SENYAWA AROMATIS
SENYAWA AROMATIS Yang termasuk senyawa aromatis adalah: senyawa bensena dan senyawa dengan sifat kimia seperti bensena. Molekul bensena: senyawa cincin 6 dengan rumus molekul C6H6.
STRUKTUR BENSENA Kekulé menggambarkan struktur bensena dengan atom-atom karbon dihubungkan satu dengan yang lain membentuk suatu cincin.
August Kekulé pada tahun 1865 : Struktur tersebut menggambarkan bahwa struktur benzena tersusun 3 ikatan rangkap di dalam cincin 6 anggota. Ketiga ikatan rangkap tersebut dapat bergeser dan kembali dengan cepat sedemikian sehingga 2 bentuk yang mungkin tersebut tidak dapat dipisahkan.
ORBITAL BENSENA Setiap karbon pada bensena mengikat 3 atom lain menggunakan orbital hibridisasi sp2 membentuk molekul yang planar. Bensena merupakan molekul simetris, berbentuk heksagonal dengan sudut ikatan 120o. Setiap atom C mempunyai orbital ke empat yaitu orbital p. Orbital p akan mengalami tumpang suh (overlapping) membentuk awan elektron sebagai sumber elektron.
Model Resonansi BenzenA
Panjang ikatan karbon-karbon pada bensena adalah sama, yaitu: pertengahan antara panjang ikatan tunggal dan ikatan rangkap. Panjang ikatan rangkap C = C adalah 1,34 Å ikatan tunggal C – C adalah 1,53 Å. Apabila benzena dianggap mempunyai 3 ikatan rangkap dan 3 ikatan tunggal seperti pada struktur Kekulé, maka akan didapati 3 ikatan yang pendek (1,34 Å) dan 3 ikatan yang panjang (1,53 Å). Akan tetapi analisis dengan difraksi sinar-X menunjukkan bahwa panjang ikatan C – C pada benzena sama, yaitu 1,39 Å
KESTABILAN BENSENA Berbeda dengan senyawa-senyawa yang mengandung ikatan rangkap lainnya, bensena tidak mudah mengalami reaksi adisi Reagen Sikloheksena Bensena KMnO4 encer Terjadi oksidasi, cepat Tidak bereaksi Br2/CCl4 (dlm gelap) Terjadi Adisi, cepat HI H2 + Ni Terjadi hidrogenasi, 25oC, 20 lb/in.2 Terjadi hidrogenasi, lambat, 100-200oC, 1500 lb/in.2
Kestabilan cincin bensena secara kuantitatif dapat dilihat dari panas hidrogenasi dan pembakarannya. Panas hidrogenasi dan pembakaran bensena lebih rendah dari pada harga perhitungan.
ATURAN HÜCKEL Senyawa aromatis harus memenuhi kriteria: siklis mengandung awan elektron yang terdelokalisasi di bawah dan di atas bidang molekul ikatan rangkap berseling dengan ikatan tunggal mempunyai total elektron sejumlah 4n+2, dimana n harus bilangan bulat Misal: bila jumlah elektron suatu cincin siklik = 12, maka n=2,5 maka bukan senyawa aromatis
TATANAMA DERIVAT BENZENA menambahkan awalan gugus substituen diikuti nama bensena, misal : klorobensena, bromobensena, nitrobensena, dll
beberapa derivat bensena mempunyai nama spesifik yang mungkin tidak menunjukkan nama dari substituen yang terikat pada bensena
Apabila bensena mengikat lebih dari satu substituen, maka nama substituen dan letak substituen harus dituliskan. orto (1,2-) meta (1,3-) para (1,4-)
Apabila 2 atau lebih substituen yang terikat pada bensena berbeda, maka penamaannya diawali dengan nama substituen berturut-turut dan diikuti dengan nama bensena atau diberi nama khusus/spesifik.
REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK BENZENA
Jadi bensena lebih mudah mengalami reaksi substitusi daripada reaksi adisi
SUBSTITUEN PENGAKTIF DAN PENDEAKTIF CINCIN Substituen yang terikat pada cincin aromatis mempengaruhi reaksi substitusi kedua/lanjutannya. Berdasarkan eksperimen terhadap laju nitrasi pada bensena tersubstitusi (substitusi ke 2) menunjukkan bahwa kecepatan nitrasi pada setiap bensena yang telah tersubstitusi oleh gugus yang berbeda adalah tidak sama.
Efek pengarah dan pengaktif gugus fungsi Pengarah orto, para Gugus Substituen Nama Gugus Pengaktif -NH2, -NHR, -NR2 amino -OH, -OCH3, -OR Hidroksi, alkoksi -NH(CO)-R asilamino -CH3, -CH2CH3, -R alkil -F, -Cl, -Br, -I halo Pendeaktif Pengarah meta -(CO)-R, -(CO)-OH Asil, karboksi -(CO)-NH2, -(CO)-OR Karboksamida, karboalkoksi -(SOO)-OH Asam sulfonat -CN siano -NO2 nitro