Yuni mustika .s (20130730114) Astri tia anggini (20130730179) Ermi Kurnia .w (20130730187) qurota ayunahawa (20130730194) Bunga lentera (20130730228) KELOMPOK 5
Risiko Kepatuhan ENRON 2001 Analisa Kasus : Kasus disebabkan akibat kegagalan pada proses bisnis dan manajemen Juga akibat adanya penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif . Terjadinya penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga tercatat dalam neraca (on balance sheet). Analisa Kasus : Risiko Kepatuhan
Bank Duta Kasus disebabkan akibat transaksi derivatif valuta asing Pada tahun 1990, bank duta kalah bermain valas sebesar 417 dolar AS Bank duta dinilai salah mengambil posisi karena kontrak forward lewat mata uang jerman dengan valas AS Februari 1991, Dicky (wakil direktur utama) diadili dengan dakwaan korupsi 26 juni, Pengadilan Negeri Jakarta pusat memutuskan Dicky Iskandar Dinata bersalah melakukan korupsi sehingga merugikan negara sebesar 780 miliar
Risiko Operasional Risiko Stategik Analisis Kasus
Trander BANK BARING Barings Bank kolaps tahun 1995 akibat tidak mampu memenuhi kewajiban trading Nick Leeson melakukan penggelapan dengan memalsukan laporan keuangan. Terlihat keuntungan 46 juta dolar namun sebenarnya bank tersebut rugi sebesar 296 juta dolar Manajemen puncak barings kurang paham soal bisnis property Tidak ada mekanisme ceks and balance internal Pengawasan karyawan yang lemah Kurang jalur pelaporan yang tegas Tidak ada batas transaksi
Risiko Kepatuhan Risiko Kredit Analisis Kasus
Bank Century Gagal kliring pada 13 november 2008 Penyebab awal masalah surat berharga valuta asing yang dibeli pada 2003 sekitar US$ 203,4 juta macet dan tidak memiliki rating BC mengikuti reksadana bodong yang dananya mengalir ke rekening Robert Tantular Sekitar 1-1,5 triliun dikabarkan mengalir ke rekening Tantular sebagai pemilik bank Penanganan BC diserahkan kepada LPS pada November 2008. LPS menyuntikkan 2,77 triliun kemudian dikuncurkan kembali pada 5 desember sebesar 2,20T, 3 februari 1,15 T dan terakhir 21 juli 630 M jadi total 6,7T
Risiko Operasional Risiko Likuiditas Risiko Pasar Risiko Strategik Analisis kasus
PT KIMIA FARMA Dalam rangka retrukturisasi PT Kimia Farma Tbk. (PT KAEF), Sdr. Ludovicus Sensi W selaku partner dari KAP HTM yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan keuangan PT KAEF untuk masa 5 bulan yang berakhir pada 31 Mei 2002, menemukan dan melaporkan adanya kesalahan dalam penilaian persediaan barang jadi dan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31 Desember 2001. Adanya dugaan markup (penggelembungan harga) keuntungan sebesar Rp 32,6 miliar dalam Laporan Keuangan Perusahaan tahun 2001. Berdasarkan Laporan Kuartal I tahun 2002, laba Kimia Farma turun sebesar 56% menjadi Rp 12 miliar. Kantor menteri BUMN menunda rencana divestasi 51% saham Kimia Farma hingga awal tahun 2003. Kesalahan terdapat pada: unit industri bahan baku berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar dan unit logistik sentral berupa overstated penjualan sebesar Rp 8,1 miliar dan Rp 10,7 miliar. Kimia Farma dikenai sanksi denda sebesar Rp 500 juta dan direksi lama Kimia Farma dikenai sanksi sebesar Rp 100 juta. Sanksi denda Rp 100 juta juga diberikan kepada Ludovicus Sensi karena tidak berhasil mendeteksi adanya markup oleh perusahaan.
Risiko Legal Risiko Kepatuhan Analisa Kasus