Kelompok 9 : Elsha Cahya Inggri Maharani 150810301001 Yuniar Gita Triasari 150810301061 Irma Mauludyah 150810301063 REVENUE
1. REVENUE DEFINED IAS 18/AASB 118 – Revenue “Pendapatan merupakan aliran masuk bruto manfaat ekonomi selama satu peiode yang berasal dari kegiatan rutin suatu entitas yang menyebabkan peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik”. IASB Framework – Revenue forms part of income “Pendapatan merupakan bagian dari penerimaan (income) yang merupakan peningkatan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan liabilitas yang berasal dari peningkatan ekuitas selain dari kontribusi pemilik”. FASB “Pendapatan merupakan aliran masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitas (atau kombinasi keduanya) dalam suatu periode yang berasal dari penyerahan atau produksi barang atau jasa atau aktivitas lain yang merupakan kegiatan utama entitas”.
Behavioral View of Revenue Paton dan Littleton mengatakan, pendapatan menunjukkan pencapaian bruto atau kinerja bruto perusahaan, sementara beban (expense) mewakili usaha perusahaan. Bedford menekankan pada pandangan operasional pendapatan dan pusat laba, dimana laba didefinisikan dalam operasi tertentu yang dilakukan oleh entitas dan bukan hanya hasil dari penerapan metode akuntansi. Myers mengungkapkan konsep pendapatan dan profit berhubungan dengan keputusan atau kejadian kritis tertentu yng dibuat oleh manajer.
2. REVENUE RECOGNITION Historical Perspektif Pada abad ke-19, income atau profit ditentukan berdasarkan kenaikan dari kekayaan perusahaan, yang dilakukan baik melalui kebijakan akuntansi penggantian atau dengan penilaian aset secara periodik (Chatfield). Criteria for Revenue Recognition Pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada tahap-tahap tertentu dalam siklus operasi perusahaan.
Analysis of Criteria for Revenue Recognition Terukurnya Nilai Aset Kolektabilitas Keberadaan Transaksi Penyelesaian Proses Perolehan Pendapatan yang Substansial
Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal 3. REVENUE MEASUREMENT Kriteria Pengakuan Pendapatan berdasarkan IASB Framework Paragraf 83 1. Adanya kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan akan mengalir ke atau dari entitas 2. Memiliki nilai yang dapat diukur dengan andal
Jumlah pendapatan dapat diukur secara tepat Pendapatan dari penjualan barang harus diakui ketika kondisi-kondisi berikut terpenuhi Paragraf 14 (Sale of Goods) a. Entitas telah mentransfer risiko dan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli Entitas tidak lagi mengelola hal yang berhubungan dengan kepemilikan dan tidak melakukan pengendalian secara efektif atas barang yang dijual b. c. Jumlah pendapatan dapat diukur secara tepat Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan dari suatu barang yang akan mengalir ke entitas d. e. Biaya yang terkait dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal
(Rendering of Service) Paragraf 15 (Rendering of Service) Jumlah pendapatan dapat diukur secara andal Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan, yang akan mengalir pada entitas Tahap penyelesaian transaksi diukur dengan andal Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal Kondisi yang harus dipenuhi agar transaksi dapat diestimasi dengan andal
(Interest, Royalties and Dividen) Paragraf 29 dan 30 (Interest, Royalties and Dividen) Kondisi yang harus dipenuhi Kondisi pengakuan pendapatan Memungkinkannya terdapat keuntungan ekonomis di masa depan yang akan mengalir pada entitas Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal Bunga harus diakui dengan menggunakan metode bunga Royalti harus diakui sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan Dividen harus diakui saat pemegang saham memiliki hak untuk menerima pembayaran
Sale of Goods Explanation of Sale Exceptions to sales basis Martin mengatakan: Prinsip pengakuan penjualan yang dikecualikan The verifiable evidence of revenue often consists of an external sales transaction, so that revenue cannot usually be recognised before the point of sale Pendapatan diakui selama produksi Pendapatan diakui di akhir produksi Pendapatan diakui ketika uang diterima setelah penjualan terjadi
Rendering of service Suatu entitas umumnya dapat dipercaya, memungkinkan pengakuan pendapatan, jika telah menyetujui hal berikut dengan pihak lain Masing-masing hak dari para pihak mengenai jasa yang diberikan dan diterima Pertimbangan untuk dipertukarkan Cara dan syarat penyelesain
Interest, Royalties and Dividens Bunga, royalti dan dividen dapat diakui pada saat diterima, memenuhi semua kriteria pengakuan umum. Namun, untuk beberapa item,waktu lampau menunjukkan pendapatan telah diterima. Karena itu, pendapatan yang masih harus dibayar dicatat, meskipun tidak ada transaksi eksternal
4. CHALLENGES FOR STANDARD SETTERS Developments in revenue recognition and measurement FASB dan IASB telah melakukan penetapan terhadap prinsip pengakuan dan pengukuran pendapatan, yaitu : Pengakuan pendapatan berada pada periode akuntansi yang bersangkutan dan diukur berdasarkan fair value pada periode akuntansi. Pengukuran pendapatan juga dilakukan akibat dari naik turunannya nilai wajar dari aset dan liabilitas. Prinsip diatas menyebabkan adanya perubahan dalam beberapa areal pendapatan yang nantinya akan ada perubahan terhadap praktik pencatatan akuntansi, misalnya : Pengakuan pendapatan berdasarkan waktu terjadinya transaksi pendapatan. Pengakuan pendapatan tidak hanya berasa dari nilai aset akibat dari siklus produksi. Pengakuan berdasarkan nilai wajar mempengaruhi manajemen dalam mengambil keputusan kedepannya. Pengakuan pendapatan harus reliable dan konsisten berdasarkan kerangka konsepnya.
IASB sementara menyetujui adanya dua kriteria yang harus dipenuhi dalam pengakuan pendapatan, diantaranya : Kriteria elemen Kriteria pengukuran Fair value measurement Kerjasama antara IASB dan FASB dalam menetapkan pengakuan terhadap telah menghasilkan kesimpulan sebagai berikut. All inclusive, single income statement. Realisation is not the basis for inclusion of items. Separate disclosure on performance and remeasurement.
5. ISSUES FOR AUDITOR Masalah utama bagi auditor terkait dalam kasus pendapatan adalah resiko lebih catat yang dilakukan oleh manajer. Lebih catat pendapatan dapat terjadi apabila transaksi atau peristiwa terkait pencatatan pendapatan belum terjadi, jumlah pendapatan tidak tercatat secara benar, atau pendapatan yang terjadi terkait transaksi pada periode berikutnya. Selain itu, juga terdapat resiko terkait pengungkapan pendapatan, misalnya penjualan ke pihak berelasi tidak dicatat secara akurat. Lebih catat pendapatan dianggap sebagai masalah yang lebih besar dibandingkan dengan kurang catat. Hal ini dilakukan oleh manajer untuk menutupi kejadian sesungguhnya terjadi dan sulit untuk dideteksi. Dalam kenyataannya, auditor lebih banyak ditanyakan oleh regulator tentang kegagalan mendeteksi lebih catat daripada kurang catat.
Kelebihan pencatatan pendapatan dapat terjadi dalam standar akuntansi dengan cara membuat estimasi yang terlalu optimistis. Sebagai contoh, pendapatan (dan beban) untuk kontrak konstruksi yang dijadwalkan selesai dalam beberapa tahun kedepan dapat diakui sebelum penyelesaian kontrak apabila outcome kontrak tersebut dapat diestimasi secara handal. (IAS 11/AASB 111). Oleh karena itu, pada tahap interim, auditor harus menentukan seberapa banyak waktu ekstra yang dapat mereka berikan kepada manajer untuk menghitung estimasi beban sampai kontak selesai dan seberapa banyak pendapatan yang boleh diakui. Kasus lain terkait lebih catat pada pendapatan terjadi ketika perusahaan menggunakan jalur distribusinya untuk menaikkan jumlah pendapatan. Misalnya, perusahaan mempengaruhi wholesaler untuk membeli lebih banyak barang daripada permintaan yang dijamin. Prakteknya dilakukan dengan mengirim barang kepada konsumen secara prematur, disertai dengan penundaan pembayaran dan mengakui pendapatan tersebut ketika barangnya diantarkan. Meskipun pengakuan pendapatan biasanya terjadi pada titik tersebut, ada kelemahan dari validitas order konsumen, yaitu mengenai tanggal pemesanan. Prakter yang sering terjadi adalah mencatat transaksi sebelum waktunya yang dikenal dengan istilah sales cut-off.
SOAL KASUS Emaar Properties menggunakan Metode Presentase Penyelesaian dibawah IAS 11. Jelaskan saat pendapatan diakui dengan metode ini. Mengapa sebuah perusahaan ingin menggunakan metode persentase penyelesaian? Bagaimana IFRIC 15 mempengaruhi pengakuan pendapatan untuk perusahaan pengembangan properti? Mengapa IFRIC menerbitkan IFRIC 15?
THANK YOU !