TB PARU BERDSRK’ HSL PEMERIKSAAN : TB Paru BTA Positif Disebut TB Paru BTA (+) apabila sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS (Sewaktu Pagi Sewaktu) hasilnya positif, atau 1 spesimen dahak SPS positif disertai pemeriksaan radiologi paru menunjukan gambaran TB aktif. TB Paru BTA Negatif Apabila dalam 3 pemeriksaan spesimen dahak SPS BTA negatif dan pemeriksaan radiologi dada menunjukan gambaran TB aktif. TB Paru dengan BTA (-) dan gambaran radiologi positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan, bila menunjukan keparahan yakni kerusakan luas dianggap berat.

BERDSRK’ TIPE PENDERITA Kasus baru Kambuh (relaps) Pindahan (transferin) Kasus berobat setelah lalai (default/drop out)

MANIFESTASI KLINIS Diagnosa TB berdasarkan gejala/manifestasi klinis dibagi menjadi 3, diantaranya: Gejala respiratorik meliputi: Batuk Batuk darah Sesak napas Nyeri dada

2. Gejala sistemik a. Demam Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza. b. Gejala sistemik lain : Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta malaise. 3. Gejala Tuberkulosis ekstra Paru Tergantung pada organ yang terkena, misalnya : limfedanitis tuberkulosa. Meningitsis tuberkulosa, dan pleuritis tuberkulosa.

Pemeriksaan diagnostik Pemeriksaan sputum (S-P-S) Pemeriksaan tuberculin Pemeriksaan Rontgen Thoraks   Pemeriksaan Laboratorium

Test tuberkulin (test mantoux). Dengan menyuntikan 0,1 cc tuberkulin secara intrakutan, hasil : Indurasi 0 – 5 mm : mantoux (-). Indurasi 6 – 9 mm : meragukan. Indurasi 10 – 15 mm : mantoux (+). Indurasi > 16 mm : mantoux (+) kuat.

Pencegahan Pemeriksaan kontak Mass chest X-ray Vaksinasi BCG Kemoprofilaksis Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE)

Pengobatan Untuk program nasional pemberantasan TB paru, WHO menganjurkan panduan obat sesuai dengan kategori penyakit. Kategori didasarkan pada urutan kebutuhan pengobatan dalam program. Untuk itu, penderita dibagi dalam empat kategori sebagai berikut:

Kategori I Kategori I adalah kasus baru dengan sputum positif dan penderita dengan keadaan yang berat seperti meningitis, TB milier, perikarditis, peritonitis, pleuritis massif atau bilateral, spondiolitis dengan gangguan neurologis, dan penderita dengan sputum negatif tetapi kelainan parunya luas, TB usus, TB saluran perkemihan, dan sebagainya. Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).

Kategori II Kategori II adalah kasus kambuh atau gagal dengan sputum tetap positif.  diberikan kepada : Penderita kambuh Penderita gagal  terapi Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat

Kategori III Kategori III adalah kasus sputum negatif tetapi kelainan parunya tidak luas dan kasus TB di luar paru selain yang disebut dalam kategori I. Kategori IV Kategori IV adalah tuberkulosis kronis. Prioritas pengobatan rendah karena kemungkinan keberhasilan rendah sekali.

Obat obat Anti Tuberculosis INH Rifampisin Pyrazinamid Ethambutol Streptomicin

Asuhan Keperawatan Pengkajian : Identitas Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit klrg Pengkajian psikososiospiritual Pemeriksaan fisik

Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental / sekret darah, upaya batuk buruk, dapat ditandai dengan: Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal. Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor. Dispnoe. Gangguan pertukaran gas berhubungan penurunandengan permukaan efektif, atelektasis, kerusakan membran alveolar kapiler, sekret kental, tebal, dan edema bronchial.

Sambungan>>>> Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivitas ulang ) berhubungan dengan pertahanan primer tak adekuat, penurunan kerja silia / statis sekret, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses peradangan ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (hypertermi).

Intervensi ( u/ dx 1 ) Bersihan jalan nafas tak efektif, berhubungkan dengan sekret kental / sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk, edema tracheal / faringeal dapat ditandai dengan: Frekuensi pernafasan, irama, kedalaman tak normal. Bunyi nafas tak normal, ( ronchi, mengi ) stridor. Dispnoe.

Rencana jangka pendek : Membersihkan nafas pasien. Mengeluarkan sekret tanpa bantuan. Rencana jangka panjang : Menunjukan perilaku untuk memperbaiki / mempertahankan bersihan jalan nafas.

Rencana keperawatan Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi, bantu pasien untuk latihan nafas dalam. Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan, ventilasi meksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.

Bersihkan sekret dari mulut dan trakea ; pengisapan sesuai dengan keperluan. Rasional : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal ( misalnya ; efek infeksi dan atau tidak   adekuat hydrasi ) sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan oleh kerusakan ( kapitasi ) paru atau luka bronkial, dan dapat memerlukan evaluasi / intervensi lanjut. Mencegah obstruksi / aspirasi, penghisapan dapat diperlukan bila pasien tidak mampu  mengeluarkan sekret

Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa / batuk efektif, catat karakter, jumlah sputum dan adanya hemoptisis. Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman serta penggunaan otot aksesori. Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukan atelektasis, ronchi, mengi, menunjukan  akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan peningkatan kerja pernafasan.