PERKEMBANGAN SOSIALISASI DAN EMOSI DI MASA KANAK-KANAK AWAL. Kelompok 10 Ayu Surdia Ningsih 14.860.0141 Parulian Simarmata 14.860.0138 Ranto Wandi 14.860.0190 Rizky Jessicha 14.860.0142
Sebutan untuk Masa Kanak-Kanak Awal Menurut orang tua a. Masa yang bermasalah b. Masa bermain 2. Menurut para pendidik -Masa pra sekolah 3. Menurut para psikolog a. Masa negatif b. Masa berkelompok c. Masa menjelajah d. Masa bertanya e. Masa meniru f. Masa kreatif
Masa Kanak-Kanak Awal disebut juga Early childhood Preschool age
Di masa kanak-kanak awal, perkembangan sosialisasi anak-anak kecil ditandai oleh sejumlah perubahan. Perkembangan pikiran serta pengalaman emosi yang terjadi menghasilkan kemajuan yang nyata dalam perkembangan diri,kematangan emosi,pemahaman moral, serta kesadaran gender.
Perkembangan Sosial Pada Anak-Anak Dasar untuk sosialisasi pada anak-anak diletakkan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ke tahun. Anak tidak hanya bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak bicara. Jika anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik.
Menurut Hurlock (1996) ada 3 proses dalam perkembangan sosial adalah sbb: 1. Berprilaku dapat diterima oleh sosial Setiap kelompok sosial mempunyai standar para anggotanya tentang prilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi,seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima sebagian dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut. 2. Memainkan peran di lingkungan sosial Setiap pola kelompok sosial mempunyai kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dapat mengikutinya dengan baik.
3. Memiliki sikap yang positif terhdap kelompok sosialnya 3. Memiliki sikap yang positif terhdap kelompok sosialnya. untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi,ia berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial ditempat mereka menggabungkan diri.
Dari pembahasan 3 proses sosialisasi menurut Hurlock, pada masa kanak-kanak di awal, anak-anak berperan aktif dalam proses sosialnya didalam lingkungannya sendiri. Karena pada sikap anak-anak yang mudah bersosialisaiterhadap orang lain. Dalam bergaul sebagian besar juga sangat bergantung pada pengalaman belajarnya selama di awal tahun kehidupannya.
Menurut Erickson (1968) anak-anak mulai menjadi yakin bahwa mereka adalah diri mereka sendiri; selama masa kanak-kanak awal, mereka mulai menemukanpribadi yang diinginkan. Secara intensif mereka mengidentifikasikan pada orang tua mereka yang hampir terlihat kuat dan cantik; meskipun seringkali tidak masuk akal,
- tidak sependapat, dan kadangkala membahayakan - tidak sependapat, dan kadangkala membahayakan. Mereka memiliki kelebihan energiyang memungkinkan mereka melupakan kegagalan-kegagalannya dengat cepat dan mendekati area-area baru yang terlihat menarik,- bahkan meskipun area-area itu terlihat berbahaya. Pada tahap ini,dengan inisiatifnya sendiri,anak-anak dengan gembira bergerak menuju dunia sosial yang lebih luas.
Perkembangan Sosial Pada Anak 1. Anak sudah dapat memahami norma-norma yang berliku 2. Anak mulai belajar mentaati norma-norma yang berlaku. 3. Anak mulai menyadari hak dan kepentingan pihak lain 4. Anak dapat bermain bersama dengan teman- temannya berdasarkan aturan tertentu.
Proses Sosialisasi Belajar berprilaku yang dapat diterima secara sosial setiap keompok sosial yang mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Memainkan peran sosial yang dapat diterima setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan dituntut untuk dipatuhi.
Perkembangan sikap sosial untuk bermasyarakat/bergaul dengan baik anak-anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial.
Esensialisasi Sosialisasi Sikap anak-anak terhadap orang lain dan pengalaman sosial dan seberapa baik mereka dapat bergaul dengan orang lain sebagian besar akan tergantung pada pengalaman belajar selama tahun-tahun awal kehidupan yang merupakan masa pembentukan. Apakah mereka akan belajar menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan menjadi pribadi yang dapat bermasyarakat bergantung pada empat faktor.
Pengaruh Kelompok Sosial Terhadap Perkembangan Sosial Pada semua tingkatan semua umur, orang dipengaruhi oleh kelompok sosial dengan siapa mereka mempunyai hubungan tetap dan merupakan tujuan identifikasi diri. Pengaruh tersebut paling kuat pada masa kanak-kanak dan sebagian masa remaja awal, yaitu saat terjadinya kelenturan psikologis yang terbesar.
Faktor Yang Ikut Mempengaruhi Perbedaan Kelompok Sosial Kemampuan untuk dapat diterima kelompok anak-anak yang populer dan melihat kemungkinan memperoleh penerimaan kelompok lebih dipengaruhi kelompok dan kurang dipengaruhi keluarga dibandingkan dengan anak-anak yang pergaulannya dengan kelompok tidak begitu akrab.
Keamanan karena status dalam kelompok anak-anak yang merasa aman di dalam kelompok akan merasa bebas mengekpresikan ketidakcocokan mereka dengan pendapat anggota lainnya. Sebaliknya, mereka yang merasa tidak aman akan menyesuaikan diri sebaik mungkin dan akan mengikuti anggota lainnya.
Tipe Kelompok Pengaruh kelompok berasal dari jarak sosial yaitu derajat hubungan kasih sayang diantara para anggota kelompok. Pada kelompok primer (antara ikatan hubungan dalam kelompok teman sebaya) ikatan hubungan dalam kelompok lebih kuat dibandingkan dengan pada kelompok sekunder (antara lain kelompok bermain yang di-organisasikan atau perkumpulan sosial) atau pada kelompok tertier (antara lain orang-orang yang berhubungan dengan anak didalam bus,kereta api dsb). Akibatnya kelompok primer mempunyai pengaruh terkuat terhadap anak-anak.
Perbedaan Keanggotaan Dalam Kelompok Dalam sebuah kelompok, pengaruh terbesar biasanya timbul dari pemimpin kelompok dan pengaruh yang terkecil berasal dari anggota yang paling tidak populer.
Kepribadian Anak-anak yang merasa tak mampu atau rendah diri lebih banyak di pengaruhi oleh kelompok dibandingkan dengan mereka yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang besar dan lebih menerima diri sendiri. Anak dengan pola kepribadian otoriter paling dipengaruhi kelompok karena mereka selalu merasa takut kalau tidak disukai teman sebaya.
MOTIF MENGGABUNGKAN DIRI Semakin kuat motif anak-anak untuk menggabungkan diri (affiliation motive),- yaitu keinginan untuk diterima- semakin rentan mereka terhadap pengaruh anggota lain, terutama pengaeuh dari mereka yang mempunyai status tinggi dalam kelompok. Semakin menarik kelompok itu bagi anaak-anak, semakin ingin mereka diterima dan bersedia dipengaruhi oleh kelompok tersebut.
Pengaruh Pengalaman Sosial Awal Perilaku sosial yang menetap, yaitu pola perilaku yang dipelajari pada usia dini cenderung menetap, hal ini mempengaruhi perilaku dalam situasi sosial pada usia selanjutnya. Sikap sosial yang menetap, yaitu sekali sikap terbentuk lebih sukar mengubah perilaku.
Pengaruh terhadap partisipasi sosial yaitu pengalaman sosil awal mempengaruhi tingkat partisipasi sosial individu di masa kanak kanak dan dikemudian hari Pengaruh terhadap penerimaan sosial yaitu ada hubungan yang erat antara sikap menyukai aktifitas sosial dan penerimaan sosial. Pengaruh terhadap pola khas perilaku yaitu pengalaman sosial menentukan apakah anak akan menjadi cenderung sosial, tidak sosial,atau anti sosial. Dan apakah anak akan menjadi seorang pemimpin atau seorang pengikut
Pola Perilaku Dalam Situasi Sosial Pada Masa Kanak-Kanak Awal Kerja sama sejumlah kecil anak belajar bermain atau bekerja secara bersama-sama dengan anak lain sampai mereka berumur 4 tahun. Persaingan jika persaingan merupakan bagi anak-anak untuk berusaha sebaik-baiknya, hal itu akan menambah sosialisasi mereka. Kemurahan hati kemurahan hati,sebagai mana terlihat pada kesediaan untuk berbagi sesuatu dengan anak lain, meningkat dan sikap mementingkan diri sendiri semakin berkurang setelah anak belajar bahwa kemurahan hati menghasilkan penerimaan sosial
Hasrat akan penerimaan sosial jika hasrat untuk diterima kuat, hal itu mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial. Simpati anak kecil tidak mampu berperilaku simpatik sampai mereka pernah mengalami situasi yang mirip dengan sukacita. Empati kemampuan meletakkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan menghayati pengalaman orang tersebut.
Ketergantungan ketergantungsn terhadap orang lain dalam hal bantuan,perhatian, dan kasih sayang mendorong anak untuk berperilaku dalam cara yang diterima secara sosial. Sikap ramah anak kecil memperlihatkan sikap ramah melalui kesediaan melakukan sesuatu untuk atau bersama anak/orang lain dan dengan mengekpresikan kasih sayang kepada mereka. Sikap tidak mementingkan diri sendiri anak yang mempunyai kesempatan dan mendapat dorongan untuk membagi apa yang mereka miliki dan yang tidak terus-menerus menjadi pusat perhatian keluarga,belajar memikirkan orang lain dan bukannya hanya memusatkan perhatian pada kepentingan dan milik mereka sendiri.
Meniru dengan meniru seseorang yang diterima baik oleh kelompok sosial, anak-anak mengembangkan sifat yang menambah penerimaan kelompok terhadap diri mereka. Perilaku kelekatan (attachment behavior) dari landasan yang diletakkan pada masa bayi, yaitu tatkala bayi mengembangkan suatu kelekatan yang hangat dan penuh cinta kasih kepada ibu atau pengganti ibu, anak kecil mengalihkan pola perilaku ini kepada anak orang lain dan belajar membina persahabatan dengan mereka.
Pola Perilaku Yang Tidak Sosial Negativisme adalah perlawanan terhadap tekanan dari pihak lain untuk berperilaku tertentu. Agresi adalah tindakan permusuhan yang nyata atau ancaman permusuhan, biasanya tidak ditimbulkan oleh orang lain. Pertengkaran merupakan perselisihan pendapat yang mengandung kemarahan yang umumnya dimulai apabila seseorang melakukan penyerangan yang tidak beralasan.
Mengejek dan menggertak mengejek merupakan serangan secara lisan terhadap orang lain, tetapi menggertak merupakan serangan yang bersifat fisik. Perilaku yang sok kuasa perilaku sok kuasa adalah kecendrungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi ‘’majikan’’. Jika diarahkan secara tepat hal ini dapat menjadi sifat kepemimpinan,tetapi umumnya tidak demikian, dan biasanya hal ini ,mengakibatkan timbulnya penolakan dari kelompok sosial.
Egosentrisme hampir semua anak kecil bersifat egosentrik dalam arti bahwa mereka cenderung berpikir dan berbicara tentang diri mereka sendiri. Prasangka landasan prasangka terbentuk pada masa kanak-kanak awal yaitu tatkala anak menyadari bahwa sebagian orang dari mereka dalam hal penampilan dan perilaku dan bahwa perbedaan ini oleh kelompok sosial dianggap sebagai tanda kerendahan. Antagonisme jenis kelamin ketika masa kanak-kanak berakhir,banyak anak laki-laki ditekan oleh keluarga laki-laki dan teman sebaya untuk menghindari pergaulan dengan anak perempuan atau memainkan permainan anak perempuan .
Wawasan sosial Wawasan sosial adalah kemampuan untuk memahami arti situasi sosial dan orang-orang yang ada di situasi itu.hal bergantung pada empati,-yaitu kemampuan untuk menempatkan diri sendiri dalam keadaan psikologis orang lain dan untuk melihat suatu situasi dari sudut pandang orang lain.dengan kata lain,empati adalah kemampuan untuk mengkhayalkan perasaan dan untuk berpikir dalam keseluruhan sikap mental emisional orang lain.
Pemahaman Diri dan Memahami Orang Lain. dalam gambaran Erickson mengenai masa kanak-kanak awal, seorang anak kecil dengan jelas telah mulai mengembangkan pemahaman-diri,substansi dan isi dari konsepsi-diri. Meskipun bukan merupakan identitas personal yang menyeluruh,pemahaman-diri, terutama melalui proses wawancara
Memahami Orang Lain Anak-anak membuat kemajuan dalam hal memahami orang lain di masa kanak-kanak awal. ‘’Perkembangan fisik dan kognitif di masa kanak-kanak kecil tentang pikiran mencakup pemahaman bahwa orang lain juga memiliki emosi dan keinginan. Pada usia 4-5 tahun, anak-anak tidak hanya mulai menjelaskan diri mereka sendiri dalam istilah sifat-sifat psikologis.
Perkembangan Moral. Mencakup perkembangan pikiran,perasaan,dan perilaku menurut aturan dan kebiasaan mengenai hal-hal yang seharusnya dilakukan seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain.
Perasaan moral Menurut teori psikoanalitis Freud, rasa cemas dan rasa bersalah merupakan hal yang penting dalam menjelaskan perkembangan moral.Menurut Freud, untuk meredakan kecemasan, menghindari hukuman, dan mempertahankan afeksi orangtu,anak-anak beridentifikasi dengan orangtua,menginternalisasi standar-standar mengenai benar dan salah; sebagai elemen moral darin kepribadian.
Penalaran Moral Menurut Piaget, mempelajari bagaimana anak-anak berpikir mengenai isu-isu moral; secara luas Piaget memperhatikan anak-anak bermain kelereng serta mempelajari bagaimana mereka menggunakan dan berpikir melalui aturan-aturan permainan. Piaget menyimpulkan bahwa pemikiran mengenai moral anak-anak dicapai melalui beberapa proses yang dilakukan oleh anak tersebut.
Emosionalitas Pada Masa Kanak-Kanak Awal Pada masa kanak-kanak awal, ada fenomena yang banyak terjadi pada anak-ana, yaitu ‘’temper tantrum’’ Temper tantrum adalah luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkendali. Menurut Martini Rini S.T, temper tantrum sering terjadi pada anak yang aktif dengan energi yang banyak dan juga pada yang dianggap ‘’sulit’’
Karakteristik anak yang dianggap ‘’sulit’’ adalah : a. Memiliki kebiasaan makan,tidur,dan buang air besar yang tidak teratur. b. Sulit menyesuaikan diri dengan hal-hal yang baru. c. Suasana hatinya serin negatif, mudah terprovokasi. d. Sulit dialihkan perhatiannya.
Faktor Penyebab Temper Tantrum Terhalanginya keinginan Lelah,lapar,atau sakit Pol asuh orang tua ,seperti : Terlalu memanjakan anak Terlalu melindungi anak Tidak konsisten
Pandangan para Ahli tentang Tenper Tantrum Temper tantrum merupakan bagian proses perkembangan pada anak. Dengan demikian temper tantrum merupakan hal yang biasa terjadi pada anak-anak. Sebagian dari proses perkembangan maka pada saatnya nanti gejala ini akan hilang dari diri anak. Namun demikian akan lebih baik jika gejala tersebut tidak terjadi karena berkenaan dengan perkembangan emosi dan juga menimbulkan masalah bagi keluarga.
Cara Menghilangkan temper tantrum Mencegah terjadinya tantrum (preventif) Menganalisis adakah anak memiliki ciri-ciri yang memudahkan terjadinya temper tantrum Dilakukan dengan menghindari atau mencegah faktor-faktor yang dapat menjadi penyebab temper tantrum. b. Menangani anak yang temper tantrum Mengendalikan diri agar emosi tidak terpancing oleh ulah anak Memastikan bahwa perilaku anak tidak berlebihan dan menganggu lingkungan.
c. Menangani anak pasca temper tantrum Meskipun perilaku yang timbul begitu merepotkan,orang tua jangan menghukum, menyindir, atau menasihati anak karena tak akan digubris anak. Berikan anak perhatian dan rasa aman Evaluasi mengapa tantrum tersebut sampai terjadi.
Pengaruh Sosial serta Teori-Teori Sosial Mengenai Gender teori peran sosial (social role theory), yang menyatakan bahwa perbedaan gender disebabkan oleh adanya peran yang kontras antara wanita dan pria . teori psikoanalitis mengenai gender (psychoanalytic theory gender) menyatakan bahwa anak prasekolah mengembangkan semacam ketertarikan seksual terhadap orangtua dengan gender yang berbeda. Teori kognitif sosial mengenai gender (social cognitive theory of gender), yang menyatakan bahwa perkembangan gender anak-anak terjadi melalui observasi dan imitasi terhadap hal-hal yang dikatakan dan dilakukan orang lain, serta melalui penghargan dan hukuman yang diterima untuk perilaku yang sesuai dan tidak sesuai dengan gender.
Pengaruh orang tua dalam proses sosialisasi pada anak Orang tua, melalui tindakan dan melalui contoh yang diberikan, memengaruhi perkembangan gender anak-anaknya. Baik ibu maupun ayah penting secara psikologis terhadap perkembangan gender anak-anak mereka.
Beberapa ulasan budaya dalam pengaruh orang tua dalam sosialisasi anak Strategi sosialisasi ibu, ibu mensosialisasikan anak perempuannya agar lebih patuh dan nertanggung jawab daripada laki-laki. Strategi sosialisasi ayah. Ayah menunjukkan atensi lebih kepada anak laki-laki daripad anak perempuannya, lebih banyak melakukan aktivitas dengan anak laki-laki, serta mendukung perkembangan intelektual ank laki-laki.
Pengaruh Kawan Sebaya Kawan-kawan sebaya secara luas menghargai dan menghukum perilaku gender. Ketika anak bermain dengan cara menurut budaya dinyatakan sesuai untuk gendernya, kawan-kawan sebaya cenderung menghargai mereka. Namun kawan-kawan sebaya sering kali menolak anak-anak yang bertindak dengan cara yang dianggp lebih mencerminkan karakteristik dari gender lain.
Fungsi Kelompok Sebaya Menyediakan sumber informasi dan sumber perbandingan mengenai dunia di luar keluarga. Anak-anak menerima umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok kawan sebaya. Anak-anak mengevaluasi hal-hal yang mereka lakukan sebagai sesuatu yang lebih baik, sama baik,atau lebih buruk,dibandingkan yang dilakukan oleh anak-anak lain.
Kegiatan Bermain Pada Masa Kanak-Kanak Awal Teori tentang bermain a.Teori rekreasi : anak bermain untuk mendapatkan kegembiaraan b. Teori pelepasan tenaga: anak bermain sebagai upaya melepaskan tenaga yang lebih, yang jika tidak dilepaskanmenyebabkan beban psikologis. c. Teori rekapitulasi: anak bermain sebagai wujud pengulanga apa yang pernah dilakukan oleh orang tuanya.
d. Teori biologis: kegiatan bermain merupakan persiapan anak menghadapi kehidupan sebenarnya di waktu mendatang.
Fungsi bermain Pendidikan sosial: dengan bermain anak belajar hidup bersama dengan orang lain berdasarkan norma-norma yang berlaku. Pengenalan kemampuan sendiri: dengan bermain anak dapat mengenal kemampuan dirinya jika dibandingkan dengan anak lain. Pengembangan kemampuan: dengan bermain anak mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya. Eksperimen dan eksplorasi: dengan bermain anak dpat menyalurkan keinginannya untuk melakukan eksperimen dan juga penjelajahan terhadap lingkungannya. Pengalaman efektif: dengan bermain anak memperoleh pengalaman, baik yang positif maupun yang negatif yang berguna bagi perkembangan kepribadiannya.
BAHAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIAL Dibandingkan dengan bahaya yang terdapat dalakesempatan anak untuk belajar ssosialm bidang sosialisasi,bahaya yang ada pada beberapa bidang lain dalam perkembangan yang normal lebih berat.jika perilaku sosial tidak memenuhi harapan sosial oleh kelompok. Jika hal ini terjadi,akibatnya akan menghilangka kesempatan anak untuk belajar sosial ,sehingga sosialisasi mereka semakin jauh lebih rendah dibandingkan dengan teman seusia.
Jika perilaku mereka lebih rendah dari pada harapan sosial,anak dinilai kurang baik,dan menimbulkan penilaian-diri yang kurang baik.semakin anak jauh berada dibawah standar dan harapan kelompok sosial,semakin merugikan penyusaian pribadi dan sosial mereka;dan semakin kurang baik pula konsep diri mereka.
Bahaya yang paling umum dalam upaya menuju sosialisasi akan dibicarakan pada halaman selanjutnya.masing-masing bahaya dapat dikendalikan sehingga dapat dicegah.
KESIMPULAN Setiap anak harus menghadapi masa ini dengan sukses karena masa ini adalah masa pembentukan kondasi yang kemudian akan membentuk sikap, dan tingkah laku serta kepercayaan dikemudian hari. Perkembangan anak penting dijadikan perhatian khusus bagi orang tua. Hendaknya bagi orang tua dalam memperlakukan anak-anaknya pada masa ini adalah tetap, tak ada goncangan akan menyebabkan kebingungan dan keraguan pada anak. Tugas orang tua adalah membimbing anak sehingga ia akan sampai pada penghargaan terhadap nilai-nilai. Sikap dan pandangan orang tua mengenai penampilan,kemampuan, dan prestasinya sangat mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri.