PEDOSFER
Tanah = Lahan?
Perbedaan Tanah dan Lahan Tanah: sebagai materi berdimensi tiga, yaitu panjang, lebar, dan kedalaman. Mengacu pada perwujudan tanah secara fisik. Kajiannya mencakup bagian dari ilmu tanah (pedology). Tanah memilki berbagai lapisan (horizon). Memilki banyak klasifikasi tanah. Lahan: mengacu pada muka tanah sebagai ruang (space) berdimensi dua, yaitu memiliki panjang dan lebar. Mengacu pada fungsi sosial tanah. Kajiannya mencakup bagian dari tata guna lahan (land use). Lahan tidak memilki horizon. Klasifikasi lahan : lahan potensial dan lahan kritis.
Komposisi Tanah
Mineral Berasal dari ? Pelapukan batu – batuan. Terbagi atas 2 : Primer Berasal langsung dari batuan yang lapuk, terdapat pada tanah pasir dan debu Sekunder Berasal dari bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung, terdapat pada tanah liat
Air Terdapat di dalam tanah karena : Ditahan (diserap) oleh massa tanah Tertahan oleh lapisan kedap air Keadaan drainase yang kurang baik Air di dalam tanah dibedakan menjadi 2 : 1. Air higroskopik Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga tidak dapat digunakan tanaman. 2. Air kapiler Air dalam tanah, dimana gaya kohesi dan gaya adhesinya > gravitasi dapat bergerak ke samping/ke atas. Sebagian besar dari air kapiler merupakan air yang tersedia (dapat diserap oleh tanaman).
Udara Peran mengisi pori-pori tanah. Susunan udara dalam tanah : Kandungan H2O > (tanah-tanah lembab mempunyai udara dengan kelembaban relatif hampir 100%) Kandungan CO2 > Kandungan O2 < ( kegiatan pernafasan organisme hidup dalam tanah & akar-akar tanaman yang mengambil O2)
Bahan Organik Berasal dari ? Sisa-sisa tumbuhan yang mati dan mengalami pelapukan Terdapat di mana ? Umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya ? Hanya sekitar 5%, tapi berpengaruh besar terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman.
Pengaruh bahan organik terhadap sifat-sifat tanah dan pertumbuhan tanaman : Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah Sumber unsur hara Menambah kemampuan tanah untuk menahan air Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara Sumber energi bagi mikroorganisme
Faktor-faktor Pembentuk Tanah T = f (ROBI. Wiraman) T = Tanah R = Relief/topografi O = Organisme B = Bahan induk I = Iklim W = Waktu
Relief/Topografi Relief mempengaruhi proses pembentukan tanah dengan cara : Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap/ditahan massa tanah Mempengaruhi dalamnya air tanah Mempengaruhi tinggi rendahnya erosi Mempengaruhi gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut di dalamnya
Organisme Berperan : Akumulasi bahan organisme Siklus unsur hara Membentuk struktur tanah yang stabil
Bahan Induk Jenis batuan bahan induk pembentuk tanah Batuan beku pelapukan Batuan sedimen pengikisan Batuan metamorf pengangkutan pengendapan jenis-jenis tanah tertentu
Iklim Faktor iklim terpenting? suhu dan curah hujan. Suhu dan curah hujan yang tinggi di daerah tropis proses pelapukan dan pencucian berjalan cepat
Waktu Waktu pembentukan tanah berbeda-beda Proses pembentukan tanah yang terus berlangsung, bahan induk tanah akan berubah berturut-turut menjadi : Tanah muda Tanah dewasa Tanah tua
Profil Tanah Adalah penampang vertikal dari tanah yang menunjukkan susunan horizon. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut dari atas ke bawah adalah horizon O, A, E, B, C dan R.
Profil Tanah Horizon O - Bagian atas, lapisan tanah organik, yang terdiri dari humus. Horizon A – Terletak di bawah horizon O, terdiri dari humus (sedikit) dan lempung, tempat pertumbuhan akar yang luas, lapisan tempat manusia melakukan aktivitas pertanian
Profil Tanah Horizon E - Horizon mineral yang telah tereluviasi (tercuci) sehingga kadar (bahan organik tanah, liat silikat, Fe dan Al) rendah tetapi pasir dan debu kuarsa dan mineral resisten lainnya tinggi, berwarna terang
Profil Tanah Horizon B - Horizon illuvial atau horizon tempat terakumulasinya bahan-bahan yang tercuci dari horison diatasnya (akumulasi bahan eluvial). Horizon C - juga disebut regolith, tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan organik yang ditemukan di lapisan ini. Horizon R (bedrock) – Lapisan bawah semua lapisan lainnya.
Sifat-sifat dan Morfologi Tanah Warna tanah Perbedaan warna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organik maka warna tanah makin gelap.
2. Tekstur Tanah Menunjukkan kasar halusnya tanah Tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas tekstur, yaitu kasar, agak kasar, sedang, agak halus, dan halus Tekstur tanah berkaitan dengan kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara Tekstur tanah yang baik adalah tanah lempung dengan perbandingan antara pasir, debu dan tanah liat harus sama, sehingga tanah tidak terlalu lepas dan tidak terlalu lekat.
3. Struktur Tanah Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah dibedakan menjadi : a. Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A. b. Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering. c. Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering. d. Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah. e. Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim basah. f. Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A. g. Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
4. Konsistensi Konsistensi adalah gaya adhesi dan kohesi pertikel tanah dengan benda lain. Mengetahui kosistensi tanah harus dijelaskan keadaannya, yaitu dalam keadaan basah, lembab, atau kering. 5. Pori-pori Tanah Bagian yang tidak terisi bahan padat tanah (terisi oleh udara dan air) Porositas tanah dipengaruhi oleh : kandungan bahan organik, struktur tanah dan tekstur tanah
6. pH Tanah pH tanah derajat keasaman tanah. Tanah masam jumlah unsur H- lebih tinggi. Tanah basa (alkali) kandungan ion OH+ > ion H+. Tanah netral kandungan ion H- = ion OH- atau tanah yang mempunyai pH = 7. Untuk tanah yang terlalu masam dapat dinaikan pHnya dengan menambahkan kapur. Sedangkan tanah yang terlalu basa (alkali) dapat diturunkan pHnya dengan menambahkan belerang.
Jenis Tanah 1. Tanah Organik Tanah organik secara umum dinamakan tanah gambut. Jenis tanah ini mengandung banyak bahan organik, berwarna cokelat keam sampai hitam, berkadar air tinggi, dan bereaksi asam (pH antara 3 – 5) Berdasarkan proses pembentukannya, gambut dibedakan sebagai berikut : a. Gambut Ombrogen, terbentuk karena pengaruh curah hujan yang airnya menggenang. Persebarannya meliputi hampir seperlima Sumatra, sepanjang pantai Malaysia, Kalimantan, dan Pantai Selatan Papua. b. Gambut Topogen, terbentuk karena pengaruh topografi. Gambut ini meluas di Rawa Lakbok, Pangandaran, Rawa Pening, Jati Toto, Tanah Payau di Deli, dan danau – danau di Kalimantan Selatan. c. Gambut Pegunungan, terbentuk di daerah pegunungan
2. Tanah Tanpa Diferensiasi Horizon Tanah tipe ini belum mengalami diferensasi profil membentuk horizon sehingga masih dianggap lapisan-lapisan tanah saja. Tanah ini di bagi menjadi 3 jenis : a) Tanah litosol Tanah litosol merupakan tanah muda sehingga bahan induknya sangat dangkal (kurang dari 45 cm). b) Tanah aluvial Tanah aluvial meliputi lahan yang sering atau baru saja mengalami banjir sehingga dianggap masih sangat muda dan belum terlihat horizon. c) Tanah regosol Tanah regosol adalah tanah yang belum menunjukkan diferensasi horizon walaupun pada tanah regosol tua horizon A1 sudah tampak, yaitu berwarna abu-abu dan belum mengalami pelapukan.
3. Tanah Merah Tanah merah meliputi sebagian besar lahan di Indonesia 3. Tanah Merah Tanah merah meliputi sebagian besar lahan di Indonesia. Terbentuk dari batuan beku, sedimen, dan malihan dengan iklim agak kering sampai basah. 4. Tanah Andosol Tanah andosol adalah tanah yang berwarna hitam kelam, mengandung bahan organik, dan lempung tipe amorf. Tanah ini tersebar di daerah vulkanik. 5. Tanah Grumosol (Vertisol) Tanah grumusol pada umumnya mempunyai tekstur liat, berwarna kelabu hingga hitam, pH netral hingga alkalis, dan mudah pecah saat musim kemarau. Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 250C. 6. Tanah Hidrosol Tanah ini memiliki ciri prioritas dan drainase yang buruk sehingga kurang bermanfaat bagi pertanian. Topografi tanah ini datar dan sering tergenang. 7. Tanah Garam Jenis tanah ini tersebar sebagai tanah zonal didaerah kering (arid dan semi arid). Di Indonesia jenis tanah ini terdapat di Nusa Tenggara Timor. 8. Tanah Podsol Tanah ini berada pada ketinggian 10 meter di atas permukaan laut yang tersusun atas pasir kuarsa dengan pertumbuhan yang sangat jarang.
Kerusakan Tanah Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi : Curah hujan : Intensitas, jumlah dan distribusi hujan Kepekaan tanah terhadap erosi : tekstur tanah, bentuk dan kemantapan struktur tanah, dll Lereng Vegetasi Manusia
Metode Pengawetan Tanah Vegetatif : a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan bawah. b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya. c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3 – 8% d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya bahan organik tanah. e. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan pe-nanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan tanah. f. Pergiliran tanaman (crop rotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang. g. Sistem mulching adalah suatu cara pengolahan tanah dengan meninggalkan sisa-sisa tanaman di permukaan atau dibenamkan kedalam tanah, dengan maksud menggunakan pupuk alam untuk menjaga kesuburan tanah, menjaga kelembaban tanah serta menekan pertumbuhan gulma dan penyakit sehingga membuat tanaman tumbuh dengan baik.
Metode Pengawetan Tanah 2. Mekanik : a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour tillage), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan memperbesar resapan air. b. Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija. c. Pembuatan teras (terasering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi. d. Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai.
Metode Pengawetan Tanah 3. Kimia : Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan tanah. Metode kimia juga menggunakan preparat kimia sintetis atau alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau pemantap struktur tanah. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi stabil
Terima Kasih