Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DRAINASE JALAN RAYA.
Advertisements

ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
Pertemuan 6 <<Judul>>
Hidraulic Radius (Rh) = A A = Luas Penampang P P = Penampang basah
PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI
Saluran dan Bangunan Irigasi
#06 Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air
DASAR-DASAR PERHITUNGAN PENYALURAN AIR BUANGAN
Bangunan Bagi dan Bangunan Sadap
13 MODUL 13 Stabilitas lereng (lanjutan) 1 Jurusan Teknik Sipil
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto Teknik Sipil Unsoed
Kuliah Hidraulika Wahyu Widiyanto
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Bangunan Pengambilan dan Pembilas
Fungsi Bangunan-Bangunan dengan Kontrol Hulu
Irigasi ii (Pertemuan iii)
Irigasi I Jaringan Irigasi.
Bangunan Bendung Three Gorges Dam, China.
Bangunan Bagi.
I Putu Gustave Suryantara Pariartha
I Putu Gustave Suryantara Pariartha
Bangunan Utama Bangunan Bendung.
PERENCANAAN SALURAN IRIGASI
ALIRAN SERAGAM.
IRIGASI Bangunan Utama - 1 Sanidhya Nika Purnomo.
LANDASAN TEORI.
Irigasi II DOSEN PENGAMPU DONNY DWY JUDIANTO LEIHITU, ST, MT
Pertemuan Hidrolika Saluran Terbuka
Menghitung Potensi Daya Potensi daya : Pt = ρ.g.Q.H n.η o Pt= daya terbangkit (W), ρ= rapat massa air (kg/m 3 ), g= gravitasi (m 2 /detik), Q= debit aliran.
ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP
Analisis Kontur.
Infrastruktur Air Jaringan Irigasi.
Pertemuan 10 Drainase Jalan Raya
Pertemuan <<#>> <<Judul>>
Pertemuan 6a BANGUNAN SILANG DAN BANGUNAN TERJUN
JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS JAYABAYA
Pertemuan 1 Matakuliah : S0462/IRIGASI DAN BANGUNAN AIR Tahun : 2005
Perencanaan Hidraulis
Saluran Terbuka dan Sifat-sifatnya
Bangunan Utama – 2: - Bangunan Bendung
Kuliah Mekanika Fluida
Sistem Jaringan Irigasi
Kuliah ke-2 PENGENDALIAN SEDIMEN DAN EROSI
BANGUNAN PEMBAWA – I: Bangunan Siku dan Tikungan Gorong-gorong
Irigasi I Jaringan Irigasi.
Penggunaan persamaan energi pada aliran berubah cepat
4. Rencana Tata Letak ( Lay out )
ASPEK HIDRAULIKA Kuliah ke-3 Drainase.
DINDING PENAHAN SUNGAI DI PERUMAHAN GRAHA NATURA.
PERENCANAAN TANGGUL SUNGAI
Perencanaan Bendung.
Perencanaan Bangunan Utama
DRAINASE JALAN RAYA.
SALURAN PEMBERHENTIAN
HIDROLIKA SALURAN TERBUKA
Topik 4 Drainase Permukaan Pertemuan suhardjono 12/27/2018.
DRAINASE PERMUKIMAN DAN JALAN RAYA
NAMA KELOMPOK : 1. ADRIANNE AGNESTE DK DESI PURNAMASARI KELAS: 3B KEAIRAN.
MATA KULIAH HIDROLIKA. III. SISTEM PENILAIAN 2 URAIANNilai Relatif ABSEN10 % KUIS30 % TUGAS BESAR25 % UJIAN35 % TOTAL100 %
REKAYASA JALAN (TSP – 214) DRAINASE JALAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA
BANGUNAN PELENGKAP JEMBATAN
PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO
SURVEI DAN INVESITIGASI PERENCANAAN BANGUNAN SABO
PERENCANAAN BANGUNAN SABO
PERENCANAAN DIMENSI BANGUNAN SABO PERENCANAAN BANGUNAN SABO
This presentation uses a free template provided by FPPT.com BENDUNGAN TIPE URUGAN KELOMPOK 8.
PENGANTAR DAN PENGENALAN SABO
Kelompok 4 Jul Arfa GoratF Dela Angelina F Firman SiregarF Dian Hestiyantari F REGULATOR.
A. Pengertian dan Fungsi. Pondasi banguan adalah konstruksi yang paling pentingpada suatu bangunan karena pondasi berfungsi sebagai : Penahan seluruh beban.
Transcript presentasi:

Bangunan Persilangan Jalur saluran irigasi mulai dari intake hingga bangunan sadap terakhir seringkali harus berpotongan atau bersilangan dengan berbagai rintangan , diantaranya : Jalan Saluran lainnya Sungai Untuk itu diperlukan bangunan persilangan agar dapat menyeberangkan debit yang dialirkan oleh saluran dari bagian hulu ke bagian hilirnya

Siphon Bangunan persilangan yang dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya terpotong oleh lembah dengan bentang panjang atau terpotong oleh sungai. Berupa saluran tertutup berpenampang lingkaran atau segi empat yang dipasang dibawah dasar sungai, atau bisa juga dipasang di atas permukaan tanah jika melintasi lembah (cekungan). Konstruksi siphon jika penampang melintang berupa segi empat biasanya dibuat dari beton bertulang (reinforced concrete), jika penampang melintang berupa lingkaran biasanya dibuat dari baja.

Didalam perencanaan siphon (melintasi dasar sungai) ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, antara lain : Siphon harus mampu menahan gaya uplift pada saat kondisi airnya kosong, yaitu gaya yang disebabkan oleh tekanan hidrostatis dari bawah konstruksi siphon, menekan konstruksi siphon ke arah atas. Siphon harus dibuat pada kedalaman yang cukup di bawah dasar sungai dan aman terhadap bahaya gerusan tanah dasar sungai (degradasi) maupun bahaya gerusan lokal akibat dasar sungai yang terganggu Untuk mengurangi kehilangan energi maka lokasi siphon diusahakan pada bentang sungai terpendek, serta memperkecil jumlah belokan pada konstruksi siphon

Siphon Perhitungan hidraulika siphon : Data-data Debit saluran (Qmaksimum) = 2.88 m3/dt Lebar dasar saluran B = 5.77 m Kedalaman aliran h = 1.27 m Kecepatan aliran di sal. V = 0.46 m/dt Elevasi dasar saluran hilir = +13.09 Elevasi muka air hilir = +14.36 Panjang siphon = 59.05 m Penampang siphon = segi empat Siphon melintasi sungai, sehingga konstruksi siphon diletakkan di bawah dasar sungai. Siphon direncanakan mempunyai 2 jalur (double barrel).

Talang Merupakan salah satu bangunan persilangan yang dibangun untuk mengalirkan debit yang dibawa oleh saluran yang jalurnya terpotong oleh lembah dengan bentang panjang atau terpotong oleh sungai. Bangunan talang berupa saluran terbuka yang dipasang membentang dari tebing sisi hulu ke tebing sisi hilir. untuk menyeberangkan debit. Aliran di dalam talang harus dalam kondisi yang stabil (Fr < 0.7) atau dalam kondisi sub kritis Data-data : Debit saluran (Qmaksimum) = 2.88 m3/dt Kedalaman aliran di saluran = 1.27 m (sebelum bangunan talang) Elevasi dasar saluran =+13.17 (sebelum bangunan talang) Elevasi muka air di saluran = +14.44 (sebelum bangunan talang) Panjang bentang talang L = 31 m Koefisien Strickler k = 70

Bangunan Terjun Bangunan terjun dibangun untuk mengatasi kemiringan medan yang terlalu curam, sementara kemiringan yang dibutuhkan oleh saluran tergolong landai. Bangunan terjun biasanya dibangun pada daerah yang kondisi topografinya memiliki kelerengan yang curam. Ada 4 bagian dari bangunan terjun yaitu : Bagian pengontrol, berada di hulu sebelum terjunan, berfungsi untuk mencegah penurunan muka air yang berlebihan. Bagian pembawa, berfungsi sebagai penghubung antara elevasi bagian atas dengan bagian bawah. Peredam energi, berfungsi untuk mengurangi energi yang dikandung oleh aliran sesudah mengalami terjunan sehingga tidak berpotensi merusak konstruksi bangunan terjun. Perlindungan dasar bagian hilir, berfungsi untuk melindungi dasar dan dinding saluran dari gerusan air sesudah mengalami terjunan.

Bagian Pengontrol Bagian ini terletak sebelah hulu (sebelum terjunan), dengan adanya bagian pengontrol ini, maka penurunan muka air yang berlebihan bisa dicegah. Ada 2 alternatif mekanisme untuk mengendalikan muka air di bagian hulu, yaitu : Memperkecil luas penampang basah. Memasang ambang (sill) dengan permukaan hulu miring. Untuk saluran yang kandungan sedimennya tinggi disarankan tidak memasang ambang (sill), karena akan mempercepat sedimentasi di saluran bagian hulu. Bagian Pembawa Bagian ini berupa terjunan dengan bentuk terjunan tegak (vertikal) atau terjunan miring. Jika beda tinggi (tinggi terjunan) lebih dari 1.5 m, maka bagian pembawa berupa terjunan miring, jika beda tinggi (tinggi terjunan) kurang dari 1.5 m maka dipakai bangunan terjun tegak (vertikal).

Peredam Energi Peredam energi berfungsi untuk mengurangi potensi kerusakan akibat energi yang terkandung dalam aliran, sehingga tidak merusak konstruksi bangunan terjun. Tipe peredam energi yang akan dipilih tergantung dari bilangan Froude yang terjadi di dalam aliran. Perlindungan Dasar Segera sesudah aliran mengalami terjunan, kecepatan aliran tergolong masih tinggi meskipun sudah dipasang bangunan peredam energi, sehingga masih diperlukan perlindungan dasar saluran yang biasanya berupa pasangan bronjong (gabion) untuk menghindari gerusan pada dasar saluran atau pada dinding saluran

Data-data sebagai berikut : Debit rencana Q = 7.57 m3/dt Lebar dasar B = 5.77 m Kedalaman aliran y1 = 1.65 m Kemiringan dasar saluran i = 0.00014 Kemiringan dinding m = 1.5 (sisi horizontal) Koefisien Strickler k = 42.5 Kondisi saluran banyak mengangkut sedimen. Beda tinggi antara muka air di hulu dan hilir (terjunan ) z = 1.61 m Kedalaman aliran sesudah terjunan y2 = 1.65 m.