Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian Sosial terdiri dari Kognitif Awareness Pengetahuan Pemahaman Daya ingat Apektif Pendapat Sikap Persepsi Citra Minat Konatif (Behaviour) Tindakan Loyalitas
Alat pengumpul data Untuk mendapatkan data kognitif dapat digunakan alat pengumpul data yang obyektif seperti: Kuesioner Wawancara Observasi (kurang) Untuk mendapatkan data apektif dapat digunakan alat pengumpul data yang bersifat subyektif Untuk mendapatkan data konatif dapat digunakan alat pengumpul data yang bersifat obyektif Kuesioner (kurang) Wawancara (kurang) Observasi Rekam
Validitas dan Reliabilitas Pengantar Penelitian yang baik bila alat pengumpul yang digunakan untuk mengumpulkan data memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Alat pengumpul data dalam penelitian kuantitatif sering digunakan angket atau kuesioner. Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Validitas Validitas dapat diartikan, alat ukur yang digunakan benar-benar mengukur apa obyek yang akan diukur. Alat ukur yang valid dapat dilihat contoh: Untuk mengukur panjang gunakan meter Untuk mengukur isi gunakan liter Untuk mengukur sikap gunakan tekanan udara gunakan barometer, Dalam ilmu pasti, alat ukur sudah tersedia dan memiliki akurasi yang standar. Dalam ilmu sosial, alat ukur gejala-gejala sosial belum tersedia yang standar.
Validitas Validitas berasal dari kata valid Standarisasi alat ukur ilmu sosial adalah prosedur validitas dan reliabilitas. Validitas berasal dari kata valid Valid = benar (dapat diandalkan) Melihat kehandalan alat ukur instrument ditinjau dari empat hal: Face Validity Criterion validity Construct validity Content validity
Face validity Face validity terpenuhi bila alat ukur yang disusun secara gamblang dapat diketahui bahwa ia mengukur obyek yang akan diukut. Misalnya : Untuk mengukur sikap tidak dibuat dalam bentuk pertanyaan tetapi pernyataan. Bila kuesioner dibuat dalam pertanyaan dari permukaan saja sudah bisa dilihat bahwa kuesioner tersebut tidak valid.
Criterion Validity Criterion validity terpenuhi bila alat ukur yang dibuat dapat mengukur secara baik obyek yang diukur dari nilai terendah hingga yang tertinggi. Alat ukur tidak hanya memperhatikan nilai yang tertinggi saja. Misalnya untuk mengukur minat baca tidak hanya ditanyakan membaca buku teks, tetapi semua kegiatan membaca.
Construct Validity Construct validity terpenuhi bila konsep atau variabel yang akan diukur benar merangkai indikator-indikator (nilai-nilai) yang merujuk konsep/variabel tersebut. Untuk memenuhi ketentuan ini, pembuatan definisi operasional variabel harus benar merujuk pada literatur yang memadai. Misalnya untuk mengukur citra perusahaan dibuat definisi operasional. Citra adalah penilaian seseorang atas perusahaan secara komprehensif (menyeluruh). Dalam hal ditemukan indikator, keuangan, sdm, manajemen, prasarana, iklim, teknologi, dll.
Content validity Content validity terpenuhi bila alat ukur yang digunakan mengukur semua masalah dari setiap indikator yang tersedia. Content validity akan terpenuhi bila definisi operasional dibuat dengan baik dan indikator terangkum semuanya. Ini merupakan kelanjutan dari construct validity. Bila Contoh Citra perushaan akan diukur, dari indikator sdm perlu tanyakan semua hal yang berhubungan dengan sdm. Misalnya : rekruitmen, promosi jabatan, asuransi, hak dan kewajiban, pengembangan, dsb. Untuk dapat memenuhi validitas dalam penelitian, biasanya dilakukan konsultasi dengan para ahli
Reliabilitas Reliabilitas, adalah alat ukur yang dapat dipercaya, karena memberikan hasil yang konsisten. Alat ukur tidak memberikan hasil yang berubah-ubah. Pertanyaan tidak ditafsirkan berbeda-beda oleh responden. Untuk memenuhi reliabilitas alat ukur ditetapkan tiga hal yaitu: Stability Representative Equivalence
Reliabilitas Stability artinya alat ukur tersebut stabil, tidak dipengaruhi oleh waktu. Bila diujikan berulang-ulang, hasilnya tetap sama. Representative, artinya alat ukur tersebut berlaku untuk semua kelompok. Bila diujikan kepada kelompok lain, hasilnya tetap sama. Equivalence, artinya bila indikator-indikator yang ada diujikan memberikan hasil yang sama. Hal ini dapat terjadi bila indikator-indikator memiliki variasi dan mengukur variabel yang sama.
Koefisien Validitas dan Reliabilitas Untuk meyakinkan bahwa alat ukur memenuhi validitas dan reliabilitas sekarang dikembangkan alat uji statistik. Untuk mengukur validitas digunakan rumus alpha cronbach. Untuk mengukur reliabilitas digunakan cara test – retest atau split half. Hasil dari test-retest atau split half ini selanjutnya diuji statistik korelasi.
Validitas & Reliabilitas Penelitian Kualitatif Peneliti kualitatif tetap berusaha untuk dapat memenuhi validitas dan reliabilitas. Untuk menjaga validitas, peneliti kualitatif melakukan pendekatan otektik data, yaitu fair, dapat dipercaya, seimbang. Untuk menjaga relibialitas, peneliti kualitatif langkah-langkah yang berulang, selain wawancara, observasi, dan dokumentasi, yang tersedia di lapangan untuk mendapatkan konsistensi data.
Populasi dan Sampel Populasi sering juga disebut Universe. Populasi adalah seluruh anggota sumber data penelitian. Misal: Bagaimana tingkat kehadiran mahasiswa Komunikasi UIEU pada perkuliahan Semester Ganjil 2007-2008 ? Variabel penelitian = tingkat kehadiran Sumber data = Seluruh mahasiswa Komunikasi UIEU
Populasi & Sampel Bila anggota populasi besar (banyak) peneliti diperkenankan untuk meneliti sebagian saja dari populasi. Sebagian anggota populasi disebut wakil atau sampel. Alasan mengambil sampel, karena: Waktu yang terbatas Dana yang kurang Tenaga yang kurang
Syarat Sample Sampel yang diambil harus memenuhi syarat REPRESENTATIF. Representatif artinya, benar mewakili sifat-sifat dari populasinya. Perbedaan populasi dan sampel hanya pada kuantitas (jumlah). Misalnya: Bila populasi belang-belang maka sampel juga harus belang belang.
Representatif Sample 100 Populasi 1000
Besar Sampel Sifat Populasi Presisi Rumus statistik pengambilan sampel Semakin homogen sifat populasi jumlah sampel semakin kecil. Populasi yang homogen sempurna, sampel cukup 1 Semakin heterogen sifat populasi jumlah sampel semakin besar Populasi heterogen sempurna, semua anggota populasi menjadi sampel (Sensus) Presisi Sampel yang baik bila nilai rata-rata sampel ( µ ) = nilai rata-rata populasi ( ). Semakin tinggi presisi (perbedaan kecil) maka sampel yang diambil harus banyak. Semakin rendah presisi (perbedaan besar) maka sampel yang diambil sedikit. Rumus statistik pengambilan sampel Kebiasaan ilmu sosial 10 %
Teknik Sampling Probability/Random Sampling Probability sampling adalah pengambilan sampel yang didasarkan pada probability (peluang) yang sama. Kepada semua anggota populasi diberikan kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini ada 4 macam: Simple Random Sampling Systematic Random Sampling Stratified Random Sampling Cluster Random Sampling
Non Probability/Non Random Sampling Non Probability Sampling adalah pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama kepada semua anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik ini ada 4 macam: Purposive Sampling Quota Sampling Accidental Sampling Snowball/Network Sampling
Probability Sampling Simple Random Sampling Systematic Random Sampling Pengambilan sampel dengan cara mengacak sederhana. Undian (arisan) Tabel Random Systematic Random Sampling Penarikan sampel dengan menggunakan sistem (rumus) Cari rasio antara Jumlah Populasi dan Jumlah Sampel. Populasi : 450 orang Sampel : 40 orang Jadi rasio = 450/40 = 11,25 bulatkan menjadi 11 (k) Untuk sample pertama lakukan undian. Misalnya dapat 4. Sampel kedua n2 = n1 + k n3 = n1 + 2k n4 = n1 + 3k . n7 = n1 + 6k dst
Probability Sampling Stratified Random Sampling Pengambilan sampel berdasarkan strata atau kelas. Bila populasi memiliki strata atau kelas, teknik sampling yang paling sesuai adalah stratified random sampling
Contoh: Populasi Mahasiswa UIEU No. Jurusan Jumlah Sampel Proporsional Equal 1 Disain 400 40 215/5 =43 2 Komunikasi 800 80 43 3 Ekonomi 450 45 4 Hukum 200 20 5 Psikologi 300 30 2150 215
Probability Sampling Cluster Sampling Cluster sampling adalah pengambilan sampel berdasarkan gugus (wilayah) Contoh:
Non Probability Sampling Purposive Sampling Pengambilan sampel berdasarkan tujuan (purposive) penelitian. Contoh : Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tanggapan masyarakat DKI terhadap Busway, sampel yang dipilih adalah mereka yang pernah menggunakan Busway. Sedangkan warga yang belum pernah menggunakan Busway tidak memenuhi syarat menjadi sampel. Untuk mengetahui daya tarik iklan di televisi, perlu ditanyakan kepada masyarakat penonton tv. Penonton yang layak diteliti adalah yang memiliki (menonton) melalui tv berwarna. Karena daya tarik iklan baru dapat diketahui melalui tayangan tv berwarna.
Non Probability Sampling Quota Sampling Pengambilan sampel berdasarkan jumlah (quota) yang sudah ditentukan. Misalnya: Bagaimana Pendapat mahasiswa DKI tentang Busway. Jumlah sampel 1000 mahasiswa ditentukan lebih dahulu karena alasan: waktu dan biaya. Bagaimana sikap Anggota DPR-RI terhadap kelangkaan minyak tanah ? DPR yang dijadikan sampel 150 orang.
Non Probability Sampling Accidental Sampling Pengambilan sampling berdasarkan kebetulan dapat ditemui pada saat pengumpulan data. Misal: Untuk mengetahui pendapat masyarakat terhadap Busway, dilakukan penelitian lapangan ke halte Busway. Orang-orang yang kebetulan ditemui di tempat tersebut dipilih menjadi sampel. Dalam meneliti kualitas layanan Kantor Pajak kepada masyarakat dilakukan pengumpulan data lapangan di kantor pajak. Sampelnya adalah orang-orang yang kebetulan bertamu dan mendapat pelayanan di kantor tersebut.
Non Probability Sampling Network/Snowball Sampling Pengambilan sampel berdasarkan informasi dari sampel sebelumnya.
Pengolahan Data Pengolahan data bertujuan untuk memberikan makna pada data yang telah dikumpulkan. Langkah-langkah pengolahan data: Editing Koding Tabulasi Analisis Interpretasi Simpulan
Editing Data yang sudah terkumpulan perlu diedit sehingga memberikan makna sesuai tujuan penelitian. Editing dapat berupa: Penyempurnaan Pengurangan Karena responden dalam memberikan data, kadang kala terdapat kesalahan. Kurang lengkap, tidak diisi (dilewatkan) atau diisi dua kali.
Editing Langkah editing Menggontak kembali responden (sumber data) yang dimaksud Mengabaikan data tersebut dan terus melakukan langkah pengolahan data. Menghapus data responden tersebut dalam arti mengurangi jumlah sampel. Untuk mengurangi pekerjaan ini, dalam pengumpulan data, pastikan tidak ada data yang tertinggal, terlupa, atau belum diisi responden.
Koding Data yang telah disampaikan responden selanjutnya diberi kode pada setiap jawaban responden. Dalam pengolahan data yang menggunakan statistik, jawaban responden berupa abjad sulit dikomputasi (dilakukan perhitungan). Karena itu, abjad tadi perlu diberi kode menjadi angka (numerik).
Contoh: Apa Jenis kontrasepsi yang Ibu gunakan ? Pil Spiral Suntik Kalender Berapa kali Ibu berkunjung ke Puskesmas untuk memeriksakan alat konstrasepsi ? Satu kali sebulan Sekali dua minggu Tidak tentu (kalau ada masalah saja) Siapa yang menyarankan saudara menggunakan alat konstrasepsi ? Suami Kader PKK Petugas Puskesmas Inisiatif Sendiri 1 1 4
Tabulasi Bila pekerjaan koding selesai, langkah selanjutnya adalah memasukkan data ke dalam tabel kerja (tabulasi) Lihat Contoh: Excel
Pengolahan Data SPSS : Lihat contoh