Aktiva Tetap Berwujud Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM
Definisi, Karakteristik Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih Karakteristik Dipergunanakan untuk operasional perusahaan dan tidak untuk dijual Memiliki masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi Memiliki bentuk fisik Nilainya material POLITEKNIK NSC
Perolehan Aktiva tetap berwujud dicatat sebesar biaya perolehannya. Biaya perolehan adalah setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membuat aktiva tersebut berada dalam kondisi siap digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung ke perolehan aktiva tetap: Biaya persiapan tempat Biaya pemasangan Biaya pengiriman Biaya simpan Biaya bongkar muat Bea impor PPN masukan yang tidak boleh direstitusikan Biaya profesional POLITEKNIK NSC
Perolehan Untuk aktiva berwujud yang berupa tanah maka yang dapat diatribusikan: Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana, bangunan diatasnya yang harus dibeli kemudian dirubuhkan. Biaya pembuatan tanah, bila lahan diciptakan Biaya pematangan tanah Biaya ganti rugi penghuni Biaya pembelian tanah lain, sebagai pengganti Biaya komisi perantara jual beli tanah Biaya pinjaman terkapitalisasi ke dalam tanah. Biaya legal atas tanah (non SHM) akan diakui sebagai beban tangguhan dan diamortisasi POLITEKNIK NSC
Perolehan Pembelian secara tunggal Pembelian secara gabungan Pertukaran dengan aktiva nonmoneter Penerbitan saham perusahaan sendiri Sumbangan Pembuatan sendiri POLITEKNIK NSC
Pembelian secara tunggal Perolehan Pembelian secara tunggal Contoh 1 Perusahaan membeli mesin seharga Rp80 juta. Biaya yang terjadi adalah bea impor dan PPN masukan (yg tidak boleh direstitusikan) Rp9 juta, biaya pengiriman Rp10 juta serta biaya bongkar muat Rp3 juta. Dalam perjalanan ke Surabaya terjadi kecelakaan dan dikenai denda Rp1 juta. Maka harga perolehan mesin adalah Rp102 juta, denda Rp 1 juta tidak boleh dimasukkan sebagai harga perolehan. Contoh 2 Mobil dibeli dengan harga Rp100 juta, pembayaran dilakukan secara angsuran selama 2 tahun dengan bunga 20% per tahun sehingga total nilai pembayaran menjadi Rp140 juta. Maka harga perolehan mobil adalah Rp100 juta, sedangkan bungaRp40 juta diakui sebagai beban bunga sepanjang 2 tahun angsuran. POLITEKNIK NSC
Pembelian secara gabungan Perolehan Pembelian secara gabungan Terjadi karena membeli beberapa aktiva tetap berwujud dengan satu nilai Masalah : Jika membeli gedung pabrik beserta mesin dan peralatan lain senilai Rp 2 milyar, bagaimana cara mengalokasikannya? Cara mengalokasikannya dengan perbandingan nilai wajar dr aktiva yang bersangkutan. Contoh: PT Poltek NSC membeli gedung pabrik beserta mesin dan peralatan senilai Rp 1 milyar perkiraan harga pasar sbb: Dijurnal sesuai Nilai Perolehan Aktiva Nilai Pasar Wajar Alokasi Nilai Perolehan (Rp000) Gedung Pabrik 700,000 x Rp 1.000.000 583,333 1,200,000 Mesin 300,000 250,000 Peralatan 200,000 166,667 Total 1,000,000 POLITEKNIK NSC
Pertukaran dengan aktiva nonmoneter Perolehan Pertukaran dengan aktiva nonmoneter Diakui sebesar nilai wajar aktiva yang dilepaskan atau nilai wajar aktiva yang diterima yang lebih andal. Contoh – Kondisi laba : PT “A” menukarkan 3 mesinnya dengan 1 toko. Ketiga mesin tersebut memiliki nilai buku Rp300 juta (Nilai perolehan Rp450 juta dan akumulasi depresiasi Rp150 juta). Nilai wajar ketiga mesin tersebut sebesar Rp360 juta. Toko tersebut ditawarkan dengan harga Rp400 juta. Untuk transaksi tukar tambah ini PT “A” menambah kas Rp40 juta. Maka jurnalnya adalah: Perhitungan: Nilai pasar wajar 3 mesin Rp360 juta Nilai perolehan 3 mesin Rp450 juta Akumulasi depresiasi 3 mesin (Rp150 juta) Nilai buku 3 mesin (Rp300 juta) Laba atas pelepasan 3 mesin Rp 60 juta POLITEKNIK NSC
Pertukaran dengan aktiva nonmoneter Perolehan Pertukaran dengan aktiva nonmoneter Junal: Toko Rp400 juta Akumulasi Depr Mesin Rp150 juta Mesin Rp450 juta Kas Rp 40 juta Laba atas pertukaran aktiva Rp 60 juta POLITEKNIK NSC
Penerbitan saham perusahaan sendiri Perolehan Penerbitan saham perusahaan sendiri Aktiva tetap diperoleh dengan penerbitan saham perusahaan Patokan adalah nilai pasar dari saham tersebut jika perusahaan Go Public, jika tidak Go Public maka patokannya nilai wajar dari aktiva tetap dengan bantuan penilai independen. Perolehan aktiva tetap dengan cara ini karena salah satu bentuk setoran pemegang saham ke perusahaan dalam bentuk aktiva tetap bukan berupa uang tunai. Contoh : PT “A” mendapatkan tanah/bangunan seluas 1 HA dari pemegang saham untuk ditukar dengan 1.000 lembar saham biasa PT “A” yang bernilai Rp10.000/lembar. Jika harga pasar saham PT “A” adalah Rp50.000/lembar, maka jurnal yang dibuat oleh PT “A” adalah: Tanah Rp50.000.000 Saham Biasa Rp10.000.000 Tambahan modal disetor Rp40.000.000 POLITEKNIK NSC
Penerbitan saham perusahaan sendiri Perolehan Penerbitan saham perusahaan sendiri Contoh : Jika PT “A” adalah perusahaan keluarga sehingga tidak tersedia harga pasar sahamnya maka digunakan bantuan Penilai. Misal menurut pendapat Penilai harga wajar tanah Rp10.000/m2. Maka jurnal yang dibuat oleh PT “A” adalah: Tanah Rp100.000.000 1) Saham Biasa Rp10.000.000 Tambahan modal disetor Rp90.000.000 1) Rp10.000/m2 x 10.000 m2 POLITEKNIK NSC
Perolehan Sumbangan Diakui sebagai Modal Donasi (PSAK 16) atau Pendapatan Sumbangan (FASB). Modal Donasi dilaporkan di bagian Ekuitas di Neraca Contoh : Sebuah perusahaan memperolah tanah sumbangan dari pemegang sahamnya. Nilai pasar wajar tanah tersebut adalah Rp200 juta, maka jurnalnya adalah: Tanah Rp200 juta Modal Donasi Rp200 juta POLITEKNIK NSC
Perolehan Pembuatan sendiri Memasukkan semua biaya untuk pembuatan Diperlukan biaya yang besar sehingga kemungkinan ada biaya pinjaman yg dikapitalisasi, 3 hal yang harus diperhatikan : Membutuhkan waktu 12 bulan atau lebih untuk pembuatannya. Periode kapitalisasi dimulai saat : Pengeluaran untuk membangun aktiva tersebut telah dimulai Aktivitas pembangunan sedang berlangsung Biaya pinjaman sedang terjadi Kapitalisasi dihentikan saat: Perusahaan menunda pembangunan Aktiva siap digunakan. Biaya pinjaman yang dikapitalisasi : Pinjaman tidak digunakan secara khusus untuk membangun suatu aktiva POLITEKNIK NSC
Perolehan Pembuatan sendiri Contoh: Per September 2014 PT “A” membangun gedung kantornya sendiri dan diprediksi selesai pertengahan tahun 2015. Pengeluaran selama tahun 2014 sbb: September 2014 Rp100.000.000 Oktober 2014 Rp 50.000.000 November 2014 Rp 30.000.000 Desember 2014 Rp 50.000.000 Pinjaman yang diperoleh PT “A” untuk membangun sbb: Bank “B” Rp50.000.000 (bunga 15%/tahun, awal Sept) Jawaban: Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi : Rp 50.000.000 x 15% = Rp 7.500.000 Bunga pinjaman : Rp 50.000.000 x 15% x 4/12 = Rp 2.500.000 POLITEKNIK NSC
Perolehan Pembuatan sendiri Jurnal: September Kas Rp50.000.000 Hutang Bank Rp50.000.000 Gedung Kantor Rp100.000.000 Kas/Beban Gaji/dll Rp100.000.000 (Untuk mencatat pencairan kredit bank dan pengeluaran bangun gedung) Oktober Gedung Kantor Rp50.000.000 Kas/Beban Gaji/dll Rp50.000.000 (Untuk mencatat pengeluaran bangun gedung) November Gedung Kantor Rp30.000.000 Kas/Beban Gaji/dll Rp30.000.000 Desember POLITEKNIK NSC
Perolehan Pembuatan sendiri Jurnal: Desember Beban Bunga Rp2.500.000 Kas Rp2.500.000 Gedung Kantor Rp2.500.000 *) (Untuk mencatat beban bunga dan kapitalisasi beban bunga) *) Kapitalisasi bukan Rp7.500.000 tapi max beban bunga POLITEKNIK NSC
Pengeluaran Setelah Perolehan Pengeluaran karena: Untuk memperpanjang masa manfaat Untuk mempertahankan manfaat ekonomi 4 Jenis pengeluaran sbb: Penambahan aktiva baru ke yg ada Pengembangan dan pengantian Perubahan tata letak/re-installation Perbaikan dan perawatan POLITEKNIK NSC
Penambahan aktiva baru ke yg ada Dikapitalisasi ke dalam nilai aktiva yang telah ada, jika tidak dapat dipisahkan dari aktiva yang lama menambah nilai buku Contoh Penambahan turbin sebesar Rp5 juta ke dalam mesin. Nilai perolehan awal Rp200 juta dan akumulasi penyusutan Rp50 juta, sisa masa manfaat 4 tahun dengan estimasi nilai sisa Rp 100 juta. Metode penyutan garis lurus. Turbin diestimasikan masa manfaat selama 5 tahun. Penyusutan ini akan dihitung menggunakan masa manfaat 4 tahun. Jawaban : Nilai buku baru = (200 juta + 5 juta) – 50 juta = Rp 155 juta Penyusutan dg garis lurus = 155 juta – 100 juta = Rp 13,75 juta 4 tahun Jurnal : Turbin Rp5.000.000 Kas Rp5.000.000 (Untuk mengkapitalisasi turbin) Beban penyusutan turbin Rp13.750.000 Akumulasi penyusutan turbin Rp13.750.000 (Untuk mencatat beban penyusutan tahunan) POLITEKNIK NSC
Penambahan Pengembangan dan pengantian Substitusi Dikapitalisasi jika menambah manfaat ekonomi, jika tidak dibiayakan Harga perolehan dan akumulasi penyusutan komponen lama dikeluarkan Substitusi Harga perolehan dan akumulasi penyusutan komponen lama tidak tersedia Kapitalisasi langsung ke aktiva tetap Memperpanjang usia manfaat Pengurangan terhadap akumulasi penyusutan POLITEKNIK NSC
Pengembangan dan pengantian Penambahan Pengembangan dan pengantian Substitusi Contoh : Awal tahun ke 21, Rumah dengan nilai perolehan Rp 300 juta dan akumulasi penyusutan Rp 200 juta akan diganti atapnya. Estimasi manfaat 30 tahun. Nilai perolehan awal atap adalah Rp 30 juta, sedangkan akumulasi penyusutan atap Rp 20 juta. Pengeluaran atap baru adalah Rp 70 juta. Jurnal : Akum. Penyusutan atap Rp 20 juta Kerugiaan Rp 10 juta Rumah Rp 30 juta (untuk mencatat pembongkaran atap) Rumah Rp 70 juta Kas Rp 70 juta (untuk mencatat pembuatan atap baru) POLITEKNIK NSC
Pengembangan dan pengantian Penambahan Pengembangan dan pengantian Substitusi Contoh : Akhir tahun ke 21 : Nilai buku rumah Rp 100 juta (Rp 300 juta – Rp 200 juta) Sisa masa manfaat 10 tahun (30 tahun – 20 tahun) Penyusutan per tahun dengan metode garis lurus menjadi: Nilai buku rumah + Nilai buku baru atap (Rp 300 jt – Rp 200 jt) + (Rp 70 jt – Rp 30 jt + Rp 20 juta) = Rp 16 juta 10 tahun Jurnal biaya penyusutan th ke 21 sd ke 30 menjadi : Beban penyusutan rumah Rp 16.000.000 Akumulasi penyusutan rumah Rp16.000.000 POLITEKNIK NSC
Penambahan Pengembangan dan pengantian Pengurangan thd akumulasi penyusutan Contoh : Pada awal th ke 3 mobil dengan: Nilai perolehan awal Rp 200 juta Akumulasi penyusutan Rp 60 juta Estimasi nilai sisa Rp 50 juta Sedang diganti mesinnya, mesin yang diganti seharga Rp10 juta. Pengeluaran ini akan memperpanjang masa manfaat mobil dari 5 tahun menjadi 7 tahun.. Jurnal sebagai berikut : Akumulasi penyusutan mobil Rp 10 juta Kas Rp 10 juta Jika mobil disusutkan dengan metode garis lurus maka penyusutan dari tahun ke 3 sd ke 7 dihitung sebagai berikut: Nilai buku mobil awal tahun ke-3 sebelum kapitalisasi Rp 200 juta – Rp 60 juta = Rp 140 juta Nilai buku mobil awal tahun ke-3 setelah kapitalisasi Rp 200 juta – Rp 50 juta = Rp 150 juta POLITEKNIK NSC
Penambahan Pengembangan dan pengantian Pengurangan thd akumulasi penyusutan Penyusutan per tahun dari tahun ke 3 sd tahun ke 7 dengan metode garis lurus : (Rp 150 juta – Rp 50 juta) = Rp 20 juta 5 tahun *) *) sisa manfaat mobil setelah adanya perpanjangan estimasi masa manfaat, total masa manfaat 7 tahun sudah terpakai 2 tahun. POLITEKNIK NSC
Penambahan Perubahan tata letak/re-installation Jika nilainya tidak material, maka dibiayakan Jika material maka dikapitalisasi dengan cara: Jika pengeluaran untuk pemasangan dan akumulasi penyusutannya dapat ditentukan nilainya maka kapitalisasi dengan pendekatan substitusi. Jika tidak dapat ditentukan nilainya maka pengeluaran yang terjadi langsung ditambahkan ke dalam akun aktiva tetap tersebut. Perbaikan dan perawatan Umumnya dibiayakan karena tidak material POLITEKNIK NSC
Jumlah yang dapat disusutkan Penyusutan 3 istilah untuk penyusutan Depresiasi untuk penyusutan aktiva tetap berwujud (tangible assets) Depresiasi untuk penyusutan aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets) Deplesi untuk penyusutan aktiva sumber daya alam. 3 faktor untuk menentukan penyusutan Jumlah yang dapat disusutkan Estimasi masa manfaat Metode penyusutan POLITEKNIK NSC
Penyusutan Jumlah yang dapat disusutkan Estimasi masa manfaat Jumlah yang dapat disusutkan = Biaya perolehan – nilai sisa Estimasi masa manfaat Ditentukan oleh 2 faktor utama mana yang lebih pendek : a. Faktor fisik (aus, rusak, faktor2 lain yang menyebabkan aktiva sulit digunakan secara fisik b. Faktor ekonomis (usang, tidak sesuai kebutuhan, boros jika tetap digunakan) POLITEKNIK NSC
Penyusutan Metode penyusutan Metode Garis Lurus Beban Penyusutan per periode = Biaya perolehan – nilai sisa Estimasi usia pakai 2. Metode Pembebanan menurun Beban penyusutan tinggi di awal tapi rendah di akhir periode Menstabilkan besarnya beban krn pada saat awal maka biaya perbaikan kecil dan biaya penyusutan besar, demikian sebaliknya. 2 Metode pembebanan menurun : a. Metode jumlah angka tahun Biaya perolehan Rp500 juta Estimasi usia 5 tahun Estimasi nilai sisa Rp50 juta Estimasi usia pakai = N (N + 1) 5 (5 + 1) = 15 2 2 POLITEKNIK NSC
Penyusutan Metode penyusutan Metode jumlah angka tahun Nilai yg dapat disusutkan Rp500 juta – 50 jt = Rp 450 juta Tahun Perhitungan Penyusutan Nilai Buku I 5/15 x Rp450 juta 150 juta 300 juta II 4/15 x Rp450 juta 120 juta 180 juta III 3/15 x Rp450 juta 90 juta IV 2/15 x Rp450 juta 60 juta 30 juta V 1/15 x Rp450 juta - 450 juta b. Metode saldo menurun/saldo menurun ganda Tarif = Berapa kali penyusutan garis lurus Jika disusutkan 5 tahun maka tarif = 20% x 2 = 40% POLITEKNIK NSC
Perubahan Metode Penyusutan Jika terjadi perubahan yang signifikan dalam pemanfaat ekonomi aktiva tersebut. Diterapkan secara restrospektif dan prospektif Contoh retrospektif : Tahun Jumlah angka tahun Garis Lurus Selisih I 5/15 x 450 juta =150 juta 450 jt / 5 = 90 juta 60 juta II 4/15 x 450 juta =120 juta 30 juta 270 juta 180 juta 90 juta III 450 jt / 5 = 90 juta dst Jurnal : Akumulasi penyusutan Rp90 juta Saldo laba Rp90 juta Tahun ketiga Beban penyusutan Rp90 juta Akumulasi penyusutan Rp90 juta POLITEKNIK NSC
Perubahan Metode Penyusutan Contoh Prospektif: Nilai buku tahun III = Rp230 juta – Rp50 juta (Nilai sisa) = Rp 60 juta 3 tahun Jurnal : Tahun ketiga Beban penyusutan Rp60 juta Akumulasi penyusutan Rp60 juta POLITEKNIK NSC
Penyajian Aktiva Tetap Berwujud Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai perolehan aktiva Metode penyusutan yang digunakan Masa manfaat / tarif penyusutan yang digunakan Nilai perolehan awal Rekonsiliasi nilai awal dan akhir periode memperlihatkan : Penambahan Pelepasan Revaluasi Penurunan Nilai Penyusutan Reklasifikasi Adanya batasan atas hak milik dan penggunaan aktiva sebagai jaminan hutang Jumlah pengeluaran untuk aktiva tetap berwujud dalam tahap konstruksi Jumlah komitmen untuk akuisisi aktiva tetap berwujud. POLITEKNIK NSC
TERIMA KASIH POLITEKNIK NSC