KEADAAN EKONOMI AWAL KEMERDEKAAN KEBIJAKAN EKONOMI AWAL KEMERDEKAAN 1. Inflasi yang sangat tinggi 2. Mewarisi sistem ekonomi Jepang 3. Kas negara kosong 4. Tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran negara. 5. Adanya blokade ekonomi, oleh Belanda (NICA 1. Pinjaman Nasional 2. Konferensi Ekonomi, Februari 1946 3. Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 4. Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (RERA) 5. Rencana Kasimo (Kasimo Plan) 6. Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE) 7. Menetapkan tiga mata uang 8. Pembentukan Bank Negara Indonesia 9. Nasionalisasi Javasche Bank 10. Ekonomi Benteng 11. Sistem Ali-Baba
Gunting Syafrudin , ( Syafrudin Prawiranegara menteri keuangan, 20 Maret 1950 ) Pemotongan nilai uang ( Sanering ), uang Rp. 2,50 menjadi setengahnya. Program Benteng ( Benteng group ) Perancang Dr. Sumitro Djojohadikosumo menteri keuangan kabinet Natsir Sistem / kebijakan ekonomi untuk mengubah struktur ekonomi colonial ke system ekonomi nasional, dan membangun ekonomi nasional yang kuat seperti Benteng. Sehingga pengusaha pribumi dapat berpartisipasi dalam perekonomian nasional. Langkah pemerintah : Memberi bantuan modal Memberi bantuan bimbingan manajemen Memberi kemudahan Hasil Gagal, pengusaha pribumi tidak dapat bersaing dengan nonpribumu dalam system liberal. Mentalitas pengusaha pribumi cendrung konsumtif, ingin cepat mendapat keuntungan yang besar, dan ingin meikmati hidup mewah.
Nasionalisasi de Javasche Bank Untuk menciptakan kestabilan keuangan, de Javasche Bank diambil alih pengelolaanya oleh pemerintah dan dijadikan bank nasional yaitu : Bank Indonesia sebagai bank sentral dan bank sirkulasi. Sistem Ekonomi Ali Baba ( Iskaq Tjokrohadisuryo, ketreti keuangan cabinet Ali S I ) Tujuan sama dengan Benteng, membentuk ekonomi nasional. kerjasama antara pengusaha pribumi ( Ali ) dengan pengusaha nonpribumi ( Baba ), langkah : Pengusaha nonpibumi berkewajiban member pelatihan dan tanggungjawab kepada pengusaha pribumi Menempatkan pengusaha pribumi dala jabatan staf. Pemerintah member bantuan kredit dan lisensi untuk pengusaha swasta. Memberikan perlindungan agar dapat bersaing dengan pengusaha asing.
Hasil : gagal karena Pengusaha pribumi kurang pengalaman, sehingga dijadikan alat untuk mendapatkan kredit dari pemerintah Yang lain sama dengan ekonomi benteng.