Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Klarifikasi Protein Hemaglutinin Pili Shigella sonnei sebagai Molekul Adhesin dengan Uji Hambat Adhesi Bakteri Shigella sonnei pada Enterosit Mencit Laela.
Advertisements

Darwis Dosen Jurusan Gizi
PARASIT & PENYAKIT IKAN I
DIAGNOSIS LABORATORIUM UNTUK INFEKSI BAKTERI
ADENOVIRIDAE kuliah virologi.
Kelompok 2.
TBC.
SUVEILANS DIFTERI bwk keren.
Aerobic, Gram negative coccobacillus
PATOGENISITAS MIKROORGANISME
Pseudomonas SETIO HARSONO.
PERTUSIS.
Bakteri anaerob adalah bakteri yg tidak menggunakan oksigen untuk petumbuhan & metabolismenya, namun tetap mendapatkan energi dr reaksi fermentasi. Bakteri.
BRONKITIS AKUT Ivan Julius Mesak Fidelis Apri Angkat
TRANSUDAT - EKSUDAT UNIMUS 2017.
Asuhan keperawatan pada klien dengan infeksi hiv – aids
DIFTERI Suharyo.
PERTUSIS Suharyo.
Oleh : dr. Irfan Rahmanto
Penyakit Menular Campak
Campak / measles / morbillie
BAKTERI.
Interaksi dalam kehidupan mikroorganisme dengan manusia
Riwanti Estiasari, Darma Imran
PPOK Dr. MASRUL BASYAR Sp.P.
VARISELA (chickenpox)
Imunologi DISUSUN OLEH: MILA ASTASIA TINGKAT: 1A.
HOST-PARASITE RELATIONSHIP
Oleh Dr. Nugroho Susanto
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
INFEKSI BAKTERI ANAEROB FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
SARS Suharyo.
Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
Pseudomonas SETIO HARSONO.
Corynebacterium diphtheriae
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Identifikasi Mikroba.
PNEUMONIA dr. Purwanto.
PERTUSIS Oleh Dr. Nugroho Susanto, M.Kes.
HIV AIDS.
LEUKOSIT (Sel Darah Putih) Disusun Oleh : ANNISA RIZQI DAMYANTI
SISTEM LIMFATIK dan IMUNITAS
Imunologi Oleh: Irene Katrin 1A AKBID ALIFAH PADANG.
TRICHOMONIASIS VAGINALIS
BACTERIOPHAGE.
Sindrom Guillain–Barré
Penyakit Pes di China.
TUBERKULOSIS (TBC) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
DEFINISI TUBERKULOSIS
BAB 11 SISTEM IMUN.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI
STAPHYLOCOCCUS Eko Budi Koendhori.
TUGAS PATOLOGI DIFTERI.
CRYPTOCOCCUS NEOFOMANS
BRONKITIS OLEH : NINIS INDRIANI.
IMUNOPROFILAKTIK (Tujuan Imunisasi, Imunisasi Aktif)
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
HOST-PARASITE RELATIONSHIP
SARS Suharyo.
Mencegah Pengo batan Gejala HIV &AIDSHIVAIDS Hubungan seks Orang Terinfeksi HIV Menulari Orang Sehat Jarum Suntik Persalinan Transfusi Darah Absen Setia.
PERTUSIS Suharyo.
Oleh: Novendi Rizka LARINGITIS AKUT Pembimbing : dr. Fadhlia, M. Ked (ORL-HNS), Sp.THT-KL.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
GENETIKA MIKROBA.
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
InfeksiSaluranPernafasanAkut (ISPA). Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA) Akut 1. PENGERTIAN 2. FAKTOR PENYEBAB 3. KLASIFIKASI ISPA 4. FAKTOR AGEN, HOST,
Transcript presentasi:

Dr. Eko Budi Koendhori, dr.,M.Kes Bordetella

Morfologi Genus Bordetella berukuran kecil (0.2 - 0.7 µm), Gram-negatif, coccobacilli, anggota phylum proteobacteria. Bordetella species, kecuali B. petrii, adalah obligate aerob sulit dikultur. Ada 3 spesies yang pathogen (B. pertussis, B. parapertussis, B. bronchiseptica); salah satu (B. bronchiseptica) bersifat motil.

B. pertussis yang menyebabkan batuk rejan atau pertussis B. pertussis yang menyebabkan batuk rejan atau pertussis. Pertama diisolasi oleh Bordet dan Gengou. Kokobasilus Gram negatif tak motil, aerob obligat. Bila baru diisolasi organisma ini mempunyai kapsul dan pili yang virulen (fasa 1). Setelah disubkulturkan beberapa kali ia menghasilkan koloni kasar (S ke R) (fasa 4). Kapsul dan pili tidak ada dan kevirulenan hilang pada fasa 2 dan 3, yang disebut fasa perantara. Selain kapsul dan pili organisma fasa 1 juga menghasilkan eksotoksin yang dermonekrotik untuk kelinci dan letal untuk mencit.

Identifikasi Gram negatif lemah, kokobasil, dengan pewarnaan toluidin terlihat granula metakromatik bipolar, memiliki kapsul Kultur : Border-Gangou media (potato-blood- glycerol media) yang mengandung penisilin G 0,5 µg/ml atau BCYE agar diinkubasi pd 35-37°C dg suasana lembab Strict aerob, memfermentasi glukosa dan laktosa tetapi tidak memproduksi gas. Tidak membutuhkan faktor X dan V Menghemolisa darah (tanda patogen dari B. pertussis

Struktur Antigen Toksin pertussis: histamine sensitizing factor (HSF), lymphocytosis promoting factor, Islet activating protein (IAP) Adenilat siklase luar sel: teraktif dalam sel host, meningkatkan jalur cAMP Hemaglutinin (HA): 2 jenis a) F-HA (filamentous- HA) - 130 kDa b) PT-HA (pertussis toxin-HA) Toksin tak stabil haba (heat labile toxin): - dermonekrotik dan lethal jika disuntikkan ke mencit; eksotoksin ini tidak stabil haba dan berada pada dinding sel dan dilepaskan ketika sel terlisis

Patogenesis Organisma ini masuk melalui saluran pernafasan atas, mempunyai ciri-ciri viscerotropic dan melekat kepada sel-sel epitelium bersilia yang terdapat pada bronkus. Batuk rejan adalah satu infeksi permukaan dan organisma ini jarang menembus mukosa tetapi menyebabkan nekrosis dan keradangan pada subepitelium merupakan ciri infeksi ini. Organisma berkoloni di saluran nafas secara khusus melalui F-HA dan PT. Gejala awal penyakit ini ialah rhinitis, batuk, bersin disebabkan multiplikasi organisma dalam saluran pernafasan. Kemudian pergerakan silia akan berkurang dan pembersihan bakteria dan rembesan menjadi perlahan. Mukus dan rembesan akan terkumpul dan ini memudahkan pertumbuhan organisma. Toksin-toksin dilepaskan menyebabkan nekrosis dan pengikisan (sloughing) sel-sel bersilia. Infeksi adalah terjadi secara lokal tetapi gejala sistemik muncul mungkin disebabkan oleh PT yang tersebar malalui saluran darah.

Klinis Setelah inkubas 1-2 minggu, batuk rejan mulai dengan fase kataral yg berakhir 1-2 mg ditandai demam, pilek, dan batuk yg progresif. Diikuti fase paroksismal selama 2-4 mg ditandai dg episode batuk yang berat dan spasmik. Pada akhir fase ini terjadi lekositosis yg didominasi limfosit yang puncaknya terjadi pada puncak fase, lekosit bisa sampai 100.000/ml dg 60- 80% adalah limfosit Fase Konvalesen ditandai dengan terus berkurangnya batuk sampai pasien normal kembali. Komplikasi serius kadang fatal seperti : bronchopneumonia dan acute encephalopathy, yg terakhir ditandai dg kejang dan sering menyebabkan kematian atau kerusakan otak permanen

Diagnosa Spesimen : dari swab nasofaring atau sekresi nasofaring Kultur : media Regan-Lowe, media Bordet- Gengou Tumbuh setelah 3-4 hari

Karakteristik Bordetella sp

Terapi Erythromycin (drug of choice)

Terima kasih Wassalaamu’alaikum wr wb