TREN PERKEMBANGAN PARADIGMA PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI Drs. Dani Vardiansyah, M.Si
DR Indrawadi Tamin M.Sc “Masih ada mahasiswa yang merumuskan masalah pokok menggunakan kata ‘hubungan’, maka kami berharap kita tidak mengizinkan lagi masalah seperti itu di semester ini” (IT, MI No. 09/IN/D/FIKOM/IV/10, 5 APRIL 2010) X HUBUNGAN
Mahasiswa yang hanya “mencontek” skripsi sebelumnya Pembimbing yang “terikat” pada pola lama
Trend Perkembangan Paradigma Penelitian Ilmu Komunikasi (Engkus Kuswarno dalam Mulyana & Solatun, 2007) PERIODE DESKRIPTIF (‘60-an s/d Pertengahan ‘80-an) PERIODE KUANTITATIF (KLASIK/POSITIVIST) Pertengahan ‘80-an s/d Akhir ‘90-an PERIODE KUALITATIF KONSTRUKTIVIST Akhir ‘90-an s/d ‘2000-an
PERIODE DESKRIPTIF (‘60-an s/d Pertengahan ‘80-an) Skripsi cenderung deskriptif karena mahasiswa adalah “karyasiswa” (karyawan instansi umumnya pemerintah yang melanjutkan pendidikan ke jejang lebih tinggi) Tujuan skripsi menggambarkan fakta-fakta di instansi tempat mereka bekerja Jika “metode deskriptif” bisa disebut metode penelitian, maka metode ini dikatakan “hermaphrodite”. Dengan sifat datanya (kuantitatif/kualitatif), maka dikenal dengan “deskriptif kuantitatif” atau “deskriptif kualitatif”. Penelitian cenderung berpindah dari instansi ke instansi dengan tema/judul relatif sama. Buku rujukan al karya Onong Uchyana Efendi atau Astrid L. Sutanto.
PERIODE KUANTITATIF KLASIK/ POSITIVIST KORELASIONAL Pertengahan ‘80-an s/d Akhir ‘90-an Metode populer: survey korelasional (Uji hubungan X Y), maka disebut juga Periode Korelasional Jalaludin Rakhmat kembali dari studi di AS, menulis buku Metode Penelitian Komunikasi dan kuliah MPK (sebelumnya hanya “MPS”), membuat sebagian besar mahasiswa melakukan penelitian komunikasi menggunakan alat bantu statistik dengan metode Survey korelasional dan (sedikit) eksperimental. Penelitian berputar pada variabel yang itu-itu saja, hanya berpindah dari satu instansi/subjek penelitian ke subjek penelitian lainnya Buku rujukan al karya Masri Singarimbun, Jalaluddin Rakhmat
PERIODE KUALITATIF KONSTRUKTIVIST Akhir ‘90-an s/d ‘2000-an Metode yang populer: fenomenologis dan interaksionisme simbolik Pertumbuhan metode kualitatif dipicu oleh dua kondisi historis (Jensen, 1991, dalam Mulyana dan Kuswarno, 2005): Kondisi Internal Komunitas Ilmiah Banyak isu sosial tidak cukup ditelaah dengan metode positivistik kuantitatif Kondisi Eksternal Komunitas Ilmiah Pendekatan kualitatif diperlukan untuk beradaptasi guna memaami realitas sosial yang baru Dgn kata lain: perubahan paradigma terjadi krn realitas semakin kompleks dan penelitian kuantitatif telah gagal mengungkap realitas sosial Buku rujukan al karya Deddy Mulyana
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN PENGETAHUAN Positivist Non Positivist MITOLOGI | FILSAFAT | TEOLOGI | ILMU PENGETAHUAN
ILMU PENGETAHUAN POSITIVIST INTERPRETIF Intersubjektif Metodis Metodis Objektif Kuantitatif Metodis Sistematis Mekanistis Universal/Monothetik INTERPRETIF Subjektif Kualitaif Konstruktivis - Kritis Intersubjektif Metodis Sistematis Humanistis Ideografik
IMPLIKASI TEORETIS 1. Interpersonal Communication Objective Symbolic Interactionism O Coordinated Management of Meaning Expectancy Violations Theory Constructionism Social Penetration Theory Uncertainty Reduction Theory Social Information Processing Theory Relational Dialectics The Interactional View Social Judgement Theory Elaboration Likelihood Model Cognitive Dissonance Theory Interpretive
IMPLIKASI TEORETIS 2. Group and Public Communication Objective Interpretive Functional Perspective on Group Decision Making O Adaptive Structuration Theory Symbolic Convergence Theory Cultural Approach Critical Theory of Communication The Rethoric Dramatism Narrative Paradigm
IMPLIKASI TEORETIS 3. Mass Communication Objective Media Ecology O Semiotics Cultural Studies Cultivation Theory Agenda-Setting Spiral of Silence Interpretive
IMPLIKASI TEORETIS 4. Cultural Context Objective Interpretive Communication Accommodation Theory O Face-Negotiation Theory Speech Codes Theory Genderlect Styles Standpoint Theory Muted Group Theory
Different Perspectives Griffin, 2009, pp. 14-15 Objective approach Interpretive approach Truth is singular and is accessible through unbiased sensory observation Multiple meanings or truths are possible
Some common contrasts between quantitative and qualitative research (Bryman, 2008, p. 393) Numbers Words Point of view of researcher Points of view of participants Researcher distant Researcher close Theory testing Theory emergent Static Process Structured Unstructured Generalization Contextual understanding Hard, reliable data Rich, deep data Macro Micro Behaviour Meaning Artificial settings Natural settings
DAMPAK PADA PENELITIAN ILMU KOMUNIKASI Pemilihan Thema Lebih Beragam Konsepsi “Masalah Penelitian” Lebih Luas Perubahan dari Variabel ke Konsep Pemilihan Metode dan Pendekatan Lebih Beragam Laporan Penelitian Lebih Tebal
1. Pemilihan Thema LebihBeragam Era ‘60an - ‘80an dan Era ‘80an - ‘90an Thema cenderung sama, hanya berpindah dari instansi ke instansi lain atau satu variabel ke variabel lain Trend: deskriptif Era SEKARANG/2000-an Thema cenderung beragam, misalnya meneliti tentang komunikasi kaum pengemis, tunanetra, autis, latah, tunarungu, kusta, Trend: kualitatif interpretif dgn pendekatan fenomenologis, interaksi simbolik, dramaturgis
2. Konsepsi Masalah Penelitian Lebih Luas Era ‘60an - ‘80an dan Era ‘80an - ‘90an Masalah dirumuskan sbg “Kesenjangan antara harapan dan kenyataan”. Jika tidak mengungkap kesenjangan itu, maka penelitian tidak layak dilanjutkan Akibatnya, muncul ungkapan di kalangan mahasiswa: “Menemukan masalah penelitian saja jadi masalah!” Era SEKARANG/2000-an Rumusan masalah penelitian semakin lua; Tidak ada keharusan melihat masalah sebagai “kesenjangan antara teori dan praktik” Misal: Mengungkapkan kehidupan pengemis didasari bukan karena peneliti melihat adanya “masalah” melainkan ingin mengungkapkan kekhasan dan mengungkapkan lebih jauh ttg kekhasan dan keunikan keunikan kehidupan pengemis dari sudut pandang mereka
3. Perubahan dari Variabel ke Konsep Era ‘60an - ‘80an Cenderung “hermaphrodite” deskriptif kualitatif atau kuantitatif (dengan satu variabel; atau satu variabel dan beberapa sub-variabel) Atau menjelaskan “kualitatif dengan sudut pandang “kuantitatif” Era ‘80an - ‘90an Tradisi khas era ini adalah penelitian positivistik dengan minimum dua variabel atau lebih Era SEKARANG/2000-an Yang diteliti tidak lagi dalam tataran variabel melainkan bergeser konsep atau dalam konteks tertentu dengan metodologi penelitian kualitatif yang kuat dan mendasar
4. Pendekatan Metode Lebih Beragam Era ‘60an - ‘80an Cenderung pengamatan (observasi) atas suatu aktivitas komunikasi pada instansi tempat “karyasiswa” bekerja Era ‘80an - ‘90an Cenderung positivistik menguji korelasi dua variabel atau lebih dengan metode survey atau analisis isi Era SEKARANG/2000-an Cenderung beragam seperti fenomenologi, interaksi simbolik, etnografi, studi kasus, framming atau wacana
5. Laporan Penelitian Lebih Tebal Era SEKARANG/2000-an Laporan penelitian cenderung lebih tebal, sesuai karakteristik penelitian kualitatif yang kaya dengan data, lebih luas dan dalam
There is nothing permanent except CHANGE (Heraclitos, 300 BC)
TERIMA KASIH danivn, 2010