VENTRICULAR TACHICARDIA Kelompok 3: Galih Feby H 17113105A Moch irfan S 17113106A Yodi Tandi I 17113107A Novi Rahmadi S 17113108A
DASAR TEORI Ventricular tachycardia adalah detak jantung dengan kecepatan tinggi yang berasal dengan sinyal listrik abnormal dalam ventrikel. Cepatnya detak jantung memungkinkan ventrikel untuk mengisi dan berkontraksi dengan efisien untuk memompa darah. Ventricular tachycardia merupakan keadaan darurat yang mengancam nyawa. EPIDEMIOLOGI Ventricular Tachycardi adalah gangguan Ritme jantung yang ditandai dengan detak jantung yang teratur dan cepat. Pada ventrikel tachycardi jantung pada umumnya berdetak > 100 msec, karena adanya gangguan pada impuls elektrik normal. Impuls yang cepat masuk ke ventrikel yang menyebabkan ventrikel berkontraksi dengan cepat sehingga tidak memugkinkan ventrikel terisi darah dengan cukup yang pada akhirnya ventrikel tidak dapat memompakan darah dengan baik keseluruh tubuh, jika tidak dirawat
Klasifikasi Jenis VT Berdasarkan ECG VT monomorphic : memiliki morfologi gelombang QRS yang sama bentuknya, irama teratur dan cepat (100-150 x/mnt), dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1 : VT monomorphic
VT pholimorfic: memiliki bentuk gelombang QRS yang berbeda atau bervariasi , iramanya tidak teratur dan iramanya cepat, dapat dilihat pada gambar II : Gambar II : VT polimorphic
FAKTOR RESIKO Usia Jenis kelamin Kebiasaan minum kopi, merokok , alkohol Stres Adanya penyakit jantung organik
PATOFISIOLOGI Ada beberapa mekanisme terjadinya VT, yaitu: Automaticity terjadi karena adanya percepatan aktivitas fase 4 dari potensial aksi jantung. Aritmia ventrikel karena gangguan automaticity biasanya tercetus pada keadaan infark miokrd akut, gangguan elektrolit, gangguan keseimbangan asam basa dan tonus adrenergic yang tinggi Reentry merupakan mekanisme aritmia ventrikel tersering dan biasanya disebabkan oleh kelainan kronis seperti infark miokard lama atau kardiomiopati dilatasi. Jaringan parut yang terbentuk akibat infark miokard yang berbatasan dengan jaringan sehat menjadi keadaan yang ideal untuk terbentuknya sirkui reentry. Bila sirkui ini sudah terbentuk maka eritmia ventrikel reentrant dapat timbul setiap saat dan menyebabkan kematian mendadak. Triggered activity memiliki gambaran capuran dari kedua mekanisme diatas. Mekanismenya adalah adanya kebocoran ion positif ked lam sel sehingga terjadi lonjakan potensial pada akhir fase 3 atau awal fase 4 dari potensial aksi jantung.
ETIOLOGI Pada dasarnya penyebab VT yang paling sering adalah penyakit jantung koroner (PJK), termasuk infark miokard yang disebabkan PJK. VT akut biasanya terjadi 48 jam setelah Infark myocard acute(IMA) VT dapat pula disebabkan oleh structural heart disease, seperti :prolaps katup mitral, Tetralogi offalot (TOF), dilatasi dan hipertrofi kardiomiopati atau bisa juga oleh efek obat-obatan (intoksi digitalis).
GEJALA Keluhan – keluhan yang sering timbul : Palpitasi , detak jantung sering berhenti / meloncat , letih , lemas , cepat lelah , kesadaran menurun, kejang , dsb Keluhan lain sesuai penyakit dasar , komplikasi dan faktor presipitasi ( sesak , nyeri dada, stroke, dll ) Palpitasi dapat ditandai oleh heart rate yang irregular dan cepat, umumnya disebabkan oleh adanya ektopik beats ( denyut ektopik ) , seperti pada PAC dan PVC
MANIFESTASI KLINIK Pasien dengan VT dapat menunjukkan manifestasi klinik yang merupakan dampak dari gangguan hemodinamik yang signifikan dan aritmia yang terjadi yaitu berupa dispneu, angina, hipotensi, oliguria, dan sinkop. Jika laju ventrikel <160/menit, pasien mungkin tidak menunjukkan gejala atau gejala yang ringan seperti kelelahan dan pusing. Simptom yang berat terjadi saat diakibatkan oleh infark miokard.
DIAGNOSIS Durasi dan morfologi kompleks QRS, pada VT urutan aktivasi tidak mengikuti arah konduksi normal sehingga bentuk kompleks QRS menjadi panjang (biasanya lebih dari 0,12 s). pedoman umum yang berlaku adalah semakin lebar kompleks QRS semakin besar kemungkinannya suatu VT. Laju dan irama, laju VT berkisar antara 120-300 kali permenit dengan irama yang teratur atau hampir teratur (variasi antardenyut adalah <0,04 s). jika takikardia disertai irama yang tidak teratur maka harus dipikirkan adanya AF dengan konduksi aberan atau preeksitasi. Aksis kompleks QRS Disosiasi antara atrium dan ventrikel Capture beat dan fusion beat Konfigurasi kompleks QRS
SASARAN TERAPI Mengembalikan ritme sinus Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control) Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control) Mencegah terbentuknya bekuan darah. Mencegah komplikasi tromboemboli Mencegah kejadian berulang
TUJUAN TERAPI Meningkatkan kualitas hidup pasien Mengurangi gejala Mengurangi hospitalisasi (perawatan di RS) Memperlambat perkembangan penyakit Memperpanjang harapan hidup Mencegah kematian
GUIDELINE TERAPI
TERAPI FARMAKOLOGI Pendekatan VT merupakan hal yang kontroversial. Penderita dengan gejala yang berkepanjangan membutuhkan obat, tetapi kebanyakan penderita tidak menunjukan gejala. Penderita dengan VT dan penyakit koroner beresiko mengalami kematian mendadak, terutama jika para penderita tersebut mengidap VT berlanjut setelah simulasi terprogram. Oleh karena itu, pasien ini sebaiknya menjalani studi elektrofisiologi dan diberikan terapi pencegahan disertai dengan ICD atau amiodaron secara empirik jika VT/VF berlanjut tersebut dapat diinduksi.
Terapi non farmakologi Hentikan / kurangi minum kopi Psikoterapi Hentikan obat diet ( Amfetamin ) o Amfetamin : obat adrenergik , berefek anoreksik , efek samping dapat berupa sakit kepala , palpitasi , pusing , gangguan vasomotor Hindari merokok dan juga alkohol Terapi ablasi . Menurut ACC/AHA/ESC 2006 dapat dilakukan pada : o Pasien dengan frekuen , simptomatis , monomorfik PVC yang refrakter dengan terapi medikamentosa o Pasien yang menghindari /menolak terapi medikamentosa jangka panjang Pemasangan Implantable Cardioverter Defibrilator ( ICD ) o Indikasi pemasangan ICD adalah pasien dengan resiko sudden death yang tinggi, misalnya pasien dengan PVC yang frekuen , muncul pasca infark dengan penurunan fungsi fraksi ejeksi ( < 35%) atau kardiomiopati dilatasi
KIE Pasien harus didorong untuk terlibat dalam mereka perawatan sendiri melalui beberapa jalan: 1. selfmonitoring,Penjelasan umum gejala terkait dengan VT harus dimasukkan pada memulai pengobatan. Non-kepatuhan merupakan isu penting yang berkaitan dengan akut eksaserbasi VT. 2. Hati-hati terhadap obat-obatan Sebaiknya pasien VT tidak mengkonsumsi obat tanpa resep dokter karena berbahaya untuk kesehatan.
kasus . A.D. is a 52-year-old woman with a history of witnessed cardiac arrest in a shopping mall; she was resuscitated with an automatic external defibrillator device. On electrophysiologic study, she has inducible ventricular tachycardia (VT). Which one of the following has significantly decreased the secondary incidence of sudden cardiac death in patients such as A.D.?
Subjective Penyelesaian kasus Nama : AD Jenis Kelamin :Perempuan Umur : 52 tahun BB / TB : -
Objective RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Serangan jantung KELUHAN UTAMA (-) RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA ( -) RIWAYAT SOSIAL EKONOMI (-) RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT (-) RIWAYAT ALERGI (-)
ASSESMENT Diagnosis Serangan jantung mendadak Pengobatan paling efektif untuk mencegah kematian.
PLAN SASARAN TERAPI TUJUAN TERAPI Mengembalikan ritme sinus Mengembalikan irama jantung yang normal (rhythm control) Menurunkan frekuensi denyut jantung (rate control) Mencegah terbentuknya bekuan darah. Mencegah komplikasi tromboemboli Mencegah kejadian berulang TUJUAN TERAPI Meningkatkan kualitas hidup pasien Mengurangi gejala Mengurangi hospitalisasi (perawatan di RS) Memperlambat perkembangan penyakit Memperpanjang harapan hidup Mencegah kematian
Strategi terapi Terapi farmakologi A. Amiodaron ( anti aritmia kelas III) Alasan: Amiodaron digunakan sebagai tahap awal pada situasi takikardi ventriculer pada keadaan ini pasien mengalami serangan jantung secara mendadak dan tidak sadarkan diri. Indikasi : Digunakan untuk mengobati ventricular tachycardia atau fibrilasi ventrikular. Dosis : Amiodaron 150 mg bolus melalui intra vena diberikan selama 10 menit. Bila tidak berhasil dilanjutkan dengan pemberian amiodaron dosis pemeliharaan 360 mg/6 jam pertama kemudian 540 mg/18 jam berikutnya. Dosis maksimual kumulatif adalah 2,2 gr/24 jam termasuk yang diberikan pada saat tindakan resusitasi. Efek samping: Gaya berjalan yang abnormal/ataksia, kepeningan, kelelahan, pusing, tidak enak badan, gangguan ingatan, gerakan yang tidak disengaja, insomnia, lemah koordinasi, peripheral neuropathy, gangguan tidur, gemetar); Efek Dermatologis (fotosensitivitas); Efek GI N/V, anoreksia, konstipasi); Efek hati (LFT tidak normal); Efek Ophtha (mikrodeposit korneal).
B. Lidokain ( Anti aritmia kelas IB) Alasan: merupakan obat pilihan lain selain amiodaron atau jika amiodaron tidak tersedia Indikasi: Infeksi saluran napas bawah dan atas. Dosis :Dosis lidokain adalah 0,5-0,75 mg/kg BB diberikan bolus intra vena, dapat diulang 5-10 menit sampai dosis maksimal 3 mg/kg BB, dosis pemeliharaan adalah 1-4 mg/menit Efek samping: agitasi, cemas, koma, bingung, disorientasi, pusing, mengantuk, eforia, halusinasi, sakit kepala, hiperestesia, letargi, kepala terasa ringan, cemas, psikosis, seizure, bicara tidak jelas, somnolens, tidak sadar
C. Procainamide ( Anti aritmia kelas IA) Indikasi: profilaksis dan pengobatan awal ekstrasistol supraventikuler dan ventriculer takikardi. Dosis : prokainamid hidroklorid berisi 100 atau 500 mg/ml dosis total 3-6 g/hari Efek samping: hipotensi akibat depresi miokard langsung.,Keluhan saluran cerna(anoreksia,mual,muntah,diare), Pusing, Psikosis,Halusinasi ,Depresi ( jarang digunakan selama anestesi karena kecenderungan yang dapat menimbulkan hipotensi )
D. Sotalol (anti aritmia kelas III – beta blocker) Indikasi: angina pectoris , sindrom jantung hiperkinetis Ekstrasistol supraventrikular dan takiaritmia; fibrilasi atrium paroksismal; sindrom wolf-parkinson-white; takikardia ventriculer Dosis : 80-160 mg/hari, diberikan satu kali sehari atau dibagi menjadi 2 kali sehari.Dosis boleh ditambah secara bertahap dengan jarak antara 2-3 hari hingga 80-160 mg melalui mulut (per oral), diberikan sebanyak 2 kali sehari. Efek samping: kelelahan, depresi, pusing, kebingungan, gangguan tidur, kedinginan, impotensi pada laki-laki
C. ICD (Implantable Cardioverter Defibrillator) Implantable Cardiac Defibrilator (ICD) adalah sistem pengatur detak jantung yang terus memantau irama jantung. ICD mengobati takiaritmia (detak jantung cepat). Jika jantung berdetak terlalu cepat, ICD bekerja dengan memberikan sentakan listrik untuk mengembalikan irama normal jantung dan mencegah kematian jantung mendadak. Alasan : Pasien dengan ICD memiliki tingkat signifikan lebih tinggi hidup dibandingkan mereka yang diobati dengan terapi obat (89% vs 82%, p <0,02). Digunakan bila keadaan hemodinamik tidak stabil (hipotensi, syok angina, gagal jantung, dan gejala hipoperfusi otak) maka pilihan pertama dalah kardioversi elektrik. Dosis : Bila gagal dengan obat, dilakukan kardioversi elektrik yang dapat dimulai dengan energy rendah (10 J dan 50 J).
TERAPI JANGKA PANJANG Tujuan terapi jangka panjang adalah mencegah kematian mendadak. Pada pasien dengan VT dapat diberikan medikamentosa anti aritmia. Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan penurunan fungsi ventrikel kiri (fraksi ejeksi,35 %), terdapat VT yang dapat dicetuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan menggunakan obat-obatan, maka ICD lebih unggul dalam menurunkan mortalitas. Untuk pencegahan sekunder kematian mendadak (pasien yang berhasil diselamatkan dari aritmia fatal) pada pasien pasca IMA dengan penurunan fungsi ventrikel kiri, ICD telah terbukti lebih unggul daripada amiodaron.
EVALUASI VT Pasien dengan penurunan kesadaran dan memiliki riwayat serangan jantung menderita ventrikel takikardia.Langkah-langkah untuk menegakkan diagnosis yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang perlu diperhatikan dengan seksama untuk mengetahui penyebab penurunan kesadaran pada pasien. Ventrikel takikardia merupakan suatu aritmia pada ventrikel yang mengakibatkan volume sekuncup berkurang bahkan tidak ada akibat kecepatan denyut ventrikel yang cepat yaitu 160-250 kali/menit. VT adalah suatu keadaan gawat darurat karena kapan saja bisa terjadi mati mendadak pada pasien yang menderitanya terutama pada pasien dengan berbagai penyakit jantung yang menyertainya seperti infark miokard.Oleh karena itu tindakan terbaik untuk mengurangi insiden sekunder kematian jantung mendadak pada pasien seperti AD adalah dengan ICD.