REFLEKSI & kontemplasi manuSia dlm SEJARAH
PENGERTIAN REFLEKSI SEJARAH ARTI BERFIKIR REFLEKTIF. BERFIKIR REFLEKTIF SEBAGAI METODE FILSAFAT. BERFIKIR REFLEKTIF DALAM SEJARAH
ARTI BERFIKIR REFLEKTIF. A.S HORNBY, “OXFORD ADVANCED LEARNER’S DICTIONARY OF CURRENT ENGLISH “(1995 : 980) MENJELASKAN REFLEKTIF DENGAN MAKNA : TENDING TO THINK DEEPLY ABOUT THING. CAPABLE OF REFLECTING SOMETHING. MAKNA TERSEBUT JELAS MENUNJUKKAN KEPADA UPAYA ATAU KEMAMPUAN UNTUK BERFIKIR ATAU MEMIKIRKAN SEDALAM-DALAMNYA MENGENAI ATAU TENTANG SESUATU.
ARTI BERFIKIR REFLEKTIF. REFLEKSI BERASAL DARI REFLECTION (BHS INGGRIS) LEBIH MENUNJUK KEPADA KEGIATAN ATAU PROSES UNTUK BERFIKIR SEDALAM- DALAMNYA MENGENAI SESUATU (THE ACTION OR PROCESS OF REFLECTING).
ARTI BERFIKIR REFLEKTIF. MAKNA REFLEKSI SEJARAH (BAHASA INDONESIA) : KATA KERJA, REFLEKSI SEJARAH MENGANDUNG MAKNA KEGIATAN/AKTIVITAS ATAU PROSES BERFIKIR REFLEKTIF (SEDALAM-DALAMNYA) MENGENAI SEJARAH. KATA BENDA, REFLEKSI SEJARAH BERMAKNA SEBAGAI HASIL DARI KEGIATAN ATAU PROSES BERFIKIR REFLEKTIF TENTANG SEJARAH DALAM BENTUK GAGASAN, PEMIKIRAN, AJARAN, BAHKAN FILSAFAT TENTANG SEJARAH. REFLEKSI SEJARAH INDONESIA : HASIL ATAU GAGASAN TENTANG SEJARAH INDONESIA, YANG SESUAI DENGAN AJARAN, PAHAM, FILSAFAT BANGSA INDONESIA.
BERFIKIR REFLEKTIF SEBAGAI METODE FILSAFAT METODE FENOMENOLOGIS : HAKEKAT FENOMENA YANG SESUNGGUHNYA BERADA DI BALIK YANG MENAMPAKKAN DIRI. PENGAMATAN PERTAMA (FIRST LOOK) BELUM SANGGUP MEMBUAT FENOMENA ITU MENGUNGKAPKAN HAKEKAT DIRINYA. KARENA ITU DIPERLUKAN PENGAMATAN KEDUA (SECOND LOOK) YANG DISEBUT SEBAGAI PENGAMATAN INTUITIF.
BERFIKIR REFLEKTIF SEBAGAI METODE FILSAFAT PENGAMATAN INTUITIF : HARUS MELEWATI TIGA TAHAP REDUKSI ATAU PENYARINGAN. YAITU REDUKSI FENOMENOLOGIS, REDUKSI EIDITIS, DAN REDUKSI TRANSENDENTAL. REDUKSI FENOMENOLOGIS : MENYISIHKAN ATAU MENYARING PENGALAMAN PERTAMA YANG TERARAH KEPADA EKSISTENSI FENOMENA. PENGALAMAN INDRAWI, PERLU DISISIHKAN DAN DISARING LEBIH DAHULU SEHINGGA TERSINGKIRLAH SEGALA PRASANGKA, PRAANGGAPAN DAN PRATEORI.
BERFIKIR REFLEKTIF SEBAGAI METODE FILSAFAT FENOMENA DIAMATI DALAM HUBUNGANNYA DENGAN KESADARAN TANPA MELAKUKAN REFLEKSI TERHADAP FAKTA-FAKTA YANG DITEMUKAN, HANYA MENYINGKIRKAN SUBYEKTIFITAS. REDUKSI EIDITIS : UPAYA UNTUK MENEMUKAN EIDOS ATAU HAKEKAT FENOMENA YANG TERSEMBUNYI. SEGALA YANG DILIHAT HARUS DIANALISIS SECARA CERMAT DAN LENGKAP AGAR TIDAK ADA YANG TERLUPAKAN. PERHATIAN PENGAMAT HARUS SENANTIASA TERARAH KEPADA ISI YANG PALING FUNDAMENTAL DAN SEGALA YANG BERSIFAT PALING HAKIKI.
BERFIKIR REFLEKTIF SEBAGAI METODE FILSAFAT REDUKSI TRANSENDENTAL : MENYISIHKAN DAN MENYARING SEMUA HUBUNGAN ANTARA FENOMENA YANG DIAMATI DAN FENOMENA LAINNYA. REDUKSI TRANSENDENTAL HARUS MENEMUKAN KESADARAN MURNI DENGAN MENYISIHKAN KESADARAN EMPIRIS SEHINGGA KESADARAN DIRI SENDIRI TIDAK LAGI BERLANDASKAN PADA KETERHUBUNGAN DENGAN FENOMENA LAINNYA.
METODE FILSAFAT YANG LAIN. METODE KONTEMPLATIF : MERENUNG. METODE SPEKULATIF : MERENUNG TAPI LEBIH KRITIS, ANALISIS DAN REFLEKTIF. DENGAN PEMIKIRAN REFLEKTIF (REFLECTIVE THINKING) PERENUNGAN SPEKULATIF LEBIH BERUSAHA UNTUK MENGANALISIS, MEMBANDINGKAN DAN MENGHUBUNGKAN ANTAR BERBAGAI MASALAH, MENYIMPULKAN DAN KEMUDIAN MENILAINYA BERULANG- ULANG HINGGA DAPAT DIPEROLEH PENGERTIAN YANG MENDALAM DAN MANTAP.
METODE FILSAFAT YANG LAIN METODE DEDUKTIF : UMUM KE KHUSUS. METODE INDUKTIF : KHUSUS KE UMUM. METODE REFLEKTIF FENOMENOLOGIS : PERTAMA, HENDAKNYA FILSAFAT MAMPU MENJELASKAN GEJALA-GEJALA (FENOMENA) SECARA OBJEKTIF, DAN KEDUA HARUS BERUPAYA MAMPU MENANGKAP STRUKTUR YANG ESSENSIAL DAN STABIL DARI SETIAP GEJALA.
BERFIKIR REFLEKTIF DALAM SEJARAH BERCERMIN DARI PERISTIWA MASA LALU UNTUK SEKARANG DAN PREDIKSI YANG AKAN DATANG. BERFIKIR REFLEKTIF MENGENAI KODRAT SEJARAH MENGHASILKAN FILSAFAT SEJARAH. HARRY RITTER (1986) : PHILOSOPHY OF HISTORY IS A REFLEKTION ON THE NATURE OF HISTORY. HISTORY BEING UNDERSTOOD AS EITHER THE COURSE OF HUMAN EVENTS, OR MORE NARROWLY, AS THE SPECIALIZED ACTIVITY OF HISTORIANS.
BERFIKIR REFLEKTIF DALAM SEJARAH STRUKTUR FENOMENA SEJARAH MEMILIKI DIMENSI INTERNAL DAN EKSTERNAL. DIMENSI INTERNAL SEJARAH PADA HAKEKATNYA ADALAH NILAI (VALUES) DAN NURANI (CONSIENCE) BANGSA YANG MENJADI ROH, JIWA ATAU SUMBER YANG MENGGERAKKAN FENOMENA-FENOMENA EKSTERNAL. DIMENSI EKSTERNAL ; RANGKAIAN PERISTIWA- PERISTIWA KOMITMEN DAN KESETIAAN PERJUANGAN SEJARAH DARI WAKTU KE WAKTU DARI GENERASI-KE GENERASI BANGSA. DIMENSI INTERNAL YANG SAMA MEMBERIKAN MAKNA, HEKEKAT, HARKAT, DAN MARTABAT SERTA HARI DEPAN SEJARAH MANUSIA.